LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 4
1. Fitria Retno Sari
(131510501063)
2.
Yuni Y.
(131510501080)
3.
Shoraya M.
(131510501155)
4.
Eri Pratiwi .
(131510501070)
5.
Pitri Lailatul Q.
(131510501088)
6.
Erviana Dwi C.
(131510501103)
7.
Angga Wibowo.
(131510501160)
8.
9.
(131510501054)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
menambahkan, hasil produksi yang diperoleh dari suatu tanaman dipengaruhi oleh
banyak faktor, faktor yang paling signifikan adalah faktor genotif dari tanaman,
morfologi tanaman, cuaca, dan faktor agronomis seperti kesuburan tanah,
pembibitan, kelembaban tanah, aplikasi pengatur tumbuh, dan interaksi antara
faktor tersebut
Zat humic dalam kesuburan tanah memiliki fungsi yang baik dalam
pertumbuhan tanaman dimana manfaatnya melebihi manfaat yang diberikan oleh
sifat fisik dan kimia tanah. Zat humic membantu mengatur pertumbuhan tanaman
untuk mengendalikan germinator benih, inisiasi akar, perkembangan dan daya
serap hara, metabolisme, tinggi tanaman, dan fotosintesis (Zandonadi, 2012). Zat
pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman akan memberikan daya
pertumbuhan yang lebih cepat. Zat pengatur tumbuh yang diberikan akan
meningkatkan daya perkecambahan pada benih diantaranya seperti yang
digunakan untuk perakaran, perbanyakan vegetatif, dan pertumbuhan lainnya dari
tanaman (Dhoran, 2012)
Vitamin adalah senyawa organik yang berperan penting pada pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena kemampuan dari vitamin sendiri yang dapat
memacu pertumbuhan dan perkembangan biji tanaman (Amalia, 2013).
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk tinggi pada tanaman juga dipengaruhi
oleh adanya ketersediaan unsur hara dari pupuk anorganik dan pupuk organik
dimana dengan penggunaan pupuk SP-36 dan Bokhasi Ela Sagu yang
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan dosis yang tepat dan bokhasi
ela sagu itu sendiri akan membantu dalam menyediakan unsur hara mikro, dan
unsur hara makro,salah satunya adalah unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman
(Soplanit, 2012).
Pertumbuhan tanaman di lapang akan terganggu apabila proses
perkecambahannya juga mengalami gangguan, proses perkecambahan pada biji
akan dipengaruhi oleh kadar air dalam biji itu sendiri, dan kadar air dalam
bijidipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan lama biji
1.1 Hasil
Hari kePerlakuan
Kacang
Interval
0
3,6
2,8
2,8
4,6
5,6
6,8
5,8
2,8
4,8
5,6
6,6
6,8
5,8
4,6
4,6
2,6
3,2
5,4
4,6
4,8
8,2
8,8
3,2
4,4
6,6
4,56
5,7
4,3
2,8
2,8
6,38
tanah dari
ujung
Kacang
tanah
pangkal
Kacang
panjang
ujung
Kacang
6,3
5,3
5,6
4,8
3,4
7,8
7,5
3,6
5,3
5,8
5,3
6,4
4,2
7,4
4,2
5,2
5,4
3,5
5,2
6,6
panjang
pangkal
1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pertumbuhan dan
perkembangan yang dilakukan pada kecambah kacang tanah dan kacang panjang
diketahui hasil sebagaimana telah tertulis si tabel hasil pengamatan di atas. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa kecambah kacang tanah dan kecambah
kacang hijau mengalami pertumbuhan setiap harinya meskipun tidak memperoleh
cahaya matahari secara langung. Pertumbuhan ini ditunjukkan berdasarkan
penggukuran terhadap tinggi tanaman yang dilakukan dengan interval dua hari
sekali selama satu minngu pertama.
Pada pengmatan kecambah tersebut, kecambah kacang tanah digunakan
sebagai indikator pertumbuhan akar karena kacang tanah merupakan tipe bibit
hipogeal dimana kotiledon terdapat dibawah permukaan tanah sehingga
pertumbuhan yang terjadi pun akan lebih optimal, sebaliknya kecambah kacang
16
14
12
10
8
6
4
2
0
kontrol
perlakuan
Titik Lokus
terletak ketiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan.
Diawali dari ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel, zona
pemanjangan sel dan zona pematangan sel. Pada zona pembelahan sel terdapat
meristem apikal yang menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel pada tanaman bergabung dengan zona
pemanjangan (elongasi). Pada zona ini, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali
dari panjang awalnya, sehingga dapat mendorong pertambahan panjang pada selsel ujung termuda.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada umumnya
dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama atau yang lebih
dikenal dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon
tumbuhan. Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor
eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berasal dari
lingkungan, faktor ini diantaranya radiasi matahari, temperatur,
unsur hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk
hidup lain seperti hewan yang dapat membantu proses
penyerbukan dan manusia dalam usaha pertaniannya.
Menurut Prihastanti (2010), salah satu faktor penting yang cukup
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
cahaya. Cahaya inilah yang akan memperngaruhi proses pembuatan zat makanan
pada proses fotosintesis. Cahaya selain mempengaruhi fotosintesis juga sangat
dibutuhkan oleh tanaman dalam proses-proses metabolisme lainnya. Faktor lain
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air.
Tersediany air pada tanaman sangat penting untuk menunjang berbagai macam
reaksi pada proses metabolisme tanaman. Reaksi yang dilakukan untuk
membasahi bagian atau organ tanaman. Hal ini dilakukan agar senantiasa tanaman
tidak menjadi kering dan unsurhara yang dibutuhkan tanaman tetap bisa terserap
oleh tanah dengan menciptakan kondisi jenuh air pada tanahnya. Dengan
demikian maka penyiraman hendaknya dilakukan setiap hari untuk tanaman yan
masih muda dan dilakukan dengan interval hari tertentu untuk tanaman yang
sudah dewasa.
Faktor suhu merupakan faktor eksternal lain yang berkorelasi positif dengan
faktor cahaya. Tanaman dapat tumbuh optimal jika suhu rata-rata mencapai 28C
hingga 33C. Suhu yang optimal tersebut nantinya akan digunakan oleh tanaman
untuk melakukan proses-proses enzimatik. Ketersediaan oksigen dan
karbondioksida pada lingkungan tumbuh juga sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan semua jenis tanaman. Karbondioksida yang berada di
lingkungan akan digunakan tanaman untuk bahan utama proses fotosintesis,
sedangkan oksigen digunakan untuk proses respirasi seluler. Faktor lain yang
tidak boleh diabaikan adalah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara
dalam tanah yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu tanaman.
Semakin subur dan tercukupinya unsur hara di dalam tanah yang menjadi lokasi
tumbuh tanaman maka semakin tinggi pula laju pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi pada tanaman.
Faktor internal meliputi gen dan hormon. Gen merupakan sifat bawaan yang
terdapat pada suatu makhluk hidup, sedangkan hormon adalah suatu zat pengatur
tumbuh yang dihasilkan oleh bagian-bagian tertentu pada suatu tanaman.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh tanaman bermacam-macam dan memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Hormon dikelompokkan menjadi dua yaitu hormon
yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan seperti hormon auksin,
giberelin dan sitokinin, sedangkan hormon yang lainnya seperti hormon kalin,
asam absisant, gas etilen dan asam traumalin merupakan hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.
1.1 Kesimpulan
1. Pada tipe bibit epigeal kotiledon terangkat ke atas permukaan
tanah sedangkan pada tipe bibit hipogeal kotiledon berada
pada biji baik pada saat perkecambahan ataupun
sesudahnya.
2. Letak pertumbuhan akar pada kecambah kacang tanah terletak pada interval
2.
3. Faktor yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
diantaranya adalah gen, hormon dan unsur-unsur cuaca.
1.2 Saran
Pelaksanaan praktikum perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang
dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman sudah berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Namun akan lebih baik apabila asisten yang berperan aktif selama
proses praktikum tidak hanya satu orang saja. Menurut saya, jika asisten yang
membimbing haya satu saja maka koordinasi antara praktikan dengan asistem
akan kurang terjalin.
DAFTAR PUSTAKA
Jouyban, Z. 2012. The Effects of Salt Stress on Plant Growth. Engineering and
Applied Sciences, 2(1): 7-10.
Soplanit, N dan Soplanit R. 2012. Pengaruh Bokhasi Ela Sagu pada Tingkat
Kematangan dan Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P dan Pertumbuhan
Jagung (Zay mays L.) pada Tanah Ultisol. Agrologia, 1(1): 61-68.
Winarni, E. 2010. Daya Kecambah Benih Tanjung (Mimusops Elengi Linn.) pada
Berbagai Kadar Air Benih. Hutan Tropis, 11(30): 12-24.
DOKUMENTASI