Anda di halaman 1dari 21

Pertumbuhan dan Perkembangan

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :
Kelompok 4
1. Fitria Retno Sari

(131510501063)

2.

Yuni Y.

(131510501080)

3.

Shoraya M.

(131510501155)

4.

Eri Pratiwi .

(131510501070)

5.

Pitri Lailatul Q.

(131510501088)

6.

Erviana Dwi C.

(131510501103)

7.

Angga Wibowo.

(131510501160)

8.

Miftauhul Imron .(131510501091)

9.

M Rizqy Maulana (131510501078)

10.Moch Rosy W (131510501066)


11.Muamal Fanani

(131510501054)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makhluk hidup merupakan setiap individu ciptaan Tuhan
yang bernyawa, memiliki sistem metabolisme tubuh, dapat
berkembangbiak, dan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan pada waktu tertentu. Berdasarkan siklusnya,
semua mahluk hidup selalu mengalami masa-masa dimana
mahluk itu dilahirkan, berinteraksi dengan lingkungan hingga
kematian yang menghilangkannya dari permukaan bumi ini.
Mahluk hidup yang dimaksud disini diantaranya adalah manusia,
hewan dan tumbuhan.
Proses perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal
yang paling penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup
dikatakan tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang
berkaian dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang
bersifat tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan
berkembang jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan
yang menjadikannya lebih sempurna.
Pada tanaman, perkembangan terjadi pada vase generatif
yang ditandai dengan munculnya bunga pertama yang kemudian
akan menghasilkan biji dan buah. Proses pertumbuhan tanaman
terjadi pada vase vegetatif yang ditandai dengan bertambahnya
tinggi batang, bertambahnya luas permukaan daun dan semakin
dalamnya perakaran di dalam tanah. Namun, jika tanaman
tersebut mengalami pertambahan ukuran pada tempat yang

gelap atau etiolasi, maka tanaman tersebut tidak dapat


dikatakan sedang tumbuh atau mengalami pertumbuhan. Hal ini
dikarenakan syarat dari tumbuh itu sendiri adalah tanaman harus
mengalami perubahan ukuran yang disertai dengan
pertambahan berat. Akan tetapi pada kasus tersebut tanaman
hanya mengalami pertambahan ukuran panjang dan tidak
mengalami pertambahan berat melaikan justru menurunkan
bobot kering dari tanaman.
Tanaman diketahi memiliki dua macam pertumbuhan yaitu
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Tanaman
dikatakan mengalami pertumbuhan primer apabila tanaman
tersebut mengalami pertambahan ukuran panjang pada batang
akibat aktivitas dari jaringan meristem. Sedangkan tanaman
yang dikatakan mengalami pertumbuhan sekunder adalah waktu
dimana organ-organ tanaman bertambah besar akibat pengaruh
dari aktivitas jaringan meristem sekunder, dalam hal ini adalah
kambium pada batang tanaman.
Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama (faktor internal)
meliputi sifat gen tumbuhan dan hormon, faktor kedua (faktor
eksternal) meliputi radiasi matahari, temperatur, unsur hara
dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk hidup lain
seperti hewan yang dapat membantu proses penyerbukan dan
manusia dalam usaha pertaniannya.

1.2. Tujuan

1. Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan


perkembangan organ tanaman.
2. Mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk
tanaman.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Goldsworthy (1992) menyatakan bahwa proses


perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang paling
penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan
tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang berkaitan
dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang bersifat
tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang
jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang
menjadikannya lebih sempurna.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada umumnya
dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama atau yang lebih
dikenal dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon
tumbuhan. Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor
eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berasal dari
lingkungan, faktor ini diantaranya radiasi matahari, temperatur,
unsur hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk
hidup lain seperti hewan yang dapat membantu proses
penyerbukan dan manusia dalam usaha pertaniannya.
Jouban (2012) menyatakan bahwa salinitas yang terjadi pada tanah
merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling serius di bidang pertanian
dan kehadirannya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kualitas yang tinggi dari tanaman akan didapatkan apabila faktor lingkungan
sudah baik. Oleh karena itu perlu adanya penentuan faktor lingkungan dalam
pencapaian kualitas dan produksi yang lebih baik. Witkowicx (2010)

menambahkan, hasil produksi yang diperoleh dari suatu tanaman dipengaruhi oleh
banyak faktor, faktor yang paling signifikan adalah faktor genotif dari tanaman,
morfologi tanaman, cuaca, dan faktor agronomis seperti kesuburan tanah,
pembibitan, kelembaban tanah, aplikasi pengatur tumbuh, dan interaksi antara
faktor tersebut
Zat humic dalam kesuburan tanah memiliki fungsi yang baik dalam
pertumbuhan tanaman dimana manfaatnya melebihi manfaat yang diberikan oleh
sifat fisik dan kimia tanah. Zat humic membantu mengatur pertumbuhan tanaman
untuk mengendalikan germinator benih, inisiasi akar, perkembangan dan daya
serap hara, metabolisme, tinggi tanaman, dan fotosintesis (Zandonadi, 2012). Zat
pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman akan memberikan daya
pertumbuhan yang lebih cepat. Zat pengatur tumbuh yang diberikan akan
meningkatkan daya perkecambahan pada benih diantaranya seperti yang
digunakan untuk perakaran, perbanyakan vegetatif, dan pertumbuhan lainnya dari
tanaman (Dhoran, 2012)
Vitamin adalah senyawa organik yang berperan penting pada pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena kemampuan dari vitamin sendiri yang dapat
memacu pertumbuhan dan perkembangan biji tanaman (Amalia, 2013).
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk tinggi pada tanaman juga dipengaruhi
oleh adanya ketersediaan unsur hara dari pupuk anorganik dan pupuk organik
dimana dengan penggunaan pupuk SP-36 dan Bokhasi Ela Sagu yang
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan dosis yang tepat dan bokhasi
ela sagu itu sendiri akan membantu dalam menyediakan unsur hara mikro, dan
unsur hara makro,salah satunya adalah unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman
(Soplanit, 2012).
Pertumbuhan tanaman di lapang akan terganggu apabila proses
perkecambahannya juga mengalami gangguan, proses perkecambahan pada biji
akan dipengaruhi oleh kadar air dalam biji itu sendiri, dan kadar air dalam
bijidipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan lama biji

tersebut disimpan. Agar pertumbuhan tanaman baik maka perlu adanya


pengetahuan tentang kadar air dalam biji selama masa penyimpanan agar
viabilitas biji tidak hilang (Winarni, 2010).
Air adalah salah satu komponen penting yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dimana pada saat kondisi cekaman air terjadi akan tampak
daun-daun dari tanaman yang mengalami cekaman air akan terlihan daunya kecilkecil. Air juga merupakan penyusun tubuh sel dimana air sel daun berperan dalam
proses metabolisme dan jika terjadi kekurangan air maka proses metabolisme
yang terjadi akan lebih sedikit (Anshar, 2011).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pertumbuhan dan Perkembangan
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 September 2014 pukul 15.15 WIB
sampai selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kecambah kacang tanah
2. Aquadest
3. Bibit kacang panjang yang dikecambahkan
3.2.2 Alat
1. Tinta hitam (tinta cina)
2. Kertas filter
3. Beaker glass
4. Object glass
5. Benang
6. Polibag
7. Tinta cina
8. Penggaris

3.3 Cara Kerja


3.3.1. Pertumbuhan Akar
1. Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam
beaker glass dengan kertas filter basah/ lembab.
2. Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3. Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar
lebih dari 1 cm.
4. Pada 5 biji kecambah memberi tanda kecil (titik) dengan tinta cina sebanyak
10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Pada kecambah
yang lain memberi tanda dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.
5. Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan diikat.
Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkan
ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat yang
gelap.
3.3.2. Pertumbuhan Pucuk
1. Menanam biji kacng paanjang dalam bak pasir dan dibiarkan beretiolasi
selama 4 hari ditempat yang gelap.
2. Memberi 10 tanda pada epikotil dan 5 kecambah dengan interval 2 mm yang
diambil dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3. Pada 2 kecambah yang lain menandai dengan 1 tanda 20 mm dari pucuk
tanaman sebagai kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

Hari kePerlakuan

Kacang

Interval
0

3,6

2,8

2,8

4,6

5,6

6,8

5,8

2,8

4,8

5,6

6,6

6,8

5,8

4,6

4,6

2,6

3,2

5,4

4,6

4,8

8,2

8,8

3,2

4,4

6,6

4,56

5,7

4,3

2,8

2,8

6,38

tanah dari
ujung

Kacang
tanah
pangkal

Kacang
panjang
ujung

Kacang

6,3

5,3

5,6

4,8

3,4

7,8

7,5

3,6

5,3

5,8

5,3

6,4

4,2

7,4

4,2

5,2

5,4

3,5

5,2

6,6

panjang
pangkal

1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pertumbuhan dan
perkembangan yang dilakukan pada kecambah kacang tanah dan kacang panjang
diketahui hasil sebagaimana telah tertulis si tabel hasil pengamatan di atas. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa kecambah kacang tanah dan kecambah
kacang hijau mengalami pertumbuhan setiap harinya meskipun tidak memperoleh
cahaya matahari secara langung. Pertumbuhan ini ditunjukkan berdasarkan
penggukuran terhadap tinggi tanaman yang dilakukan dengan interval dua hari
sekali selama satu minngu pertama.
Pada pengmatan kecambah tersebut, kecambah kacang tanah digunakan
sebagai indikator pertumbuhan akar karena kacang tanah merupakan tipe bibit
hipogeal dimana kotiledon terdapat dibawah permukaan tanah sehingga
pertumbuhan yang terjadi pun akan lebih optimal, sebaliknya kecambah kacang

panjang digunakan sebagai indikator pertumbuhan pucuk karena kacang panjang


merupakan tipe bibit epigeal. Pada tipe bibit ini, kotiledon berada di bagian
batang yang berada di antara kotiledon dan daun pertama
sehingga pertumbuhannya pun akan optimal jika terjadi di atas permukaan tanah.
Dari data yang ditampilkan pada tabel pengamatan di atas, pemanjangan
(elongasi) interval yang cukup intensif terlihat pada interval nomor dua karena
pertamnahan panjang dari semua kecambah mengalami peningkatan. Hal ini
sesuai dengan hasil percobaab yang dilakukan oleh Wardiana (2008), yang
membuktikan bahwa zona pemanjangan berada di dekat tudung akar, dimana pada
daerah tersebut tudung akar akan terus tumbuh dan menembus tanah untuk
membantu akar mencari unsurhara bagi tanaman.
Goldsworthy (1992) menyatakan bahwa proses
perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang paling
penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan
tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang berkaitan
dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang bersifat
tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang
jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang
menjadikannya lebih sempurna.
Pada biji yang ditanam pada suatu media, maka biji tersebut
akan mengalami perkecambahan yang ditandai dengan
munculnya akar dan tunas. Peristiwa dimana sistem pertunasan
muncul untuk pertam kalinya dikenal dengan emergence of
seedling. Pada beberapa tanaman yang telah diteliti, radikal
merupakan bagian yang muncul pertam kali yang kemudian akan
diikuti dengan munculnya plumula. Pada tanaman dikotil, batang
pada proses perkecambahan dibedakan menjadi hipokotil dan
epikotil. Hipokotil adalah bagian batang yang berada diantara
kotiledon dan radikel, sedangkan epikotil adalah bagian batang

yang berada di antara kotiledon dan daun pertama. Berdasarkan


perbedaan letak kotiledon pada tanaman, maka tipe bibit dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tipe bibit epigeal dan tipe bibit
hipogeal. Pada tipe bibit epigeal kotiledon terangkat ke atas
permukaan tanah karena adanya perpanjangan hipokotil,
kotiledon berwarna hijau dan berbentuk seperti daun, sedangkan
tipe bibit hipogeal memiliki kotiledon yang tetap berada pada biji
baik pada saat perkecambahan ataupun sesudahnya (Heddy,
1994)

Pertumbuhan tanaman pada saat perkecambahan umumnya ditandai dengan


perpanjangan zona-zona meristematik yang berada pada akar maupun pucuk.
Wardiana (2008), menggambarkan hasil percobaannya melalui grafik dibawah ini.

Grafik pe rtam bahan panjang dalam tiap lokus batang

Pertambahan panjang (mm)

16
14
12
10
8
6
4
2
0

kontrol

perlakuan

Titik Lokus

Grafik di atas menunjukkan tentang pertambahan panjang tanaman pada


tiap-tiap lokus. Berdasasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai pertambahan
panjang terbesar ada pada saat berada di titik lokus 3. Pertambahan panjang
mengalami peningkatan pada titik lokus petama hingga ketiga, namun pada titik
lokus ke 4 dan 5 mulai mengalami penurunan dan kembali megalami peningkatan
pada titik lokus ke 6. Dari hasil percobaaan ini dapat diketahui bahwa titik tumbuh
pada tumbuhan ada pada area dibawah tunas (lokus 3).
Wardiana (2008), juga menyatakan bahwa proses pemanjangan akar
tanaman terkonsentrasi pada sel-sel yang berada di dekat ujung akar, dimana

terletak ketiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan.
Diawali dari ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel, zona
pemanjangan sel dan zona pematangan sel. Pada zona pembelahan sel terdapat
meristem apikal yang menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel pada tanaman bergabung dengan zona
pemanjangan (elongasi). Pada zona ini, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali
dari panjang awalnya, sehingga dapat mendorong pertambahan panjang pada selsel ujung termuda.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada umumnya
dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama atau yang lebih
dikenal dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon
tumbuhan. Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor
eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berasal dari
lingkungan, faktor ini diantaranya radiasi matahari, temperatur,
unsur hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk
hidup lain seperti hewan yang dapat membantu proses
penyerbukan dan manusia dalam usaha pertaniannya.
Menurut Prihastanti (2010), salah satu faktor penting yang cukup
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
cahaya. Cahaya inilah yang akan memperngaruhi proses pembuatan zat makanan
pada proses fotosintesis. Cahaya selain mempengaruhi fotosintesis juga sangat
dibutuhkan oleh tanaman dalam proses-proses metabolisme lainnya. Faktor lain
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air.
Tersediany air pada tanaman sangat penting untuk menunjang berbagai macam
reaksi pada proses metabolisme tanaman. Reaksi yang dilakukan untuk
membasahi bagian atau organ tanaman. Hal ini dilakukan agar senantiasa tanaman

tidak menjadi kering dan unsurhara yang dibutuhkan tanaman tetap bisa terserap
oleh tanah dengan menciptakan kondisi jenuh air pada tanahnya. Dengan
demikian maka penyiraman hendaknya dilakukan setiap hari untuk tanaman yan
masih muda dan dilakukan dengan interval hari tertentu untuk tanaman yang
sudah dewasa.
Faktor suhu merupakan faktor eksternal lain yang berkorelasi positif dengan
faktor cahaya. Tanaman dapat tumbuh optimal jika suhu rata-rata mencapai 28C
hingga 33C. Suhu yang optimal tersebut nantinya akan digunakan oleh tanaman
untuk melakukan proses-proses enzimatik. Ketersediaan oksigen dan
karbondioksida pada lingkungan tumbuh juga sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan semua jenis tanaman. Karbondioksida yang berada di
lingkungan akan digunakan tanaman untuk bahan utama proses fotosintesis,
sedangkan oksigen digunakan untuk proses respirasi seluler. Faktor lain yang
tidak boleh diabaikan adalah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara
dalam tanah yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu tanaman.
Semakin subur dan tercukupinya unsur hara di dalam tanah yang menjadi lokasi
tumbuh tanaman maka semakin tinggi pula laju pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi pada tanaman.
Faktor internal meliputi gen dan hormon. Gen merupakan sifat bawaan yang
terdapat pada suatu makhluk hidup, sedangkan hormon adalah suatu zat pengatur
tumbuh yang dihasilkan oleh bagian-bagian tertentu pada suatu tanaman.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh tanaman bermacam-macam dan memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Hormon dikelompokkan menjadi dua yaitu hormon
yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan seperti hormon auksin,
giberelin dan sitokinin, sedangkan hormon yang lainnya seperti hormon kalin,
asam absisant, gas etilen dan asam traumalin merupakan hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
1. Pada tipe bibit epigeal kotiledon terangkat ke atas permukaan
tanah sedangkan pada tipe bibit hipogeal kotiledon berada
pada biji baik pada saat perkecambahan ataupun
sesudahnya.
2. Letak pertumbuhan akar pada kecambah kacang tanah terletak pada interval
2.
3. Faktor yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
diantaranya adalah gen, hormon dan unsur-unsur cuaca.

1.2 Saran
Pelaksanaan praktikum perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang
dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman sudah berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Namun akan lebih baik apabila asisten yang berperan aktif selama
proses praktikum tidak hanya satu orang saja. Menurut saya, jika asisten yang
membimbing haya satu saja maka koordinasi antara praktikan dengan asistem
akan kurang terjalin.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia R, Nurhidayati T dan Nurfadilah S. 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi


Vitamin terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium
laxiflorum J.J Smith secara In Vitro. Sains dan Seni Pomits, 1 (1): 1-6.

Anshar M, Tohari, Sunarminto B, dan Sulistyoningsih E. 2011. Pengaruh Lengas


Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Lokal Bawang
Merah pada Ketinggian Tempat Berbeda. Agroland, 18(1): 8-4.

Dhoran V. S, dan Gudadhe S. P. 2012. Effect of Plant Growth Regulators on Seed


Germination and Seedling Vigour in Asparagus sprengeri Regelin.
Biological Sciences, 1(7): 6-10.

Fitter A. H dan Hay R.1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.


Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Goldsworty P. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika.


Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Heddy, S.,Wahono S. dan Mestty K. 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan


Penangganan Pasca Panen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Jouyban, Z. 2012. The Effects of Salt Stress on Plant Growth. Engineering and
Applied Sciences, 2(1): 7-10.

Prihastanti, E. 2010 .Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Semai Tanaman Jarak


Pagar. Anatomi dan Fisiologi, 8(1) : 49-56.

Soplanit, N dan Soplanit R. 2012. Pengaruh Bokhasi Ela Sagu pada Tingkat
Kematangan dan Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P dan Pertumbuhan
Jagung (Zay mays L.) pada Tanah Ultisol. Agrologia, 1(1): 61-68.

Wardiana, M. 2008. Laporan Fisiologi Tumbuhan Menentukan Lokus Tumbuhan.


Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman

Winarni, E. 2010. Daya Kecambah Benih Tanjung (Mimusops Elengi Linn.) pada
Berbagai Kadar Air Benih. Hutan Tropis, 11(30): 12-24.

Witkowicz, R. 2010. How Do Mineral Fertilization and Plant Growth Regulators


Affect Yield and Morphology of Naked Oat?. Faculty of Agriculture and
Biology, 5(2): 96-107.

Zandonadi D dan Busato J. 2012. Vermicompost Humic Substances: Technology


for Converting Iollution Into plant growth Regulators.. Environmental
Science and Engineering Research (IJESER), 3(2): 73-84.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kecambah yang digunakan untuk parameter pertumbuhan

Gambar 2. Kecambah yang di tali pada preparatat berkapas untuk mempermudah


pengukuran

Anda mungkin juga menyukai