Sifat Melawan Hukum
Sifat Melawan Hukum
PENDAHLUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
A. Sifat Melawan Hukum
Dikaji dari prespektif pembagian hukum berdasarkan isinya maka dikenal adanya pembagian
hukum Publik dan Hukum privat. Hukum Publik merupakan hukum yang mengatur kepentingan umum
Serigkali dalam praktek sehari-hari ada yang sepintas lalu sebagai perbuatan
(algemene belangen), sedangkan Hukum Privat mengatur kepentingan perorangan (bijzondere belangen).
Apabila ditinjau dari aspek fungsinya maka salah satu ruang lingkup Hukum Publik adalah Hukum
oleh huku, jadi tidak berlaku pembelaan terpaksa untuk melawannya. Misalnya
Pidana, yang secara esensial dapat dibagi lagi menjadi Hukum Pidana Materiil (materiel strafrecht) dan
perbuatan alat Negara yang menangkap dan menahan orang yang diduga keras
Hukum Pidana Formal (formeel strafrecht/strafprocesrecht). Selanjutnya ketentuan Hukum Pidana dapat
telah melakukan delik,. Disini jelas kelihatan melanggar kebebasan bergerak orang.
diklasifikasikan menjadi dua yaitu Hukum Pidana Umum (ius commune) dan Hukum Pidana Khusus
Hal yang membedakan perbuatan melawan hukum dalam arti terbatas (sempit) degan yang
KUHP.
Menurut Moelyanto sifat melawan hukum merupakan unsure mutlak tindak
diperluas adalah pada dua poin, yaitu perbuatan itu harus melawan hukum, dalam arti sempit yang
pidana, terlepas dar pandangan tersebut, sifat melawan hukum merupakan ciri
dimaksud disini hanya hukum yang tertulis dan sudah terkodifikasi seperti Undang-Undang. Sedangkan
khas perbuatan yang di ancam pidana,. Sifat melawan hukum merupakan penilaian
menurut arti luas adalah hukum yang tidak tertulis, seperti kebiasaan, kesopanan, kesusilaan dan
kepatutan dalam masyarakat. Doktrin yang mengartikan perbuatan melawan hukum dalam arti terbatas
ini sejatinya dipengaruhi aliran legis yang pada akhirnya juga dianut oleh para hakim.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
pasal 362 KUHP tentang pencurian disebutkan bahwa pencurian ini mengambil
3.
barang milik orang lain dengan maksud untuk memiliki barang tersebut secara
C. Tujuan
1.
2.
Mengerti apa saja yang terkait dengan rumusan unsur sifat melawan hukum beserta cara
pembuktiannya.
3.
sama, ada dua makna yang berbeda-beda tetapi masing-masing dinamakan sama
1 Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H., Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2008), 64.
2 Ibid, 73
yaitu sifat melawan hukum sehingga perlu selalu ditanyakan dalam hubunganpa
juga bersifat melawan hukum materiil (jadi: melanggar atau membahayakan suatu
istilah itu dipakai untuk mengethaui artinya. Untuk itu perlu dibedakan:
a) Sifat Melawan Hukum Formal
sifat melawan hukum formal terjadi karena memenuhi rumusan delik dari
undang akan tetapi juga bertentangan dengan hukum tidak tertulis atau norma-
norma yang hidup dalam masyarakat. Hapusnya sifat melawan hukum menurut
paham ini. Disampaikan berdasarkan undang-undang juga berdasarkan aturan-
dipidana, ternyata sifat melawan hukum formal. Dari sisni timbul dugaan bahwa
syarat sifat melawan hukum umum juga telah dipenuhi (itu berarti bahwa sifat
melawanhukum sebagai syarat tak tertulis untuk dapat dipidana juga dapat
dipenuhi), tetapi itu tidak perlu demikian. Dapat saja terjadi perkecualian, dimana
bersifat melawan hukum apabila perbuatan itu tidak dibenarkan oleh masyarakat.
Sifat melawan hukum materil dapat berfungsi secara positif dan dapat pula
yang terbukti sesuai dengan suatu noma yang memperbolehan. Jadi kalau terdapat
alasan pembenar, yang berarti bahwa yang telah terbukti tidak dapat dipidana,
suatu perbuatan sebagai tidan pidana. diIndonesia sifat melawan hukum materil
dalam fungsinya yang positif tidak dianut, karena hal itu bertentangan dengan asa
perbuatan itu bersifat melawan hukum apabila perbuatan diancam pidana dan
legalitas, sebagai asas fundamental dalam hukum pidana. Dalam fungsinya yang
dapat digunakan untuk melawan sifat melawan hukum suatu perbuatan, yang
suatu perbuatan harus diikuti rumusan delik yang tersebut dalam undang-undang.
Meskipun betul dalam undang-undang bersifat melawan hukum, akan tetapi
pengecualian yang demikian itu hanya diterima apabila mempunyai dasar dalam
a.
atau
dibahayakannya
kepentinga-kepentingan
hukum.
Dengan
perkataan lain penghindaran sifat hukum materil. Tetapi itu tidak berarti bahwa
pada waktu dipenuhinya rumusan delik tidak ada artinya apakah perbuatannya
3 Prof. Dr..D. Schaffmeister, dkk., Hukum Pidana, (Yogyakarta: Liberty, 1995), 40.
berikut:
Apabila ada persoalan mengenai hukum yang tidak tertulis yang bertentngan
hukum tidak tertulis itu dapat menghapuskan kekuatan berlakunya peraturan yang
b.
tertulis tersebut.
Sampai dimanakah keadilan dan keyakinan masyarakat dalam menyisihkan
peraturan yan gtertulis, yang dibuat dengan sah. Benarkah yang dipandang adil
atau benar oleh masyarakat pada umumnya.
Keharusan hakim untuk mempertimbangkan hal-hal sebagaimana tersebut
diatas sesuai dengan kewajibannya sebagaiaman dirumuskan dalam pasal 27 (1)
undang-undang pokok kekuatan kehakiman sebagai berikut: hakim sebagai
4 Ibid., 47.
penegak hukum dan kewajiban wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai
yang ada diluar undang-undang. Jadi disini diakui hukum yang tak tertulis sebagai
hukum yang hidup dalam masyarakat. Penjelasan pasal ini berbunyi sebagai
berikut: dalam masyarakat yang masih mengenal hukum tidak tertulis serta
berada didalam masa perubahan dan peralihan. Hakim merupakan perumus dan
menggali dari nilai-nilai hukum yang hidup dikalangan rakyat. Untuk itu ia harus
wajar dilakukan untuk dilingkungan masyarakat Madura. Peristiwa ini pasti akan
membawa kematian bagi salah satu pihak yang bersengketa, meski perbuatan
pembunuhan tersebut tetap dapat dijerat dengan pasal 338 KUHP (WvS). Dilain
Ajaran sifa melawan hukum yahng materiil dalam fungsinya yang negaatif
mengakui kemungkianan adanya hal-hal yang ada diluar undang-undang melawan
hukumnya perbuatan yang memenuhi rumusan undang-undang , jadi hal tersebut
sisi, hukum carok yang berlaku di masyarakat tersebut hanya dapat sebagai alasan
pembenaran untuk mendapatkan keringanan.
B. Rumusan Unsur Sifat Melawan Hukum
ankanya sudah tidak makan dalam 3 hari dan ankanya itu sedang sakit. Perbuatan
ibu tersebut secara formil memenuhi unsur pasa 362 KUHP (WvS) tantang
undang-undang terkandung maksud agar orang uang berhak atau yang berwenang
pencurian, namun ibu tersebut dapa bibebaskan dari jeratan pasal tersebut karena
adanya alasan pembenaran dari huku yang tidak tertulis yang bersifat materiil.
Karena dalam situasi dan kondisi tersebut, jika ibu tersebut tidak melakukan
perbuatan melawan hukum, dapat berakibat hilangnya nyawa anak dari ibu
tersebut.
Yang
berhak
menetukan
alasann
pembenaran
diluar
peraturan
baerbagai istilah yang paling sering digunakan ialah melawan hukum perhatikan
pasal 167, 168, 335 (1), 552 dan 526. Pasal 167 (1) barang siapa yang memaksa
masuk rumah ruangan atau pekarangan tertutpyang digunakan orang lain dengan
melawan hukum atau berada disit atau melawan hukum dan atas permintaan yang
berhak atau suruhannya tidak pergi dengan segera diancam denganpidana penara
paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak tiga raus ribu rupiah.
C. Pembuktian Unsur Sifat Melawan Hukum
Unsur sifat melawan hukum itu ada dalam rumusan delik:6
a.) Ada yang tercantum denga tegas, maka dalam hal ini adanya unsur tersebut harus
dibuktikan.
6 http://pembuktianunsurmelawanhukum-contohdantujuan.html diunduh tanggal 21 November 2016
b.)
ada
Contoh: Yurisprudensi MA tgl 03-12-1974 No. 1043 K/Sip/1971 kekuatan bukti surat
perbedaanpaham:
Jika unsur sifat melawan hukum dianggap mempunyai fungsi yang positif untuk
sesuatu delik (artinya ada delik kalau perbuatan itu bersifat melawan hukum).
Maka harus dibuktikan. Sifat melawan hukum disini sebagai unsur konstitutif.
b. Jika unsur sifat melawan hukum dianggap mempunyai fungsi yang negatif (artinya:
sewa dari tanda tangan dalam perjanjian ini diakui sebagai tanda tangannya
a.
Ada
pula
yang
tidak
tercantum.
Terhadap
delik-delik
semacam
itu
tidak ada unsur sifat melawan hukum pada perbuatan merupakan pengecualian
untuk adanya suatu delik), maka tidak perlu dibuktikan.
Yang menganggap sifat melawan hukum itu mempunyai fungsi yang positif
(merupakan unsur konstitutif) Van Hamel dan Zevenvergen. Yang mengaggap sifat
melawan hukum mempunyai fungsi yang negatif adalah simons. Pendapat simons,
ajaran sifat melawan
mempunyai
degna
hubungan
pertanyaan
apakah
ada
pengecualian
yang
formil, namun di dalam menjatuhkan sanksi dalam setiap perkara pidana harus
terkandung unsur melawan hukum. Unsur melawan hukum dalam setiap perkara
pidana merupakan hal hal yang sangat penting sebagai dasar analisis penerapan
hukum apakah perbuatan hukum yang terjadi sesuai dengan unsur-unsur pasal
Kemampuan
penegak
hukum
sehingga kwitansi sebagai tanda penerimaan uan tersebut tidak diperlukan lagi.
Pasal 1875 KUHPerdata.
Suatu tulisan di bawah tangan yang diakui kebenarannya oleh orang yang
dihadapkan kepadanya atau secara hukum dianggap telah dibenarkan olehnya,
meninmbulkan bukti lengkap seperti suatu akta otentik bagi orang-orang yang
menadatanginya, ahli warisnya serta orang-orang yang mendapat hak dari mereka
ketentuan pasal 1871 berlaku terhadap tulisan itu.
E. Contoh Kasus Sifat Melawan Hukum Beserta Analisisnya
kasus pencurian nasi bungkus seharga Rp. 1500,- oleh seorang ibu yang karena
keadaanterpaksa melakukan perbuatan tersebut dengan alasan ankanya sudah
tidak makan dalam 3 hari dan ankanya itu sedang sakit. Perbuatan ibu tersebut
secara formil memenuhi unsur pasa 362 KUHP (WvS) tantang pencurian, namun ibu
tersebut dapa bibebaskan dari jeratan pasal tersebut karena adanya alasan
situasi dan kondisi tersebut, jika ibu tersebut tidak melakukan perbuatan melawan
Hakim dalam menjalankan tugasnya berititik tolak pada kenyataan materiil dan
didakwakan.
itu mempunyai kekuatan bukti yang sempurna tentang isinya seperti akte otentik,
pembenaran dari huku yang tidak tertulis yang bersifat materiil. Karena dalam
yang
sendiri. Dengan adanya pengakuan tersebut menurut ps 1875 BW, surat perjanjian
ini
akan
mempengaruhi
hukum, dapat berakibat hilangnya nyawa anak dari ibu tersebut. Yang berhak
menetukan alasann pembenaran diluar peraturan perundang-perundang adalah
hakim, namun aparat penegak hukum lainnya juga harus memperhatikan dan
mempertimbangkan adanya fungsi negatif dari sifat melawan hukum materiil ini.
Dalam kasus diatas dapat kita ketahui bahwa kalau mengacu pada Undangundang maka seorang ibu tersebut akan terkena pasal tentang pencurian seperti
yang dijelaskan dalam Pasal 362 KUH Pidana yang berbunyi Barang siapa
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah. Karena bagaimana pun ibu itu telah melakukan tidak
pidana.
Namun dalam kasus ini ibu tersebut terbebas dari sanksi pidana karena
memandang dari aspek materil yang menjadikan alasan seorang ibu tersebut
melakukan pencurian sebuah nasi bungkus seharga 1.500. seharusnya dalam
kasusu ini ibu tersebut tidak harus langsung dibebaskan dari hukuman, meskipun
BAB III
sudah terlepas dari pidana yang menjerat dengan alasan seperti diatas,
seharusnya ada tindakan lain dari hakim yang menagani kasus tersebut
dengan menggunakan sistem wajib lapor kepada pelaku pencurian atau mungkin
melakukan hukuman yang lebih singkat dari hukuman sebenarnya. Karena jika
pelaku langsung dibebaskan dari hukuman akan berdampak pada kasus-kasus
yang lain yang juga akan menggunakan alasan yang hampir sama agar bisa
terlepas dari jeratan hukum.
Jika hanya melihat dari aspek materil yaitu karena jika tidak mengambil
makanan tersebut maka anaknya akan meninggal, itu bisa saja hanya merupakan
alasan dari pelaku, karena dalam kasus diatas alasan itu datang dari pelaku, bukan
dari hasil penyidikan. Memang kita ketahui aspek materil juga sangat dibutuhkan
oleh para hakim dan petugas hukum lainya dalam menaggani sebuah kasus,
namun alasan-alasan atau penjelasan untuk memperingan hukuman atau bahkan
menghilangkan hukuman itu harus didapat dari hasil penyelidikan dilapangan
secara langsung, bukan hanya mendengarkan dari jawaban pelaku pencurian.
Memang dalam menyelesaikan sebuah hakim tidak hanya melihat dari buktibukti yang ada tapi juga juga harus melihat aspek social, namun dalam kasus ini
perkara social tidak harus menjadia acuan penuh, karena disisi lain ibu tersebut
bisa melakukan hal lain seperti meminjam pada tetangga ataupun mencari
pekerjaan kecil yang bisa dilakukan untuk membeli sebungkus makanan.
KESIMPULAN
yaitu
Sifat melawan hukum merupakan unsure mutlak tindak pidana, terlepas dari
pandangan tersebut, sifat melawan hukum merupakan ciri khas perbuatan yang di
ancam pidana,. Sifat melawan hukum merupakan penilaian objektif terhadap
perbuatan. Sifat penting dari tindak pidana (strafbaarfeit) adalah onrechtmatigheid
atau sifat melawan hukum dari tindak pidana itu.
Dalam dogmatis hukum pdana istilah sifat melawan hukum tidak selalu
berati sama, ada dua makna yang berbeda-beda tetapi masing-masing dinamakan
sama yaitu sifat melawan hukum sehingga perlu selalu ditanyakan dalam
hubunganpa istilah itu dipakai untuk mengethaui artinya. Untuk itu perlu
dibedakan antara sifat melawan hukum formal dan sifat melawan hukum materiil.
Hakim dalam menjalankan tugasnya berititik tolak pada kenyataan materiil
dan formil, namun di dalam menjatuhkan sanksi dalam setiap perkara pidana harus
terkandung unsur melawan hukum. Unsur melawan hukum dalam setiap perkara
pidana merupakan hal hal yang sangat penting sebagai dasar analisis penerapan
hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Erdianto, Effendi. Hukum Pidana Indonesia-Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama,
Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: PT Rafika Aditama, 2008.
Schaffmeister, dkk.Hukum Pidana. Yogyakarta: Liberty, 1995.
Poernomo, Bambang. Asas-Asas Hukum Pidana. Yogyakarta: Galia Indonesia, 1994.
Pahlawan.wordpress.com/2013/11/06/sifat-melawan-hukum.