Anda di halaman 1dari 11

DRAP RKJM

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kondisi ideal yang diharapkan dalam sebuah lembaga pendidikan khususnya
SDN 03 Poasia, Kota Kendari adalah terselenggaranya pelayanan pendidikan yang
dapat memenuhi ketentuan dari PP 19 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan
dengan pemenuhan 8 standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar, pengelolaan,
standar sarana dan prasarana, standar penilaian dan standar pembiayaan.
Kondisi riil di SDN 03 Poasia, Kota Kendari, hingga saat ini belum dapat
memenuhi dari apa yang disyaratkan oleh ketetntuan PP 19 tahun 2007. Dari kedelapan
standar tidak satupun yang dapat terpenuhi. Setiap standar masih ada bagian-bagian yang
masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar dapat mencapai standar nasional
pendidikan. Berangkat dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di SDN
03 Poasia, Kota Kendari, maka kami susun program kegiatan/kerja untuk dapat mencapai
kondidi yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu secara bertahap dan
berkesinambungan. Program kerja empat tahunan ini kami namakan dengan Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) sebagai acuan Pendidikan di satuan
pendidikan dan sebagai dasar untuk melaksanakan proses pendidikan serta untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam usaha mencerdaskan anak bangsa di SD Negeri 03
Poasia, Kota Kendari pada khususnya dan di Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
umumnya. Rencana Kerja Sekolah ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan tuntunan
arah langkah bagi seluruh personil di Sekolah Dasar Negeri 03 Poasia, Kota Kendari
dalam mengembangkan berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih operasional serta
mampu mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) SDN 03 Poasia, Kota Kendari disusun
untuk dijadikan panduan pelaksanaan program selama empat tahun ke depan.
Penyusunan program ini dimaksudkan untuk mengembangkan 8 standar nasional
pendidikan
yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar, pengelolaan, standar sarana dan prasarana,
standar penilaian dan standar pembiayaan. Penyusunan program peningkatan mutu
dilaksananakan dengan mempertimbangkan masukan dari pemangku kepentingan
pendidikan yaitu semua dewan guru, komite sekolah dan unsur dinas pendidikan .
Penyususnan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) juga dilakukan melalui proses
analisis lingkungan baik internal maupun eksternal dengan memperhatikan kekuatan dan

kelemahan yang ada. Disamping itu juga mempertimbangkan hasil evaluasi diri sekolah
serta analisis kebutuhan sekolah.
B Landasan Hukum
1 Undang-undang No. 20 tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2 Undang-undang No. 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4 Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru
5 Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Kepala Sekolah
6 Permendiknas No. 22, 23, dan 24 Tahun 2006 tentang SI dan SKL
7 Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
8 Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
9 Permeniknas nomor 28 tahun 2010 tentang Tugas Tambahan Guru sebagai Kepala
Sekolah
10 Permendiknas No. 20 Tahun 20007 tentang Standar Penilaian
11 Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
12 Permendiknas No. 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan
13 Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang SKL (untuk K 2013)
14 Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi (untuk K 2013)
15 Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses (untuk K 2013)
16 Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (untuk K 2013)
17 Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD (untuk K 2013)
18 Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2015./2016
C Maksut Dan Tujuan
1 Maksut
2

Sebagai acuan bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran

Dapat digunakan sebagai panduan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan sekolah

Sebagai sumber inspirasi bagi seluruh warga sekolah dalam memajukan pendidikan

Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan pendidikan baik akademik maupun non
akademik

2. Tujuan

Menjamin agar perubahan atau tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko kecil.

Tersedianya panduan bagi sekolah dalam memanfaatkan subsidi baik subsidi dari
pemerintah maupun dari nonpemerintah.

Pedoman untuk terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar komponen
sekolah, antar sekolah, dan Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kota Kendari.

Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,


dan berkelanjutan

Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan implementasi berbagai program peningkatan


mutu pendidikan di sekolah

Membantu sekolah dalam menyusun anggaran secara bijaksana untuk meningkatkan


kualitas pendidikan

Untuk memberikan gambaran keadaan sekolah secara menyeluruh di masa empat


tahun mendatang

h
i
j
k
l

Sebagai pedoman dalam menemukan arah kebijakan sekolah dan landasan komitmen
bersama seluruh komponen sekolah.
Sebagai acuan dalam menentukan skala prioritas program sekolah.
Untuk memacu peningkatan prestasi sekolah dalam bentuk pengembangan fisik
maupun non fisik
Untuk membangkitkan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam upaya berinteraksi
secara aktif dalam pengembangan program sekolah.
Untuk mendorong pemerintah dan instansi terkait lainnya agar memberikan
pembinaan maupun kerjasamanya dalam program pengembangan sekolah.

D Metode penyususnan
1 Pemahaman bersama tentang Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)Sekolah
kepada semua warga sekolah.
2 Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) Sekolah
melalui diskusi
(FGD) dan musyawarah bersama guru dan komite sekolah
3 Sosialisasi Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) Sekolah kepada wali murid,
pemangku kepentingan (stake holder) serta masyarakat pada umumnya.
E Kerangka Pemikiran
1.Kesinambungan Antar Program

Penyelenggaraan pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien serta terarah


diperlukan perencanaan yang baik. Program dan perencanaan disusun bertahab dan
hirarkhis. Bertahab dimaksudkan bahwa program disusun berdasarkan waktu pencapaian,
dicapai dalam waktu satu tahun ( Rencana Kerja Tahunan ), Program yang diselesaikan
selama kurun waktu 4 (empat ) tahun disebut Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM),
sedangkan jika selesai mebutuhkan waktu 8 ( delapan ) tahun atau lebih disebut Program
jangka Panjang. Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
Sekolah saling terkait dan berkelanjutan. Keberhasilan Rencana Kerja Tahunan akan
berpengaruh terhadap Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), dan keberhasilan
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) Sekolah akan memberikan dampak
keberhasilan rencana Program jangka Panjang.
2. Kegiatan dalan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) Sekolah merupakan rencana yang
disusun untuk masa kerja selama 4 (empat ) tahun. RKJM ini meliputi pelaksanaan 8
standar yaitu standat isi, SKL, proses, sarana prasarana, pendidik dan tenaga
kependidikan, pengelolaan, penilaian , pembiayaan.
Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) sesuai amanat dari
Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan gambaran tujuan yang akan dicapai
oleh satuan pendidikan dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan. RKJM

sebagai salah satu proses dan prosedur pengelolaan sekolah untuk

menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan ketersediaan sumber daya. Selain itu RKJM merupakan dokumen
tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan untuk mencapai tujuan dan sasaran
sekolah yang telah ditetapkan.
Materi dasar penyusunan RKJM adalah hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
berkaitan dengan 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan acuannya
dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) Pasal 2 ayat (1) yaitu meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan serta standar penilaian. Dari delapan standar tersebut
jika belum memenuhi angka minimal maka sekolah harus memprioritaskan rencana kerja
pada aspek-aspek yang belum memenuhi SNP.

Alur kerja penyusunan RKJM adalah sebagai berikut:

PERSIAPAN
1 Pembentukan Tim
Pengembang Sekolah
(TPS)
2 Pembekalan/Orientasi
TPS

BAB II
BAB II KONDISI UMUM.

PENYUSUNAN RKJM
1 Menetapkan kondisi
sekolah saat ini (EDS)
2 Menetapkan kondisi sekolah
yang diharapkan (SNP)
3 Menyusun program kegiatan
dan indikator kinerja
4 Menyusun Rencana Anggaran
Sekolah
5 Menyusun RKT & RKAS

PENGESAHAN
1 Penyetujuan oleh rapat
Komite Sekolah
2 Pengesahan oleh pihak
berwenang
3 Sosialisasi kepada
pemangku
kepentingan

A Analisis Lingkungan Strategis


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan kehidupan sosial masyarakat
yang makin mengglobal dan makin tidak ada batas antara ruang dan waktu dalam kehidupan
masyarakat internasional menuntut adanya pengembangan kompetensi sumber daya manusia
Indonesia yang makin tinggi. Sementara itu, kondisi riil pendidikan kita dalam penyiapan
sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global belum seperti yang diharapkan,
baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Hal ini dapat
terlihat dari peringkat keberhasilan Indonesia dalam pengembangan sumber daya manusia
(SDM) masih menduduki rangking relatif bawah dan lebih rendah dari negara-negara
tetangga kita, khususnya dalam bidang sains dan teknologi.
Strategi pengelolaan pendidikan tidak dapat terlepas dari faktor-faktor, sosial budaya,
sosial ekonomi dan keadaan geografis yang sangat beraneka ragam. Faktor-faktor ini secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi dunia pendidikan dan oleh karena itu
perlu adanya strategi yang khusus dalam mengelola pendidikan sesuai jenjangnya. Sebuah
contoh nyata adalah arus budaya asing yang begitu deras mengalir dan tidak mungkin
dibendung diera globalisasi ini maka pendidikan harus bisa menjadi filter dan mampu
mengembangkan budaya bangsa peserta didiknya.
Optimalisasi di bidang pendidikan, pada prinsipnya bisa terwujud seandainya ketiga
komponen yang bertanggung jawab di bidang pendidikan seperti pemerintah, orang tua dan
masyarakat bersinergi baik dalam gagasan maupun potensi didalam menghadapi problema
dan tantangan pendidikan yang semakin besar dan kompleks dengan melakukan pembaruanpembaruan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
B Analisis Kondisi Pendidikan Saat Ini
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah telah
melakukan berbagai upaya dengan melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti pengembangan kurikulum, peningkatan
kompetensi guru dan tenaga TU, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana, pengadaan
buku dan alat pelajaran, perbaikan manajemen, pembiayaan dan sumber dana sekolah,

kelulusan, sistem penilaian dan peran komite sokolah. Mutu pendidikan dasar di Indonesia
dilihat dari produk maupun proses belum dapat dikatakan berhasil dengan maksimal. Dilihat
dari rata nilai Ujian Nasional masih banyak sekolah yang memiliki mutu kurang malahan
sangat kurang. Di samping itu aspek-aspek keterampilan personal, sosial, akademik dan
vokasional juga masih kurang. Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah telah
melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari Manajemen Berbasis Pusat menuju
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Proses belajar mengajar pada sekolah-sekolah pada jenjang SD di kota Kendari pada
umumnya masih banyak guru-guru yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang
kurang bervariasi, berpusat pada guru sehingga siswa tidak begitu aktif dan situasinya
membosankan.

Dalam mengimplemetasikan PBM, masih sedikit sekali guru-guru yang

menggunakan media pembelajaran yang relevan khususnya penggunaan media pembelajaran


ICT.
Dilihat dari kelengkapan sarana dan prasarana yang mencakup fasilitas pokok seperti lab.
Bahasa, lab. Komputer, lab. IPA, pusat multimedia belum dimiliki oleh sekolah dasar di kota
Kendari. Karena belum tersedianya fasilitas tersebut sehingga proses belajar mengajar tidak
dapat dioptimalkan.
Pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah yang berfokus pada transparansi
akuntabilitas dan partisipasi belum dilakukan secara penuh lebih-lebih manajemen yang
berbasis ICT atau manajemen sekolah yang mengacu pada ISO 9001 belum ada sekolah yang
melaksanakan.
Standar pembiayaan atau unit cost per siswa per tahun masih tergolong rendah lebih-lebih
sejak diluncurkannya dana BOS banyak orang tua siswa yang menghendaki pendidikan gratis
khususnya di pendidikan dasar sehingga banyak komite sekolah yang sulit menjalankan
fungsinya sebagai pendukung.
Berdasarkan uraian di atas maka pemerintah melakukan revitalisasi pendidikan di bidang
kurikulum yang mengacu pada implementasi kurikulum 2013 untuk meningkatan mutu
pendidikan pada umumnya dan khususnya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar.

Upaya tersebut dapat dilihat dengan adanya kegiatan pelatihan terhadap stakeholder
pendidikan sebagai ujung tombak di lapanagan.
C Analisis Kondisi Pendidikan Masa Datang
Profil pendidikan pada lima tahun kedepan diharapkan akan berkembang suatu
pendidikan yang memberikan jaminan lulusannya untuk mampu besaing di tingkat daerah,
nasional, dan

internasional baik secara akademik maupun non akademik. Hal ini

menunjukkan suatu proses belajar bagi anak yang dapat menumbuhkembangkan kecerdasan
baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual, bakat, minat, kemampuan, dan
potensi lain yang dimiliki peserta didik. Sekolah diharapkan mampu mengimplementasikan
berbagai model dan strategi pembelajaran sehingga para siswa dapat melakukan segala
potensinya dalam bentuk prestasi yang dicapai tumbuhnya daya kreatifitas, inovasi, dan jiwa
kemandirian yang tinggi. Dengan demikian setelah lulus dari pendidikannya dapat bersaing
dengan lulusan luar Negeri atau dalam Negeri yang memiliki standar nasional maupun
internasional. Untuk mendukung semuanya itu diperlukan adanya sistem pendidikan yang
mantap, dan memiliki sumber daya yang memadai. Semua ini memerlukan daya dukung
fasilitas yang standar nasiona maupun internasional, manajemen yang bertaraf nasional,
biaya yang cukup dan proposional dan sumber daya manusia yang profesional.

BAB III PROGRAM STRATEGIS


A Profil Sekolah
a Identitas sekolah (Kode registrasi sekolah, Nama resmi sekolah, SK Pendirian,
Akreditasi sekolah, Alamat lengkap sekolah, Identitas Kepala Sekolah, Komite
sekolah, Rekening Bank, dll)
b Data Kepemilikan lahan dan bangunan
c Rekapitulasi Data Siswa (4 tahun terakhir)
d Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
e Rekapitulasi Data Ortu siswa
f Data tamatan (4 tahun terakhir)
g Struktur Organisasi
h Visi dan Misi Sekolah
i Tujuan Sekolah
B Analisis Konteks (membandingkan kondisi nyata dengan kondisi ideal)
No

Kondisi ideal

Keadaan sekarang

kesenjangan

STANDAR ISI
Sekolah memiliki KTSP yang
disusun mengacu pada SNP
Penyususnan KTSP melibatkan
seluruh komponen sekolah (KS,
Guru, Komite, tikoh Masyarakat)
Sekolah memiliki kurikulum muatan
local (SK, KD) sebagai pedoman
Sekolah memiliki silabus semua
mata pelajaran
Kalender Pendidikan
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN (SKL)
Rata-rata KKM 75
Ujian sekolah rata-rata 7,50

KTSP yang ada belum


sepenuhnya mengacu pada SNP
Penyususnan KTSP hanya
melibatkan kepala sekol;ah dan
guru tertentu
Pelaksanaan muatan lokal hanya
berpedoman pada sumber belajar
Silabus yang ada masi kopi paste

70 %
50 %

50 %
100 %

Sesuai dengan kebutuhan sek

Rata-rata KKM
UAS rata-rata

STANDAR PROSES
Setiap guru manyusun dan memiliki Sebagian besar RPP guru-guru
RPP semua mata pelajaran yang masih kopi paste
diampu
Proses pembelajaran menggunakan
Proses pembelajaran masih
multi metode serta multi media
dominan menggunakan metode
ceramah minim media
Guru menggunakan IT sebagai
10 % guru sudah dapat
media pembelajaran.
menggunakan IT sebagai media
pembelajaran.
Pembelajaran pada kelas I s-d kelas VI Baru 20 % guru kelas I s-d kelas
menggunakan pendekatan tematik
VI melaksanakan pembelajaran
tematik

0,50

65 %

55%

90 %

80 %

STANDAR
PENDIDIK
DAN
KEPENDIDIKAN
Tenaga pendidik berkualifikasi S1
Tenaga pendidik % berkualifikasi
%
S1
Kompetensi
pedagogik
dan Kompetensi
pedagogik
dan
profesional guru minimal 70
profesional
guru
baru........
(sesuai hasil UKG)
75 % guru-guru sudah bersertifikasi
Baru
% guru-guru yang sudah
bersertifikasi
Tenaga kependidikan terpenuhi
% tenaga kependidikan sudah 34%
sesuai
kebutuhan
(penjaga, terpenuhi

pustakawan,
operator,
petugas
kebersihan)
STANDAR SARPRAS
Sarana
Prasarana
pembelajaran Sarana Prasarana pembelajaran
terpenuhi 100%
baru terpenuhi 60 % (masih
kekurangan
ruang
salat,
laboratorium,
ruang
kantin,
aula dan ruang koperasi sekolah)
Tersedia sebanyak 2 buah notebook Notebook dan LCD Projector baru
dan 2 buah LCD Projector untuk tersedia masing-masing 1 buah
kegiatan pembelajaran
Ruang kepala sekolah ber AC
Ruang kepala sekolah belum ber
AC
STANDAR PENGELOLAAN
Sistim
impormasi
manajemen SIM baru tersedia secara tertulis
tersedia secara tertulis dan on line
di papan pengumuman
Komputerisasi administrasi sekolah
baru 40%
Pemberian penghargaan dan
hukuman baru terlaksana 40%
Menjalin kerja sama dengan pihak
lain
STANDAR PEMBIAYAAN
Sumber pendanaan penyelenggaraan
pendidikandiharapkan ada dari pihak
lain selain dana BOS
Pengelolaan biaya pendidikan
dilaksanakan secara transparan
Ada
usaha
produktif
membantu biaya operasional

40 %

Notebook
dan
LCD
Projector
1 buah AC

50%
80%
60%

Komputerisasi sekolah sudah


mencapai 100%
Pemberian
penghargaan
dan 60%
hukuman terlaksana 100%
Belum ada kerjasama Nasional

Sumber dana penyelenggaraan


pendidikan hanya berasal dari
pemerintah (dana BOS)

Pengelolaan biaya pendidikan


masih sebatas pelaporan pada
pihak atasan
untuk Belum
terdapat usaha yang
menghasilkan keuntungan

STANDAR PENILAIAN
Pengembangan model penilaian
sesuai tuntutan kurikulum 2013 =
30% ( Kelas 1 & 6)
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi,
penugasan perseorangan atau

Pengembangan model penilaian


70 %
sesuai tuntutan kurikulum 2013
sudah 100 % ( Kelas 1 & 6 )
Penilaian
hanya
menggunakan tehnik tes

kelompok, dan bentuk lain yang


sesuai
C Rencana Kegiatan
No
.

Program

Kegiatan

Sasaran
kegiatan

Indikator
keberhasilan

Leadin
g sector

Tahun ke
1
2
3

Penyususna
n KTSP
berdasarkan
panduan
penyususn
kurikulum

Tersusunnya
KTSP
berdasarkan
panduan
penyususn
kurikulum

KS dan
Guru

Standar Isi
1

KTSP

2. dst
(sebanyak
8 standar)

Menyusun
KTSP

BAB IV EVALUASI DAN MONITORING

Anda mungkin juga menyukai