Kel. TL 1 (Nitrogen Dioksida)
Kel. TL 1 (Nitrogen Dioksida)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper,
Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680
nadhelelsy@gmail.com
Abstrak: Pencemaran udara merupakan kondisi udara ketika di dalam udara terdapat bendabenda atau zat-zat asing. Gas pencemar dapat bersumber dari alam dan hasil kegiatan manusia
yang semakin hari semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya
terapan teknologi sebagai tuntutan hidup yang lebih baik dan sejahtera. Gas pencemar udara
yang paling dominan mempengaruhi kesehatan manusia adalah nitrogen dioksida (NO 2). Gas NO2
merupakan salah satu indikator pencemaran udara yang dihasilkan dari pembakaran kegiatan
indusri dan kendaraan bermotor. Kadar gas NO2 berbedabeda di banyak tempat tergantung
kepadatan penduduk. Konsentrasi NO2 yang berlebihan mampu menimbulkan gangguan
kesehatan bagi makhluk hidup juga lingkungan. Masalah kesehatan yang sering terjadi akibat
tingginya konsentrasi NO2 adalah masalah pernapasan, iritasi mata, hingga kematian. Penelitian
dilakukan untuk menentukan konsentrasi konsentrasi NO 2 di daerah Fakultas Pertanian IPB
menggunakan metode Griess Saltzman. Metode ini menghubungkan nilai pengukuran suhu ruang
dan alat di lapang dengan kurva kalibrasi. Nilai konsentrasi yang didapat adalah sebesar 6,334
g/m3. Nilai ini masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah dalam PP No. 41
tahun 1991 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu sebesar 400 g/Nm3 pada
pengukuran satu jam. Hal ini menunjukkan wilayah tersebut masih berada di wilayah aman untuk
ditinggali.
Kata kunci: Pencemaran udara, Griess Saltzman, nitrogen dioksida (NO2), PP. No.41 tahun1991
Abstract: Air Pollution is a condition when there is foreign substance in the air. Air pollution
gases can be found from natural and result of human activities which has daily increasing
according to the advanced of human population and technology supporting for the satisfaction of
human life. Air pollution gases which were more dominant to influence of human health are
nitrogen dioxide (NO2). NO2 gas is one of the indicators of air pollution resulting from combustion
activities of industry and motor vehicles. The levels of NO 2 gas is different in every places
depending on population density. Excessive concentrations of NO 2 are able to cause health
problems for living things and also the environment. Health problems that often occur due to the
high concentration of NO2 are respiratory problems, eye irritation, until death. Research
conducted to determine concentrations of NO2 in the area of the Faculty of agriculture using
Griess Saltzman method. This method of linking the value of room temperature and tools
temperature with calibration curve. Concentration values obtained is amounting to 6,334
g/Nm3. This value is still below the raw quality of Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1991
tentang Pengendalian Pencemaran Udara, namely amounting to 400 g/Nm3 at measurement of
one hour. It showed the region was still in the safe area for living.
Keywords: Air pollution, Griess Saltzman, nitrogen dioxide (NO2), PP. No.41 tahun1991
PENDAHULUAN
1
TINJAUAN PUSTAKA
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi
dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis
mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang
semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar
yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar
solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara
operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor
dengan bahan bakar solar yang umumnya tidak terlihat padakendaraan bermotor
dengan bahan bakar bensin (Batara 2005).
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing ke dalam
METODOLOGI
Penelitian tentang perhitungan konsentrasi NOx dan NO2 sebagai gas pencemar
di udara ambien akibat gas buang kendaraan bermotor dilakukan pada hari Jumat,
23 Agustus 2016 di Parkiran Departemen Agronomi dan Hortikultural Fakultas
Pertanian IPB. Penelitian terrsebut tepat dilakukan di pinggir jalan raya depan
Fakultas Pertanian yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Metode yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode pengujian langsung di lapangan.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu midget impinger, pompa
vakum, flowmeter, batu granular, labu ukur 100 ml dan 1.000 ml, gelas ukur 100
ml, pipa volumetrik, stirrer, pipet ukur 1 ml, pipet mikro 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml;
0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml atau buret mikro, ball pipet, gelas piala 100 ml, 500 ml, dan
1.000 ml, tabung uji 25 ml, tabung Erlenmeyer asah bertutup 250 ml,
spektrofotometer dilengkapi kuvet, neraca analitik, cawan penguap, oven,
desikator, trmometer, dan barometer. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan
pada penelitian ini yaitu Larutan asam sulfinat (H2NC6H4SO3H), larutan asam
asetat glasial (CH3COOH pekat), bubuk natrium nitrit (NaNO2), air suling bebas
nitrit, aseton, larutan penyerap Griess Saltzman, larutan induk natrium nitrit
(NaNO2) 1,64 g/l, larutan standar natrium nitrit (NaNO2) 0,0164 g/l.
Prosedur penelitian terdiri dari dua, yaitu prosedur sampling dan pengujian
sampel dan prosedur pembuatan kurva kalibrasi. Sampling dan pengujian sampel
dilakukan selama satu jam dengan pegambilan data selama 15 menit. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu botol impinger diisi dengan 10 ml larutan penyerap
Griess Saltzman. Langkah kedua yaitu impinger dan Erlenmeyer asah
dihubungkan dalam keadaan tertutup yang berisi arang aktif (berisi sebagai
perangkap uap) dengan selang silikon. Langkah ketiga yaitu Rangkaian impinger
dan Erlenmeyer dihubungkan pada flowmeter dan pompa vakum dengan
kecepatan alir awal sebesar 0,4 liter/menit. Langkah keempat yaitu larutan
pennyerap didiamkan selama 15 menit setelah dilakukan pemompaan. Langkah
terakhir yang dilakukan yaitu absorbansi (A) diukur pada panjang gelombang 550
nm.
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan pada Laboratorium Pengelolaan Kualitas
Udara Deparemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat.
Langkah kedua yaitu larutan standar natrium nitrit 0,0164 gram/liter masingmasing 0,0 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; dan 1,0 ml dimasukkan
dengan menggunakan pipet volumetrik atau buret mikro ke dalam tabung uji 25
ml. Langkah ketiga yaitu larutan penyerap ditambahkan sampai tanda batas.
Larutan penyerap dikocok dengan baik dan dibiarkan selama 15 menit agar terjadi
pembentukan warna yang sempurna. Langkah keempat yaitu absorbansi masingmasing larutan standar diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 550 nm. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu kurva
kalibrasi dibuat berdasarkan nilai absorbansi dan jumlah NO2 (g).
Nilai koreksi laju aliran udara ditentukan dengan menggunakan Persamaan 1.
Tr
Qc = Qs Ta
.(1)
Keterangan :
Qc = koreksi laju aliran udara (liter/menit)
Qs = laju aliran udara sampling (liter/ menit)
Tr = temperatur ruang saat pengukuran (K)
Ta = temperatur alat (K)
Volume sampel udara ditentukan dengan menggunakan Persamaan 2.
V = Qc x t(2)
Keterangan :
V = Volume sampel udara (liter)
Qc = koreksi laju aliran udara (liter/menit)
t = lamanya sampling (menit)
Volume udara pada 25oC dan 760 mmHg dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 3.
P
298
Vr = V 760 Tr +273 ..
(3)
Keterangan :
5
Larutan standar natrium nitrit 0,0164 gram/liter dimasukkan ke dalam tabung uji 25
Larutan penyerap ditambahkan sampai tanda batas, kemudian dikocok dan didiamkan selama 15 menit
Kurva kalibrasi dibuat berdasarkan nilai absorbansi dan jumlah NO2 (g)
Va (ml)
0
0.1
0.2
0.4
0.8
1
Vb (ml)
25
25
25
25
25
25
Ca (g/ml)
2
2
2
2
2
2
Cb (g/ml)
0
0.008
0.016
0.032
0.064
0.08
Absorbansi
0
0.02
0.027
0.044
0.077
0.093
0.1
f(x) = 0.09x + 0.01
R = 0.99
0.08
0.06
Absorbansi
0.04
0.02
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
Konsentrasi NO2
Tr (C)
28.5
29
29
29.5
30
29.2
Ta (C)
33
34
35
34.5
34
34.03
Qs (l/menit)
0.4
0.6
0.5
0.5
0.5
0.5
Absorbansi
0.027
0.027
0.027
0.027
0.027
0.027
Berdasarkan data pada Tabel 2, suhu alat lebih besar daripada suhu ruangan.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh alat dan termometer yang diletakkan pada
tempat terbuka sehingga terkena cahaya matahari secara langsung. Selain itu,
waktu pengukuran juga menyebabkan suhu yang tinggi pada alat. laju aliran yang
ditunjukan oleh flowmeter pada awalnya diatur dengan laju 0,4 liter/menit. PAda
menit ke 15 laju aliran sampling meningkat menjadi 0,6 liter/menit, sedangkan
pada 15 menit selanjutnya laju aliran mengalami penurunan menjadi 0,5
liter/menit dan kemudian konstan sampai menit ke 60. Kenaikan pada menit ke 15
disebabkan oleh debit aliran udara yang meningkat dengan kuantitas aliran udara
yang besar, sedangkan paa menit-menit selanjutnya debit aliran udara menurun
akibat kuantitas aliran udara yang lebih sedikit daripada sebelumnya. Selain itu,
nilai absorbansi yang didapatkan di lapangan berdasarkan hasil percobaan yaitu
sebesar 0,027. Nilai tersebut dipengaruhi oleh kadar NO2 yang diserap oleh
impinger. Semakin banyak NO2 yang diserap oleh larutan penyerap dalam
impinger maka nilai absorbansi semakin besar.
Besarnya konsentrasi NO2 di udara ambien didapatkan dari data-data hasil
perhitungan yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Data hasil perhitungan NO2
No
1
Qc (L/menit)
0.429
V (L)
25.742
Vr (L)
25.384
b
0.161
C1 (g/m3)
6.334
Berdasarkan data hasil perhitungan yang didapatkan pada Tabel 3, nilai koreksi
laju aliran udara (Qc) yang didapatkan dari hasil perhitungan dipengaruhi oleh
suhu atau temperatur ruangan dan temperatur alat serta laju aliran udara sampling.
Nilai Qc berbanding terbalik dengan suhu alat dan berbanding lurus dengan laju
aliran udara sampling dan temperatur ruangan. Artinya, semakin besar nilai laju
aliran udara sampling maka nilai koreksi laju aliran udara juga semakin besar.
Nilai volume sampel udara (V) yang didapatkan dari hasil perhitungan pada tabel
dipengaruhi oleh koreksi laju aliran udara (Qc) dan waktu sampling. Nilai volume
sampel udara berbanding lurus dengan koreksi laju aliran udara dan waktu
sampling. Artinya, semakin besar nilai kedua parameter terrsebut maka volume
udara sampel yang didapatkan juga semakin besar. Nilai volume sampel udara
pada 25oC dan 760 mmHg (Vr) yang duperoleh dari hasil perhitungan pada tabel
dipengaruhi oleh besarnya volume udara sampel dan suhu ruangan. Volume
sampel udara pada 25oC dan 760 mmHg (Vr) berbanding lurus dengan volume
sampel udara yang berarti bahwa semakin besar nilai volume sampel udara maka
nilai Vr yang didapatkan juga semakin besar. Nilai dari jumlah NO 2 pada sampel
yang diperoleh dari kurva kalibrasi (b) yang didaptkan pada tabel dipengaruhi
oleh besarnya absorbansi dan koefisien a dan c yang didaptkan berdasarkan hasil
percobaan dan perhitungan pada laboratorium yang kemudian diplotkan kedalam
grafik. Besarnya konsentrasi NO2 di udara ambien (C1) dipengaruhi oleh jumlah
NO2 pada sampel yang diperoleh dari kurva kalibrasi dan besarnya volume
sampel udara pada 25oC dan 760 mmHg (Vr) dan jumlah NO2 pada sampel yang
diperoleh dari kurva kalibrasi (b). Nilai C1 berbanding lurus dengan jumlah NO 2
pada sampel yang diperoleh dari kurva kalibrasi (b) dan berbanding terbalik
dengan volume sampel udara pada 25oC dan 760 mmHg (Vr). Artinya, semakin
besar nilai b dan semakin kecil nilai Vr maka nilai C1 yang didapatkan akan
semakin besar.
Besarnya konsentrasi NO2 yang didapatkan dari perhitungan-perhitungan
beberapa parameter dari hasil percobaan di lapangan didaptkan konsentrasi NO 2
sebesar 6,334 g/m3. Sedangkan, baku mutu nitrogen dioksida (NO 2) berdasarkan
PP. No. 41 Tahun 1999 sebesar 400 g/Nm 3 dengan waktu pengukuran satu jam.
Konsentrasi NO2 yang didaptkan pada pengukuran di Parkiran Departemen ARL
berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang
mempengaruhi nilai tersebut yaitu berdasarkan lingkungan sekitar parkiran dan
jalan yang masih terdapat banyak pohon sehingga dapat menyerap gas-gas
beracun akibat gas buang kendaraan bermotor. Vegetasi memberikan manfaat
yang besar untuk mengurangi gas-gas pencemar udara sehingga pada jalan-jalan
9
yang banyak dilalui oleh kendaraaan bermotor ataupun tempat-tempt industri dan
pabrik harus banyak terdapat vegetasi. Selain itu, lalu lintas yang terjadi tidak
begitu padat seperti di jalan raya dengan intensitas kendaraan yang tinggi
menyebabkan emisi gas NO2 juga sedikit. Oleh sebab itu, jumlah NO 2 yang
diserap oleh larutan penyerap hanya sedikit karena hasil pembakaran kendaraan
bermotor dan emisi gas yang dikeluarkan juga sedikit.
Pengendalian pencemaran gas NO2 pada udara ambien dapat dilakukan dengan
memperbaiki kualitas emisi gas buang pada sektor industri. Pengupayaan ini
dapat dilakukan dengan mengganti jenis bahan bakar, penggunaan wet
scrubber dan oksigen murni, serta optimalisasi pengaturan suhu dan tekanan
dalam proses pembakaran (Leithe 1972). Selain itu, perbaikan emisi gas buang
juga dilakukan pada sektor transportasi, terutama pada kendaraan darat. Langkahlangkah perbaikan dalam sektor transportasi dapat dilakukan dengan cara
merawat mesin kendaraan agar tetap baik, melakukan pengujian uji emisi KIR
kendaraan secara berkala, serta memasang filter pada knalpot kendaraan
(Sastrawijay, Tresna 1991).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, simpulan
yang dapat diambil yaitu natrium dioksida (NO 2) merupakan salah satu gas
pencemar di udara yang berbahaya bagi makhluk hidup apabila konsentrasinya
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Konsentrasi NO 2 dipengaruhi oleh
volume udara sampe dan jumlah NO 2 pada sampel yang diperoleh dari kurva
kalibrasi. Beberapa parameter-parameter yang didapatkan dari hasil pengukuran
saling mempengaruhi nilai satu sama lain. Selain itu, konsentrasi NO2 di udara
juga sangat dipengaruhi oleh banyaknya emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal
tersebut berhubungan dengan kepadatan lalu lintas yang melewati suatu tempat.
Banyak nya ruang terbuka hijau juga memberikan dampak yang positif yaitu
dapat mengurangi gas- gas pencemar di udara baik akibat kendaraan bermotor
maupun akibat aktivitas pabrik atau industri. Konsentrasi NO 2 yang didapatkan
pada percobaan yaitu sebesar 6,334 g/m3 untuk pengukuran selama satu jam.
Sedangkan, baku mutu NO2 berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 yaitu sebesar 150
g/m3 untuk waktu pengukuran satu jam. Hal tersebut berarti konsentrasi NO 2
yang didaptkan tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Saran
Pengukuran dan perhitungan konsentrasi NO2 sebaiknya dilakukan pada dua
tempat yang mempunyai kepadatan lalu lintas dan jumlah vegetasi yang berbeda
sehingga mendapat pembanding agar dapat mengetahui sejauh mana pengaruh
vegetasi untuk mengurangi gas-gas pencemar udara terutama gas pencemar
akitbat kendaraan bermotor dan industri atau pabrik-pabrik.
Daftar Pustaka
Batara E. 2005. Pencemaran udara dan respon tanaman serta pengaruhnya pada
manusia. E-USU Repository. 6(3) : 2-3
10
Leithe W. 1972. The Analysis of Air Pollutants. New York (US): AnnArbor
Science Publisher.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Baku
Mutu Udara Ambien Nasional. Jakarta (ID).
Prawiro R. 1988. Ekologi Pencemaran Lingkungan. Semarang (ID) : Satya
Wacana.
Sastrawijaya A, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta (ID):
Rineka Cipta.
Sugiarti. 2005. Gas pencemar udara dan pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia. Jurnal Chemica. 10(1) : 50-58.
Wardana W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta (ID) : Andi
Offset.
Lampiran
Lampiran 1 Contoh perhitungan
Diketetahui :
Qs = 0,50 liter/menit
Tr = 29,20oC
Ta = 34,03oC
t = 60 menit
Perhitungan koreksi laju aliran udara
Tr
Qc = Qs Ta
= 0,50
29,20
34,03
= 0,429 liter/menit
Perhitungan volume sampel udara
V = Qc x t
= 0,429 x 60
= 25,742 liter
Perhitungan Volume udara pada 25oC dan 760 mmHg
P
298
Vr = V 760 Tr +273
760
298
= 25,742 760 29,20+273
= 25,384 liter
Perhitungan jumlah NO2 pada sampel
( yc)
b=
a
11
(0,0270,0079)
0,1188
= 0,161
Perhitungan konsentrasi NO2
b
Konsentrasi NO2 = Vr x 10
=
0.161
x 1000
25,384
= 6,334 g/m3
10.
Total florida
11.
12.
Flor indeks
Klorine
dan
dioksida
Sulfat indeks
13.
24 jam
90 hari
30 hari
Klorin 24 jam
30 hari
3 g/m3
0,5 g/m3
40 g/100 cm2
150 g/m3
1 mg
cm3
SO3/100
Lampiran 3 Dokumentasi
13