Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang sempat digunakan
bertahun-tahun tetapi jarang digunakan lagi karena toksisitas dan efikasinya. Metoksifluran
adalah anestetik inhalasi yang paling poten, tetapi induksi dan pemulihannya relatif lambat.
Lebih lanjut, sebagian metoksifluran dimetabolisme oleh sitokrom P-450 menghasilkan florida
bebas (F), asam oksalat, dan bebrapa komponen lain yang bersifat nefrotoksik. Sementara itu,
enfluran mengurangi kontraksi myokardial dan meningkatkan sekresi likuor serebrospinal (CSF).
Selama anestesia, enfluran menginduksi perubahan elektroensefalograf yang dapat berprogresi
pada pola spike-and-wave yang biasa ditemukan pada kejang tonik-klonik. Oleh karena itulah,
dewasa ini baik metoksifluran maupun enfluran penggunaannya telah dibatasi.
Dengan ditariknya berbagai zat anestetik dari peredaran seperti yang dikemukakan di atas,
kini terdapat lima agen inhalasi yang masih digunakan dalam praktik anestesi yakni nitrous
oksida, halotan, isofluran, desfluran, dan sevofluran. Anestetik inhalasi paling banyak dipakai
untuk induksi pada pediatri yang mana sulit dimulai dengan jalur intravena. Di sisi lain, bagi
pasien dewasa biasanya dokter anestesi lebih menyukai induksi cepat dengan agen intravena.
Meskipun demikian, sevofluran masih menjadi obat induksi pilihan untuk pasien dewasa,

mengingat baunya tidak menyengat dan onsetnya segera. Selain induksi, agen inhalasi juga
sering digunakan dalam praktik anestesiologi untuk rumatan.
BAB II
OBAT-OBAT ANESTESI INHALASI
II.1 Nitrous Oksida (N2O)
Merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, lebih berat dari udara,
serta tidak mudah terbakar dan meledak. Gas ini dapat disimpan dalam bentuk cair dalam
tekanan tertentu, serta relatif lebih murah dibanding agen anestetik inhalasi lain.
Efek terhadap Sistem Organ
Efek terhadap kardiovaskular dapat dijelaskan melalui tendensinya dalam menstimulasi sistem
simpatis. Meski secara in vitro gas ini mendepresikan kontraktilitas otot jantung, namun secara
in vivo tekanan darah arteri, curah jantung, serta frekuensi nadi tidak mengalami perubahan atau
hanya terjadi sedikit peningkatan karena adanya stimulasi katekolamin, sehingga peredaran
darah tidak terganggu (kecuali
BAB I
PENDAHULUAN
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.

Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang sempat digunakan
bertahun-tahun tetapi jarang digunakan lagi karena toksisitas dan efikasinya. Metoksifluran
adalah anestetik inhalasi yang paling poten, tetapi induksi dan pemulihannya relatif lambat.
Lebih lanjut, sebagian metoksifluran dimetabolisme oleh sitokrom P-450 menghasilkan florida
bebas (F), asam oksalat, dan bebrapa komponen lain yang bersifat nefrotoksik. Sementara itu,
enfluran mengurangi kontraksi myokardial dan meningkatkan sekresi likuor serebrospinal (CSF).
Selama anestesia, enfluran menginduksi perubahan elektroensefalograf yang dapat berprogresi
pada pola spike-and-wave yang biasa ditemukan pada kejang tonik-klonik. Oleh karena itulah,
dewasa ini baik metoksifluran maupun enfluran penggunaannya telah dibatasi.
Dengan ditariknya berbagai zat anestetik dari peredaran seperti yang dikemukakan di atas,
kini terdapat lima agen inhalasi yang masih digunakan dalam praktik anestesi yakni nitrous
oksida, halotan, isofluran, desfluran, dan sevofluran. Anestetik inhalasi paling banyak dipakai
untuk induksi pada pediatri yang mana sulit dimulai dengan jalur intravena. Di sisi lain, bagi
pasien dewasa biasanya dokter anestesi lebih menyukai induksi cepat dengan agen intravena.
Meskipun demikian, sevofluran masih menjadi obat induksi pilihan untuk pasien dewasa,
mengingat baunya tidak menyengat dan onsetnya segera. Selain induksi, agen inhalasi juga
sering digunakan dalam praktik anestesiologi untuk rumatan.
BAB II
OBAT-OBAT ANESTESI INHALASI
II.1 Nitrous Oksida (N2O)
Merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, lebih berat dari udara,
serta tidak mudah terbakar dan meledak. Gas ini dapat disimpan dalam bentuk cair dalam
tekanan tertentu, serta relatif lebih murah dibanding agen anestetik inhalasi lain.
Efek terhadap Sistem Organ
Efek terhadap kardiovaskular dapat dijelaskan melalui tendensinya dalam menstimulasi sistem
simpatis. Meski secara in vitro gas ini mendepresikan kontraktilitas otot jantung, namun secara
in vivo tekanan darah arteri, curah jantung, serta frekuensi nadi tidak mengalami perubahan atau
hanya terjadi sedikit peningkatan karena adanya stimulasi katekolamin, sehingga peredaran
darah tidak terganggu (kecuali

BAB I
PENDAHULUAN
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang sempat digunakan
bertahun-tahun tetapi jarang digunakan lagi karena toksisitas dan efikasinya. Metoksifluran
adalah anestetik inhalasi yang paling poten, tetapi induksi dan pemulihannya relatif lambat.
Lebih lanjut, sebagian metoksifluran dimetabolisme oleh sitokrom P-450 menghasilkan florida
bebas (F), asam oksalat, dan bebrapa komponen lain yang bersifat nefrotoksik. Sementara itu,
enfluran mengurangi kontraksi myokardial dan meningkatkan sekresi likuor serebrospinal (CSF).
Selama anestesia, enfluran menginduksi perubahan elektroensefalograf yang dapat berprogresi
pada pola spike-and-wave yang biasa ditemukan pada kejang tonik-klonik. Oleh karena itulah,
dewasa ini baik metoksifluran maupun enfluran penggunaannya telah dibatasi.
Dengan ditariknya berbagai zat anestetik dari peredaran seperti yang dikemukakan di atas,
kini terdapat lima agen inhalasi yang masih digunakan dalam praktik anestesi yakni nitrous
oksida, halotan, isofluran, desfluran, dan sevofluran. Anestetik inhalasi paling banyak dipakai
untuk induksi pada pediatri yang mana sulit dimulai dengan jalur intravena. Di sisi lain, bagi
pasien dewasa biasanya dokter anestesi lebih menyukai induksi cepat dengan agen intravena.
Meskipun demikian, sevofluran masih menjadi obat induksi pilihan untuk pasien dewasa,

mengingat baunya tidak menyengat dan onsetnya segera. Selain induksi, agen inhalasi juga
sering digunakan dalam praktik anestesiologi untuk rumatan.
BAB II
OBAT-OBAT ANESTESI INHALASI
II.1 Nitrous Oksida (N2O)
Merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, lebih berat dari udara,
serta tidak mudah terbakar dan meledak. Gas ini dapat disimpan dalam bentuk cair dalam
tekanan tertentu, serta relatif lebih murah dibanding agen anestetik inhalasi lain.
Efek terhadap Sistem Organ
Efek terhadap kardiovaskular dapat dijelaskan melalui tendensinya dalam menstimulasi sistem
simpatis. Meski secara in vitro gas ini mendepresikan kontraktilitas otot jantung, namun secara
in vivo tekanan darah arteri, curah jantung, serta frekuensi nadi tidak mengalami perubahan atau
hanya terjadi sedikit peningkatan karena adanya stimulasi katekolamin, sehingga peredaran
darah tidak tergangg PENDAHULUAN
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anes PENDAHULUAN

Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang diterima
secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat yang
terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya yang
cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang
Nitrous oksida (N2O), kloroform, dan eter adalah agen pembiusan umum pertama yang
diterima secara universal. Etil klorida, etilen, dan siklopropan kemudian menyusul, dengan zat
yang terakhir cukup digemari pada saat itu karena induksinya yang singkat dan pemulihannya
yang cepat tanpa disertai delirium. Tetapi sebagian dari agen pembiusan di atas sudah ditarik dari
pasaran.
Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang

Sebagai contoh, eter sudah tidak digunakan secara luas karena mudah tersulut api dan
berisiko mengakibatkan kerusakan hepar. Di samping itu, eter juga mempunyai beberapa
kerugian yang tidak disenangi para anestetis seperti berbau menyengat dan menimbulkan sekresi
bronkus berlebih. Kloroform juga kini dihindari karena toksik terhadap jantung dan hepar. Etil
klorida, etilen, dan siklopropan pun tidak lagi digunakan sebagai anestetik, baik karena toksik
ataupun mudah terbakar.
Metoksifluran dan enfluran termasuk agen anestetik generasi baru yang tetik generasi baru yang
u (kecuali

Anda mungkin juga menyukai

  • Mama Kepasar
    Mama Kepasar
    Dokumen1 halaman
    Mama Kepasar
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Arthritis Reumatoid
    Arthritis Reumatoid
    Dokumen57 halaman
    Arthritis Reumatoid
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Baru Niannn Ini
    Daftar Pustaka Baru Niannn Ini
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka Baru Niannn Ini
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Mama Kepasar
    Mama Kepasar
    Dokumen1 halaman
    Mama Kepasar
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Medulla
    Medulla
    Dokumen34 halaman
    Medulla
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Jantung
    Jantung
    Dokumen21 halaman
    Jantung
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • II222
    II222
    Dokumen2 halaman
    II222
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Ii. Tinjauan Pustaka A. Definisi
    Ii. Tinjauan Pustaka A. Definisi
    Dokumen2 halaman
    Ii. Tinjauan Pustaka A. Definisi
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Referat Dermatofitosis
    Referat Dermatofitosis
    Dokumen48 halaman
    Referat Dermatofitosis
    mentariyuhendar
    Belum ada peringkat
  • PANKREAS
     PANKREAS
    Dokumen2 halaman
    PANKREAS
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Kulit
    Anamnesis Kulit
    Dokumen9 halaman
    Anamnesis Kulit
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • PANKREAS
     PANKREAS
    Dokumen2 halaman
    PANKREAS
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Coba 2
    Coba 2
    Dokumen2 halaman
    Coba 2
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Inhalasii New
    Inhalasii New
    Dokumen7 halaman
    Inhalasii New
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Jantung
    Jantung
    Dokumen21 halaman
    Jantung
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Bius Anastesi
    Bius Anastesi
    Dokumen4 halaman
    Bius Anastesi
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Diabetes Ss
    Diabetes Ss
    Dokumen4 halaman
    Diabetes Ss
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Bius Anastesi
    Bius Anastesi
    Dokumen4 halaman
    Bius Anastesi
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Kulitt
    Kulitt
    Dokumen9 halaman
    Kulitt
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Inhalasiii
    Inhalasiii
    Dokumen5 halaman
    Inhalasiii
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen9 halaman
    Latar Belakang
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Inhalasii
    Inhalasii
    Dokumen6 halaman
    Inhalasii
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Inhalasii New
    Inhalasii New
    Dokumen7 halaman
    Inhalasii New
    emi_bgt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Nama Singkatan
    Daftar Nama Singkatan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Nama Singkatan
    emi_bgt
    Belum ada peringkat