Anda di halaman 1dari 5

Penelitian Cross-Sectional, Multisenter kliniko-Epidemiologi Melasma di India

Devasthanam Sundara Rao KrupaShankar , Vijay Kumar Somani, Malvika Kohli, Jaishree Sharad, Anil Ganjoo, Sanjiv Kan
dhari, Venkat Ram Mysore, Sanjeev Aurangabadkar , Subrata Malakar , Maya Vedamurthy, Ganesh Kadhe, Salman Motleka
r,Pashmina Ahirrao

Latar Belakang: Melasma adalah salah satu kelainan pigmen yang sering ditemukan oleh
dokter kulit dan sering terjadi pada wanita dengan kulit yang lebih gelap (tipe kulit IV-VI)
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi melasma pada populasi di India
dan fokus pada variabilitas regional yaitu demografi, manifestasi klinis dan factor pencetusnya.
Metode: Studi multisenter ini dilakukan di empat wilayah di India pada pasien (> 18 tahun)
yang didiagnosis dengan melasma dengan pemeriksaan Sinar Wood. Pasien diperiksa untuk
mengidentifikasi distribusi melasma.

Faktor pencetus dan etiologi untuk melasma

didokumentasikan.
Hasil: Usia rata-rata dari 331 pasien yang terdaftar dengan melasma adalah 37,2 9,3 tahun.
Prevalensi melasma lebih tinggi pada wanita dengan rasio wanita banding laki-laki

4: 1.

Keseluruhan populasi dengan riwayat keluarga adalah 31%, tertinggi di wilayah utara (38,5%)
dan terendah di wilayah timur (18,2%). Dua pola distribusi yang menonjol adalah centrofacial
(42%) dan malar (39%). Hanya 35% dari pasien yang menggunakan tabir surya. Dari jumlah
tersebut, 10% dari pasien menggunakan tabir surya dengan SPF> 50. Penggunaan tabir surya
tertinggi di wilayah utara (69%). Sekitar 51% wanita dengan kehamilan multipel memiliki
riwayat melasma bila dibandingkan dengan kehamilan single (25%) atau wanita yang belum
pernah hamil (24%).
Kesimpulan: Kesimpulannya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada variabilitas regional pada
demografi, manifestasi klinis dan faktor pencetus melasma pada pasien di India. Ada korelasi
yang kuat antara riwayat keluarga dan prevalensi melasma. Paparan sinar matahari merupakan
faktor pencetus utama dalam melasma, tetapi hanya 10% dari pasien menggunakan tabir surya
dengan SPF> 50. Faktor lain seperti obat-obatan , penyakit kronis, kehamilan multiple dan
penggunaan kontrasepsi oral mungkin mencetuskan Melasma.
Keywords : Dermatologi ; Epidemiologi; Etiologi; Melasma; India
1

PENDAHULUAN
Melasma terjadi karena peningkatan melanogenesis dalam melanosit [1]. Melasma sering
terjadi pada wanita dengan kulit yang lebih gelap (jenis kulit IV-VI) [2]. Meskipun prevalensi
melasma belum diteliti di kebanyakan negara, terdapat sekitar 4-10% dari kasus baru Melasma di
rumah sakit dermatologi [3, 4].
Melasma adalah kelainan pigmentasi yang sering ditemukan pada penduduk India [5].
Pola Malar banyak terdapat di wilayah selatan India dibandingkan dengan wilayah utara [6-8].
Achar et al. menunjukkan bahwa tingginya paparan matahari, kehamilan, penggunaan
kontrasepsi oral dan penggunaan kosmetik setidaknya lima kali seminggu berkontribusi pada
eksaserbasi melasma pada

penduduk India [7]. Status sosial ekonomi pasien, efek dari

perawatan sebelumnya, status menopause dan kondisi penyerta lainnya belum dievaluasi dalam
studi epidemiologi yang dilakukan untuk mengevaluasi prevalensi melasma [9-11].
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi melasma pada pasien India
menggunakan studi kolaborasi multicenter dan fokus pada variabilitas regional pada demografi,
manifestasi klinis dan faktor pencetus kondisi ini.
METODE
Karakteristik Studi
Penelitian cross-sectional, multisenter dilakukan di sembilan pusat studi (Bangalore 2,
Hyderabad 2, Delhi 2, Kolkata 1 dan Mumbai 2) di empat daerah (utara, selatan, timur dan
Barat) di India selama 6 bulan (Maret 2012-Agustus 2012).
Protokol penelitian dan semua amandemen ditinjau dan disetujui oleh Independent
Institutional Ethics Committee/Institutional Review Board (IEC / IRB). Penelitian ini dilakukan
sesuai dengan Good Clinical Practice (GCP) oleh pedoman International Conference On
Harmonization (ICH) dan diadopsi dalam Jadwal Y (Diubah 2005) dan juga diikuti Deklarasi
Helsinki tahun 1975, sebagaimana telah diubah pada tahun 2000 dan 2008. Informed consent
diperoleh dari semua pasien untuk dimasukkan dalam penelitian ini.
Kriteria inklusi dan eksklusi
2

Semua pasien laki-laki dan perempuan (> 18 tahun) didiagnosis dengan melasma pada
pemeriksaan Sinar Wood dimasukkan dalam penelitian ini. Petugas peneliti atau mereka yang
terlibat langsung dalam penelitian ini atau penelitian lain yang sejenis dikeluarkan dari
penelitian. Pasien yang tidak dapat memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi juga
dikeluarkan.
Informed Consent
Semua pasien diminta untuk menulis informed consent yang diakui oleh IRB / IEC untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penilaian studi
Semua pasien dinilai demografi termasuk usia, jenis kelamin, status perkawinan, lokasi
geografis, dan riwayat keluarga (relatif primer dengan melasma). Pasien diperiksa untuk
mengidentifikasi distribusi melasma yang dibagi menjadi empat pola: centrofacial (pipi, dahi,
bibir atas, hidung dan dagu); malar (pipi dan hidung); mandibular (ramus mandibula); dan pola
kombinasi (centrofacial dan malar, centrofacial dan mandibula, malar dan mandibula,
centrofacial, malar dan mandibula).
Selain itu, onset usia, penyakit kronis (<1 tahun sampai > 3 tahun), penggunaan kosmetik
(termasuk frekuensi dan durasi), terapi sebelumnya yang digunakan perawatan melasma, faktor
etiologi termasuk paparan sinar matahari, penggunaan tabir surya, riwayat kehamilan,
penggunaan hormone replacement therapy (HRT) pada wanita postmenopause, penggunaan
kontrasepsi oral dan kondisi bersamaan didokumentasikan. Semua pasien diperiksa oleh dokter
spesialis kulit.
Pengumpulan data
Data dari semua pasien dikumpulkan dalam bentuk electronic case report forms (e-CRF)..
Semua e-CRF ditinjau oleh peneliti utama untuk memastikan kebenaran informasi. E-CRF juga
diverifikasi dengan sumber dokumen untuk konsistensi.
Analisis statistik

Usia rata-rata dari semua pasien dihitung menggunakan statistik deskriptif. Analisis One
way ANOVA dilakukan untuk menentukan perbedaan statistik usia rata-rata pasien di seluruh
wilayah. analisis post hoc Tukey, Single-Step, beberapa prosedur perbandingan dilakukan
bersamaan dengan ANOVA digunakan untuk menentukan perbedaan di wilayah dengan
kelompok usia. Rata-rata paparan untuk setiap pola melasma diperoleh dan dievaluasi untuk
signifikansi statistik menggunakan One way ANOVA . p <0,05 dianggap signifikan secara
statistik.
HASIL
Ini adalah studi terikat waktu dan hanya pasien dengan diagnosis melasma yang diteliti.
Sebanyak 331 pasien dengan usia rata-rata 37,2 9,3 tahun (kisaran 20-62 tahun) dengan
melasma dimasukkan dalam penelitian . Laki-laki (n-65) untuk perempuan (n-266) rasio adalah
1: 4; Namun, perbedaan rasio di daerah tidak signifikan (p = 0,5604) (Tabel 1).
Table 1. detail demografi
Lokasi

timur

barat

utara

selatan

Jumlah

Jumlah sampel(n)

44

82

78

127

331

Umur (tahun,rata-rata SD)

34,38,9

38,67,7

40,29,2

35,49,9

37,29,3

0,0003*

JENIS KELAMIN (L/P)

(10/34)

(13/69)

(13/65)

(29/98)

(65/266)

0,5604**

Status pernikahan

(23/21)

(69/13)

(68/10)

(97/30)

(257/74)

<0,001**

p value

(menikah/lajang)
Riwayat keluarga(ya; %)
8(18,18%) 23(28,04) 30(38,46) 42(33)
n : jumah pasien, SD : standar deviasi,**: tes Chi-square ,*: One-way ANOVA

103(31,1) 0,1207**

Anda mungkin juga menyukai