Anda di halaman 1dari 29

STASE KULIT DAN KELAMIN RSUD KOTA BANJAR

RINGKASAN PENYAKIT KULIT


SARAH SHABRINA
2012730098

2016

F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

DERMATITIS
Definisi

Etiologi

Gambaran Klinis

Dermatitis Kontak
Alergi
Iritan
Reaksi radang pada kulit yang didahului
Reaksi non alergi dari kulit non
dengan proses sensitisasi terhadap suatu
imunologik, terjadi langsung tanpa
alergen.
didahului proses sensitisasi yang
disebabkan oleh zat iritan.

Bahan yang sering menyebabkan DKA:


- Logam
- Karet
- Tanaman
- Kosmetik
- Obat
- Makanan
- Cuaca
Faktor yang berpengaruh timbulnya DKA:
- Sensitisasi alergen
- Dosis perunit area
- Luas daerah yang terkena
- Lama pajanan, oklusi, suhu,
kelembapan lingkungan, vehikulum
dan pH.
Fase akut:
- Eritem berbatas tegas, terdapat
edema, diatasnya terdapat vesikel
dan papul.
- Terdapat bula, erosi, dan krusta
(lesi akut yang parah)
Fase Kronik:
- Plak likenifikasi dengan skuama,
eksoriasi, eritema dan pigmentasi

Bahan yang sering menyebabkan DKI:


- Sabun, Detergen, dan Hand
Cleaners
- Minyak pelumas
- Asam dan Alkali
- Solvent atau Bahan pelarut
dalam Industri
- Serbuk kayu

DKI akut
- Lesi terbatas pada tempat kontak
kulit
- Terasa perih, panas, rasa
terbakar
- Kelainan berupa Lesi
eritematosa, berbatas tegas,
asimetris, edema, bula atau
nekrosis.
DKI akut lambat
- Muncul 8-24 jam atau lebih

Dermatitis Atopik
Keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal, yang umumnya terjadi selama
masa bayi dan ank-anak, sering berhubungan
dengan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi dalam keluarga atau penderita (D.A,
Rinitis alergi, asma bronkial). Kelainan kulit
berupa papul gatal, yang kemudian mengalami
ekskoriasi, likenifikasi, distribusinya dilipatan.
Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam
patogenesis D.A:
- Faktor genetik
- Lingkungan
- Sawar kulit
- Farmakologik
- Imunologik
- Berbagai faktor pemicu : makanan
(telur, susu, gandum, kedele, kacang
tanah), aeroalergen (tungau debu rumah,
bulu binatang, kapang)

Pruritus dapat hilang timbul sepanjang


hari, lebih hebat pada malam hari
menggaruk papul, likenifikasi,
eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi,
krusta.
D.A infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
- Lesi dimulai dari muka lalu leher,
pergelangan tangan, lengan, tungkai dan
lutut
- Eritema, papul-vesikel yang halus,
gatalpecah eksudatif (eksudat,erosi)

setelah kontak
- Awal berupa eritema esok hari
menjadi vesikel atau nekrosis
DKI kumulatif / kronis
- Kulit yang kering, disertai lesi
yang eritem dan terdapat
skuama.
- Hiperkeratosis, likenifikasi,
dengan batas kelainan tidak
tegas.
- Terasa gatal atau nyeri
- Berhubungan dengan pekerjaan
sehingga banyak ditangan
Pemeriksaan Penunjang

Patch Test
Prick Test

Patch Test
Prick Test

Terapi

Hindari kontak dengan bahan Alergi


Kelainan kulit di Kompres dengan
larutan garam faal atau larutan air
salisil.
Krim kortikosteroid topikal (untuk
fase aku atau ringan)
Kortikosteroid topikal dalam jangka
pendek contoh; prednison 30
mg/hari (untuk peradangan akut)
Antihistamin sistemik sedatif 3X1
(bila gatal cukup berat)

Hindari kontak dengan bahan


iritan
Kompres dengan kompres basah
(air matang) selama 5 15
menit, 2 kali sehari.
Krim kortikosteroid topikal
(untuk fase akut)
Salep kortikosteroid topikal
(untuk fase kronik)
Antihistamin sistemik sedatif
3X1 (bila gatal cukup berat)

Komplikasi

Infeksi sekunder

Infeksi sekunder

terbentuk krusta infeksi


D.A pada anak (usia 2-10 tahun)
- Lesi kering, tidak begitu eksudatif,
banyak papul, likenifikasi, sedikit
skuama.
- Di lipat siku, lipat lutut, pergelangan
tangan, kelopak mata, leher, jarang di
muka
D.A pada remaja dan dewasa
- Lesi berupa plak eritematosa, skuama,
plak likenifikasi yang gatal
- Di lipat siku, lipat lutut, samping leher,
dahi dan sekitar mata. Mengenai tangan
dan pergelangan tangan, bibir, vulva,
puting susu, skalp.
- Laboratorium : serum IgE (dalam darah
meningkat)
- Skin test
Topikal ;
- Hidrasi kulit : diberikan pelembab krim
hidrofilik urea 10% + hidrokortison 1%
4x sehari. Dipakai setelah mandi.
- Kortikosteroid topikal berpotensi
menengah. Misalnya triamsinolon.
Lesi basah di kompres dahulu dengan
larutan Burowi
Sistemik ;
- Kortikosteroid
- Antihistamin (untuk mengurangi rasa
gatal) : cetirizine 5 mg p.o malam hari.
- Antibiotik : doksisiklin. (golongan
sefalosporin)
Terapi sinar
Infeksi sekunder

Definisi

Etiologi

Dermatitis nurmularis
Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
atau agak lonjong, berbatas tegas dengan
efloresensi berupa papulvesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah

Dermatitis statis
Dermatitis sekunder akibat insufisiensi
kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai
bawah.

Penyebab tidak di ketahui, diduga:


- stafilokokus dan mikrokokus.
- Trauma fisis dan kimiawi
- Stress
- Minuman yang mengandung alkohol.
- Lingkungan dengan kelembapan
rendah.

Gambaran klinis

Pemeriksaan
penunjang
Terapi

Sangat gatal
Lesi akut berupa papulvesikel dan
vesikel (0,3-1cm) membesar dengan
cara berkonfluens(meluas
kesamping) membentuk logam
Lesi vesikel, eritem, edem, berbatas
tegas eksudasi krusta
likenifikasi skuama.
Lesi tunggal atau multiple, bilateral
atau simetris. Ukuran sampai dengan
5-10 cm
Predileksi : tungkai bawah, badan,
lengan.

(-)

Meningkatnya tekanan hidrostatik


dalam sistem vena Kebocoran
fibrinogen masuk ke dalam
dermis bentuk selubung fibrin
perikapiler dan interstisium
halangi difiusi oksigen kematian
sel
Faktor p-ertumbuhan (growth factor
trap hypothesis)
Terdapat pelebaran vena atau varises
dan edema --> kulit merah
kehitaman timbul purpura dan
hemosiderosis
Awal pada tungkai bawah meluas ke
bagian medial atau lateral maleolus,
bawah lutut, punggung kaki.
Lesi eritem, skeama, eksudasi, gatal,
ulkus (ulkus venosum)

(-)
-

Pelembab atau emolien (untuk kulit


kering)
Di kompresws dengan larutan

Neurodermatitis sirkumskripta
Peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang
kayu, akibat garukan atau gosokan yang
berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik
Diduga terdapat penyakit yang
mendasari misalnya:
Penyakit sistemik : gagal ginjal
hodgkin, hipertiroidia, limfoma
hodgkin, hipertiroid.
Penyakit kulit : dermatitis atopik,
dermatitis alergik, gigitan serangga.
psikologi: tekanan emosi
-

Gatal sekali terutama pada


malam hari.
Lesi biasanya tunggal, plak
eritematosa, edema, eritema--.
Bagian tengah berskuama dan
menebal, likenifikasi dan
ekskoriasi, hiperpigmentasi,
batas tidak tegas.
Lesi ditemukan pada skalp,
tengkuk, samping leher, lengan
bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, paha bagian
medial, lutut, tungkai bawah
lateral, pergelangan kaki bagian
depan, dan punggung kaki.

(-)
-

Tungkai dinaikan waktu tidur diatas


permukaan jantung selama 30 menit
3 sampai 4 kali sehari.

Anti histamin (anti pruritus)


Topikal krim doxepin 5%
dalam jangka pendek

permanganas kalikus 1:10.000 (lesi


eksudatif)
- Kortikosteroid topikal
- Kortikosteroid sistemik (bila kasus
berat)
- Antibiotik topikal
- Antihistamin golongan H1 (untuk
mengurangi gatal)
Infeksi sekunder

Komplikasi

I.

Memakai kaos kaki penyangga


varises atau pembalut elastis
Eksudat di kompres setelah kering
di beri kortikosteroid topikal potensi
sedang sampai rendah.

Salep kortikosteroid di campur


ter (anti inflamasi)

Infeksi sekunder : selulitis

Infeksi sekunder

Veruka
Hiperplasi epidermis disebabkan oleh
human pappiloma virus tipe tertentu

Kondiloma akuminatum
Vegetasi oleh human pappiloma virus
tipr tertenti bertangkai, dan
permukaannya berjonjot

Virus Pappiloma
Veruka vulgaris :
- Pada anak-anak, Di ekstermitas
bagian ekstensor.
- Bulat berwarna abu-abu, besar
lentikuler jika berkonfluens menjadi
plakat, kasar. Dengan goresan
terdapat autoinokulasi goresan
(kobner).
Veruka plana juvenils
- Besar milier sampai lentikuler
- Permukaan licin
- Berwarna sama dengan permukaan
kulit atau agak kecoklatan
- Di muka, leher, dorsum manus dan
pedis, pergelangan tangan, lutut/
Veruka plantaris
- Terutama pada telapak kaki.
- Berupa cincin keras ditengah agak
lunak berwarna kekuning-kuningan.
- Nyeri saat berjalan

Virus Pappiloma Humanus


- Terdapat dilipatan yang lembab
misalnya, di daerah genitalia
eksterna.
Pria pada perineum, anus,
sulkus koronarius. Wanita pada
vulva dan sekitarnya, introitus
vagina, porsio uteri
- Pada wanita banyak
mengeluarkan fluor albus
- Pertumbuhan cepat pada wanita
hamil
- Vegetasi yang bertangkai
berwarna kemerahan sampai
kehitaman permuklaan
berjonjot (papilamatosa)

INFEKSI VIRUS

Definisi

Etiologi
Gambaran klinis

Pemerik-saan

Herpes Zooster
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varisela zoster yang menyernag kulit dan
mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
Virus varisela zoster
Gejala prodormal :
- Sistemik : demam, pusing, malese.
- Lokal : nyeri otot-tulang, gatal, pegal
Timbul eritema vesikel berkelompook dan
edema berisi cairan jernihkemudian menjadi
keruh pustul krusta.
Tanda infeksi sekunder : ulkus sikatriks
- Unilateral dan dermatomal
- Hipersetesi pada daerah yang terkena

penunjang
Terapi

Komplikasi

Definisi

Etiologi
Gambaran klinis

Analgetik :untuk nyeri


Antivirus : asiklovir 5x 800 mg sehari
selama 7 hari
Antibiotik : untuk infeksi sekunder.

1. Bahan kausatik : AgNO3 25%, asam


triklorasetat 50%.
2. Bedah beku misalnya CO2.N2. N2O
3. Bedah skapel
4. Bedah listrik
5. Bedah laser.

Bedah listrik (elektrocauter)


Bedah beku
Bedah skapel
Imunoterapi

Neuralgia pascaherpetik : nyeri pada


daerah bekas penyembuhan lebih dari
sebulan setelah penyakitnya sembuh
pada umur >40 tahun.
Herpes zoster oftalmikus
Paralisis motorik
Infeksi menjalar ke organ dalam

Moluskum Kontangiosum
Penyakit yang deisebabkan
oleh dvirus poks, klinis
berupa papul-papul, pada
permukaannya terdapat
lekukan, berisi masa yang
mengandung moluskum
Virus Poks
- Kelainan kulit berupa
papul miliar sampai
lentikular, berwarna
putih seperti lilin,
berbentuk kubah di
tengahnya terdapat
lekukan.
- Pada muka, badan
dan ekstermitas,
pubis dan genitalia
eksterna

Varisela
Infeksi akut primer oleh virus varisela
zoster yang mnyerang kulit dan
mukosa klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.
Virus varisela zoster
Gejala prodormal ;
- Demam tidak terlalu tinggi,
malese, nyeri kepala.
Timbul erupsi kulit berupa papul
eritematosa berubah menjadi vesikel
dalam beberapa jam terasa gatal
Vesikel seperti tetesan embun (tear
drops) pustul krusta
Timbul vesikel-vesikel baru yang
polimorf
Penyebaran di menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstermitas,
menyerang lendir dan selaput mata,
mulut, saluran pernafasan atas

Variola
Penyakit virus dayng disertai keadaan umum yang buruk, dapat
menyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomorf terutama
pada perifer tubuh

Pox virus variolae


Stadium inkubasi erupsi:
- nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi, demam tinggi, menggigil,
lemas, muntah-muntah
stadium makulopapular
- makula-makula eritematosa menjadi papul-papul dimuka dan
ekstermitas, telapak tangan dan kaki. Suhu tubuh kembali
normal
stadium vesikopustulosa
- vesikel menjadi pustul-pustul, suhu meningkat kembali
stadium resolusi
- timbul krusta-krusta, suhu tubuh menurun, sikatriks
perdarahan akibat depresi hematopoetik (black variola) fatal

Pemeriksaan
penunjang
Terapi

Komplikasi

Tzanck tes
Mengeluarkan massa yang
megandung moluskum
dengan:
- Ekstraktor komedo,
Jarum suntik, Kuret
- Elektrokauterisasi
- Bedah beku
Terapi di lakukan juga
terhadap pasangan seksualnya

Simtomatik
- Antipiretik dan analgetik
(untuk demam dan nyeri)
- Antihistamin (untuk gatal)
- Aciklovir
- Antibiotik (bila tejadi infeksi
sekunder
- Vaksinasi

Inokulasi pada karioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop


elektron, deteksi antigen virus pada agar sel.
- Penderita di karantina
- Diberi antivirus (Asiklovir)
- Simptomatik : analgetik/ antipiretik.
- Kompres dengan antiseptik atau salep antibiotik

Ensefalitis, pneumonia,
glomerulonefritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis
dan kelainan darah.

II.
PIODERMA
Definisi : penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya
Pengobatan Umum :
1. Sistemik
a. Penisilin G prokain dan semisintetiknya
Penisilin G prokain : 1,2 juta /hari IM
Ampisilin : 4x500mg sejam sebelum makan
Amoksilin : 4x500mg
Kloksasilin 3x 250 mg/hari
b. Linkomisin dan klindamisin
Linkomisin 3x500mg/hari, klindamisin : 4x150mg, infeksi berat : 4x300-450mg
c. Eritromisin
4x500mg/ hari
d. Sefalosporin
Pioderma berat. Sefadroksil 2x500mg atau 2x1000 mg
2. Topikal
Basitrasin, neomisin, mupirosin.
Kompres terbuka : larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1 o/oo dan yodium povidon 7,5% dilarutkan 10 kali

Definisi
Etiologi
Gambaran klinis

Pemeriksaan
penunjang
Pengobatan
Komplikasi

Definisi

Impetigo
Krustosa
Bulosa
Neonatorum
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis
Streptococcus B hemolitikus
Staphylococcus aerus
Tidak disertai gejala umum.
Tempat predileksi : Ketikak, dada, &
Dapat disertai demam.
Hanya pada anak.
punggung.
Lokasi menyeluruh
Predileksi : muka : sekitar hidung dan mulut
Sering bersama miliaria. `pada anak dan
Kelainan kulit : seperti impetigo bulosa
Kelainan kulit : eritema, vesikel yang cepat
orangtua
memecah krusta tebal kuning seperti madu.
Kelainan kulit : eritema, bula, &bula
hipopion pecah : koleret dasar
eritematosa
(-)
(-)
Jika krusta sedikit dilepaskan, salap
antibiotik. Bila banyak : Antibiotik sistemik.

Antibiotik sistemik.
Topikal : bedak salisik 2%

Glomerulonefritis (2-5%)

Folikulitis
Radang folikel rambut

Etiologi

Staphylococcus aerus

Gambaran klinis

Folikulitis Supefisialis :
Predileksi : tungkai bawah
Kelainan : papul/pustul yg
eritematosa dan ditengahnya
terdapat rambut. Biasa multipel

Pemeriksaan
penunjang

Vesikel : dipecahkansalep antibiotik/


cairan antiseptik.
Banyak : Antibiotik sistemik

Folikulitis Profunda : Gambaran


klinis seperti di atas, hanya
teraba infiltrat di subkutan.
Lokasi : bibir atas, dagu,
bilateral.
(-)

Furunkel/karbunkel
Radang folikel rambut dan
sekitarnya. Karbunkel : kumpulan
furunkel
Staphylococcus aerus

Ektima
Ulkus superfisial dgn krusta
diatasnya disebabkan infeksi
oleh Streptococcus
Streptococcus hemolitikus

Pionikia
Radang disekitar kuku oleh
piokokus

Keluhan : nyeri
Kelainan : nodus eritematosa
kerucut, di tengah terdapat
pustul melunakabses
(pus&jaringan nekrotik)fistel
Tempat predileksi : Banyak friksi :
aksila &bokong

Kelainan : krusta tebal


berwarna kuning. Bila di
angkat : ulkus dangkal
Predileksi : tungkai bawah
(trauma)

Staphylococcus aerus dan atau


Streptococcus hemolitikus
Didahului trauma. Mulai
infeksi pada lipatan kuku,
terlihat tanda-tanda
radangmatrikslempeng
kuku abses subungual.

(-)

(-)

(-)

Pengobatan

Antibiotik sistemik/topikal

Sedikit : antibiotik topikal.


Banyak : + antibiotik sistemik.

Krusta di angkat : salap


antibiotik.
Banyak : antibiotik sistemik

Kompres larutan antiseptik


dan antibiotik sistemik. Bila
abses subungual : ekstraksi
kuku

Komplikasi

III.
DERMATOSIS VESIKOBULOSA KRONIK
Pemfigus : kumpulan penyakit kulit autoimun berbula kronik, menyerang kulit dan membrana mukosa yang secara histologi ditandai dengan bula
interepidemal akibat proses akantolisisi dan secara imunopatologik ditemukan antibodi terhadap komponen desmosom pada permukaan keratinosit jenis
IgG, baik terikat maupun beredar dalam sirkulasi darah.

Definisi
Etiologi
Gambaran klinis

Pemfigus
Follaseus

Vulgaris

Eritematosus

Autoimun
Keadaan umum penderita buruk.
60% kasus :lesi di kepala dan
rongga mulut berupa erosi+krusta
(berbulan2 sblm timbul bula
generalisata).
Semua mukosa dapat diserang.
Bula berdinding kendur, mudah
pecah, pembentukan krusta yg
bertahan lama di atas kulit yg
terkelupas.
Nikolskiy sign +
Nyeri pada kulit yg terkelupas.
Hipo/hiperpigmentasi setelah
penyembuhan

Autoimun
Keadaan umum : baik
Lesi : sedikit-berbulanbulan.
Kelainan kulit : bercak-bercak
eritema berbatas tegas, skuama
&krusta di muka, meyerupai
kupu-kupu.
Bula yang kendur.
Letak : muka dan tempat lain.

Autoimun
Umur 40-50 tahun .
Kronik, residif, temporer.
Vesikel/bula, skama dan krusta
dan sedikit eksudatifpecah
dan erosi.
Predileksi kepala, muka dada
bagian atas. Menjalar simetrik
dan mengenai seluruh tubuh
(bbrp bulan)
Eritema menyeluruh dengan
skuama yang kasar
Bula dinding kendur jarang +
bau.

Vegetans
Autoimun
Varian jinak pemfigus vulgaris,
jarang ditemukan.
Tipe Neumann : usia muda,
menyerupai pemfigus vulgaris.
Predileksi : muka, aksila, genitalia
eksterna, intertrigo lainya.
Khas : bula
kendurerosivegetatif &
proliferatif papilomatosa (>>daerah
intertriginosa)
Lesi oral +
Tipe Hallopeau
Kronik, tp dpt spt pemfigus
vulgaris&fatal.
Lesi primer : pustul2 yg bersatu,
meluas ke
perifervegetatifmenutupi
daerah luas di aksila &perineum.
Mulut : khas granulomatosa seperti
beledu.

Pemeriksaan
penunjang

-Pemeriksaan histopatologis HE
-Pemeriksaan imunofloresens :
endapan IgG dan C3
-Pemeriksaan serologi : IgG

Histopatologi

Histopatologi

(-)

Pemfigus

Pengobatan

Komplikasi

Definisi

Vulgaris

Eritematosus

Follaseus

Vegetans

a.Topikal
Banyak lesi erosif dan eksoriasi
Mupirosin 2%
Asam Fusidat 2-5%
Krusta : kompres terbuka
b. Sistemik
-Kotikosteroid (Prednison/
dexametason)
Dosis Predinison 50-60mg/hari
1-3 mg/kgbb/hari
Klinis berat : Dexametason im/iv
-Pulsed therapy
Metylprednisolon sodium suksinat
iv selama 2-3 jam
250-1000mg
-Terapi adjuvan : Mycofenolat
mofetil (2x1g/ hari), azatioprin
(50-150mg/hari), siklofosfomid
(50-100mg/hr), Immunoglobulin
intravena
Kematian (sepsis, kakesia,
ketidakseimbangan elektrolit )

Sama seperti pemfigus vulgaris,


tetapi dosis lebih rendah.
Kortikosteroid : prednison 60
mg/hari

Sama seperti pemfigus vulgaris

Sama seperti pemfigus vulgaris

Prognosis baik

Pemfigus Bulosa
Penyakit autoimun kronik yg di
tandai adanya bula subepidermal
yg besar dan berdinding tegang
&pd pemerikssaan imunopatologik
ditemukan C3 pada epidermal
basement membrane zone

Dermatitis Herptiformis
Penyakit menahun dan residif, ruam
bersifat polimorfik terutama berupa
vesikel, tersusun berkelompok dan
simetrik serta disertai rasa sangat gatal

Chronic Bullous Disease of Childhood


Dermatosis autoimun yg biasanya mengenai
anak kurang dari 5 tahun, ditandai dgn adanya
bula dan terdapatnya IgA linear yg homogen
pd epidermal basement membrane

Etiologi
Gambaran klinis

Pemeriksaan
penunjang

Pengobatan

Komplikasi

Autoimun, penyebab induksi


belum diketahui.
Keadaan umum baik.
Semua umur, org tua >>
Kelainan kulit : bula dpt bercampur
dgn vesikel, berdinding tegang,
eritema >>/
Predileksi : ketiak, lengan bagia
fleksor, lipat paha.
Bula pecah : erosif yg luas , tp tdk
ber tambah
Mulut : 20% kasus

Belum diketahui pasti

Belum diketahui pasti. Faktor pencetusL


infeksi & antibiotik (penisilin>>)
Mulai pada usia prasekolah 4tahun. Keadaan
umum baik, tdk begitu gatal.
Mulai penyakit
mendadakremisi&eksaserbasi
Kelainan kulit : vesikel/bula, terutama bula
berdinding tegang diatas kulit yg
normal/eritematosa, cenderung bergerombol
&generalisata.
Lesi tersusun anular Cluster of jewels
configuration
Enteropati (-)
Mukosa dpt kena

Anak & dewasa. Berkaitan dgn


sensitivitas thdp gluten&yodida.
Pria : wanita : 3:2
Keadaan umum penderita baik.
Sangat gatal.
Predileksi :punggung, daerah sakrum,
bokokng, ekstensor lengan atas, sekitar
siku, dan lutut.
Ruam : eritema, papulo-vesikel dan
vesikel/bula yang berkelompok
&sistemik, berdinding tegang.
Kelainan utama : vesikel.yg dpt tesusun
asinar/sirsinar
-pemeriksaan histopatologi: celah Histopatologi : celah subepidermal.
Histopatologi : bula subepidermal berisi
perbatasan derma-epidermal. Bula -Imunofloresensi : IgA granular di puncak neutrofil/eosinofil/keduanya.
subepidermal, sel infiltrat : papildermis
-Imunofloresensi : deposi linear igA dan C3
>>eosinofil
sepanjang membran basalis dari kulit di
-Imuonologi : imunofloresensi:
perilesi.
endapan IgG dan C3, tersusun spt
pita pada BMZ
a.Sistemik :
-Diet : menghindari/melakukan diet
a.Topikal : antibiotik. Kspotensi sedang.
-Kortikosteroid : Prednison 40-60
rendah gluten.
b. Sistemik :
mg/hr, tapering off.
Menghindari makan berasal dari gandum. -Antihistamin gol.sedatif bila ada keluhan
-Sitostatika (bila dgn KS blm ada
Menghindari obat yodida
gatal
perbaikan)
-Topikal : antibiotik(bila erosi&eksoriasi) -Dapson 10-50 mg/hari (1mg/kg) atau
Dosis = pemfigus vulgaris
-Sistemik :
sulfapiridin 150mg/kg/hr.
-DDS dosis 200-300mg/hari,
DDS : dewasa 200-300mg
Bila tdk responsif dpt dikombinasi dgn
-Kombinasi tetrasiklin (3x500mg)
Anak 2mg/kg/hr maksimal 3x50 mg/hr
prednisolon.
+ niasinamid 3x500mg/hr (pd
Sulfapiridin : dewasa mulai 200-250
Obat alternatif : siklosporin A, azatioprin,
kasus tdk berat)
mg/ht. Anak mulai 100mg/hr
kolkisin.
Antihistamin gol.sedatif.
Kematian jarang. Remisi spontan
Prognosis baik, umumnya sembuh sebelum
usia akil balik.

Definisi
Etiologi
Gambaran klinis

Pemeriksaan
penunjang
Pengobatan
Komplikasi

Pemfigoid Sikatrisial

Pemfigoid Gestationis/ herpes gestationis

Dermatosis autoimun bulosa kronik yang terutama


ditandai oleh adanya bula yg menjadi sikatriks terutama
di mukosa mulut & konjungtiva
Autoimun.

Dermatosis autoimun dengan ruam polimorf yang berkelompok dan


gatal, timbul pada masa kehamila dan pasca partus

Autoimun, sering dgn penyakit imun lainnya : grave, vitiligo,


alopesia areata
Jarang ditemukan. Keadaan umum penderita baik. Jarang Gejala prodormal (bila ada) : demam, malese,mual, nyeri kepala,
mengalami remisi.
rasa panas silih berganti.
Mukosa : mulut 90%, konjungtiva 66% & mukosa lain.
Beberapa hari sebelum erupsi : sangat gatal & spt terbakar.
Bula tegang, lesi terlihat sbagai erosi.
Kelainan kulit : papulovesikel sangat gatal dan berkelompok. Lesi
Simptom okular : rasa terbaka, airmata >>, fotofobia, &
polimorf : eritema, edema, papul, dan bula tegang.
sekret yg mukoid. simbelfaronkebutaan
Btk intemediate : vesike yg kecil, plakat mirip urtikaria, vesikel
berkelompok, erosi &krusta.
Kelainan kulit : bula tegangn di inguinal &ekstermitas
Kasus berat : Semua unsur polimorf.
dpt jg generalisata.
Timbul serangan : >> trimester kedua
Predileksi : Abdomen &Ekstremitas (termasuk telapak
kaki&tangan) disertai edema muka&tungkai.
Bila bula pecah : lesi lebih merah &eksoriasi dan krusta sembuh :
hiperpigmentasi, parut(bila dalam)
-histopatologi = pemfigoid bulosa
Leukositosis & eosninofilia (50%)
-Imunofloresensi : IgG pd membrana basalis secara Histopatologi : bula eosinofil pada subepidermal
linear.
a.Sistemik :
Prednison : 20-40mg/hr dosis terbagi rata.
-Kortikosteroid : Prednison 60 mg/hr, tapering off.
Antihistamin
Steroid topikal
Kebutaan, obstuksi nasal, stenosis laring
Gatal, infeksi sekunder.

IV.

DERMATOFITOSIS, PITRIASIS VERSIKOLOR,

Dermatofitosis
Definisi

Tinea Kapitis
Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan
oleh spesies dermatofita

Etiologi

+Microsporum-> Grey patch ringworm


+Microsporum & Trychophyton -> Kerion
+Trychophyton -> Black Dot Ringworm

Gejala Klinis

Umum: lesi bersisik, eritema, alopesia


+ Grey Patch Ringworm: papul merah, melebar dan
membentuk bercak yang jadi pucat dan bersisik dan
terasa gatal
Rambut mudah putus->alopesia terlihat sebagai Grey
Patch
+Kerion: reaksi peradangan berat pada tinea kapitis,
berupa: pembengkakan menyerupai sarang lebah dengan
sebukan sel radang padat disekitarnya

Tinea Kruris
Dermatofitosis pada lipat paha, daerah
perineum, dan sekitar anus, dapat bersifat
akut /menahun.
+Microsporum
+Trychophyton
+Epidermophyton

Tinea Pedis et Manum


Dermatofitosis pada kaki/tangan ,
terutama pada sela sela jari dan telapak
kaki/tangan.
+Microsporum
+Trychophyton
+Epidermophyton

Lesi kulit dapat terbatas pada daerah


genito-krural saja, atau meluas ke daerah
anus, daerah gluteus dan perut bawah.

Klinis: fisura yang dilingkari sisik


halus dan tipis. Dapat meluas ke bawah
jari, Maserasi-> kulit putih dan rapuh.
Jika Infeksi sekunder-> selulitis,
limfangitis, limfadenitis, erisipelas.

Klinis: lesi sirkumsripta, peradangan tepi


lebih nyata daripada tengahnya, eflorosensi:
polimorfik.
Menahun(akibat garukan) -> bercak hitam,
skuama, erosi, dan krusta

Moccasin foot: kulit menebal dan


bersisik, eritema ringan terdapat di tepi
lesi, bisa terdapat papul dan vesikel

+Black Dot Ringworm:


Rambut mudah patah tepat pada muara folikel , yang
tertinggal rambut yang penuh spora. Ujung rambut
(hitam) memberi gambaran black dot.
Pemeriksaan
Penunjang

+Lampu wood-> flouresensi hijau kekuning kuningan


pada rambut yang sakit
+irisan kulit -> biakan jamur

Therapy
(Sistemik & Topikal)

+ Penyinaran dengan sinar X


+ Griseofluvin: diberikan single dose atau 4x/hari.
Dewasa: 0,5-1 g/ hari
Anak: 0,25-0,5 g/ hari atau 10-25 mg/kgbb. Diberikan
sampai klinis membaik +2 minggu(cegah residif)
+Kortikosteroid (u/kerion):
Prednison 3x5 mg atau Prednisolon 3x4 mg.
+Topikal: asam salisil 2-4%, asam undesilenat 2-5% dll

-aplikasi bisa
terhadap semua
dermatofitosis

Keluhan subjektif berupa gatal atau


terkadang tidak ada keluhan sama
sekali.

+kerokan w/KOH
Dari bagian tepi kulit kelainan hingga batas
kulit normal dikerok dengan pisau tumpul
steril -> tetes KOH
+ Griseofluvin (1st line)
+Ketokonazol:
Dewasa: 200 mg.hari selama 10 hari
2minggu pada pagi hari setelah makan. KI:
ibu hamil, kelainan fungsi hepar.
+Itrakonazol:
Dewasa: 2x 100-200 mg/hari (caps) selama
3 hari

Subakut: vesiko-pustul, kadang bula.


Vesikel pecah -> sisik berbentuk
lingkaran (koleret)
+irisan kulit (pada atap vesikel atau
bula) -> biakan jamur
+griseofluvin
+ketokonazol
+itrakonazole
+Terbinafin (fungisidal)
Dewasa: 62,5 250 mg/ hari diberikan
selama 2-3 minggu
+Topikal: asam salisil 2-4%, asam
undesilenat 2-5% dll

+Topikal: asam salisil


undesilenat 2-5% dll
Komplikasi

Definisi

Etiologi

Gambaran klinis

2-4%,

asam

+Alopesia
+Keganasan-> efek samping terapi penyinaran
Pitiriasis Versikolor/Tinea Versikolor

Kandidosis

Penyakit jamur superfisial yang kronik,


biasanya tidak memberikan keluhan subyektif,
berupa bercak berskuama halus yang berwarna
putih sampai coklat kehitaman, terutama
meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan,
tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang
berambut.
Malassezia furfur Robin yang merupakan fase
spora dan miselium atau Pityrosporum
orbiculare yang berbentuk bulat atau
Pityrospotum ovale yang berbentuk oval.
Bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak
teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus.
Kadang
terdapat
papulo-vesikuler,
asimptomatik maupun gatal ringan.

Penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru. Kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis.

Candida albicans. Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah C. Parapsilosis dan


penyebab kandidosis septikemia adalah C. Tropicalis.
I.
Kandidosis selaput lendir
a. Thrush
Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu yang
menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, dan permuakaan rongga mulut
yang lain. Lesi dapat berpisah-pisah, tampak seperti kepala susu pada rongga
mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan
merah.
b. Perfeche
Di sudut mulut terdapat fisur maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa.
c. Vulvovaginitis
Gatal di daerah vulva, rasa panas, nyeri sesudah miksi, dispaneuria. Tampak
hiperemi di daerah labia menora, introitis vagina, dan 1/3 bagian bawah vagina,
serta terdapat bercak-bercak putih kekuningan. Kasus berat : edema dan ulkusulkus yang dangkal pada labia menora dan sekitar introitis vagina. Terdapat fluor
albus berwarna kekuningan disertai gumpalan-gumpalan seperti kepala susu
berwarna putih kekuningan.
d. Balanitis atau balanopostitis
Erosi, pustul dengan dinding tipis, di glans penis dan sulkus koronarius glandis.
e. Kandidosis mukokutan kronik
Biasanya pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik,

Pemeriksaan penunjang

*) Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan


lampu Wood berwarna kuning keemasan.
*) Sediaan langsung kerokan kulit dengan
larutan KOH 20% terlihat campuran hifa
pendek dan spora-spora bulat yang dapat
berkelompok.

umumnya anak-anak. Gejala mirip defek poliendokrin.


II.
Kandidosis kutis
a. Kandidosis intertriginosa
Bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel dan pustul atau bua yang bila pecah terjadi erosif, dengan
pinggir kasar dan berkembang seperti lesi primer. Predileksi : daerah lipatan kulit
ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans
penis, dan umbilikus.
b. Kandidosis perianal
Maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah, pruritus ani.
c. Kandidosis kutis generalisata
Eksematoid, dengan vesikel dan pustul.
d. Paronikia dan onikomikosis
Kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras
dan berlekuk-lekuk, kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat, dan
tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku.
e. Diaper-rash
Sering pada bayi, pada popok yang selalu basah dan jarang diganti, menimbulkan
dermatitis iritan, gejala sisa dermatitis oral dan perianal pada neonatus.
f. Kandidosis granulomatosa
Papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat
pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm.
III.
Kandidosis sistemik
a. Endokarditis
Sering pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi penyuntikan yang
dilakukan sendiri, dan penderita sesudah operasi jantung.
b. Meningitis
Gejala sama dengan meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain.
IV.
Reaksi id (kandidid)
Vesikel-vesikal yang bergerombol. Terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan
yang lain.
1) Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan denga larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan
Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
2) Pemeriksaan biakan
Koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa yeast like colony.

Terapi

*) Suspensi selenium sulfide (selsun)


dipakai sebagai sampo 2-3x/minggu. Obat
digosokkan di lesi dan didiamkan 15-30 menit,
sebelum mandi.
*) Salisil spiritus 10%
*) Derivat-derivat azol : mikonazol,
klotrimazol, isokonazol, ekonazol.
*) Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 420%
*) Tolsiklat
*) Tolnaftat
*) Haloprogin
*) Ketokonazol 1x200mg/hari selama 10 hari
(bila sulit sembuh)

Komplikasi

V.

1) Hindari/hilangkan faktor predisposisi


2) Topikal
Larutan ungu gentian -1 % (untuk selaput lendir), 1-2% (untuk kulit) dioleskan sehari
2x selama 3 hari.
Nistatin : berupa krim, salep, emulsi.
Amfoterisin B
grup azol :
- Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
- Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
- Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
- Antimikotik yang lain yang berspektrum luas
3) Sistemik
Teblet nistatin ( untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, tidak diserap
oleh usus)
Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik.
Kotrimazol 500 mg pervaginam dosis tunggal atau ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari
atau itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau flukonazol 150mg dosis tunggal (untuk
kandidosis vaginal)
-

ULKUS GENITAL
Sifilis

Limfogranuloma Venerum

Definisi

Peny.
Infeksi
disebabkan
oleh
T.
pallidum,kronis,sitemik,menyerang seluruh organ
tubuh, penularan kontak seksual, dpt menular pd
bayi.

Penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia


trachomatis, afek primer biasanya cepat hilang,
bentuk tersering ialah sindrom inguinal. Berupa
limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjenjar
getah bening inguinal medial dengan kelima tanda
radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian
akan mengalami perlunakan yang tak serentak.

Etiologi

Treponema Palidum

Chlamydia trachomatis

Gambaran
klinis

Sifilis primer
Ulkus di daerah genital eksterna, 3 mgg setelah

Gejala konstitusi:
Malese, Nausea, Demam Timbul sebelum

kontak
Tunggal/multipel, uk 1-2 cm
Papula- erosi, keras, permukaan tertutup krusta
ulserasi
Tepi meninggi, keras ulkus durum
Pembesaran lln. Inguinal bilateral
Sembuh spontan 4-6 mgg
Sifilis sekunder
Ruam pd kulit, selaput lendir, organ tubuh
Demam, malaise
Lesi kulit simetris, makula, papula,
Folikulitis,papuloskuamosa, pustula
Alopesia : moth-eaten alopecia - oksipital
Papula basah daerah lembab: kondilomata lata
Lesi pd mukosa mulut, kerongkongan, serviks:
plakat
Pembesaran kel. Limfe multipel
Splenomegali
Sifilis laten dini
Stadium sifilis tanpa gejala klinis
Tes serologis reaktif
< 1 th
Sifilis laten lanjut:
Gumma
Endarteritis obliterans - peradangan-nekrosis
Neurosifilis, kardiosifilis
Sifilis kongenital dini: < 2 th
Lesi kulit: terjadi segera, vesikobulosa, erosi,
Papuloskuamosa,
Mukosa: hidung, pharing: perdarahan
Tulang: osteokondritis tl panjang
Anemia hemolitik

penyakitnya mulai dan biasanya menetap selama


sindrom inguinal.
Bentuk dini :
- Afek primer : erosi, papul miliar, vesikel,
pustul, dan ulkus, solitar dan cepat hilang.
Pada pria di genitalia eksterna (di sulkus
koronarius), pada wanita pada bagian dalam
dan serviks
- Sindrom inguinal : pada pria terjadi pada
genitalia eksterna dan unilateral, pada wanita
afek primernya pada genitalia eksterna dan
vagina 1/3 bawah bukan kelenjar medial yang
mengalami peradangan, tetapi kelenjar gerota.
Terdapat kelima tanda radang akut, terdapat
limfadenitis dan periadenitis terjadi
perlunakan (keras, kenyal, dan lunak(abses)),
Greenblatt bubo bertingkat
- Sindrom genital : pada pria elephantiasis, pada
wanita estiomen
- Sindrom anorektal : afek primer terdapat pada
vagina 2/3 atas atau serviks penjalaran ke
kelenjar perirektal (kelenjar Gerota) antara
uterus dan rektum
- Sindrom uretral : terbentuk infiltrat di uretra
posterior abses fistel

Pemeriksaan
penunjang
Terapi

Hepatosplenomegali
SSP

1. Medan gelap (dark field)


2. Antibodi serum : VDRL (1/16), TPHA
Sifilis Primer
Penisilin G Benzatin
Dosis 4,8 juta IU secara IM (2,4 juta IU) dan
diberikan satu kali seminggu.
Penisilin G Prokain dalam akua
Dosis total 6 juta IU, diberi 0,6 juta IU /hari
secara IM
selama 10 hari.
PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium
monostearat)
Dosis total 4,8 juta IU, diberikan 1,2 juta IU/kali 2
kali seminggu.
Bila alergi penisilin, diberikan:
Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 15
hari atau
Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari,
selama 15 hari (wanita hamil). atau
Doksisiklin 2 x 100mg per oral/hari, selama 15
hari.
Sifilis Sekunder
Penisilin G Benzatin
Dosis 4,8 juta IU secara IM (2,4 juta IU) dan
diberikan satu kali seminggu.
Penisilin G Prokain dalam akua
Dosis total 6 juta IU, diberi 0,6 juta IU /hari
secara IM
selama 10 hari.

- LED meningkat
- Hiperproteinemia
- IgA meningkat
- Tes frei
Kotrimoxazole kombinasi sulfametoksazol 400mg
dengan trimetoprim 80 mg dosis sehari 2x2 tablet
diberikan 1-5 minggu

PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium


monostearat)
Dosis total 4,8 juta IU, diberikan 1,2 juta IU/kali 2
kali seminggu.
Bila alergi penisilin, diberikan:
Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 15
hari atau
Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari,
selama 15 hari (wanita hamil). Atau Doksisiklin 2
x 100mg per oral/hari, selama 15 hari.
Sifilis laten
Penisilin G Benzatin
Dosis total 7,2 juta IU
Penisilin G Prokain dalam akua
Dosis total 12 juta IU (0,6 juta IU/hari)
PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium
monostearat)
Dosis total 7,2 juta IU (1,2 juta IU/kali, 2 kali
seminggu)
Bila alergi penisilin, diberikan:
Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 30
hari atau
Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari,
selama 30 hari (wanita hamil). Atau Doksisiklin 2
x 100 mg per oral/hari, selama 30 hari.
Komplikasi

Etiologi
Inkubasi

Klinis (Lesi)

Predileksi

Pemeriksaan penunjang

Terapi

Ulkus Molle
Hemofilus ducrey
1 14 hari

Ulkus Durum
Treponema pallidum
10 90 hari

Herpes Genitalis
Treponema pallidum
10 90 hari

Lesi multiple, bulat atau lonjong, tepi


lesi tidak rata,tanda radang (+),
bergaung, mudah berdarah, isi
jaringan nekrotik (pus), indurasi (-),
nyeri (+), pembesaran KGB (+).

Tunggal (soliter), Lesi keras, merah


seperti lak, dasar bersih, tidak nyeri
(indolen), tidak mudah berdarah,
indurasi (+)

Tunggal (soliter), Lesi keras, merah seperti lak,


dasar bersih, tidak nyeri (indolen), tidak mudah
berdarah, indurasi (+)

Laki-laki: sulkus koronarius


Perempuan: labia minor dan mayor.

Laki-laki: sulkus koronarius


Perempuan: labia minor dan mayor.

Pemeriksaan langsung : bahan


pemeriksaan dari ulkus (Reitz serum).
Dark field examination / pewarnaan
burry ditemukan spirokheta

Pemeriksaan langsung : bahan pemeriksaan


dari ulkus (Reitz serum). Dark field
examination / pewarnaan burry ditemukan
spirokheta

Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU


intra muskuler, dosis tunggal

Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU intra


muskuler, dosis tunggal

Laki-laki: permukaan mukosa


preputium, sulkus koronarius,
frenulum penis, dan batang penis
Perempuan: labia, klitoris, anus,
seviks
Pemeriksaan langsung dari tepi ulkus
tergaung, dibuat pewarnaan gram,
Unna-Pappenhein, Wright, atau
giemsa. 30-50% kasus ditemukan basil
berkelompok atau berderet seperti
rantai.
Sulfatiazol dosis pertama 2-4 gram,
dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam
sampai sembuh sempurna (kurang
lebih 10-14 hari)

VI.
Definisi

VAGINAL DISCHARGE
Servisitis non gonore
Peradangan serviks dengan penyebab
kuman selain N. Gonorrhoeae

Etiologi
Masa inkubasi
Gambaran Klinis

Chlamidia trachomatis (terbanyak),


HSV
2-3 minggu
Discharge: purulen/ mukopurulen
- Intermenstrual vagina bleeding

Servisitis gonore
Peradangan serviks yang disebabkan
oleh kuman N.Gomorrhoeae penyakit
kelamin ditularkan melalui hubungan
sexual
N. gonorea
1-7 hari
- Asimtomatik,
- Discharge: putih, kekuningan,
mukopurulen
- Swab bleeding
- Vulva tenang
- Dinding vagina eritem,
- Endoserviks eritem, edem

Vaginosis bakterial
Sindroma klinik pada vagina tanpa
peradangan akibat perubahan lingkungan
Lokal maupun perubahan endogen yang
mengakibatkan pergantian flora normal.
G. vaginalis, prevotella sp, Mycoplasma
homini

- asimtomatik

- iritasi/ gatal ringan

- bau khas: amis seperti ikan

- discharge: homogen, putih


keabuan melekat pada dinding vagina

Pemeriksaan
Penunjang

Pap smear: leukosit PMN >5


Specimen FPU (first pass urine):
leukosit PMN 10

Pap smear: leukosit PMN>5


Specimen FPU (first pass urine):
leukosit PMN 10

Tes amin (+)


Pengecatan gram (clue cell >20%)

Terapi

Azytroycin 1gr (dosis tunggal)


atau
Doxycycline 2x100mg (selama 7
hari)

Ceftriaxon 125 mg IM dosis


tunggal atau
Cefixim 400 mg peroral dosis
tunggal

Oral: metronidazol 500mg (7hari)

Komplikasi

Salpingitis, kehamilan ektopik


kemandulan

Salpingitis, PID

Topikal:
Metronidazol gel 0,75 % intravagina
1x/hari selama 5 hari.
Dalam kehamilan Vaginosis Bakterial dapat
menyebabkanpersalinan preterm,
amnionitissertaendometritis pasca persalinan

Definisi

Trikomoniasis
Infeksi protozoa pada vagina

Etiologi

Trichomonas vaginalis

Candida albicans (80-92%)

Gambaran klinis

-panas, iritasi di vagina


- discharge banyak, berbau busuk, kuning jehijauan,
berbuih (kadang)
- dinding vagina: eritem, inflamasi

- Gatal (dominan)
- Panas, iritasi di vagina atau vulva
- Disharge: putih kental seperti keju, banyak, tidak berbau
terkadang bau masam
- Labia mayor bengkak
- Iritasi atau eritem, adem pada vagina dan atau vulva

Pemeriksaan penunjang

Px. Lab dengan NaCl 0,9% : ditemukan T. Vaginalis


motil
Topikal : hidrogen peroksida 1-2 % & larutan asam
laktat 4 % (irigasi)

KOH 10 %
Pengecatan gram
Topikal: klotrimazol 1% cream (7 hari)

Terapi

Sistemik :
Metronidazole 2 gr (dosis tunggal, 7 hari) atau
Tinidazole 2gr (dosis tunggal) atau nimorazol 2 gr (dosis
tunggal)
Komplikasi

Vaginitis, uretritis, bartholinitis, skenitis, sistitis

Candidiasis vulvovaginal
Infeksi vagina dan atau vulva oleh kandida

Oral:
Ketokonazol 400 mg/hari (5 hari)

Komplikasi kandidiasis vulvovaginal jarang


terjadi. Chorioamnionitis pada saat hamil dan syndrome
vestibulitis vulva pernah dilaporkan

VII.

URETRAL DISCHARGE

Definisi
Etiologi
Masa inkubasi
Gambaran klinis

Uretritis Non Gonorea


Peradangan uretra dengan penyebab kuman selain N.
Gonorrhoeae
Chlamidia trachomatis (terbanyak), HSV
2-3 minggu
-

Px penunjang

Terapi
Komplikasi

Uretritis Gonorea Akut


Peradangan uretra dengan penyebab kuman N. Gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae
1-7 hari

Discharge uretra: jernih sampai sedikit keruh,


banyak pada pagi hari
BAK sakit
Meatus eksternus eritem, tidak ditemui tanda
radang
Discharge sedikit (keluar bila dimassage)

Pemeriksaan gram dari uretral smear : leukosit


PMN >5
Specimen FPU (first pass urine): leukosit pmn
10

Pemeriksaan gram dari uretral smear: leukosit PMN


>5
Specimen FPU (first pass urine): leukosit pmn 10

Azytroycin 1gr (dosis tunggal)


Doxycycline 2x100mg (selama 7 hari)

Ceftriaxon 125 mg IM dosis tunggal


Cefixim 400 mg peroral dosis tunggal

Nyeri atau gatal pada ujung kemaluan


Discharge retra: banyak pada pagi hari, makin lama
makin banyak, mukopurulen
BAK sakit / perih
Tampak mukosa eritem , edem.

Demam, skrotum dan inguinal bengkak

VIII.

ERITROPAPULOSKUAMOSA
PSORIASIS

DERMATITIS SEBOROIK

Definisi

Penyakit yang menyebabkan autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai


dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan , disertai fenomen tetesan lilin, auspits dan kobner

Etiologi

tidak diketahui

Penyakit eritropapuloskuamosa yang paling sering,


berhubungan dengan peningkatanproduksi sebum pada
daerah seboroe/ daerah seboroik, bersifat kronis
residif.Penyakit ini bervariasi dari ringan sampai berat,
termasuk bentuk skuama psoriasiformis, pitiriasiformis
atau eritroderma.
Belum diketahui pasti, diduga berhubungan dengan
adanya infeksi Pityrosporum ovale

Gambaran klinis

Penyakit dimulai dengan papul eritem yang kecil, kemudian meluas


menjadisebesar gutata, numular, plakat atau lebih luas lagi, ditutupi skuama yang
kasar, berlapis-lapis, putih atau transparan seperti mika.-Rasa gatal umumnya
ringan sampai sedang, keadaan umum biasanya tidak terganggu.
-Psoriasis dapat mengenai mukosa, sendi maupun kuku. Pada mukosa berupa
geographic tongue; pada sendi berupa keluhan nyeri, sendi membesar, bersifat
poliartikular terutama pada interfalang distal. Pada kuku penderita dapat
ditemukankelainan berupa pitting nail, diskolorasi, leukonikia, onikodistrofi,
onikolisis, subungual hyperkeratosis, splinter hemorrhage.
-Pada psoriasis terdapat tanda yang khas yaitu fenomena tetesan lilin dantanda
Auspitz, sedangkan fenomena Kobner hanya 47% yang positif dan terdapat pada
penyakit lain, misalnya liken planus, vitiligo, dan veruka plana juvenilis.
-Fenomena tetesan lilin ialah bila pada lesi yang masih berskuama digoresakan
tampak garis putih seperti lilin yang digores. Hal ini disebabkan terdapat
perbedaan indeks bias yang timbul setelah udara memasuki lapisan skuama.
-Tanda Auspitz yaitu bila skuama dilepas selapis demi selapis dengan
menggunakan pinset, atau dikerok dengan pinggir gelas objek, pada suatu saat
tampak adanya titik-titik perdarahan yang disebabkan adanya papilomatosis.
-Fenomena Koebner/respons isomorfik adalah timbulnya lesi serupa dengan
kelainan psoriasis dalam 8-10 hari, bila pada kulit penderita digores (trauma).
Secara klinis bila penderita sering menggaruk kelainan kulitnya, maka fenomena
ini akan ditemukan berupa beberapa lesi yang tersusun linier

Lesi berupa makula atau papula eritem dengan skuama


kekuningan, tampak berminyak. Keadaan umum penderita
umumnya tidak terganggu. Rasa gatal bervariasidari
ringan sampai berat.-Predileksi : daerah seborea, yaitu
scalp, dahi, glabela, alis mata, kelopak mata, bibir, lipatan
nasolabial, belakang telinga, lubang telinga, aksila,
interskapuler, sterna, areola mammae, inframammae pada
wanita, umbilikus, inguinal, lipat paha, lipat gluteal, dan
anogenital.
-Manifestasi klinis lain dari dermatitis seboroik :
Pitiriasis sika, merupakan bentuk dermatitis seboroik yang
kering berupaskuama-skuama halus pada kulit kepala
berambut (ketombe).
Pitiriasis steatoides/ pitiriasis oleosa merupakan tipe yang
berminyak,kelainan kulit berupa eritem, papel, dengan
skuama yang berminyak, kekuningan, dan rambut
cenderung rontok. Pada tipe berminyak yang berat,
disertai eksudasi dan krusta yang tebal, berbau.
Bila terjadi pada bayi, skuama kuning kecoklatan dengan
debris yang melekat pada kulit kepala disebut cradle cap.
Pada bayi dapat meluas ke seluruh tubuh disebut penyakit
Leiner, biasanya disertai diare dan gangguan
pertumbuhan.
Pada dewasa sering mengenai daerah wajah, badan,
daerah lipatan, bila mengenai hampir seluruh tubuh dapat
menyebabkan eritroderma.

Pemeriksan
penunjang

Pada tipe yang berminyak dapat dilakukan tes dengan


kertas rokok
- kertas tampak berminyak (tes kertas sigaret)

Therapi

Pengobatan sistemik
- kortikosteroid ( dosis 30mg perhari) setelah membaik diturunkan perlahanlahan.penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan
dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata
- obat sitostatik: metotreksat (mula-mula diberikan tes dosis 5 mg per os untuk
mengetahui apakah ada gejala sensitivitas atau toksik, jika tidak terjadi efek yang
tidak dikehendaki diberikan 3x2,5 mg, dengan interval 12 jam seminggu dosis
total 7,5 mg. jika tidak dalam perbaiakan dosis dinaikan 2,5 mg- 5 mg perminggu
-levodopa (dosis 2 x 250mg - 3 x 500 mg)
-DDS (diaminodifenilsulfon) dosis: 2 x 100 mg sehari
- Etretinat (tegison,tigason) dan asitretin (neotigason)
dosisnya 1 mg/kg berat badann, jika belum terjadi perbaikan dinaikan menjadi 1
mg/kg berat badan.
- siklosporin dosisnya 6 mg/kg berat badan
Pengobatan Topikal
-Preparat ter (konsentrasinya 2-5 % dimulai dengan konsentrasi rendah,jika tidak
ada perbaikan konsentrasi dinaikan.
-kortikosteroid. Kortikosteroid topical memberikan hasil yang baik. Potensi dan
vehikulum bergantung pada lokasinya.
- ditranol (antralin) konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2 - 0,8% dalam pasta,
salap atau krim. Lama pemakaian hanya - jam sehari sekali untuk mencegah
iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu.
-Pengobatan dengan penyinaran UVA, PUVA, UVB kombinasi preparattar dengan
UV seperti cara Goeckerman atau cara Ingram, narrow
- calcipotrioln (sintetik vit D berupa salap atau krim 50 mg/g
-Tazaroten (gel dan krim dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1%)
-Emolien. Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit
PUVA (mula-mula 10-20 mg psoralen diberikan per os, 2 jam kemudian dilakukan
penyinaran. 4 x seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3 - 4
minggu.
Pengobatan cara Goeckerman:
- Psoriasis pustulosa palmo-plantar (barber)
Tetrasiklin diberikan selama 4 minggu, metotreksat untuk bentuk yang parah
dengan dosis 15-25 mg per minggu, eritinat 25-50 mg sehari, kortikosteroid

Pengobatan sistemik:
- kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis
prednisone 20-30mg sehari. Jika telah ada perbaikan,
dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi
sekunder diberi antibiotik.
- isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran.
Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Dosisnya
0,1-0,3mg per kg berat badan perhari, perbaikan tampak
setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis
pemeliharaan 5-10mg perhari selama beberapa tahun yang
ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya
Pengobatan Topikal:
-Pada pitrisiasis sika dan oleosa, seminggu 2 - 3 kali scalp
dikeramasi selama 5-15 menit . misalnya dengan selenium
sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi
emolien, misalnya krim urea 10%. Obat lain yang dapat
dipakai untuk Dermatitis seboroik ialah
-Ter misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim
pragmatar
-resorsin 1-3%
- sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam
salisilat 3-6%
-kortikosteroid misalnya krim hidrokortison 2 1/2 %. Pada
kasus dengan inflamasi yang berat dapat dipakai
kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason
valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek
sampingnya.
-krim ketokonasol 2% dapat diaplikasikan, bila pada
sediaan langsung terdapat banyak P.ovale.
Obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim.

Komplikasi
Definisi

Etiologi

Gambaran
klinis

(prednisone) dengan dosis 40-50 mg sehari kolksin juga dapat digunakan dengan
dosis 0,5 - 1mg sehari, diberikan 2 kali, setelah ada perbaiakan dosis diturunkan
menjadi 0,2 - 0,5 mg sehari
- Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch) korikosteroid dapat
digunakan (prednisone) sehari 40 mg setelah membaik dosis diturunkan perlahanlahan
Obat lain yang dapat digunakan ialah asitretin dengan dosis 2 x 25 mg sehari
PITIRIASIS ROSEA
Penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya, dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritemadan skuama halus. Kemudian
disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil dibadan,
lengan dan paha atas yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh
dalam waktu 3-8 minggu.
Belum diketahui, demikian pula cara infeksi.
Ada yang mengemukakan hipotesis bahwa
penyebabnya virus, karena penyakit ini
merupakan penyakit swasima (self limiting
disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu
3-8 minggu
Pada umumnya tidak terdapat gejala konstitusi,
bila ada biasanya ringan berupa flu-like
symptom. Sebagian penderita mengeluh gatal
ringan sampai sedang. Penyakit dimulai dengan
timbulnya lesi kulit berupa makula eritem
dengan skuama halus (pitiriasiformis) yang
melekat pada tepi lesi (skuama kolaret). Lesi
sering soliter berbentuk lonjong atau anular
dengan diameter kira-kira 3cm, terletak di
badan. Lesi pertama ini disebut sebagai herald
patch. Empat sampai sepuluhhari kemudian
timbul lesi-lesi sama yang lebih kecil secara
serentak, garis panjang lesi tersusun mengikuti
garis kulit. Pada punggung lesi sejajar costa
sehingga memberikan gambaran seperti pohon

ERITRODERMA
Kelainan kulit yang ditandai dengan eritema
universalis (90%-100%), biasanya disertai
skuama. Bila eritemanya antara 50%-90%
kami menamainya pre-eritroderma.

PARAPSORIASIS
Penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya ,pada umumnya tanpa keluhan,
kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan
skuama, berkembangnya biasanya perlahanlahan, perjalanannya umumnya kronik

Adanya lesi kulit yang universalis, berupa


makula eritem disertai skuama. Pada
eritroderma yang kronik umumnya penderita
datang dalam keadaan kulit yangberskuama,
hiperpigmentasi, eritemnya sendiri tidak
begtu jelas. Pada alergi obat, kulit akan
eritem pada stadium awal, baru kemudian
timbul skuama.- Pada yang kronik, terdapat
edema, likenifikasi dan indurasi. Ektropion
dan epifora dapat timbul sekunder karena
kelainan periorbital kronik. Dapat ditemukan
keratoderma palmoplantar lebih dari 80%
kasus.- Dapat disertai kelainan kuku seperti
onikolisis, subungual hyperkeratosis, splinter
hemorrhages, paronikia, Beau's lines, dan

Parapsoriasis gutata
- bentuk ini terdapat pada dewasa muda
terutama pria dan relative paling sering
ditemukan. Ruam terdiri atas papul miliar
serta lentikular, eritema dan skuama, dapat
hemoragik, kadang-kadang berkonfluensi, dan
umumnya simetrik. Penyakit ini sembuh
spontan tanpa meninggalkan sikatriks. Tempat
pridileksi badan, lengan atas dan paha , tidak
terdapat pada kulit kepala,muka,dan tangan.
Bentuk ini biasanya kronik,tetapi dapat akut
dan disebut parapsoriasis gutata akuta
( penyakit mucha-habermann). Gambaran
klinisnya mirip varisela, kecuali ruam yang
telah disebutkan dapat ditemukan vesikel,

cemara. Setelah 3-8 minggu kelainan kulitakan


menghilang secara spontan dan hampir tidak
pernah diderita untuk kedua kalinya.
Predileksi: badan, lengan atas, paha atas (daerah
yang tertutup).

Pemeriksan
penunjang

Therapi

Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya


dapat diberikan sedative, sedangkan sebagai
obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat
yang dibubuhi mentol - 1%

kadang-kadang onikomadesis-Gejala
konstitusi berupa demam dan menggigil.
Penderita dapat merasa sangat gatal.Umumnya penyakit berjalan kronis berbulanbulan, kecuali bila disebabkanoleh alergi
obat.-Komplikasi : gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, high output cardiac
failure, infeksi sekunder, sepsis, adult
respiratory distress syndrome, hipolbumin,
mortalitas 7%

Laboratorium :Pemeriksaan laboratorium


tidak ada yang spesifik.Histopatologis
:Diagnosis kerja umumnya dapat ditegakkan
dari gambaran klinis. Pada gambaran
histopatologis tidak terdapat perbedaan yang
berarti untuk menentukan etiologi.
Pada eritroderma golongan I obat yang
tersangka sebagai kausanya segera
dihentikan. Umumnya pengobatan
eritroderma dengan kortikosteroid. Pada
golongan I, yang disebabkan oleh alergi obat
secara sistemik, dosis prednisone 4x10 mg.
penyembuhan terjadi cepat , umumnya dalam
beberapa hari-beberapa minggu
Pada golongan II akibat perluasan penyakit
kulit juga diberikan kortikosteroid. Dosis
mula prednison 4x10 mg- 4x15mg sehari.
Jika setelah beberapa hari tidak tampak
perbaikan dosis dapat dinaikan. Setelah

papulonekrotik dan krusta jika sembuh


meninggalkan sikatriks seperti variola,karena
itu dinamakan pula para psoriasis
varioliformis akut atau pitiriasis likenoides et
varioliformis akuta.
- Parapsoriasis variegate: kelainan terdapat
pada badan ,bahu, dan tungkai , bentuknya
seperti kulit zebra, terdiri atas skuama dan
eritema yang bergaris garis
-Para psoriasis en plaque: insiden penyakit ini
pada orang kulit berwarna rendah. Umumnya
mulai pada usia pertengahan , dapat terus
menerus atau mengalami remisi,lebih sering
pada pria daripada wanita. Tempat predileksi
pada badan dan ekstremitas. Kelainan kulit
berupa bercak eritematosa,permukaannya
datar, bulat, atau lonjong, berdiameter 2,5cm
dengan sedikit skuama
-

Eritromisin (40 mg/kg berat badan) dengan


hasil juga dengan tetrasiklin. Keduanya
mempunyai efek menghambat kemotaksis
neutrofil

Komplikasi

tampak perbaikan dosis diturunkan perlahanlahan. Jika eritroderma terjadi akibat


pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka
obat tersebut harus dihentikan. Eritro derma
karena psoriasis dapat pula diobati dengan
asetretin.
Pengobatan penyakit leiner dengan
kortikosteroid memberikan hasil yang baik.
Dosis prednisone 3 x mg sehari. Pada
sindrom sezary pengobatan terdiri atas
kortikosteroid (prednisone 30mg sehari) atau
metilprednisosolon ekuivalen dengan
sitostatik, biasanya digunakan klorambusil
dengan dosis 2-6mg sehari
Pada eritroderma kronis diberikan pula diet
tinggi protein, karena terlepasnya skuama
mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan
kulit perlu pula diolesi emolien untuk
mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh
eritema misalnya dengan salap lanolin 10%
atau krim urea 10%.
-

Anda mungkin juga menyukai