Documents - Tips Ringkasan Penyakit Kulit 562a6c44ae573
Documents - Tips Ringkasan Penyakit Kulit 562a6c44ae573
2016
F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
DERMATITIS
Definisi
Etiologi
Gambaran Klinis
Dermatitis Kontak
Alergi
Iritan
Reaksi radang pada kulit yang didahului
Reaksi non alergi dari kulit non
dengan proses sensitisasi terhadap suatu
imunologik, terjadi langsung tanpa
alergen.
didahului proses sensitisasi yang
disebabkan oleh zat iritan.
DKI akut
- Lesi terbatas pada tempat kontak
kulit
- Terasa perih, panas, rasa
terbakar
- Kelainan berupa Lesi
eritematosa, berbatas tegas,
asimetris, edema, bula atau
nekrosis.
DKI akut lambat
- Muncul 8-24 jam atau lebih
Dermatitis Atopik
Keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal, yang umumnya terjadi selama
masa bayi dan ank-anak, sering berhubungan
dengan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi dalam keluarga atau penderita (D.A,
Rinitis alergi, asma bronkial). Kelainan kulit
berupa papul gatal, yang kemudian mengalami
ekskoriasi, likenifikasi, distribusinya dilipatan.
Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam
patogenesis D.A:
- Faktor genetik
- Lingkungan
- Sawar kulit
- Farmakologik
- Imunologik
- Berbagai faktor pemicu : makanan
(telur, susu, gandum, kedele, kacang
tanah), aeroalergen (tungau debu rumah,
bulu binatang, kapang)
setelah kontak
- Awal berupa eritema esok hari
menjadi vesikel atau nekrosis
DKI kumulatif / kronis
- Kulit yang kering, disertai lesi
yang eritem dan terdapat
skuama.
- Hiperkeratosis, likenifikasi,
dengan batas kelainan tidak
tegas.
- Terasa gatal atau nyeri
- Berhubungan dengan pekerjaan
sehingga banyak ditangan
Pemeriksaan Penunjang
Patch Test
Prick Test
Patch Test
Prick Test
Terapi
Komplikasi
Infeksi sekunder
Infeksi sekunder
Definisi
Etiologi
Dermatitis nurmularis
Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
atau agak lonjong, berbatas tegas dengan
efloresensi berupa papulvesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah
Dermatitis statis
Dermatitis sekunder akibat insufisiensi
kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai
bawah.
Gambaran klinis
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Sangat gatal
Lesi akut berupa papulvesikel dan
vesikel (0,3-1cm) membesar dengan
cara berkonfluens(meluas
kesamping) membentuk logam
Lesi vesikel, eritem, edem, berbatas
tegas eksudasi krusta
likenifikasi skuama.
Lesi tunggal atau multiple, bilateral
atau simetris. Ukuran sampai dengan
5-10 cm
Predileksi : tungkai bawah, badan,
lengan.
(-)
(-)
-
Neurodermatitis sirkumskripta
Peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang
kayu, akibat garukan atau gosokan yang
berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik
Diduga terdapat penyakit yang
mendasari misalnya:
Penyakit sistemik : gagal ginjal
hodgkin, hipertiroidia, limfoma
hodgkin, hipertiroid.
Penyakit kulit : dermatitis atopik,
dermatitis alergik, gigitan serangga.
psikologi: tekanan emosi
-
(-)
-
Komplikasi
I.
Infeksi sekunder
Veruka
Hiperplasi epidermis disebabkan oleh
human pappiloma virus tipe tertentu
Kondiloma akuminatum
Vegetasi oleh human pappiloma virus
tipr tertenti bertangkai, dan
permukaannya berjonjot
Virus Pappiloma
Veruka vulgaris :
- Pada anak-anak, Di ekstermitas
bagian ekstensor.
- Bulat berwarna abu-abu, besar
lentikuler jika berkonfluens menjadi
plakat, kasar. Dengan goresan
terdapat autoinokulasi goresan
(kobner).
Veruka plana juvenils
- Besar milier sampai lentikuler
- Permukaan licin
- Berwarna sama dengan permukaan
kulit atau agak kecoklatan
- Di muka, leher, dorsum manus dan
pedis, pergelangan tangan, lutut/
Veruka plantaris
- Terutama pada telapak kaki.
- Berupa cincin keras ditengah agak
lunak berwarna kekuning-kuningan.
- Nyeri saat berjalan
INFEKSI VIRUS
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Pemerik-saan
Herpes Zooster
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varisela zoster yang menyernag kulit dan
mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
Virus varisela zoster
Gejala prodormal :
- Sistemik : demam, pusing, malese.
- Lokal : nyeri otot-tulang, gatal, pegal
Timbul eritema vesikel berkelompook dan
edema berisi cairan jernihkemudian menjadi
keruh pustul krusta.
Tanda infeksi sekunder : ulkus sikatriks
- Unilateral dan dermatomal
- Hipersetesi pada daerah yang terkena
penunjang
Terapi
Komplikasi
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Moluskum Kontangiosum
Penyakit yang deisebabkan
oleh dvirus poks, klinis
berupa papul-papul, pada
permukaannya terdapat
lekukan, berisi masa yang
mengandung moluskum
Virus Poks
- Kelainan kulit berupa
papul miliar sampai
lentikular, berwarna
putih seperti lilin,
berbentuk kubah di
tengahnya terdapat
lekukan.
- Pada muka, badan
dan ekstermitas,
pubis dan genitalia
eksterna
Varisela
Infeksi akut primer oleh virus varisela
zoster yang mnyerang kulit dan
mukosa klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.
Virus varisela zoster
Gejala prodormal ;
- Demam tidak terlalu tinggi,
malese, nyeri kepala.
Timbul erupsi kulit berupa papul
eritematosa berubah menjadi vesikel
dalam beberapa jam terasa gatal
Vesikel seperti tetesan embun (tear
drops) pustul krusta
Timbul vesikel-vesikel baru yang
polimorf
Penyebaran di menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstermitas,
menyerang lendir dan selaput mata,
mulut, saluran pernafasan atas
Variola
Penyakit virus dayng disertai keadaan umum yang buruk, dapat
menyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomorf terutama
pada perifer tubuh
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Komplikasi
Tzanck tes
Mengeluarkan massa yang
megandung moluskum
dengan:
- Ekstraktor komedo,
Jarum suntik, Kuret
- Elektrokauterisasi
- Bedah beku
Terapi di lakukan juga
terhadap pasangan seksualnya
Simtomatik
- Antipiretik dan analgetik
(untuk demam dan nyeri)
- Antihistamin (untuk gatal)
- Aciklovir
- Antibiotik (bila tejadi infeksi
sekunder
- Vaksinasi
Ensefalitis, pneumonia,
glomerulonefritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis
dan kelainan darah.
II.
PIODERMA
Definisi : penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya
Pengobatan Umum :
1. Sistemik
a. Penisilin G prokain dan semisintetiknya
Penisilin G prokain : 1,2 juta /hari IM
Ampisilin : 4x500mg sejam sebelum makan
Amoksilin : 4x500mg
Kloksasilin 3x 250 mg/hari
b. Linkomisin dan klindamisin
Linkomisin 3x500mg/hari, klindamisin : 4x150mg, infeksi berat : 4x300-450mg
c. Eritromisin
4x500mg/ hari
d. Sefalosporin
Pioderma berat. Sefadroksil 2x500mg atau 2x1000 mg
2. Topikal
Basitrasin, neomisin, mupirosin.
Kompres terbuka : larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1 o/oo dan yodium povidon 7,5% dilarutkan 10 kali
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Pemeriksaan
penunjang
Pengobatan
Komplikasi
Definisi
Impetigo
Krustosa
Bulosa
Neonatorum
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis
Streptococcus B hemolitikus
Staphylococcus aerus
Tidak disertai gejala umum.
Tempat predileksi : Ketikak, dada, &
Dapat disertai demam.
Hanya pada anak.
punggung.
Lokasi menyeluruh
Predileksi : muka : sekitar hidung dan mulut
Sering bersama miliaria. `pada anak dan
Kelainan kulit : seperti impetigo bulosa
Kelainan kulit : eritema, vesikel yang cepat
orangtua
memecah krusta tebal kuning seperti madu.
Kelainan kulit : eritema, bula, &bula
hipopion pecah : koleret dasar
eritematosa
(-)
(-)
Jika krusta sedikit dilepaskan, salap
antibiotik. Bila banyak : Antibiotik sistemik.
Antibiotik sistemik.
Topikal : bedak salisik 2%
Glomerulonefritis (2-5%)
Folikulitis
Radang folikel rambut
Etiologi
Staphylococcus aerus
Gambaran klinis
Folikulitis Supefisialis :
Predileksi : tungkai bawah
Kelainan : papul/pustul yg
eritematosa dan ditengahnya
terdapat rambut. Biasa multipel
Pemeriksaan
penunjang
Furunkel/karbunkel
Radang folikel rambut dan
sekitarnya. Karbunkel : kumpulan
furunkel
Staphylococcus aerus
Ektima
Ulkus superfisial dgn krusta
diatasnya disebabkan infeksi
oleh Streptococcus
Streptococcus hemolitikus
Pionikia
Radang disekitar kuku oleh
piokokus
Keluhan : nyeri
Kelainan : nodus eritematosa
kerucut, di tengah terdapat
pustul melunakabses
(pus&jaringan nekrotik)fistel
Tempat predileksi : Banyak friksi :
aksila &bokong
(-)
(-)
(-)
Pengobatan
Antibiotik sistemik/topikal
Komplikasi
III.
DERMATOSIS VESIKOBULOSA KRONIK
Pemfigus : kumpulan penyakit kulit autoimun berbula kronik, menyerang kulit dan membrana mukosa yang secara histologi ditandai dengan bula
interepidemal akibat proses akantolisisi dan secara imunopatologik ditemukan antibodi terhadap komponen desmosom pada permukaan keratinosit jenis
IgG, baik terikat maupun beredar dalam sirkulasi darah.
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Pemfigus
Follaseus
Vulgaris
Eritematosus
Autoimun
Keadaan umum penderita buruk.
60% kasus :lesi di kepala dan
rongga mulut berupa erosi+krusta
(berbulan2 sblm timbul bula
generalisata).
Semua mukosa dapat diserang.
Bula berdinding kendur, mudah
pecah, pembentukan krusta yg
bertahan lama di atas kulit yg
terkelupas.
Nikolskiy sign +
Nyeri pada kulit yg terkelupas.
Hipo/hiperpigmentasi setelah
penyembuhan
Autoimun
Keadaan umum : baik
Lesi : sedikit-berbulanbulan.
Kelainan kulit : bercak-bercak
eritema berbatas tegas, skuama
&krusta di muka, meyerupai
kupu-kupu.
Bula yang kendur.
Letak : muka dan tempat lain.
Autoimun
Umur 40-50 tahun .
Kronik, residif, temporer.
Vesikel/bula, skama dan krusta
dan sedikit eksudatifpecah
dan erosi.
Predileksi kepala, muka dada
bagian atas. Menjalar simetrik
dan mengenai seluruh tubuh
(bbrp bulan)
Eritema menyeluruh dengan
skuama yang kasar
Bula dinding kendur jarang +
bau.
Vegetans
Autoimun
Varian jinak pemfigus vulgaris,
jarang ditemukan.
Tipe Neumann : usia muda,
menyerupai pemfigus vulgaris.
Predileksi : muka, aksila, genitalia
eksterna, intertrigo lainya.
Khas : bula
kendurerosivegetatif &
proliferatif papilomatosa (>>daerah
intertriginosa)
Lesi oral +
Tipe Hallopeau
Kronik, tp dpt spt pemfigus
vulgaris&fatal.
Lesi primer : pustul2 yg bersatu,
meluas ke
perifervegetatifmenutupi
daerah luas di aksila &perineum.
Mulut : khas granulomatosa seperti
beledu.
Pemeriksaan
penunjang
-Pemeriksaan histopatologis HE
-Pemeriksaan imunofloresens :
endapan IgG dan C3
-Pemeriksaan serologi : IgG
Histopatologi
Histopatologi
(-)
Pemfigus
Pengobatan
Komplikasi
Definisi
Vulgaris
Eritematosus
Follaseus
Vegetans
a.Topikal
Banyak lesi erosif dan eksoriasi
Mupirosin 2%
Asam Fusidat 2-5%
Krusta : kompres terbuka
b. Sistemik
-Kotikosteroid (Prednison/
dexametason)
Dosis Predinison 50-60mg/hari
1-3 mg/kgbb/hari
Klinis berat : Dexametason im/iv
-Pulsed therapy
Metylprednisolon sodium suksinat
iv selama 2-3 jam
250-1000mg
-Terapi adjuvan : Mycofenolat
mofetil (2x1g/ hari), azatioprin
(50-150mg/hari), siklofosfomid
(50-100mg/hr), Immunoglobulin
intravena
Kematian (sepsis, kakesia,
ketidakseimbangan elektrolit )
Prognosis baik
Pemfigus Bulosa
Penyakit autoimun kronik yg di
tandai adanya bula subepidermal
yg besar dan berdinding tegang
&pd pemerikssaan imunopatologik
ditemukan C3 pada epidermal
basement membrane zone
Dermatitis Herptiformis
Penyakit menahun dan residif, ruam
bersifat polimorfik terutama berupa
vesikel, tersusun berkelompok dan
simetrik serta disertai rasa sangat gatal
Etiologi
Gambaran klinis
Pemeriksaan
penunjang
Pengobatan
Komplikasi
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
Pemeriksaan
penunjang
Pengobatan
Komplikasi
Pemfigoid Sikatrisial
IV.
Dermatofitosis
Definisi
Tinea Kapitis
Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan
oleh spesies dermatofita
Etiologi
Gejala Klinis
Tinea Kruris
Dermatofitosis pada lipat paha, daerah
perineum, dan sekitar anus, dapat bersifat
akut /menahun.
+Microsporum
+Trychophyton
+Epidermophyton
Therapy
(Sistemik & Topikal)
-aplikasi bisa
terhadap semua
dermatofitosis
+kerokan w/KOH
Dari bagian tepi kulit kelainan hingga batas
kulit normal dikerok dengan pisau tumpul
steril -> tetes KOH
+ Griseofluvin (1st line)
+Ketokonazol:
Dewasa: 200 mg.hari selama 10 hari
2minggu pada pagi hari setelah makan. KI:
ibu hamil, kelainan fungsi hepar.
+Itrakonazol:
Dewasa: 2x 100-200 mg/hari (caps) selama
3 hari
Definisi
Etiologi
Gambaran klinis
2-4%,
asam
+Alopesia
+Keganasan-> efek samping terapi penyinaran
Pitiriasis Versikolor/Tinea Versikolor
Kandidosis
Penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru. Kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis.
Pemeriksaan penunjang
Terapi
Komplikasi
V.
ULKUS GENITAL
Sifilis
Limfogranuloma Venerum
Definisi
Peny.
Infeksi
disebabkan
oleh
T.
pallidum,kronis,sitemik,menyerang seluruh organ
tubuh, penularan kontak seksual, dpt menular pd
bayi.
Etiologi
Treponema Palidum
Chlamydia trachomatis
Gambaran
klinis
Sifilis primer
Ulkus di daerah genital eksterna, 3 mgg setelah
Gejala konstitusi:
Malese, Nausea, Demam Timbul sebelum
kontak
Tunggal/multipel, uk 1-2 cm
Papula- erosi, keras, permukaan tertutup krusta
ulserasi
Tepi meninggi, keras ulkus durum
Pembesaran lln. Inguinal bilateral
Sembuh spontan 4-6 mgg
Sifilis sekunder
Ruam pd kulit, selaput lendir, organ tubuh
Demam, malaise
Lesi kulit simetris, makula, papula,
Folikulitis,papuloskuamosa, pustula
Alopesia : moth-eaten alopecia - oksipital
Papula basah daerah lembab: kondilomata lata
Lesi pd mukosa mulut, kerongkongan, serviks:
plakat
Pembesaran kel. Limfe multipel
Splenomegali
Sifilis laten dini
Stadium sifilis tanpa gejala klinis
Tes serologis reaktif
< 1 th
Sifilis laten lanjut:
Gumma
Endarteritis obliterans - peradangan-nekrosis
Neurosifilis, kardiosifilis
Sifilis kongenital dini: < 2 th
Lesi kulit: terjadi segera, vesikobulosa, erosi,
Papuloskuamosa,
Mukosa: hidung, pharing: perdarahan
Tulang: osteokondritis tl panjang
Anemia hemolitik
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Hepatosplenomegali
SSP
- LED meningkat
- Hiperproteinemia
- IgA meningkat
- Tes frei
Kotrimoxazole kombinasi sulfametoksazol 400mg
dengan trimetoprim 80 mg dosis sehari 2x2 tablet
diberikan 1-5 minggu
Etiologi
Inkubasi
Klinis (Lesi)
Predileksi
Pemeriksaan penunjang
Terapi
Ulkus Molle
Hemofilus ducrey
1 14 hari
Ulkus Durum
Treponema pallidum
10 90 hari
Herpes Genitalis
Treponema pallidum
10 90 hari
VI.
Definisi
VAGINAL DISCHARGE
Servisitis non gonore
Peradangan serviks dengan penyebab
kuman selain N. Gonorrhoeae
Etiologi
Masa inkubasi
Gambaran Klinis
Servisitis gonore
Peradangan serviks yang disebabkan
oleh kuman N.Gomorrhoeae penyakit
kelamin ditularkan melalui hubungan
sexual
N. gonorea
1-7 hari
- Asimtomatik,
- Discharge: putih, kekuningan,
mukopurulen
- Swab bleeding
- Vulva tenang
- Dinding vagina eritem,
- Endoserviks eritem, edem
Vaginosis bakterial
Sindroma klinik pada vagina tanpa
peradangan akibat perubahan lingkungan
Lokal maupun perubahan endogen yang
mengakibatkan pergantian flora normal.
G. vaginalis, prevotella sp, Mycoplasma
homini
- asimtomatik
Pemeriksaan
Penunjang
Terapi
Komplikasi
Salpingitis, PID
Topikal:
Metronidazol gel 0,75 % intravagina
1x/hari selama 5 hari.
Dalam kehamilan Vaginosis Bakterial dapat
menyebabkanpersalinan preterm,
amnionitissertaendometritis pasca persalinan
Definisi
Trikomoniasis
Infeksi protozoa pada vagina
Etiologi
Trichomonas vaginalis
Gambaran klinis
- Gatal (dominan)
- Panas, iritasi di vagina atau vulva
- Disharge: putih kental seperti keju, banyak, tidak berbau
terkadang bau masam
- Labia mayor bengkak
- Iritasi atau eritem, adem pada vagina dan atau vulva
Pemeriksaan penunjang
KOH 10 %
Pengecatan gram
Topikal: klotrimazol 1% cream (7 hari)
Terapi
Sistemik :
Metronidazole 2 gr (dosis tunggal, 7 hari) atau
Tinidazole 2gr (dosis tunggal) atau nimorazol 2 gr (dosis
tunggal)
Komplikasi
Candidiasis vulvovaginal
Infeksi vagina dan atau vulva oleh kandida
Oral:
Ketokonazol 400 mg/hari (5 hari)
VII.
URETRAL DISCHARGE
Definisi
Etiologi
Masa inkubasi
Gambaran klinis
Px penunjang
Terapi
Komplikasi
VIII.
ERITROPAPULOSKUAMOSA
PSORIASIS
DERMATITIS SEBOROIK
Definisi
Etiologi
tidak diketahui
Gambaran klinis
Pemeriksan
penunjang
Therapi
Pengobatan sistemik
- kortikosteroid ( dosis 30mg perhari) setelah membaik diturunkan perlahanlahan.penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan
dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata
- obat sitostatik: metotreksat (mula-mula diberikan tes dosis 5 mg per os untuk
mengetahui apakah ada gejala sensitivitas atau toksik, jika tidak terjadi efek yang
tidak dikehendaki diberikan 3x2,5 mg, dengan interval 12 jam seminggu dosis
total 7,5 mg. jika tidak dalam perbaiakan dosis dinaikan 2,5 mg- 5 mg perminggu
-levodopa (dosis 2 x 250mg - 3 x 500 mg)
-DDS (diaminodifenilsulfon) dosis: 2 x 100 mg sehari
- Etretinat (tegison,tigason) dan asitretin (neotigason)
dosisnya 1 mg/kg berat badann, jika belum terjadi perbaikan dinaikan menjadi 1
mg/kg berat badan.
- siklosporin dosisnya 6 mg/kg berat badan
Pengobatan Topikal
-Preparat ter (konsentrasinya 2-5 % dimulai dengan konsentrasi rendah,jika tidak
ada perbaikan konsentrasi dinaikan.
-kortikosteroid. Kortikosteroid topical memberikan hasil yang baik. Potensi dan
vehikulum bergantung pada lokasinya.
- ditranol (antralin) konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2 - 0,8% dalam pasta,
salap atau krim. Lama pemakaian hanya - jam sehari sekali untuk mencegah
iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu.
-Pengobatan dengan penyinaran UVA, PUVA, UVB kombinasi preparattar dengan
UV seperti cara Goeckerman atau cara Ingram, narrow
- calcipotrioln (sintetik vit D berupa salap atau krim 50 mg/g
-Tazaroten (gel dan krim dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1%)
-Emolien. Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit
PUVA (mula-mula 10-20 mg psoralen diberikan per os, 2 jam kemudian dilakukan
penyinaran. 4 x seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3 - 4
minggu.
Pengobatan cara Goeckerman:
- Psoriasis pustulosa palmo-plantar (barber)
Tetrasiklin diberikan selama 4 minggu, metotreksat untuk bentuk yang parah
dengan dosis 15-25 mg per minggu, eritinat 25-50 mg sehari, kortikosteroid
Pengobatan sistemik:
- kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis
prednisone 20-30mg sehari. Jika telah ada perbaikan,
dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi
sekunder diberi antibiotik.
- isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran.
Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Dosisnya
0,1-0,3mg per kg berat badan perhari, perbaikan tampak
setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis
pemeliharaan 5-10mg perhari selama beberapa tahun yang
ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya
Pengobatan Topikal:
-Pada pitrisiasis sika dan oleosa, seminggu 2 - 3 kali scalp
dikeramasi selama 5-15 menit . misalnya dengan selenium
sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi
emolien, misalnya krim urea 10%. Obat lain yang dapat
dipakai untuk Dermatitis seboroik ialah
-Ter misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim
pragmatar
-resorsin 1-3%
- sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam
salisilat 3-6%
-kortikosteroid misalnya krim hidrokortison 2 1/2 %. Pada
kasus dengan inflamasi yang berat dapat dipakai
kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason
valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek
sampingnya.
-krim ketokonasol 2% dapat diaplikasikan, bila pada
sediaan langsung terdapat banyak P.ovale.
Obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim.
Komplikasi
Definisi
Etiologi
Gambaran
klinis
(prednisone) dengan dosis 40-50 mg sehari kolksin juga dapat digunakan dengan
dosis 0,5 - 1mg sehari, diberikan 2 kali, setelah ada perbaiakan dosis diturunkan
menjadi 0,2 - 0,5 mg sehari
- Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch) korikosteroid dapat
digunakan (prednisone) sehari 40 mg setelah membaik dosis diturunkan perlahanlahan
Obat lain yang dapat digunakan ialah asitretin dengan dosis 2 x 25 mg sehari
PITIRIASIS ROSEA
Penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya, dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritemadan skuama halus. Kemudian
disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil dibadan,
lengan dan paha atas yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh
dalam waktu 3-8 minggu.
Belum diketahui, demikian pula cara infeksi.
Ada yang mengemukakan hipotesis bahwa
penyebabnya virus, karena penyakit ini
merupakan penyakit swasima (self limiting
disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu
3-8 minggu
Pada umumnya tidak terdapat gejala konstitusi,
bila ada biasanya ringan berupa flu-like
symptom. Sebagian penderita mengeluh gatal
ringan sampai sedang. Penyakit dimulai dengan
timbulnya lesi kulit berupa makula eritem
dengan skuama halus (pitiriasiformis) yang
melekat pada tepi lesi (skuama kolaret). Lesi
sering soliter berbentuk lonjong atau anular
dengan diameter kira-kira 3cm, terletak di
badan. Lesi pertama ini disebut sebagai herald
patch. Empat sampai sepuluhhari kemudian
timbul lesi-lesi sama yang lebih kecil secara
serentak, garis panjang lesi tersusun mengikuti
garis kulit. Pada punggung lesi sejajar costa
sehingga memberikan gambaran seperti pohon
ERITRODERMA
Kelainan kulit yang ditandai dengan eritema
universalis (90%-100%), biasanya disertai
skuama. Bila eritemanya antara 50%-90%
kami menamainya pre-eritroderma.
PARAPSORIASIS
Penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya ,pada umumnya tanpa keluhan,
kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan
skuama, berkembangnya biasanya perlahanlahan, perjalanannya umumnya kronik
Parapsoriasis gutata
- bentuk ini terdapat pada dewasa muda
terutama pria dan relative paling sering
ditemukan. Ruam terdiri atas papul miliar
serta lentikular, eritema dan skuama, dapat
hemoragik, kadang-kadang berkonfluensi, dan
umumnya simetrik. Penyakit ini sembuh
spontan tanpa meninggalkan sikatriks. Tempat
pridileksi badan, lengan atas dan paha , tidak
terdapat pada kulit kepala,muka,dan tangan.
Bentuk ini biasanya kronik,tetapi dapat akut
dan disebut parapsoriasis gutata akuta
( penyakit mucha-habermann). Gambaran
klinisnya mirip varisela, kecuali ruam yang
telah disebutkan dapat ditemukan vesikel,
Pemeriksan
penunjang
Therapi
kadang-kadang onikomadesis-Gejala
konstitusi berupa demam dan menggigil.
Penderita dapat merasa sangat gatal.Umumnya penyakit berjalan kronis berbulanbulan, kecuali bila disebabkanoleh alergi
obat.-Komplikasi : gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, high output cardiac
failure, infeksi sekunder, sepsis, adult
respiratory distress syndrome, hipolbumin,
mortalitas 7%
Komplikasi