PENDAHULUAN
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis
dapat terjadi karena peningkatan asam lambung, pepsin dan gastrin atau sekresi zat ini normal
tetapi mukosa GI rentan terhadap zat ini. Gastritis karena Helicobacter pylori terjadi karena
mikroba ini mengeluarkan toksin dan enzim yang dapat mengganggu keutuhan mukosa
melalui perubahan respon imun, inflamasi, dan peningkatan sekresi gastrin yang
menstimulasi sekresi asam lambung.
Penggunaan NSAID kronik dikaitkan dengan erosi mukosa yang dapat menimbulkan
pendarahan. NSAID menimbulkan erosi melalui 2 mekanisme yaitu secara langsung/topikal
menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan menghambat sintesa prostaglandin. NSAIDs
menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga prostaglandin yang merupakan komponen
pelindung mukosa lambung juga terhambat, akan tetapi pada penggunaan jangka pendek
tidak akan menyebabkan gastritis. Prostaglandin- E2 (Pg-E2) endogen, diproduksi dalam
lambung dan sel-sel mukosa duodenum akan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat,
memelihara alir darah mukosa, dan terlibat dalam penggantian epitel dan pertumbuhan sel.
Selain itu gastritis akut juga dapat disebabkan oleh infeksi Helicobacter pilori, yaitu
suatu bakteri gram-negatif, spiral dengan flagela multipel yang menyukai lingkungan
mikroaerofilik yang sering dijumpai pada lendir mukosa lambung atau antara lapisan mukus
dan epitel lambung, yang dalam keadaan normal tidak muncul untuk menyerang sel-sel, hal
yang memungkinkan bakteri dapat hidup didalam lingkungan perut yang agresif.
H. pylori memiliki flagellae kuat yang membantunya untuk menembus lendir dan
menyisip masuk antara lapisan mukosa dengan permukaan lapisan epitelium sehingga
mengganggu lapisan mukus dalam menghasilkan mukosa (merusak lapisan mukosa), dan
dapat bertahan dalam lingkungan lambung karena adanya lendir bikarbonat dan sebagian lagi
karena aksi urease yang dapat menghasilkan amonia. Langkah pertama dalam infeksi oleh H.
pylori tergantung pada motilitas bakteri dan kemampuannya untuk menghasilkan urease.
Sekresi asam lingkungan mikro dari korpus kurang mendukung kehidupan bakteri, namun
bakteri ini tidak mati karena bisa menghasilkan urease, yaitu suatu senyawa yang
menghasilkan amonia dan urea, yang nantinya menjadi bahan penting dalam menetralisir
asam.
1
BAB II
BORANG PORTOFOLIO
Nama peserta
Nama wahana
Topik
: Gastritis Akut
Tanggal presentasi :
No RM
: 38 17 57
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Deskripsi :
Pasien datang ke IGD RSMC dengan keluhan mual dan muntah > 10x sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan disertai nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk dan dada terasa sesak.
BAB cair 1 x, darah (-), lendir (-). Pasien memiliki riwayat sakit maag.
Kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang. Tekanan darah 130/80
mmHg, Nadi 88 x/menit, pernapasan 25 x/menit, suhu 36.2 C. Pemeriksaan fisik pada
abdomen nyeri tekan epigastrium (+), bising usus normal. Pemeriksaan fisik lainnya
dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang laboratorium leukosit meningkat (10.100 ul).
Penatalaksanaan di IGD diberikan RL 20 tpm, inj. ranitidin 50mg iv, inj. ondansetron 8mg
iv, antasida tablet kunyah 2 tab.
Tujuan : Melakukan diagnosis dan tatalaksana kasus Gastritis Akut
Bahan bahasan
Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Audit
Diskusi
Email Pos
Cara membahas
Presentasi & diskusi
Data utama untuk bahan diskusi
2
Subjektif
1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Pasien datang ke IGD RSMC dengan keluhan mual dan muntah sejak 1 hari SMRS.
Muntah sebanyak 10x berisi cairan. Keluhan disertai nyeri ulu hati yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk. BAB cair 1x, lendir (-), darah (-). Pasien mengeluh sesak yang tidak
dipengaruhi aktivitas. Demam disangkal.
2. Riwayat pengobatan
Pasien tidak sering mengonsumsi obat-obatan tertentu.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mual dan muntah 10x sejak 1 hari SMRS
Pasien mengalami nyeri ulu hati terasa seperti ditusuk-tusuk
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat gastritis.
Riwayat Atopi
Alergi makanan dan alergi obat disangkal.
4. Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Riwayat Diabetes Melitus,
Hipertensi pada keluarga disangkal.
5. Riwayat kebiasaan
Pasien mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan pedas dan asam. Pasien tidak makan
secara teratur. Riwayat merokok disangkal.
6. Riwayat sosial
Pasien adalah ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan menggunakan jaminan BPJSJamsostek.
Objektif
7. Pemeriksaan Fisik
Antropometrik
Berat Badan
: 59 kg
: 21.2 kg/cm2
3
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan umum
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 25 x/menit
Suhu
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
tonsil T1-T1
: bentuk simetris, trakea berada di tengah, kelenjar getah bening
tidak membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Ekstremitas
: akral hangat, sianosis tidak ada, CRT < 2 detik
7. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin :
-
Hb
: 13.3 g/dL
Ht
: 39 %
Leukosit
: 10.1 rb/ul
Trombosit
: 359 rb/ul
Assessment
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pada pasien ini di
diagnosis dengan Gastritis Akut.
Planning
1. Tatalaksana Awal :
-
RL 20 tpm
2. Rencana Terapi :
Konsul DPJP (Sp.PD) :
-
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg iv
3. Rencana Edukasi :
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit dan terapi yang diberikan.
4. Rencana Konsultasi :
Konsul dilakukan dengan spesialis penyakit dalam.
Hasil pembelajaran
1. Mengenali manifestasi klinis yang timbul pada gastritis akut.
2. Mendiagnosis gastritis akut.
3. Menentukan faktor resiko dan etiologi yang dapat menyebabkan gastritis akut.
5
: Compos Mentis
Keadaan umum
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 25 x/menit
Suhu
: 36.2 C
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Pemeriksaan penunjang :
Darah Rutin :
-
Hb
: 13.3 g/dL
Ht
: 39 %
6
Leukosit
: 10.1 rb/ul
RL 20 tpm
Rencana Terapi :
Konsul DPJP (Sp.PD) :
-
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg iv
Rencana Edukasi :
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit dan terapi yang diberikan.
Rencana Konsultasi :
Konsul dilakukan dengan spesialis penyakit dalam.
BAB III
PEMBAHASAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA BRONKOPNEUMONIA
Berdasarkan anamnesis didapatkan perempuan, Ny. H, 36 tahun, datang ke IGD
RSMC dengan keluhan mual dan muntah > 10x sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri
ulu hati seperti ditusuk-tusuk dan dada terasa sesak. BAB cair 1 x, darah (-), lendir (-). Pasien
memiliki riwayat sakit maag. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan asam dan pedas.
Kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang. Tekanan darah
130/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, pernapasan 25 x/menit, suhu 36.2 C. Pemeriksaan fisik
pada abdomen nyeri tekan epigastrium (+), bising usus normal. Pemeriksaan fisik lainnya
dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang laboratorium leukosit meningkat (10.100 ul).
Penatalaksanaan di IGD diberikan RL 20 tpm, inj. ranitidin 50mg iv, inj. ondansetron 8mg iv,
antasida tablet kunyah 2 tab. Kemudian pasien dikonsulkan ke spesialis penyakit dalam.
A. DIAGNOSIS
Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan mual, muntah dan nyeri uluhati sejak 1 hari
SMRS.. Gastritis biasanya tanpa gejala, Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri
panas di ulu hati disertai mual sampai muntah. Gastritis dapat terjadi karena peningkatan
asam lambung, pepsin dan gastrin atau sekresi zat ini normal tetapi mukosa GI rentan
terhadap zat ini. Gastritis karena Helicobacter pylori terjadi karena mikroba ini
mengeluarkan toksin dan enzim yang dapat mengganggu keutuhan mukosa melalui
perubahan respon imun, inflamasi, dan peningkatan sekresi gastrin yang menstimulasi
sekresi asam lambung. Riwayat penderita tukak peptik biasanya khas dengan adanya rasa
sakit perih, kira-kira 2 jam setelah makan, terutama pada tukak duodenum. Rasa sakit
tersebut akan hilang apabila perut diisi oleh makanan yang tidak merangsang
pengeluaran asam lambung.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, keadaan umum
tampak sakit sedang. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 25
x/menit, suhu 36.2 C. Pada pemeriksaan fisik palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan
epigastrium. Ada penderita dengan keluhan yang tidak khas, ataupun juga ada yang tidak
merasakan apa-apa yang dibawa ke dokter dengan keluhan hematemesis dan melena,
8
setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu endoskopi, ternyata menderita tukak
peptik yang aktif dan berdarah. Tukak ini disebut dengan silent ulcer. Endoskopi ada dua
macam, yaitu dengan pandangan samping (Oblique View) dan dengan pendangan
depan (Forward View). Pada saat ini pemeriksaan dengan endoskopi dianggap lebih
baik daripada radiologi terutama untuk tukak duodenum. Bila dikombinasi dengan biopsi
dan sitologi ketepatan diagnosis hampir 98-100%
B. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana pasien meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana
awal pasien ini diberikan IVFD RL 20 tpm, Inj. Ranitidin 50mg iv, Inj. Ondansetron 8mg
iv, Antasida tablet kunyah 2 tab. Terapi non farmakologi yaitu kurangi stress, rokok dan
penggunaan NSAID. Jika NSAID tidak dapat dihindari, pakai dosis efektif minimum
atau ganti dengan NSAID yang selektif menghambat COX-2 sperti celecoxib dan
refecoxib. Selain itu hindari kebiasaan makan tidak teratur, hindari makanan dan
minuman asam dan pedas yang memperberat symptom ulcer.
C. BRONKOPNEUMONIA
Definisi
Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Etiologi
1. Gastritis dapat terjadi karena peningkatan asam lambung, pepsin dan gastrin atau
sekresi zat ini normal tetapi mukosa GI rentan terhadap zat ini.
2. Gastritis karena Helicobacter pylori terjadi karena mikroba ini mengeluarkan toksin
dan enzim yang dapat mengganggu keutuhan mukosa melalui perubahan respon imun,
inflamasi, dan peningkatan sekresi gastrin yang menstimulasi sekresi asam lambung
3. Penggunaan NSAID kronik dikaitkan dengan erosi mukosa yang dapat menimbulkan
pendarahan.NSAID menimbulkan erosi melalui 2 mekanisme yaitu secara langsung /
topical menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan menghambat sintesa prostaglandin
4. Merokok meningkatkan resiko terjadinya ulcer
3) Sukralfat
Cara kerja: obat ini adalah berikatan dengan jaringan yang mengalami tukak
membentuk lapisan yang dapat melindungi tukak dari asam lambung sehingga
member kesempatan tukak untuk sembuh.
Efek samping : relative jarang terjadi, kejadian yang sering adalah konstipasi, mulut
kering, mual dan rash.
Dapat menurunkan bioavailabilitas dari digoksin, fenitoin, teofilin, ketokonazol,
quinidin, quinolon dan warfarin.
4) Misoprostol
Adalah suatu analog prostaglandin E yang bersifat antisekretori dan sitoprotektif
yang dapat mencegah ulcer karena penggunaan AINS. Efek samping adalah diare
yang tergantung dosis.Obat ini dikontraindikasikan untuk wanita hamil karena
dapat merangsang uterus.
5) Antimikroba
Antimikroba yang digunakan untuk eradikasi H. pylori yaitu Amoksisilin,
klaritromisin, metronidazol dan tetrasiklin.
11
Regimen obat
Klaritromisin 2x 500mg
Amoksisilin 2x 1g dan
PPI 2x 1tab selama 10 14 hari
2.
Klaritromisin 2x 500mg
Metronidazol 2x 500mg dan
PPI 2x 1tab selama 10-14hari
3.
Klaritromisin 2x 500mg
Tetrasiklin 2x 500mg sehari dan
Ranitidin Bismuth sitrat 2x400mg
Selama 14 hari
4.
Bismut subsalisilat 4x 500mg
Metronidazol 4x 250-500mg dan
PPP sesuai dosis lazim, selama 14 hari
3. Pasien dengan ulcer harus diberi PPI atau H2RA untuk mengurangi gejala yang
timbul.
4. PPI harus diminum 15 30 menit sebelum makan.
5. Ulcer yang tidak komplek karena NSAID dapat sembuh setelah penghentian NSAID
6. .Jika penggunaan tidak dihentikan pemberian PPI lebih tepat karena PPI lebih tepat
karena PPI lebih kuat dalam menghambat sekresi HCl
7. Pasien ulcer dengan komplikasi sering memerlukan endoskopi dan pembedahan.
Obat untuk ulcer dan dosisnya
No
Obat
Dosis perhari
12
1.
2.
3.
4.
H2RA
7. Cimetidin
8. Famotidin
9. Nizatidin
10. Ranitidin
PPI
D. Omeprazol
E. Lansoprazol
F. Pantoprazol
G. Esomeprazol
Sukralfat
Misoprostol
20 40 mg
15 30 mg
40 mg
20 40 mg
4 x 1g atau 2 x 1g
4 x 200
13
BAB IV
KESIMPULAN
Gastritis dapat terjadi karena peningkatan asam lambung, pepsin dan gastrin
atau sekresi zat ini normal tetapi mukosa GI rentan terhadap zat ini.
Obat obat yang efektif digunakan : Penekan sekresi asam asam, Pompa
proton inhibitor (PPI), Antasida, Sukralfat, Misoprostol dan Antimikroba
14
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta:EGC.
2.
15