Lapkas Skabies
Lapkas Skabies
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Skabies merupakan penyakit kulit menular yang ditandai dengan keluhan utama
gatal terutama dimalam hari yang disebabkan oleh infestasi dan sensititasi terhadap
Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Scabies juga disebut the itch, pamaan
itch, seven year itch. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan nama gudik, kudis,
budukan, dan gatal agogo.1,2 Penyebab penyakit ini adalah Sarcoptes scabiei var
hominis, termasuk filum arthopoda, kelas arachida, ordo ascarima, super family
Sarcoptes. Diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia telah terinfeksi tungai
scabies ini. Sarcoptes scabiei menyerang semua tingkat sosio-ekonomi, wanita dan
anak-anak lebih banyak dari pada laki-laki. Namun penyakit ini bisa menyerang pada
siapapun. 2,3
Adapun dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor
yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang rendah,
higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis.
Penyakit ini umumnya cenderung banyak ditemukan pada area urban, khususnya pada
area padat penduduk. Transmisi parasit ini biasanya terjadi melalui kontak secara
langsung maupun kontak tak langsung (benda). Manifestasi klinis dari scabies yaitu 4
tanda cardinal : gatal secara umum yang lebih intens terutama pada malam hari dan
menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien, menyerang manusia secara berkelompok,
adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi, menemukan tungau.
Diagnogis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda karnial tersebut. 1
BAB II
STATUS PASIEN
II.1 Identitas Pasien
Berikut adalah identitas dari pasien yang berobat di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Banjar :
Nama
Tn. M
Umur
65 tahun
Jenis Kelamin
laki - laki
Alamat
Pendidikan
SD
Agama
Islam
Status marital
Menikah
Pekerjaan
Penyadap Kelapa
Tanggal MRS
5 September 2016
menyangkal adanya keluhan nyeri dan panas pada bruntus tersebut keluhan demam,
pusing, lemas dan menggigil juga tidak ada.
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya dan
menyangkal terkena gigitan serangga, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dalam
jangka waktu yang panjang, atau terpapar atau bahan kimia sebelum nya. Pasien juga
menyangkal memelihara hewan peliharaan seperti kucing, anjing dan hewan ternak
lainnya dan tidak memiliki alergi terhadap makanan seperti ayam, udang dan ikan laut
maupun ikan air tawar.
Pasien tinggal di rumah bersama dengan istri, 2 orang anak, dan 1 menantu nya.
Keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama yaitu, anak, istri dan menantu
nya. Keluhan tersebut awalnya terjadi pada anaknya yang bersekolah di pesantren
terlebih dahulu dibandingkan pasien. Pasien mengaku saat itu anak nya belum pergi
memeriksakan diri ke dokter karena dianggap gatal-gatal biasa, seiring berjalannya
waktu keluhan tersebut malah mengenai pasien dan anggota keluarga lainnya.
Pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya menggunakan kasur
kapuk di ruang keluarga. Menurut pasien kasur dirumahnya jarang dijemur dibawah
sinar matahari 2 bulan sekali dijemurnya, hanya dibersihkan dengan sapu lidi. Seprei
yang di gunakan 1 bulan sekali dicuci. Pasien juga mengaku menggunakan alat mandi
(sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga nya, handuk
pasien juga sering digunakan oleh anak nya dan jarang di jemur setelah digunakan.
Pasien mengaku mandi 2x sehari, mengganti pakaiannya 2x sehari dan tidak pinjam
meminjam pakaian.
Pasien tinggal di daerah tropis lingkungan padat penduduk dan antara 1 rumah
jaraknya berdekatan sekitar 3-5 meter, dengan rumah permanen tembok, lantai dari
keramik, dan beratap genteng.
II. 3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
TD
: tidak dilakukan
Nadi
RR
: 18 x/menit
Suhu : 36,60C
3
Status Generalis
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Abdomen
Perut supel, scar (-) lesi kulit (+) (liat status dermatologi), tidak
terdapat pembesaran, BU (+), perkusi timpani
Ekstremitas
Akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik, lesi kulit (+) (lihat
status dermatologi)
Status Dermatologikus
4
Distribusi
A/R
Regional, Bilateral
Kedua sela-sela jari tangan, perut bagian bawah, bokong, lipatan paha
Lesi
Efloresensi
Status dermatologikus :
Distribusi
A/R
Regional, Bilateral
Kedua sela-sela jari tangan, perut bagian bawah, bokong, lipatan paha
Lesi
Efloresens
i
II. 6 Diagnosis Banding
a) Skabies
b) Prurigo
c) Pedikulosis korporis
II. 7 Diagnosis Kerja
Skabies
II. 8 Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan darah : hemoglobin
II.9 Penatalaksanaan
Umum
-
Baju, sarung bantal, sprei yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci,
jemur dan disetrika, dilakukan beberapa kali.
Khusus
-
Topikal
Permethrin krim 5% dioleskan pada seluruh tubuh dari leher sampai ke bagian
bawah dan dibilas setelah digunakan 8-12 jam, dianjurkan hanya sekali dioleskan
8
pada malam hari kemudian di bilas dengan air pada esok harinya. Bila belum
sembuh diulangi setelah 1minggu.
Sistemik
Antihistamin : Loratadine 10 mg 1 dd 1
II. 10 Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
BAB III
ANALISA KASUS
A. Mengapa pada pasien ini di diagnosis dengan skabies ?
9
Berdasarkan epidemiologi
Sesuai dengan teori Skabies ditemukan di semua negara dengan
prevalensi yang bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan
subtropis. Studi epidemiologi memperlihatkan bahwa prevalensi skabies cenderung
tinggi pada anak-anak serta remaja. Namun penyakit ini dapat mengenai semua
kalangan usia dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur, atau pun kondisi
sosial ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi adalah kondisi hidup di
daerah yang padat, sehingga penyakit ini lebih sering di daerah perkotaan. 3,4
Pada kasus saat ini pasien tinggal di rumah bersama dengan istri, 2 orang anak, dan 1
menantu nya (padat penghuni) di daerah tropis lingkungan padat penduduk dan
antara 1 rumah jaraknya berdekatan sekitar 3-5 meter. Hal ini sesuai dengan
teori epidemiologi dari skabies yaitu ditemukan di daerah endemik yaitu daerah
tropis seperti Indonesia dan faktor primer yang berkontribusi adalah hidup di daerah
yang padat.
10
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.1,2,3
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya menyeluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula
dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga
yang berdekatan akan diserang tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi
tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa
(carrier).1, 3
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau vesikel. Jika timbul
infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustula, ekskoriasi, dan lainlain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),
umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 1, 2, 3
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.1, 2, 3
Pada kasus ini pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya
menggunakan kasur kapuk di ruang keluarga. Pasien juga mengaku menggunakan
alat mandi (sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga nya dan handuk pasien juga sering digunakan oleh anak nya. Hal ini
sesuai dengan teori cara penularan (transmisi) skabies yang terjadi secara langsung
yaitu dengan berjabat tangan atau bersentuhan dan tidur bersama-sama, sedangkan
kontak secara tidak langsung melalui perlengkapan tidur, seprei dan bantal yang
digunakan bersama-sama, adanya pengunaan alat mandi seperti sabun dan handuk
yang digunakan bersama-sama.
14
dengan keluhan gatal. Pada kasus ini, diambil beberapa diagnosis banding yaitu
Skabies, Pedikulos korporis, dan Prurigo berdasarkan gejala klinis dan teori.
1. Skabies
a. Definisi
1,2
b. Penyebab
c. Umur
Kebersihan
g. Lokalisasi
bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus,
bokong, genital eksterna (pria), dan perut bagian bawa. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 1,2
h. Efloresensi
Gatal dirasakan terus menerus dan semakin hebat pada malam hari (Pruritus
nokturna). 1,3,8
lengan, siku, dada, perut, punggung, kedua kaki, dan lipat paha. Berdasarkan
teori tempat predileksi skabies biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
polar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),
umbilikus, bokong, genital eksterna (pria), dan perut bagian bawa. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.1.8
2. Pediculosis Corporis
a.
Definisi
corporis 1,7
b. Penyebab
Pada kasus pasien ini ditemukan gatal dibeberapa bagian tubuh, higine yang
kurang baik dan pada anggota keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama
yaitu istri, anak dan menantunya. Pada pediculosis terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan anamnesa juga tidak didapatkan keluhan lemas dan pusing pada
pasien karena pada pediculosis terkadang dapat menyebabkan anemia pada
beberapa pasien.
16
3. Prurigo Hebra
a. Definisi
b. Penyebab
serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari dalam tubuh. 2,9
c. Umur
: Kurang baik. 1
g. Lokalisasi
h. Efloresensi
Berdasarkan kasus ini, menurut usia pada pasien tidak sesuai tetapi penyakit
ini juga di derita oleh anaknya dengan gejala yang ada pada prurigo hebra
yang hampir menyerupai dengan scabies akan tetapi pada anamnesis, pasien
baru pertama kali mengalami keluhan yang seperti ini dan pasien juga
menyangkal terkena gigitan serangga. Untuk kesadaran composmentis, dan
tidak teraba pembesaran KGB.
SKABIES
PEDICULOSIS
PRURIGO
CORPORIS
+
Bisa
Biasanya dewasa
Anak-anak
tungau
Usia
17
semua
sampai
usia
+
+
+
_
dewasa
+
+
keluarga
Tempat predileksi pasien : selangkangan,
pasien:
Multiple,
diskret,
pasien
Makula
erosi,
ekskoriasi
18
Sarcoptes scabiei. Permukaan kulit mulai dari leher sampai ke jari-jari kaki,
terutama daerah belakan telinga, lipatan bokong, dan sela-sela jari kaki. Lama
pemakaian selama 8-12 jam. Diajurkan pengolesan pada malam hari
kemudian dicuci pada keesokan harinya.9 Bila belum sembuh diulangi setelah
seminggu. 1,2
b. Efek samping : Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih,
gatal, eritema, hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat sementara
dan akan menghilang sendiri.11
c. Peringatan : 11
Pengobatan
dengan
Scabimite
bisa
secara
sementara
19
d. Keuntungan : 11
Non-neurotoxic scabicide
2. Sistemik
Antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal pada pasien scabies. 8,12
Loratadine adalah suatu antihistamin trisiklik yang bekerja lama dengan
aktivitas antagonis terhadap reseptor H1 (reseptor histamine 1) perifer tanpa
efek sedasi sentral (efek mengantuk) atau efek antikolonergik. Loratadine
adalah histamine yang mempunyai efek kerja panjang. Loratadine
mempunyai afinitas lemah terhdap reseptor adrenergic alfa dan reseptor
asetilkolin. Dosis dewasa, usia lanjut, anak : 10 mg (1 tablet) sehari sekali.
Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis
bermakna pada pemberian dosis 10 mg perhari. Efek samping loratadine yang
pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan
pencernaan, nausea, gastritis dan alaergi yang menyerupai ruam. Pernah
dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan
takiaritmia supraventikuler walaupun jarang.11
Analisis Prognosis
Quo Ad vitam: Ad Bonam Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah
kepada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital pasien
masih dalam batas normal.
Quo Ad functionam: Ad Bonam tidak menimbulkan lesi yang
mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.
Quo Ad Sanactionam: Ad Bonam Dengan menghilangkan faktor
predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntan dan sembuh.
20
Sesuai dengan teori Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk
beberapa tahun. Pada individu yang immunocompetent, jumlah tungau akan
berkurang seiring waktu. 1,2,3
Infestasi scabies dapat disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi
scabies, jika diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal
dan ekzema akan sembuh.3,4
21