Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Skabies merupakan penyakit kulit menular yang ditandai dengan keluhan utama
gatal terutama dimalam hari yang disebabkan oleh infestasi dan sensititasi terhadap
Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Scabies juga disebut the itch, pamaan
itch, seven year itch. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan nama gudik, kudis,
budukan, dan gatal agogo.1,2 Penyebab penyakit ini adalah Sarcoptes scabiei var
hominis, termasuk filum arthopoda, kelas arachida, ordo ascarima, super family
Sarcoptes. Diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia telah terinfeksi tungai
scabies ini. Sarcoptes scabiei menyerang semua tingkat sosio-ekonomi, wanita dan
anak-anak lebih banyak dari pada laki-laki. Namun penyakit ini bisa menyerang pada
siapapun. 2,3
Adapun dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor
yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang rendah,
higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis.
Penyakit ini umumnya cenderung banyak ditemukan pada area urban, khususnya pada
area padat penduduk. Transmisi parasit ini biasanya terjadi melalui kontak secara
langsung maupun kontak tak langsung (benda). Manifestasi klinis dari scabies yaitu 4
tanda cardinal : gatal secara umum yang lebih intens terutama pada malam hari dan
menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien, menyerang manusia secara berkelompok,
adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi, menemukan tungau.
Diagnogis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda karnial tersebut. 1

BAB II
STATUS PASIEN
II.1 Identitas Pasien
Berikut adalah identitas dari pasien yang berobat di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Banjar :
Nama

Tn. M

Umur

65 tahun

Jenis Kelamin

laki - laki

Alamat

Cangkring RT/RW 02/01


Kel. Rawawangi, Kec. Banjarsari

Pendidikan

SD

Agama

Islam

Status marital

Menikah

Pekerjaan

Penyadap Kelapa

Tanggal MRS

5 September 2016

II.2 Anamnesa (autoanamnesis 5 September 2016 pukul 10.20 wib)


Keluhan Utama :
Timbul bruntus-bruntus kemerahan yang bertambah banyak disertai rasa terasa
gatal terutama pada malam hari di kedua sela-sela jari tangan, lipatan paha
(selangkangan) sejak 1 minggu SMRS.
Anamnesis Khusus

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang
terasa bertambah banyak disertai rasa gatal terutama pada malam hari di kedua sela-sela
jari tangan, lipatan paha (selangkangan) sejak 1 minggu sebelum datang ke poliklinik.
Pasien mengatakan karena terasa gatal pasien terus menggaruk bagian yang gatal.
Keluhan pertama kali dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien awalnya
mengeluh gatal pada daerah kedua sela-sela jari tangan, lipatan paha (selangkangan).
Gatal dirasakan terus menerus dan semakin sehebat pada malam hari. Lalu karena
sering digaruk keluhan tersebut menyebar ke perut bagian bawah, bokong, lutut dan
sela-sela jari kaki. Sudah diobati dengan bedak salicyl tapi tidak ada perubahan. Pasien
2

menyangkal adanya keluhan nyeri dan panas pada bruntus tersebut keluhan demam,
pusing, lemas dan menggigil juga tidak ada.
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya dan
menyangkal terkena gigitan serangga, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dalam
jangka waktu yang panjang, atau terpapar atau bahan kimia sebelum nya. Pasien juga
menyangkal memelihara hewan peliharaan seperti kucing, anjing dan hewan ternak
lainnya dan tidak memiliki alergi terhadap makanan seperti ayam, udang dan ikan laut
maupun ikan air tawar.
Pasien tinggal di rumah bersama dengan istri, 2 orang anak, dan 1 menantu nya.
Keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama yaitu, anak, istri dan menantu
nya. Keluhan tersebut awalnya terjadi pada anaknya yang bersekolah di pesantren
terlebih dahulu dibandingkan pasien. Pasien mengaku saat itu anak nya belum pergi
memeriksakan diri ke dokter karena dianggap gatal-gatal biasa, seiring berjalannya
waktu keluhan tersebut malah mengenai pasien dan anggota keluarga lainnya.
Pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya menggunakan kasur
kapuk di ruang keluarga. Menurut pasien kasur dirumahnya jarang dijemur dibawah
sinar matahari 2 bulan sekali dijemurnya, hanya dibersihkan dengan sapu lidi. Seprei
yang di gunakan 1 bulan sekali dicuci. Pasien juga mengaku menggunakan alat mandi
(sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga nya, handuk
pasien juga sering digunakan oleh anak nya dan jarang di jemur setelah digunakan.
Pasien mengaku mandi 2x sehari, mengganti pakaiannya 2x sehari dan tidak pinjam
meminjam pakaian.
Pasien tinggal di daerah tropis lingkungan padat penduduk dan antara 1 rumah
jaraknya berdekatan sekitar 3-5 meter, dengan rumah permanen tembok, lantai dari
keramik, dan beratap genteng.
II. 3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: Sakit ringan

Kesadaran

: Composmentis

Tanda vital
TD

: tidak dilakukan

Nadi

: 82 x/menit, irama nadi teratur, regular kualitas cukup

RR

: 18 x/menit

Suhu : 36,60C
3

Status Generalis
Kepala

Normocephal, rambut bewarna hitam distribusi merata, tidak mudah


dicabut

Mata

Konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik


(-/-), refleks pupil (+/+) isokor

Hidung

Deviasi septum (-), sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)

Telinga

Normotia, serumen (-/-), nyeri tekan (-/-)

Mulut

Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), faring tidak hiperemis,


pembesaran tonsil (-)

Leher

Pembesaran KGB (-)

Thoraks

Simetris, retraksi dinding dada (-/-), suara napas vesikuler (+/+),


lendir (-/-), ronkhi (-/-), wheezing(-/-). Bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Perut supel, scar (-) lesi kulit (+) (liat status dermatologi), tidak
terdapat pembesaran, BU (+), perkusi timpani

Ekstremitas

Akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik, lesi kulit (+) (lihat
status dermatologi)

Status Dermatologikus
4

Distribusi
A/R

Regional, Bilateral
Kedua sela-sela jari tangan, perut bagian bawah, bokong, lipatan paha

Lesi

(selangkangan), kedua lutut, kedua sela-sela jari kaki


Multiple, diskret, berbentuk bulat, berbatas tegas, sebagian menimbul di
permukaan kulit, sebagian tidak menimbul di permukaan kulit, ukuran
terkecil 0,2 cm x 0,2 cm x 0,1 cm dan ukuran terbesar 0,5 cm x 0,3 cm x

Efloresensi

0,3 cm, tampak kering


Makula eritematosa, papul eritematosa, erosi, ekskoriasi

Gambar 1. Predileksi keluhan pada pasien


II. 4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 20 % mencari Sarcoptes Scabiei dewasa, larva,
telur dengan preparat kaca objek, lalu di tutup cover glass dilihat dengan mikroskop.

Hasil : Tidak ditemukan nya Sarcoptes Scabiei dewasa.


II. 5 Resume
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke Poliklinik Kulit Kelamin RSUD
Kota Banjar dengan keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa bertambah banyak
disertai rasa gatal terutama pada malam hari di kedua sela-sela jari tangan, lipatan paha
(selangkangan) sejak 1 minggu SMRS. Keluhan pertama kali dirasakan sejak 3
minggu yang lalu. Pasien awalnya mengeluh gatal pada daerah kedua sela-sela jari
tangan, lipatan paha (selangkangan). Lalu karena sering digaruk keluhan tersebut
menyebar ke perut bagian bawah, bokong, lutut dan sela-sela jari kaki. Gatal dirasakan
terus menerus dan semakin sehebat pada malam hari.
Keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama yaitu, anak, istri dan
menantu nya. Keluhan tersebut awalnya terjadi pada anaknya yang bersekolah di
pesantren terlebih dahulu dibandingkan pasien. Pasien mengaku saat itu anak nya belum
pergi memeriksakan diri ke dokter. Pasien tinggal di daerah tropis lingkungan padat
penduduk Pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya menggunakan
kasur kapuk di ruang keluarga. Menurut pasien kasur dirumahnya jarang dijemur
dibawah sinar matahari 2 bulan sekali dijemurnya, hanya dibersihkan dengan sapu
lidi. Seprei yang di gunakan 1 bulan sekali dicuci. Pasien juga mengaku
menggunakan alat mandi (sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga nya, handuk pasien juga sering digunakan oleh anak nya dan jarang di jemur
setelah digunakan. Pasien mengaku mandi 2x sehari, mengganti pakaiannya 2x sehari.
Pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal.
7

Status dermatologikus :
Distribusi
A/R

Regional, Bilateral
Kedua sela-sela jari tangan, perut bagian bawah, bokong, lipatan paha

Lesi

(selangkangan), kedua lutut, kedua sela-sela jari kaki


Multiple, diskret, berbentuk bulat, berbatas tegas, sebagian menimbul di
permukaan kulit, sebagian tidak menimbul di permukaan kulit, ukuran
terkecil 0,2 cm x 0,2 cm x 0,1 cm dan ukuran terbesar 0,5 cm x 0,3 cm x

Efloresens

0,3 cm, tampak kering


Makula eritematosa, papul eritematosa, erosi, ekskoriasi

i
II. 6 Diagnosis Banding
a) Skabies
b) Prurigo
c) Pedikulosis korporis
II. 7 Diagnosis Kerja
Skabies
II. 8 Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan darah : hemoglobin
II.9 Penatalaksanaan
Umum
-

Edukasi ke pasien bahwa penyakit menular

Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan

Menghindari orang-orang yang terkena penyakit ini, prinsip pengobatannya untuk


yang terkena penyakit ini harus diobati secara serentak

Menjemur alat-alat tidur dan jangan memakai pakaian, handuk bersama-sama

Baju, sarung bantal, sprei yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci,
jemur dan disetrika, dilakukan beberapa kali.

Khusus
-

Topikal
Permethrin krim 5% dioleskan pada seluruh tubuh dari leher sampai ke bagian
bawah dan dibilas setelah digunakan 8-12 jam, dianjurkan hanya sekali dioleskan
8

pada malam hari kemudian di bilas dengan air pada esok harinya. Bila belum
sembuh diulangi setelah 1minggu.

Sistemik
Antihistamin : Loratadine 10 mg 1 dd 1

II. 10 Prognosis
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam


Quo ad sanationam : ad bonam

BAB III
ANALISA KASUS
A. Mengapa pada pasien ini di diagnosis dengan skabies ?
9

Berdasarkan usia dan tingkat ekonomi


Sesuai dengan teori diperkirakan 300 juta orang diseluruh dunia telah
terinfeksi tungau skabies ini. Sarccoptes scabiei menyerang semua tingkat sosioekonomi. Pada studi epidemiologi di United Kingdom, skabies ini lebih cenderung di
daerah urban, terutama yang terlalu padat penduduknya dan lebih sering saat musim
hujan dibanding musim panas. Penyakit ini telah hampir ditemukan diseluruh negara
didunia dengan angka prevalensi yang bervariasi. Di beberapa negara berkembang,
prevalensinya berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi
pada anak dan remaja. Namun penyakit ini dapat mengenai semua kalangan usia. 1.2
Pada kasus ini sesuai dengan teori bahwa Sarccoptes scabiei menyerang semua
tingkat sosio-ekonomi yaitu di dapatkan bahwa pasien bekerja sebagai penyadap
kelapa yang berpenghasilan rendah yang termasuk ke dalam sosial ekonomi rendah.
Pada pasien juga diketahui berusia 65 tahun dan keluhan awal dirasakan pada anak
remaja nya yang bersekolah di pesantren. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja. Namun
penyakit ini dapat mengenai semua kalangan usia.

Berdasarkan epidemiologi
Sesuai dengan teori Skabies ditemukan di semua negara dengan
prevalensi yang bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan
subtropis. Studi epidemiologi memperlihatkan bahwa prevalensi skabies cenderung
tinggi pada anak-anak serta remaja. Namun penyakit ini dapat mengenai semua
kalangan usia dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur, atau pun kondisi
sosial ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi adalah kondisi hidup di
daerah yang padat, sehingga penyakit ini lebih sering di daerah perkotaan. 3,4
Pada kasus saat ini pasien tinggal di rumah bersama dengan istri, 2 orang anak, dan 1
menantu nya (padat penghuni) di daerah tropis lingkungan padat penduduk dan
antara 1 rumah jaraknya berdekatan sekitar 3-5 meter. Hal ini sesuai dengan
teori epidemiologi dari skabies yaitu ditemukan di daerah endemik yaitu daerah
tropis seperti Indonesia dan faktor primer yang berkontribusi adalah hidup di daerah
yang padat.

10

Tempat predileksi skabies


Sesuai dengan teori tempat predileksi skabies biasanya merupakan tempat
dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian polar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae
(wanita), umbilikus, bokong, genital eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.1.2,3
Pada kasus ini pasien awalnya mengeluh gatal pada daerah kedua sela-sela jari
tangan, lipatan paha (selangkangan). Lalu karena sering digaruk keluhan tersebut
menyebar ke perut bagian bawah, bokong, lutut dan sela-sela jari kaki. Gatal
dirasakan terus menerus dan semakin sehebat pada malam hari. Hal ini sesuai
dengan teori tempat predileksi skabies yang biasanya terdapat di tempat dengan
stratum korneum yang tipis.

Keluhan gatal dirasakan pada malam hari


Sesuai dengan teori gatal pada tempat predileksi merupakan keluhan
subjektif pasien skabies. Gatal biasanya dirasakan paling hebat pada malam hari
(pruritus nocturnal) karena suhu lebih tinggi sehingga aktivitas tungau
meningkat. Gatal tersebut diakibatkan sensitisasi kulit terhadap tungau maupun
produknya seperti telur, kotoran dan sekret. Garukan pasien dapat menimbulkan luka
pada kulit dan dapat memicu terjadinya infeksi sekunder. 2.3
Pada kasus ini pasien mengatakan keluhan yang dirasakan nya dan keluarga
terasa sangat gatal terutama pada malam hari sehingga sulit tidur di malam hari
karena rasa gatal. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan rasa gatal biasanya
dirasakan paling hebat pada malam hari (pruritus nocturnal) karena suhu
lebih tinggi sehingga aktivitas tungau meningkat.

Penyakit menular yang menyerang secara berkelompok


Sesuai dengan teori penyakit ini menyerang manusia secara kelompok,
sehingga dalam sebuah keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga
11

(penyakit menular yang menyerang secara berkelompok). Didalam kelompok


mungkin akan ditemukan individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh
parasit sehingga tidak menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi
pembawa/carier bagi individu lain.1.2,3
Pada kasus ini pasien mengatakan keluhan tersebut awalnya terjadi pada anaknya
yang bersekolah di pesantren. Pasien mengaku saat itu anak nya belum pergi
memeriksakan diri ke dokter karena dianggap gatal-gatal bisa, seiring berjalannya
waktu keluhan tersebut malah mengenai pasien dan anggota keluarga lainnya.

Beberapa faktor perkembangan penyakit scabies


Sesuai dengan teori beberapa faktor yang menunjang perkembangan
penyakit ini, antara lain: higiene yang buruk, kesalahan diagnosis, dan
perkembangan dermografik serta ekologi. 3,4
Pada kasus ini pasien mengatakan kasur dirumahnya jarang dijemur dibawah
sinar matahari 2 bulan sekali dijemurnya, hanya dibersihkan dengan sapu lidi.
Seprei yang digunakan 1 bulan sekali dicuci, handuk pasien juga sering
digunakan jarang dijemur di sinar matahari. Hal ini sesuai dengan teori faktor
perkembangan penyakit : higiene yang buruk yang sangat erat kaitannya dengan
kebersihan individu dan lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal
secara bersama-sama di satu tempat yang relatif sempit. Apabila tingkat
kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah,
derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan juga akan
kurang.

Cara penularan penyakit scabies


Sesuai dengan teori cara penularan (transmisi) skabies dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah : 1, 5
(1) Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan,
tidur bersama dan hubungan seksual. 1, 5
(2) Kontak tidak langsung (melalui benda)
12

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur,


seprei, bantal, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil
pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal
tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan
bahwa sember penularan. 1, 5
Pada kasus ini pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya
menggunakan kasur kapuk di ruang keluarga. Pasien juga mengaku menggunakan
alat mandi (sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga nya dan handuk pasien juga sering digunakan oleh anak nya. Hal ini
sesuai dengan teori cara penularan (transmisi) skabies yang terjadi secara langsung
yaitu dengan berjabat tangan atau bersentuhan dan tidur bersama-sama, sedangkan
kontak secara tidak langsung melalui perlengkapan tidur, seprei dan bantal yang
digunakan bersama-sama, adanya pengunaan alat mandi seperti sabun dan handuk
yang digunakan bersama-sama.

Efloresensi pada penyakit scabies


Sesuai dengan teori efloresensi pada skabies dapat berupa papul, nodul,
vesikel, urtika dan lainnya. Akibat garukan yang dilakukan oleh pasien dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta hingga terjadinya infeksi sekunder ruam kulit menjadi
polimorf (pustul, ekskoriasi, krusta, erosi dan lain-lain).6.7
Pada pemeriksaan fisik kasus ini didapatkan efloresensi berupa makula eritematosa,
papul eritematosa, dan akibat seringnya digaruk karena gatal maka timbul erosi,
ekskoriasi pada lesi. Hal ini sesuai dengan teori efloresensi pada skabies bisa berupa
papul eritematosa dan lesi yang digaruk bisa timbul erosi dan ekskoriasi, kusta hingga
terjadinya infeksi sekunder.

Gejala klinis skabies yaitu 4 tanda cardinal


Sesuai dengan teori gejala klinis pada skabies yaitu 4 tanda kardinal :
Tandatanda cardinal menegakkan skabies, yaitu :
13

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.1,2,3
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya menyeluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula
dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga
yang berdekatan akan diserang tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi
tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa
(carrier).1, 3
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau vesikel. Jika timbul
infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustula, ekskoriasi, dan lainlain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),
umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 1, 2, 3
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.1, 2, 3
Pada kasus ini pasien selalu tidur 1 kasur bersama dengan istri dan anak nya
menggunakan kasur kapuk di ruang keluarga. Pasien juga mengaku menggunakan
alat mandi (sabun batang) secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga nya dan handuk pasien juga sering digunakan oleh anak nya. Hal ini
sesuai dengan teori cara penularan (transmisi) skabies yang terjadi secara langsung
yaitu dengan berjabat tangan atau bersentuhan dan tidur bersama-sama, sedangkan
kontak secara tidak langsung melalui perlengkapan tidur, seprei dan bantal yang
digunakan bersama-sama, adanya pengunaan alat mandi seperti sabun dan handuk
yang digunakan bersama-sama.

Diagnosis Banding penyakit skabies


Sesuai teori ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini
merupakan the great immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit

14

dengan keluhan gatal. Pada kasus ini, diambil beberapa diagnosis banding yaitu
Skabies, Pedikulos korporis, dan Prurigo berdasarkan gejala klinis dan teori.
1. Skabies
a. Definisi

: Penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei jenis

1,2

b. Penyebab

: Sarcoptes scabiei 3,4,8

c. Umur

: Banyak menyerang anak-anak dan terkadang orang dewasa

d. Jenis Kelamin : Frekuensi pria sama dengan wanita


e. Daerah/musim : Populasi pada suatu tempat mempermudah penularan.
(penularan : dapat langsung dan tidak langsung)
f.

Kebersihan

g. Lokalisasi

: Kumuh dan kebersihan serta hygiene yang buruk


: Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian polar, siku

bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus,
bokong, genital eksterna (pria), dan perut bagian bawa. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 1,2
h. Efloresensi

: Papula eritema, vesikel, jika ada garukan akan timbul

pustule, krusta, dan eksoriasi 1,2,3


i. Gejala Klinis : Mengeluh gatal, terutama pada malam hari. 2,7

Pada kasus pasien ini didapatkan :


-

Gatal dirasakan terus menerus dan semakin hebat pada malam hari (Pruritus
nokturna). 1,3,8

Anggota keluarga pasien mengalami keluhan yang sama (kelompok).


Berdasarkan teori penularan dapat langsung maupun tidak langsung melalui
pakaian, tempat tidur dan alat-alat tidur, alat mandi, handuk dan lai-lain. 1,2

(Mengenai tampat predileksi) terjadinya scabies pada kasus yaitu daerah


selangkangan, kelamin dan bokong, kedua sela sela jari tangan, kedua
15

lengan, siku, dada, perut, punggung, kedua kaki, dan lipat paha. Berdasarkan
teori tempat predileksi skabies biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
polar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),
umbilikus, bokong, genital eksterna (pria), dan perut bagian bawa. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.1.8
2. Pediculosis Corporis
a.

Definisi

: Penyakit kulit yang disebabkan Pediculus humanus var

corporis 1,7
b. Penyebab

: Gigitan Pediculus humanus var corpora, tuma. Melekat pada

lipatan pakaian dan menghisap darah pada kulit orang dewasa. 1


c. Umur

: Biasanya pada usia dewasa. 1

d. Jenis Kelamin : Frekuensi pria sama dengan wanita. 1


e. Daerah/musim: Lebih sering pada cuaca dingin dengan orang yang
memakai pakaian yang tebal. 1
f. Kebersihan : Higiene kurang misalnya penggembala.1
g. Lokalisasi

: Daerah pinggang, ketiak, inguinal. 1

h. Efloresensi :Papula-papula miliar disertai bekas garukan yang menyeluruh


i. Gejala Klinis :Tuma yang menggigit dan mengeluarkan liur, sehingga
timbul papulapapula, gatal dan pembesaran KGB.1,2

Pada kasus pasien ini ditemukan gatal dibeberapa bagian tubuh, higine yang
kurang baik dan pada anggota keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama
yaitu istri, anak dan menantunya. Pada pediculosis terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan anamnesa juga tidak didapatkan keluhan lemas dan pusing pada
pasien karena pada pediculosis terkadang dapat menyebabkan anemia pada
beberapa pasien.
16

3. Prurigo Hebra
a. Definisi

: Penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak. 1

b. Penyebab

: Belum jelas, diduga ada pengaruh dari luar seperti gigitan

serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari dalam tubuh. 2,9
c. Umur

: Anak-anak sampai dewasa muda.1

d. Jenis Kelamin : Wanita > Pria 1


e. Daerah/musim : Lebih banyak pada daerah beriklim panas. 1
f. Kebersihan

: Kurang baik. 1

g. Lokalisasi

: Bagian ekstensor ekstremitas, dahi, bokong dan abdomen.9

h. Efloresensi

: Papula eritema (urtikaria popular), vesikel, erosi, eksoriasi,

krusta dan likenifikasi 1,2


i. Gejala Klinis : Gelisah, gatal, KGB biasanya membesar 3.4

Berdasarkan kasus ini, menurut usia pada pasien tidak sesuai tetapi penyakit
ini juga di derita oleh anaknya dengan gejala yang ada pada prurigo hebra
yang hampir menyerupai dengan scabies akan tetapi pada anamnesis, pasien
baru pertama kali mengalami keluhan yang seperti ini dan pasien juga
menyangkal terkena gigitan serangga. Untuk kesadaran composmentis, dan
tidak teraba pembesaran KGB.

Tabel Diagnosis Banding :


KETERANGAN PASIEN

SKABIES

PEDICULOSIS

PRURIGO

Penyakit yang disebabkan oleh kutu atau

CORPORIS
+

Bisa

Biasanya dewasa

Anak-anak

tungau
Usia

17

semua

sampai

usia
+
+

+
_

dewasa
+
+

anaknya dan 1 menantu yang juga terkena

sakit seperti ini


Higiene kurang
Menyerang kelompok : seluruh anggota

keluarga
Tempat predileksi pasien : selangkangan,

kelamin dan bokong, kedua sela sela jari

Jenis kelamin laki-laki


Tinggal di daerah tropis
Penularan: pasien tinggal bersama istri, 2

tangan, kedua lengan, siku, dada, perut,


punggung, kedua sela-sela kaki, dan lipat
paha.
Lesi pada

pasien:

Multiple,

diskret,

berbentuk bulat, berbatas tegas, sebagian


menimbul di permukaan kulit, sebagian
tidak menimbul di permukaan kulit,
ukuran terkecil 0,2 cm x 0,2 cm x 0,1 cm
dan ukuran terbesar 0,5 cm x 0,3 cm x 0,3
cm, tampak kering
Efloresensi pada

pasien

eritematosus, papul eritematosus,

Makula
erosi,

ekskoriasi

Penatalaksanaan penyakit skabies


Penatalaksanaan skabies dilakukan pengobatan secara nonmedikamentosa
dan medikamentosa.9,11
Pengobatan nonmedikamentosa yang diberikan pada pasien adalah : 9
Non medikamentosa
- Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular. (pada anamnesa pasien sesuai
karena pasien tertular dari keluarganya)

18

- Meningkatkan kebersihan individu dan lingkungan (sesuai karena pasien


jarang memperhatikan kebersihan dirumah)
- Pakaian, handuk, sprei yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci
secara terpisah, dijemur dan disetrika. (sesuai pada anamnesa, pasien jarang
menjemur kasur, mengganti seprei dan hal ini untuk mencegah penularan
kepada anggota lainnya)
- Jangan menggaruk luka karena bisa menjadi tempat infeksi baru dan dapat
meninggalkan bekas garukan yang permanen. (berdasarkan anamnesa, pasien
sering menggaruknya jika gatal)
- Tidak menggunakan barang secara bersamaan. (berdasarkan anamnesa, pasien
menggunakan handuk bersama-sama dengan anaknya).
Pengobatan pada skabies dapat berupa :
1. Topikal
Permethrin krim 5% : suatu skabisid berupa piretroid simetris yang efektif
pada manusia dengan toksisitas rendah, bahkan dengan pemakaian yang
berlebihan sekalipun dan obat ini telah dipergunakan lebih dari 20 tahun.
Krim permetrin ditoleransi dengan baik, diserap minimal dan tidak di
absorpsi sistemik, serta dimetabolisasi dengan cepat.8.12
a. Indikasi

: permethrin cream 5% digunakan untuk terapi investasi

Sarcoptes scabiei. Permukaan kulit mulai dari leher sampai ke jari-jari kaki,
terutama daerah belakan telinga, lipatan bokong, dan sela-sela jari kaki. Lama
pemakaian selama 8-12 jam. Diajurkan pengolesan pada malam hari
kemudian dicuci pada keesokan harinya.9 Bila belum sembuh diulangi setelah
seminggu. 1,2
b. Efek samping : Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih,
gatal, eritema, hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat sementara
dan akan menghilang sendiri.11
c. Peringatan : 11

Infestasi Skabies kadang diikuti dengan adanya pruritus, edema dan


eritema.

Pengobatan

dengan

Scabimite

bisa

secara

sementara

memperburuk kondisi ini.

19

Keamanan dan keefektifan pada anak-anak berumur <2 bulan belum


diumumkan.

Penggunaan selama kehamilan dan menyusui harus dengan rekomendasi


dokter.

d. Keuntungan : 11

Aman dan efektif untuk di gunakan dalam beberapa tingkat skabies.

Diaplikasikan secara tunggal (sekali pemakaian).

Non-neurotoxic scabicide

2. Sistemik
Antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal pada pasien scabies. 8,12
Loratadine adalah suatu antihistamin trisiklik yang bekerja lama dengan
aktivitas antagonis terhadap reseptor H1 (reseptor histamine 1) perifer tanpa
efek sedasi sentral (efek mengantuk) atau efek antikolonergik. Loratadine
adalah histamine yang mempunyai efek kerja panjang. Loratadine
mempunyai afinitas lemah terhdap reseptor adrenergic alfa dan reseptor
asetilkolin. Dosis dewasa, usia lanjut, anak : 10 mg (1 tablet) sehari sekali.
Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis
bermakna pada pemberian dosis 10 mg perhari. Efek samping loratadine yang
pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan
pencernaan, nausea, gastritis dan alaergi yang menyerupai ruam. Pernah
dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan
takiaritmia supraventikuler walaupun jarang.11

Analisis Prognosis
Quo Ad vitam: Ad Bonam Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah

kepada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital pasien
masih dalam batas normal.
Quo Ad functionam: Ad Bonam tidak menimbulkan lesi yang
mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.
Quo Ad Sanactionam: Ad Bonam Dengan menghilangkan faktor
predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntan dan sembuh.

20

Sesuai dengan teori Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk
beberapa tahun. Pada individu yang immunocompetent, jumlah tungau akan
berkurang seiring waktu. 1,2,3
Infestasi scabies dapat disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi
scabies, jika diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal
dan ekzema akan sembuh.3,4

21

Anda mungkin juga menyukai