Anda di halaman 1dari 2

Pemprov Dukung Pabrik Pakan

Hj Budi SeptianiKepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakkeswan) NTB


Hj Budi Septiani
Jumat, 4 September 2015 Ekonomi Bisnis | Uploader Redaksi Lombok Post
MATARAM Pemerintah provinsi NTB mendukung adanya pabrik pengolahan pakan
ternak di daerah. Adanya pabrik pakan ini diyakini dapat membantu peternak.
Apalagi kebutuhan pakan, khususnya pakan untuk unggas cukup tinggi.

Pakan ternak yang kita impor dari daerah lain mencapai 70 persen dari kebutuhan
daerah. Adanya pabrik pengolahan pakan di daerah bisa mengurangi
ketergantungan kita pada pakan dari luar daerah, Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Dinakkeswan) NTB Hj Budi Septiani kemarin.

Dia menyebutkan, mestinya sejak lama NTB memiliki pabrik pengolahan pakan
sendiri. Apalagi, bahan baku pakan ternak di NTB cukup melimpah. Misalnya jagung
yang merupakan bahan utama pakan, banyak dihasilkan di NTB.

Selama ini jagung kita dikirim ke luar untuk diolah jadi pakan, selanjutnya pakan
itu kita beli lagi. Lantas kenapa kita tidak membangun pengolahan pakan di sini
saja, tegas dia.

Diakuinya, adanya pabrik pengolahan pakan ternak memberi dampak positif. Selain
menekan biaya produksi yang berdampak pada penurunan harga daging ayam
maupun unggas lain, adanya pakan ternak lokal akan membuka kesempatan kerja
di daerah.

Dia mengakui, pengolahan pakan ternak dalam skala pabrik besar masih belum bisa
dilakukan. Sementara yang bisa dilakukan adalah mendirikan pakan ternak dengan
skala industri rumahan terlebih dahulu.

Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan


(Disperindag) NTB, dan mendukung hal ini, ungkap Budi.

Dia menuturkan, tidak hanya pengiriman pakan impor yang bisa ditekan. Untuk
konsentrat campuran pakan juga tidak perlu impor. Asalkan, pabrik gula di Dompu
segera terwujud.

Molasus dari bahan baku gula bisa menambah campuran pakan, terangnya.

Terkait dengan pengurangan pengiriman bibit ayam oleh peternak, lanjutnya,


pihaknya akan mengadakan pertemuan secara langsung membahas hal ini.
Pembicaraan tidak hanya membahas penyebab pengurangan, juga mengetahui
seberapa besar kebutuhan bibit ayam yang diperlukan peternak di NTB.

Sebenarnya bibit ayam di sini tidak kurang, nanti kita bahas pada tanggal 7
September duduk bersama peternak unggas di NTB, tutupnya. (ewi/r4)

Anda mungkin juga menyukai