Status Pasien
Indentitas
Nama
:Ny.S
Umur
: 60 tahun
: Bakung
: 518019
AUTHO/HETEROANAMNESA :
Keluhan Utama
: Tangan dan kaki kiri lemah
Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : kejadian mendadak, pelo
Perjalanan penyakit
:7 hari yang lalu, pasien pusing dan gringgingan
saat ke kamar mandi kemudian lemah tangan dan kaki kanan, pasien tidak sadar
sebentar setelah itu pelo dan segera di bawa ke rumah sakit, riwayat kejang (-),
muntah (-), BAB (+), BAK (+)
pemeriksaan
pemeriksaan
Suhu Badan 36 C
Nadi 74
Gizi
S1,
S2
reguler tunggal
*) STATUS PSIKIATRI SINGKAT :
Emosi dan affek : Sulit dievaluasi
Penyerapan
Proses berfikir
: Sulit dievaluasi
Kemauan
: menurun
Kecerdasan
: Sulit dievaluasi
Psikomotor
: menurun
*) STATUS NEUROLOGIK :
A. KESAN UMUM :
Kesadaran : G.C.S. : 4X6 (disatria)
Pembicaraan : (- Disartri
: (+)
(- Monoton
(- Scanning
: (- Motorik :
(- Afasi
(- Sensorik :
(- Amnesik (Anomik) :
Kepala
: (- Besar
(- Asymmetri
(- Sikap paksa
(- Torticollis
:
- Muka :(- Mask (topeng) : (-)
:+
(- Myopathik
: (-)
: (-)
(- Fullmoon
: (-)
: tidak dilakukan pemeriksaan
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. RANGSANGAN SELAPUT OTAK :
Kaku Tengkuk
: (-)
Brudzinski
: (-)
Laseque
: (-)
I
Brudzinski
: (-)
Kernig
: (-)
II
2. SARAF OTAK :
NI
KANAN
Hyp/Anosmi : Tidak
KIRI
Tidak
dilakukan
N II
Visus
KIRI
: >1/60
>1/60
dilakukan
N III, IV, VI
Kedudukan bola mata
KANAN
: KANAN
KIRI
( Kenasal
: (+)
(+)
( Ketemporal
: (+)
(+)
( Keatas
: (+)
(+)
(Kebawah
: (+)
(+)
(Ketemporal bawah
: (+)
(+)
: simetris
Exophthalmus
(-)
(-)
(-)
(-)
PUPIL
Bentuk
bundar
Bundar
Lebarnya
2mm
2mm
Perbedaan lebar
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
(+)
(+)
Reaksi
cahaya :
konsensuil
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Reaksi akomodasi
(+)
(+)
Reaksi konvergensi
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
KANAN
KIRI
N V.
Cabang Motorik
: (+)
(+)
Otot Masseter
: (+)
(+)
Otot temporal
: (+)
(+)
: (+)
(+)
: (+)
(+)
: (+)
(+)
( III : (+)
(+)
Cabang Sensorik :
( I
( II
: Tidak
N VII
KANAN
dilakukan
dilakukan
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
KIRI
Waktu
Tidak
KANAN
KIRI
Waktu Gerak :
Diam :
Kerutan
: (-)
(-)
Mengerut dahi
: (+)
(+)
dahi
Tinggi
: Tidak
Tidak
Menutup mata
: (+)
(+)
Bersiul
: Tidak
Tidak
dilakukan
alis
Sudut
mata
dilakukan
dilakukan
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
dilakuka
n
Lipatan
Memperlihatkan
Nasolabial
: ..
.
..
gigi
: (+)
Cochlear
KANAN
(+)
Pengecapan
2/3Depan lidah
: Tidak
dilakukan
N
VIII
Vestibular
(- Vertigo
(-
Weber
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Rinne
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
KA (-) KI (-)
Schwabach
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak dilakukan
Tuli
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
: Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
: Tidak dilakukan
Nystagmus
ke
(-
Tinnitus :
Aureum
(- Test Kalori
konduktip
Tuli
perseptip
N IX, X
Bagian Motorik :
Suara
KIRI
biasa/parau/tak : parau
bersuara
5
Menelan
(+)
Kedudukan
arcus : Kanan
Tidak
Kiri
: Tidak
dilakukan
pharynx
Kedudukan uvula
dilakukan
: Tidak
dilakukan
Pergerakan
arcus : Kanan
Tidak
dilakuka
n
pharynx/ uvula
Vernet
Kiri
: Tidak
dilakukan
Rideau : Tidak
dilakukan
phenomenon
Detik Jantung
: (+)
Bising usus:
(+)
Oculo
Cardiac
: Tidak
dilakuka
Tidak dilakukan
n
Refleks
Carotica
Cardiac
: Tidak
Refleks
dilakuka
palatum
Tidak dilakukan
(+)
Kiri
(+)
kepala, :
(+)
Kiri
(+)
XI.
Memalingkan
kanan
XII
Kedudukan lidah waktu gerak
ke (kesan) kiri
moile
3. SISTEM MOTORIK
(N.B. : 0 = normal, - 1 = Parase ringan sekali, (25%) -2 = Parase moderat
(50%)
-3 = Parase hebat (75%), -4 = Paralysis).
Kekuatan Otot:
Tubuh :
Otot perut: Tidak dilakukan
Otot pinggang
: Tidak dilakukan
Kedudukan diagfragma:
- Gerak..............................................:
Tidak dilakukan
Lengan : (Kanan/Kiri)
atas ) 5/2
M. Biceps (Flexi lengan :
5/2
atas)
sendi
Flexi
sendi
lutut
Bawah)
atas) 5/2
Flexi
pergelangan :
5/2
tangan
bawah)5/2
Flexi
5/2
tangan
Membuka jari jari tangan
plantar
: 5/2
dorsal
: 5/2
jari
: 5/2
kaki
Extensi
:
5/2
(Tungkai :
5/2
kaki
Gerakan
:
5/2
-jari
Response
terhadap
perkusi
- Atrofi
: (-)
- Normal
- Pseudohyperfi
: (-)
- Reaksi
myotonik
Tidak
dilakuka
n
Palpasi otot :
Tonus Otot
Lengan
Tungkai
- Nyeri
: (-)
- Kontraktur
: (-)
Hypotoni
: -/-
- Konsistensi
: lunak
Spastik
: -/-
Rigid
: -/-
Ka.
Rebound phenomen
Ki.
Ka.
: Tidak
dilakukan
: Waktu istirahat
(-)
Waktu gerak (-)
- Chorea (-)
- Athetose (-)
- Myokloni Tidak
dilakukan
Gait: Station
Gait : - Jalan diatas tumit
: Tidak
dilakukan
- Jalan diatas jari kaki
: Tidak
dilakukan
- Tandem Walking
: Tidak
dilakukan
- Jalan lurus lalu putar
: Tidak
dilakukan
Ki.
- Jalan mundur
: Tidak
dilakukan
4. SISTEM SENSORIK
Rasa eksteroceptik
Kanan
Kiri
- Rasa
nyeri
(+)
(+)
superficial
- Rasa
suhu
Tidak
Tidak
dilakuka
dilakuka
(+)
(+)
(panas/dingin)
5. REFLEKS REFLEKS
Refleks kulit
Refleks
tendon/Periost
- Refleks mandibula
Tidak
dilakuka
n
- Refleks
:+3/+2
:+2/+2
Tidak
dilakukan
- Refleks triceps
Tidak
dilakukan
- Refleks periosto - :
cremaster
- Refleks
- Refleks biceps
interscapular
radial
Tidak
dilakuka
n
- Refleks gluteal
- Refleks periosto :
Tidak
dilakukan
ulnar
Tidak
dilakuka
n
- Refleks anal
Tidak
- Refleks patella
: +1/+1
- Refleks achilles
:+3/+2
dilakukan
(N.B. : 0 = tidak ada gerakan, +1 = ada kontraksi tidak ada gerakan sendi, +2
=normal, +3 = meningkat berlebihan, +4 = clonus )
Refleks Patologik
Tungkai
Kanan
Kiri
- Babinski
: -
- Chaddock
: -
- Oppenhein
: -
- Rossolimo
: Tidak
dilakuka
n
- Gordon
: -
- Schaefer
: -
- Mendel
: Tidak
dilakuka
Bechterew
n
- Stransky
: Tidak
dilakuka
n
- Gonda
: -
- Defekasi
:(+)
(+)
10
Lengan
- Hoffmann Tromner
-/-
Siriraj Skror
(2.5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0.1 x 130) - (3 x 0) - 12 = 5.5 , nilai lebih dari 1
Diagnosa
Kesan stroke hemoragik
Pemeriksaan Penunjang
-
Darah lengkap :
Hemoglobin : 14, 7
Leukosit : 10.600
LED: 12-35
Hitung Jenis: -/-/2/80/15/3
Eritrosit: 5.030.000
Trombosit: 236.000
11
Hematokrit: 43, 6
MCV/MCH/MCHC: 86,7/ 29,2/ 33,7
GDA: 184
Kolesterol: 151
Trigliserida: 78
HDL kolesterol: 31
LDL kolesterol: 104
-
Faal Ginjal:
Creatinin: 0,6
BUN:18
Uric Acid:5,8
Faal Hati
Bilirubin Total: 0,75
Bilirubin Direk: 0.19
Bilirubin Indirek: 0,56
SGOT:25
SGPT:16
Albumin: 17
12
CT scan: tampak gambaran hiperden, dengan volume sekitar 3,6 ml, dengan
mid line sift tergerser 25, 7
Working Diagnosa
Diagnosa:
Klinis Hemiparese kiri sejak 7 hari tipe UMN dengang krisis hipertensi
Topis: Hemisfer dextra
Etiologis: CVA Bleeding Intracerebral
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
-
Gentamicin 2x80 mg
Ranitidin 2x 1
Neurosanbe 1x1
Nonmedikamentosa:
-
O2 nasal 2 lt/mnt
Fisioterapi
13
Diet cair
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Cerebrovascular Disease (CVD)
2.1.1. Definisi
Cerebrovascular diseaseadalahabnormalitas otak yang disebabkan oleh
proses patologi pembuluh darah. Proses patologi meliputi oklusi lumen karena
emboli atau thrombus, pecah pembuluh darah, perubahan permealibilitas
dinding pembuluh darah, atau peningkatan viskositas darah yang mengalir di
pembuluh darah otak. Proses patologi pembuluh tidak hanya aspek umum
(emboli, thrombosis, atau pecah pembuluh), juga menganai gangguan dasar,
seperti aterosklerosis, hipertensi, perubahan aterosklerosis, arteritis,
aneurysmal dilatation, dan pembentukan malformasi. Terdapat dua tipe lesi
pembuluh yang menyebabkan perubahan parenkim otak, yaitu iskemik
(dengan atau tanpa infark) dan pendarahan (Adams).
Manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari
14
15
16
Gambar 2.2
antara
embolic
Perbandingan
thrombotic,
stroke, dan
cerebral hemorrhage
terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga terjadi peningkatan
glikolisis dalam keadaan iskemia.
A Infark Atherotrombotik
Kebanyakan penyakit serebrovaskular dapat dikaitkan dengan
atherosklerosis dan hipertensi kronis. Keduanya saling mempengaruhi.
Atherosklerosis akan mengurangi kelenturan arteri besar, dan stenosis
atherosklerotik yang terjadi pada arteri ginjal, keduanya dapat mengakibatkan
tekanan darah yang meningkat. Sedangkan hipertensi akan mendorong
atherosklerosis ke dinding arteri cabang kecil.
Proses atheromatous pada arteri otak identik dengan yang terjadi pada
aorta, arter koroner, dan arteri besar lainnya. Proses ini terjadi dengan
progresif, berkembang tanpa gejala dalam waktu puluhan tahun, dan dapat
dipercepat oleh hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes. Profil lipoprotein
darah dengan kadar HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol yang rendah
dan LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol yang tinggi juga mempercepat
proses terjadinya plak atheromatous. Faktor resiko lainnya adalah merokok,
yang akan menurunkan kadar HDL kolesterol darah dan aliran darah otak.
Terdapat kecenderungan plak atheromatous untuk terbentuk pada
percabangan dan cekungan arteri otak. Tempat yang paling sering adalah:
a A. carotis interna, pada pangkalnya yang berasal dari a. carotis communis.
b A. vertebralis pars cervicalis dan pada peralihannya yang membentuk a.
basiler
c Pada batang maupun percabangan utama a. cerebri medial
d Pada a. cerebri posterior yang memutar di otak tengah
e A. cerebri anterior di lengkungan yang memutari corpus callosum
Gambaran Klinis
a Harus terdapat riwayat episode prodromal sebelumnya untuk menegakkan
diagnosis trombosis otak, berupa serangan yang sifatnya sementara dan
reversibel.
b Bila sumbatan terjadi pada a. carotis dan a. cerebri media, gejala yang
mungkin timbul pada serangan awal adalah kebutaan sebelah mata,
hemiplegia, hemianesthesia, gangguan bicara dan bahasa, bingung dan
lain-lain.
c Bila sumbatan terjadi pada sistem vertebrobasiler, terjadi episode pusing,
diplopia, kebas, hendaya penglihatan pada kedua lapang pandang dan
dysarthria.
d Serangan awal tersebut dapat terjadi dalam rentang wakt beberapa menit
hingga beberapa jam, umumnya tidak lebih dari 10 menit.
19
B Infark Embolik
Stroke dapat ditimbulkan oleh emboli yang bersumber dari trombus di
jantung. Trombus yang terlepas akan terbawa oleh aliran pembuluh darah
sampai pada percabangan arteri yang terlalu kecil untuk dilewati.
Emboli yang berasal dari jantung dapat disebabkan oleh:
a Fibrilasi atrial dan aritmia lainnya (dengan penyakit jantung rematik,
atherosklerotik, hipertensi, kongenital aupun sifilis)
b Infark miokard dengan trombus mural
c Endokarditis bakterial akut dan sub aut
d Penyakit jantung tanpa aritmia maupun trombus mural(stenosis mitral,
miokarditis)
e Komplikasi bedah jantung
f Katup jantung buatan
g Vegetasi trombotik endokardial non bakterial
h Prolaps katup mitral
i Emboli paradoks dengan penyakit jantung kongenital (cont: patent
foramen ovale)
j Myxoma
20
22
Penegakan Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosis, harus ditemukan empat hal yang menjadi
pengertian stroke sendiri :
a Defisit neurologis fokal atau global.
b Berlangsung > 24 jam atau menyebabkan kematian.
c Akut atau mendadak.
d Dikarenakan semata-mata kelainan pembuluh darah otak.
Jika terdapat empat ciri khas stroke di atas, maka bisa dikatakan bahwa
pasien mengalami stroke. Langkah selanjutnya adalah menentukan diagnosis
etiologi, lokalisasi, dan faktor resiko stroke. Untuk itu diperlukan anamnesa,
pemeriksaan fisik, neurologis. Berkut tabel yang menampilkan perbedaan
masing-masing jenis stroke:
Tabel 2.1. Diagnosis Banding Stroke Infark, PIS dan PSA
Kriteria
Infark
PIS
PSA
23
Anamnesa
TIA
Istirahat
Aktivitas
Nyeri kepala
Pemeriksaan Fisik
Defisit neurologik
Penurunan kesadaran
Kaku kuduk
Tekanan darah
Pemeriksaan tambahan
Punksi lumbal
+
+
-
+
+
+
++
+
Sedang
+
+
+
variasi
+/+/+
sedang
Jernih
Xantochrome
Gross
haemorrhagic
4-7 hari
seperti baji
setelah 4-7 hari
massa darah
2.1.7
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dari:
a Anamnesis yang teliti dan tepat
b Pemeriksaan fisik umum dan neurologik yang baik
c Pemeriksaan penunjang
d Dari penentuan lokalisasi lesi
e Mencari etiologi serta faktor resiko
25
Pemeriksaan ini sangat baik untuk menentukan adanya lesi di batang otak
(sangat sensitif).
2.1.8.3 Pemeriksaan Angiografi.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah lokasi pada sistem
karotis atau vertebrobasiler, menentukan ada tidaknya penyempitan, oklusi
atau aneurisma pada pembuluh darah.
26
Jenis
Pemeriksaan
Kesadaran
Muntah dalam
waktu 2 jam
Nyeri kepala
dalam 2 jam
Atheroma
0
1
2
0
1
0
1
0
1
X 2,5
X2
X2
X3
Tekanan Diastolik
X 0,1
Konstanta
-12
-12
Jumlah
Cara penghitungan :
SSS=(2,5x kesadaran)+(2 x muntah)+(2 x nyeri kepala)+(0,1 x tekanan diastolik)-(3 x
atheroma)-12
Nilai SSS
Diagnosa
>1
: Perdarahan otak
< -1
: Infark otak
-1 < SSS < 1 : Diagnosa meragukan (Gunakan kurva atau CT Scan)
Tabel2.6. Skor Gajah Mada (SGM)
Gejala
Diagnosa
Terdapat ketiga gejala (+) dari 3 (+)
Stroke PIS
Penurunan kesadaran (+)
Nyeri kepala (-)
Stroke PIS
Refleks Babinski (-)
27
Penurunan Kesadaran
Nyeri Kepala
Refleks Babinski
Stroke PIS
Stroke Infark
Stroke Infark
Bila terdapat CHF konsul kardiologi
Pemeriksaan jantung
Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS <9 dan
penderita yang mengalami penurunan kesadaran karena kenaikan TIK
29
Elektrolit (Na, K, Ca, Mg) harus selalu diperiksa dan diganti bila
terjadi kekurangan sampai tercapai nilai normal
Asidosis dan alkalosis harus diganti
Hindari cairan hipotonik atau mengandung glukosa kecuali dalam
keadaan hipoglikemik
B Nutrisi
Nutrisi enteral paling lambat diberikan dalam 48 jam, oral nutrisi
hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan baik
Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun, makanan
diberikan melalui NGT
Kebutuhan kalori pada keadaan akut 25-30 kkal/kg/hari dengan
komposisi
- karbohidrat 30-40% dari total kalori
- lemak 20-30% (pada gangguan nafas >35-55%)
- protein 20-305 (pada keadaan stress 1,4-2,0 gr/kgBb/hari) ; pada
gangguan fungsi ginjal <0,8gr/kgBB/hari
- apabila kemungkinan pemakaian pipa NGT >6minggu
pertimbangkan untuk gastronomi
C Pencegahan & mengatasi komplikasi
Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut
berikan antibiotic sesuia indikadi dan sesuai tes kultur dan sensitivitas
kuman atau minimal terpi empiris
Pencegahan PenderPus dengan mobilisasi
D Penatalaksanaan Pende yang lain
Hiperglikemik pada stroke akut harus diobati. Targetnya
normoglikemia
Jika gelisah lakukan terapi psikologi atau beri benzodiazepine
Analgesic dan antimuntah sesuai indikasi
Berikan H2-antagonis bila ada indikasi (pendarahan lambung)
Hati-hati dalam menggerakan, penyedotan Pender atau memnadikan
pasien karena dapat mempengaruhi TIK
Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernapasan stabil
Kandung kemih yang penuh perlu dikosongkan, sebaiknya dengan
kateterisasi intermitten.
Pemeriksaan penunjang lainnya
Rehabilitasi
Edukasi keluarga
Discharge planning (rencana pengelolaan pasien di luar RS)
2.1.10 Penatalaksanaan Khusus
30
7
8
9
10
11
12
A Terapi Umum
1 Tirah baring total dengan kepala ditinggikan paling sedikit 20o-30o, paling
sedikit dua minggu.
2 Fisioterapi pasif beberapa kali sehari, fisioterapi aktif tidak dianjurkan
dalam dua minggu pertama
3 Diet makanan sesuai faktor resiko
4 Monitoring tanda-tanda vital
B Terapi Khusus
1 Pemberian sedasi misalnya diazepam 5 mg tiap 6 jam atau phenobarbital
30-60 mg/p.o atau IV tiap 6 jam untuk pasien gelisah dan analgetik untuk
nyeri kepala.
2 Nyeri kepala hebat narkotika. Misalnya demetol 100-150 mg IM tiap 4
jam. Dapat digunakan kodein 30-60 mg p.o tiap 2-3 jam
3 Pemakaian obat yang mempengaruhi fungsi platelet sebaiknya dihindari
karena dapat memperpanjang perdarahan.
4 pemberian manitol 20% 1 gr/kgBB diberikan dalam 20 menit diikuti 0,25
gr/kgBB tiap 4 jam untuk edema serebri.
5 Bila terdapat fasilitas pemantaun tekanan intrakranial, tekanan perfusi otak
harus dipertahankan lebih dari 70 mmHg.
6 Untuk kelainan jantung akibat PSA dapat diberikan -blocker seperti
propanolol yang dilaporkan dapat menurunkan efek samping ke jantung.
7 Untuk perdarahan saluran cerna, dapat dilakukan lavage lambung dengan
NaCl, transfusi, pemberian cairan yang adekuat, dan antasida.
8 H2-blocker, misalnya ranitidin, untuk mengurangi resiko terjadinya stress
ulcer.
9 Untuk mual muntah dapat diberikan antiemetik.
10 Bila kejang dapat diberikan anti-konvulsan : fenitoin 10-15 mg/kg IV
(loading dose), kemudian diturunkan menjadi 100 mg per 8 jam atau
phenobarbital 30-60 mg tiap 6-8 jam.
C Terapi Pembedahan
Tidak dioperasi bila (non-surgical candidate)
Pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) atau deficit neurologis
minimal
Pasien dengan GCS 4. Meskipun pasien GCS 4 dengan perdarahan
serebelar disertai kompresi batang otak masih mungkin untuk life
saving
Dioperasi bila (surgical candidate)
33
34
BAB III
Penutup
Tujuan
penatalaksanaan
komprehensif
padakasus
strokeadalah:
(1)
35
DAFTAR PUSTAKA
1
36