Disusun Oleh :
WAHYU WIBOWO
NIM. 15063
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada
hambanya untuk menyelesaikan proposal karya inovasi ini, yang merupakan tugas
dari mata kuliah.
Makalah ini memuat tentang SEPATU SENSOR UNTUK LANGKAH
TUNANETRA sebagai alat inovasi untuk membantu memberikan langkah bagi
tunanetra. Walaupun makalah ini kurang sempurna tapi juga memiliki materi yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
ii
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................
ISI..........................................................................................................
A. Definisi Tunanetra...........................................................................
D. Perumusan Design..........................................................................
E. Design Prototype.............................................................................
PENUTUP............................................................................................. 11
A. Kesimpulan...................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................ 11
C. Daftar Pustaka.................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan
atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Di Indonesia, kaum tunanetra secara
stereotip digambarkan sebagai seseorang yang tidak berdaya, tidak mandiri, dan
menyedihkan. Sehingga terbentuk pandangan dikalangan masyarakat bahwa para
kaum tunanetra itu patut dikasihani, selalu membutuhkan perlindungan dan
bantuan.
Selama ini sikap dan pandangan masyarakat yang negatif itu
menyebabkan para penderita tunanetra kurang percaya diri, menjadi rendah diri,
minder dan merasa tidak berguna. Hal ini akan berakibat pada aktualisasi dan
pengembangan potensi kepribadian menjadi terhambat, sehingga penderita
tunanetra menjadi pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan khawatir
dalam menyampaikan gagasan, ragu-ragu dalam menentukan pilihan dan
memiliki sedikit keinginan untuk bersaing dengan orang lain. Setiap makhluk
hidup, termasuk manusia, mempunyai tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi,
baik kebutuhan fisik, psikis, maupun sosial. Tuntutan kebutuhan membuat
seseorang aktif dan terus aktif sampai situasi seseorang dan lingkungan diubah
untuk meredakan kebutuhan tersebut. Beberapa tuntutan kebutuhan disertai
dengan
emosi
atau
perasaan
tertentu
dan
seringkali
disertai
dengan
bermanfaat bagi penyandang tunanetra dan dapat diterapkan sebagai alat untuk
membantu mengetahui jarak dari suatu objek dan lubang yang ada di depannya.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya SULTAN adalah sebagai solusi untuk memudahkan
penyandang tunanetra mengetahui objek yang berada di depannya dengan
hanya menggunakan sepatu layaknya orang normal. Dengan adanya SULTAN
maka permasalahan yang sering dirasakan oleh penyandang tunanetra dapat
diminimalisir dan penyandang tunanetra pun dapat lebih leluasa dan bebas dalam
beraktivitas sehari-hari.
BAB II
ISI
A. Definisi Tunanetra
Pengertian tunanetra dilihat dari segi etimologi bahasa: tuna = rugi,
netra = mata atau cacat mata. Istilah tunanetra yang mulai populer dalam
dunia pendidikan dirasa cukup tepat untuk menggambarkan keadaan penderita
yang mengalami kelainan indera penglihatan, baik kelainan itu bersifat berat
maupun ringan. Sedangkan istilah buta pada umumnya melukiskan keadaan
mata yang rusak, baik sebagian mata itu tidak lagi dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak
dapat melihat (KBBI, 1989: 971) dan menurut literatur berbahasa Inggris visually
handicapped atau visual impaired. Pada umumnya orang mengira bahwa
tunanetra identik dengan buta, padahal tidaklah demikian karena tunanetra dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Anak yang mengalami gangguan
penglihatan dapat didefinisikan sebagai anak yang rusak penglihatannya yang
walaupun dibantu dengan perbaikan, masih mempunyai pengaruh yang
merugikan bagi anak yang yang bersangkutan (Scholl, 1986 ). Pengertian ini
mencakup anak yang masih memiliki sisa penglihatan dan yang buta. Dengan
demikian, pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya
(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam
kegiatan sehari-hari seperti orang awas.
Dalam hubungan ini, tidak sedikit definisi yang dikemukakan oleh para
ahli maupun badan-badan/lembaga yang menangani masalah tunanetra. Semua
definisi itu bertujuan hanya untuk memperjelas kondisi para tunanetra,
memperlukan bantuan dan bimbingan dalam mengembangkan potensi mereka
secara optimal.
mundur
atau
memburuknya
retina.
Gejala
pertama
g. Cataract,
Glaucoma,
dan
lain-lain
penyakit
yang
menimbulkan
ketunanetraan.
h. Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola
mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
i. Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan
karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluhdarah dan dapat
dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan.
j. Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana
daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk.Anak dengan retina
degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi kehilangan
kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah
bidang penglihatan.
k. Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena
lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi
penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya
ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi,
sehingga pada saat bayi dikeluarkan dariinkubator terjadi perubahan kadar
oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi
tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata.
Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan
tunanetra total.
C. Cara Kerja Alat SULTAN
Cara kerja sepatu ini adalah memakai mikrokontroller arduino,
mikrokontroller ini akan menjalankan semua sistem yang ada pada sepatu dan
earbud/handsfree tersebut.
E. Design Prototype
arduino juga yang berfungsi sebagai media output untuk melihat posisi
tempat. SD card dipasang dekat dengan arduino untuk menyimpan data
voice. Speaker dipasang dekat dengan GPS sebagai media output. Baterai
dipasang dekat dengan arduino sebagai sumber tegangan arduino.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya)
tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari
seperti orang awas. Penyebab ketunanetraan antara lain karena faktor prenatal (berhubungan dnegan faktor keturunan), faktor pertumbuhan seorang
anak dalam kandungan, dan faktor post-natal (setelah kelahiran, seperti:
kecelakaan, penyakit, dll). Penderita tunanetra diklasifikan berdasarkan pada
waktu terjadinya kecatatan dan kemampuan daya lihatnya.
SULTAN merupakan sepatu yang mempunyai inovasi karena diberi
sensor jarak dan Bluetooth sehingga bermanfaat bagi penyandang tunanetra
dan dapat diterapkan sebagai alat untuk membantu mengetahui jarak dari
suatu objek dan lubang yang ada di depannya. Cara kerja sepatu ini adalah
memakai mikrokontroller arduino, mikrokontroller ini akan menjalankan
semua sistem yang ada pada sepatu dan earbud/handsfree tersebut.
B. Saran
tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah baik yang berhubungan
dengan pendidikan, sosial, emosi, kesehatan, pengisian waktu luang maupun
pekerjaan. Semua masalah tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan layanan
pendidikan, arahan, bimbingan, latihan sehingga masalah yang timbul dapat
diantisipasi sedini mungkin. Oleh karena itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk
pada tunanetra, anak berkelainan harus ditangani dengan cara sungguh-sungguh
suapaya mereka dapat tumbuh, berkembang serta berprestasi sebagaimana anak
normal pada umumnya.
11
C. Daftar Pustaka
Widodo, Budiharto. 2010. Panduan Macam- macam Arduino. Jakarta: Gramedia.
Ogata K. 1996. Teknik Kontrol
12