Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL KARYA INOVASI BIDANG KESEHATAN

SULTAN (SEPATU SENSOR UNTUK LANGKAH


TUNANETRA)

Disusun Oleh :
WAHYU WIBOWO
NIM. 15063

AKPER YAPPI SRAGEN


2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada
hambanya untuk menyelesaikan proposal karya inovasi ini, yang merupakan tugas
dari mata kuliah.
Makalah ini memuat tentang SEPATU SENSOR UNTUK LANGKAH
TUNANETRA sebagai alat inovasi untuk membantu memberikan langkah bagi
tunanetra. Walaupun makalah ini kurang sempurna tapi juga memiliki materi yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii


BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................

B. Tujuan..............................................................................................

ISI..........................................................................................................

A. Definisi Tunanetra...........................................................................

B. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan...............................................

C. Cara Kerja Alat SULTAN...............................................................

D. Perumusan Design..........................................................................

E. Design Prototype.............................................................................

F. Perancangan Dan Pembuatan ........................................................

PENUTUP............................................................................................. 11
A. Kesimpulan...................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................ 11
C. Daftar Pustaka.................................................................................. 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan
atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Di Indonesia, kaum tunanetra secara
stereotip digambarkan sebagai seseorang yang tidak berdaya, tidak mandiri, dan
menyedihkan. Sehingga terbentuk pandangan dikalangan masyarakat bahwa para
kaum tunanetra itu patut dikasihani, selalu membutuhkan perlindungan dan
bantuan.
Selama ini sikap dan pandangan masyarakat yang negatif itu
menyebabkan para penderita tunanetra kurang percaya diri, menjadi rendah diri,
minder dan merasa tidak berguna. Hal ini akan berakibat pada aktualisasi dan
pengembangan potensi kepribadian menjadi terhambat, sehingga penderita
tunanetra menjadi pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan khawatir
dalam menyampaikan gagasan, ragu-ragu dalam menentukan pilihan dan
memiliki sedikit keinginan untuk bersaing dengan orang lain. Setiap makhluk
hidup, termasuk manusia, mempunyai tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi,
baik kebutuhan fisik, psikis, maupun sosial. Tuntutan kebutuhan membuat
seseorang aktif dan terus aktif sampai situasi seseorang dan lingkungan diubah
untuk meredakan kebutuhan tersebut. Beberapa tuntutan kebutuhan disertai
dengan

emosi

atau

perasaan

tertentu

dan

seringkali

disertai

dengan

perilaku/tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk memenuhi kebutuhan


yang dirasakan.
Realita dalam masyarakat bahwasannya penyandang tunanetra selalu
mengalami kesulitan termasuk kesulitan untuk

memperoleh akses dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari karena keterbatasan fisik mereka. Namun


dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masalah tersebut dapat di
minimalisir. Salah satu teknologi yang telah kami ciptakan adalah SULTAN
(Sepatu Sensor Untuk Langkah Tunanaetra). SULTAN merupakan sepatu yang

mempunyai inovasi karena diberi sensor

jarak dan Bluetooth sehingga

bermanfaat bagi penyandang tunanetra dan dapat diterapkan sebagai alat untuk
membantu mengetahui jarak dari suatu objek dan lubang yang ada di depannya.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya SULTAN adalah sebagai solusi untuk memudahkan
penyandang tunanetra mengetahui objek yang berada di depannya dengan
hanya menggunakan sepatu layaknya orang normal. Dengan adanya SULTAN
maka permasalahan yang sering dirasakan oleh penyandang tunanetra dapat
diminimalisir dan penyandang tunanetra pun dapat lebih leluasa dan bebas dalam
beraktivitas sehari-hari.

BAB II
ISI

A. Definisi Tunanetra
Pengertian tunanetra dilihat dari segi etimologi bahasa: tuna = rugi,
netra = mata atau cacat mata. Istilah tunanetra yang mulai populer dalam
dunia pendidikan dirasa cukup tepat untuk menggambarkan keadaan penderita
yang mengalami kelainan indera penglihatan, baik kelainan itu bersifat berat
maupun ringan. Sedangkan istilah buta pada umumnya melukiskan keadaan
mata yang rusak, baik sebagian mata itu tidak lagi dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak
dapat melihat (KBBI, 1989: 971) dan menurut literatur berbahasa Inggris visually
handicapped atau visual impaired. Pada umumnya orang mengira bahwa
tunanetra identik dengan buta, padahal tidaklah demikian karena tunanetra dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Anak yang mengalami gangguan
penglihatan dapat didefinisikan sebagai anak yang rusak penglihatannya yang
walaupun dibantu dengan perbaikan, masih mempunyai pengaruh yang
merugikan bagi anak yang yang bersangkutan (Scholl, 1986 ). Pengertian ini
mencakup anak yang masih memiliki sisa penglihatan dan yang buta. Dengan
demikian, pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya
(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam
kegiatan sehari-hari seperti orang awas.
Dalam hubungan ini, tidak sedikit definisi yang dikemukakan oleh para
ahli maupun badan-badan/lembaga yang menangani masalah tunanetra. Semua
definisi itu bertujuan hanya untuk memperjelas kondisi para tunanetra,
memperlukan bantuan dan bimbingan dalam mengembangkan potensi mereka
secara optimal.

B. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan


Ada dua faktor pokok yang menyebabkan seorang anak menderita
tunanetra, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen.
1. Faktor Pre-natal
Dari hasil penelitian para ahli, tidak sedikit anak tunanetra yang
dilahirkan dari hasil perkawinan keluarga (perkawinan antar keluarga yang
dekat) dan perkawinan antar penderita tunanetra sendiri. Ketunanetraan akibat
faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, penyakit pada retina yang
umumnya merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit
menyebabkan

mundur

atau

memburuknya

retina.

Gejala

pertama

biasanyasukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan


periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.
Ketunanetraan yang disebabkan faktor keturunan ini, dapat dilihat
pada sifat-sifat keturunan yang mempunyai hubungan pada garis lurus, silsilah
dan hubungan sedarah. Sifat-sifat keturunan pada garis lurus terdapat,
misalnya hasil perkawinan orang bersaudara.
Perkawinan pada garis lurus tersebut di atas, cenderung pula kepada
hubungan darah, yakni kekurangan unsur variable jenis darah tertentu.
Hubungan sedarah tersebut memperbesar kemungkinan lahirnya seorang anak
tunanetra atau anak luar biasa dari jenis yang lain.
Ketunanetraan juga terdapat pada anak-anak yang lahir dari hasil
perkawinan antar sesama tunanetra, atau yang mempunyai orang tua atau
nenek moyang yang menderita tunanetra. Dengan kata lain pengaruh yang
bersifat heriditer.
Anak tunanetra yang lahir akibat faktor endogen memperlihatkan ciriciri: bola mata yang normal, tetapi tidak dapat menerima persepsi sinar
(cahaya). Kadang-kadang seluruh bola matanya seperti tertutup oleh selaput
putih atau keruh.
2. Pertumbuhan Seorang Anak dalam Kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam
kandungan dapat disebabkan oleh:

a. Gangguan waktu ibu hamil.


b. Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu
selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
c. Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau
cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan
sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
d. Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor
dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan atau
pada bola mata itu sendiri.
e. Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata
sehingga hilangnya fungsi pada indera
3. Faktor Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat
terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:
a. Kerusakan pada mata atau saraf mata padawaktu persalinan, akibat
benturan alat-alat atau benda keras.
b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga
baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir
mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
c. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya
benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari
kendaraan, dll.
d. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:
e. Xerophthalamia, yaitu suatu penyakit karena kekurangan vitamin A.
Penyakit ini terdiri atas stadium buta senja, stadiun zerosis (selaput putih
kiri-kanan dan selaput bening kelihatan kering) dan stadium keratomalacia
(selaput bening menjadi lunak, keruh, dan hancur).
f. Trachoma, dengan gejala bintl-bintil pada selaput putih, kemudian
perubahan pada selaput bening dan pada stadium terakhir selaput putih
menjadi keras, sakit, dan luka.

g. Cataract,

Glaucoma,

dan

lain-lain

penyakit

yang

menimbulkan

ketunanetraan.
h. Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola
mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
i. Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan
karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluhdarah dan dapat
dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan.
j. Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana
daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk.Anak dengan retina
degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi kehilangan
kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah
bidang penglihatan.
k. Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena
lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi
penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya
ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi,
sehingga pada saat bayi dikeluarkan dariinkubator terjadi perubahan kadar
oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi
tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata.
Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan
tunanetra total.
C. Cara Kerja Alat SULTAN
Cara kerja sepatu ini adalah memakai mikrokontroller arduino,
mikrokontroller ini akan menjalankan semua sistem yang ada pada sepatu dan
earbud/handsfree tersebut.

Gambar 1. Sistem Kerja SULTAN


1. Ketika terdapat suatu objek dihadapan SULTAN, maka sensor akan
memberikan sinyal yang menjadi inputan untuk mikrokontroller.
2. Jika mikrokontroller sudah mendapatkan inputan, maka langsung di teruskan
ke voice record.
3. Voice record akan memberikan suatu informasi tentang keberadaan objek
yang tertangkap oleh sensor ping. Suara inilah yang diteruskan ke erabud
melalui Bluetooth yang terpasang di sepatu dan earbud
D. Perumusan Design
Untuk perumusan desain sepatu ini, berikut diagram blok dari SULTAN

Gambar 4. Diagram blok


Seperti pada gambar di atas, set point merupakan sebuah inputan data
yang berupa data digital kemudian masuk ke dalam control digital, yaitu sebuah
mikrokontroler beserta komponen lainya yang berfungsi untuk mengendalikan
system .

E. Design Prototype

Gambar 5. Design Prototype SULTAN


Pada gambar diatas terdapat sensor ping yang diletakan di bagian depan
sepatu, dan terdapat earbud untuk mengeluarkan suara dari voice record. Alat
dan bahan yang digunakan dalam pembuatan SULTAN diantaranya Seperangkat
toolset (solder, tang, obeng, dsb) dan multimeter, sebagai peralatannya yang
tersedia di ruangan. Bahan - bahan yang digunakan diantaranya resistor, IC
(Intergrated Circuit), kapasitor, dsb yang dapat diperoleh di toko elektronika dan
instrument dan sepatu.
F. Perancangan Dan Pembuatan
Dalam perancangan dan pembuatan alat pada SULTAN ini terdapat 2
bagian hasil terpenting, yaitu:
1.

Pembuatan Alat Pendeteksi Jarak Penghalang (Sensor Jarak)


Meliputi perancangan rangkaian sensor jarak sebanyak 3 buah pada posisi
yang berbeda disesuaikan dengan jarak yang ditentukan pada program.

Perancangan dan pembuatan alat pendeteksi jarak penghalang 100%.


Fungsi masing-masing sensor diantaranya:
a. Sensor jarak ke-1 dipasang di bagian depan sepatu, sensor diletakkan
tepat lurus ke arah depan dan berfungsi untuk mendeteksi adanya
dinding penghalang atau benda.
b. Sensor jarak ke-2 dipasang di bagian depan sepatu tepatnya di bawah
sensor HC SR-04 yang ke-1 namun sensor diletakkan lebih miring ke
bawah arah depan dan berfungsi untuk mendeteksi adanya lubang di
depan sepatu.
c. Sensor jarak ke-3 dipasang di bagian depan sepatu namun sensor
diletakkan lebih miring ke atas arah depan dan berfungsi mendeteksi
benda atau orang dengan jarak yang telah ditentukan.

Gambar 6. Sensor Pendeteksi Jarak


2.

Perancangan dan Pembuatan Alat Pendeteksi Posisi Tempat


Meliputi perancangan GPS sebagai pendeteksi titik koordinat
posisi tempat yang telah dihubungkan pada pengontrol program yaitu
arduino. GPS dipasang terpisah dengan letak arduino yaitu di dalam kotak
namun teteap terhubung dengan arduino. Buzzer dipasang dekat dengan
arduino sebagai media output. LCD dipasang

terpisah dengan letak

arduino juga yang berfungsi sebagai media output untuk melihat posisi
tempat. SD card dipasang dekat dengan arduino untuk menyimpan data
voice. Speaker dipasang dekat dengan GPS sebagai media output. Baterai
dipasang dekat dengan arduino sebagai sumber tegangan arduino.

Gambar 7. Desain Alat dan GPS

10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya)
tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari
seperti orang awas. Penyebab ketunanetraan antara lain karena faktor prenatal (berhubungan dnegan faktor keturunan), faktor pertumbuhan seorang
anak dalam kandungan, dan faktor post-natal (setelah kelahiran, seperti:
kecelakaan, penyakit, dll). Penderita tunanetra diklasifikan berdasarkan pada
waktu terjadinya kecatatan dan kemampuan daya lihatnya.
SULTAN merupakan sepatu yang mempunyai inovasi karena diberi
sensor jarak dan Bluetooth sehingga bermanfaat bagi penyandang tunanetra
dan dapat diterapkan sebagai alat untuk membantu mengetahui jarak dari
suatu objek dan lubang yang ada di depannya. Cara kerja sepatu ini adalah
memakai mikrokontroller arduino, mikrokontroller ini akan menjalankan
semua sistem yang ada pada sepatu dan earbud/handsfree tersebut.
B. Saran
tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah baik yang berhubungan
dengan pendidikan, sosial, emosi, kesehatan, pengisian waktu luang maupun
pekerjaan. Semua masalah tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan layanan
pendidikan, arahan, bimbingan, latihan sehingga masalah yang timbul dapat
diantisipasi sedini mungkin. Oleh karena itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk
pada tunanetra, anak berkelainan harus ditangani dengan cara sungguh-sungguh
suapaya mereka dapat tumbuh, berkembang serta berprestasi sebagaimana anak
normal pada umumnya.

11

C. Daftar Pustaka
Widodo, Budiharto. 2010. Panduan Macam- macam Arduino. Jakarta: Gramedia.
Ogata K. 1996. Teknik Kontrol

Automatik. Jakarta : Erlangga.

Rusmadi D. 2011. Aneka Hobby Elektronika 5.Bandung : PIONIR JAYA.


Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan penerapannya. Bandung : ITB

12

Anda mungkin juga menyukai