PROPOSAL PENELITIAN
Asisten Pembimbing :
Riza Meilina Putri Raharjo
Oleh :
Addin Fahmi Yuliansyah
NIM. 131510601064
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan
sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk
Indonesia.
Pembangunan
pertanian
diarahkan
untuk
mewujudkan
dan
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan usaha, mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri
maupun pasar luar negeri, sehingga tercapainya masyarakat yang adil, makmur
dan merata baik materil maupun spiritual yang berdasarkan pancasila. Hal ini
dapat diwujudkan dengan pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga
mampu meningkatkan mutu dan derajat pembangunan daerah (Yani, 2012).
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia) untuk kepentingan manusia. Pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu,
terutama yang bersifat semusim. Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
sector atau subjek secara bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan
keuntungan. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi
sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan
tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil,
distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran (Mareta
dan Shofia, 2011).
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam
pemulihan perekonomian nasional. Berbagai hal dapat dilakukan untuk dapat
mengembangkan pertanian sejak saat ini. Kesejahteraan petani dan keluarganya
merupakan tujuan utama yang harus menjadi prioritas yang berhubungan dengan
pengembangan pertanian. Sektor pertanian menjadi prioritas pertama bagi negaranegara berkembang karena sektor ini ditinjau dari berbagai segi merupakan sektor
yang dominan dalam ekonomi nasional. (Yani, 2012).
perkebunan yang didukung dengan lahan yang subur dan masih banyaknya lahan
tidur sehingga daerah ini dianggap mampu memberikan kontribusi besar dibidang
pengembangan tanaman pangan. Pengembangan potensi ini dilakukan dengan
cara membina kelompok-kelompok petani baik dari sisi keahlian maupun sisi
pemasaran.
Penggembangan
tanaman
pangan
mulai
digencarkan
guna
produksi paling tinggi disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
luas lahan. Luas lahan yang digunakan dalam memproduksi kacang hijau
sebanyak 34 (Ha) dan diimbangi denganproduktivitas yang tinggi pula. Faktor
lain juga mempengaruhi tingginya jumlah produksi kacang hijau seperti adanya
program pemberdayaan petani atau kelompok tani dari pemerintah Kabupaten
Bireuen yang berhasil.
Kecamatan Juli adalah salah satu daerah yang memilliki produktivitas
tanaman kacang hijau yang tinggi. Kecamatan Juli memiliki luas 22.571 Km2
yang terdiridari 4 pemukuman 36 desadan 116 dusun. Penduduk daerah ini
sebagian besar berprofesi sebagai petani. Masyarakat Juli kebanyakan
berusahatani tanaman pangan seperti padi dan kacang hijau. Petani di Kecamatan
Juli biasanya mengalami kesulitan dalam memperoleh air pada saat musim
kemarau. Sejumlah 120 orang petani yang ada di Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen tidak mengolah sawah mereka karena tidak tersedia sumber air yang
memadai. Ratusan hektar sawah petani di kawasan Kemukiman Juli beralih fungsi
bercocok tanaman dari menanam padi ke tanaman palawija seperti kacang
hijau.Sementara petani lainnya yang punya sumur dapat menyedot air dengan
mesin pengisap, sebagai penganti irigasi dengan mengeluarkan biaya tinggi.
Permasalahan yang dihadapi petani di Kemukiman Juli dapat mempengaruhi
produktivitas kacang hijau petani di sana. Atas dasar tesebut, peneliti ingin
mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi serta kesejahteraan petani pada
usahatani kacang hijau disbanding dengan usahatani padi dan peran kelembagaan
terhadap usahatani kacang hijau di Kecamatan Juli. Selain itu peneliti juga
memepelajari analisis kelayakan usahatani kacang hijau di Kemukiman Juli
Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan kesejahteraan petani saat
berusahatani kacang hijau disbanding dengan usahatani padi Kemukiman
Juli Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen?
2. Bagaimana peran kelembagaan terhadap usahatani kacang hijau di
Kemukiman Juli Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
3.
studi kelayakan proyek perlu dilakukan untuk melihat apakah suatu proyek dapat
memberikan manfaat atas invetasi yang telah ditanamkan. Analisis kelayakan
usahatani padi di Desa Cibongas bersifat layak. Hal ini terlihat dari NPV yang
bernilai positif yaitu sebesar Rp 8.593.840,85, IRR yang lebih besar dari tingkat
suku bunga (30,56>16), nilai gross B/C sebesar 2,1 dan nilai payback periodnya
adalah 5,71 tahun.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Komoditas Kacang Hijau
Tanaman
palawija
merupakan
tanaman
yang
potensial
untuk
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Keluarga
: Leguminosae (Fabaceae)
Gennus
: Vigna
Spesies
: Vigna radiata
warga
masyarakat
yang
bersangkutan,
yang
bersumber
pada
dalam
upaya
peningkatan
potensi
desa
guna
menunjang
NPV
t 1
Bt Ct
(1 i )t
Dimana:
Bt = Present Value Benefit
Ct = Present Value Cost
i
= diskon faktor
= tahun (waktu)
Indikator :
NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV 1
(i 2 i1)
NPV 1 NPV 2
Indikator IRR :
Jika IRR > DF, discount rate yang berlaku maka proyek layak untuk
dilaksanakan.
Jika IRR < DF. Discount rate yang berlaku, maka proyek tdk layak untuk
dilaksanakan.
3. Payback Period (PP) adalah suatu periode yang menunujukkan berapa lama
modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali.
PP
I
Ab
Rumus :
Dimana :
PP = Payback Period
I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
4. Net B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa
manfaaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.
n
NetB / C
N B ()
i 1
n
N B ( )
i 1
Rumus :
Indikator :
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP)
5. Break event point meupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah
manfaat sama besarnya dengan pengeluaran dengan kata lain keadaan dimana
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian,
untuk menghitung Break Even Point ada 2 cara yaitu:
a. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi
Break Even Point :
Total Fixed Cost
b. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima
agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
1- (Variable cost per unit/ harga jual per unit)
6. Return of investment (ROI) adalah pengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik keadaan perusahaan.
Rumus :
ROI = Laba Bersih setelah Pajak (EAT) x 100%
Total Investasi
kacang hijau. Sementara petani lainnya yang punya sumur dapat menyedot air
dengan mesin pengisap, sebagai penganti irigasi dengan mengeluarkan biaya
tinggi.
Petani di Kemukiman Juli Kabupaten Bireuen tergabung dalam beberapa
kelompok tani. Keberadaan kelembagaan kelompok tani sangat penting
diberdayakan karena potensinya sangat besar. Kelembaga di perdesaan memiliki
fungsi yang mampu memberikan energi sosial yang merupakan kekuatan internal
masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Kelembagaan
merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan oleh petani, agar mereka dapat
bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Kelembagaan berperan dalam mengatur sumberdaya dan
distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya
peningkatan potensi desa guna menunjang pembangunan desa.
Peran kelembagaan pertanian berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Juli. Kelembagaan berupa kelompok tani di Kemukiman Juli
menjadi sarana untuk kegiatan belajar, bekerja sama, dan pemupukan modal
kelompok dalam mengembangkan usahatani. Perubahan kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat Juli akibat adanya peran kelembagaan diharapkan bersifat
positif.
Analisis kelayakan usahatani digunakan untuk menilai investasi yang
dilakukan atas pendirian atau pengembangan usaha. Untuk memulai usaha, perlu
dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu, karena terdapat faktor ketidakpastian
dimasa mendatang yang perlu diperkirakan. Analisis tersebut merupakan bagian
dari perencanaan usaha dan dalam perencanaan usaha maka pengumpulan data
yang sesuai dengan kondisi. Tujuan analisis kelayakan adalah untuk mengetahui
usaha layak dijalankan atau tidak.
Berdasarkan dari permasalahan kondisi sosial ekonomi, peran
kelembagaan, dan alasisis kelayakan usahatani kacang hijau, maka terjadi
peningkatan pendapatan petani. Dari adanya peran kelembagaan yang berupa
kelompok tani, maka pendapatan petani lebih baik dari sebelumnya. Sehingga
petani di Kemukiman Juli dapat memperoleh kesejahteraan yang diharapkan.
Pertanian
Sektor Pangan
Komoditas
Kacang Hijau
Peran kelompok tani terhadap usahatani kacang hijau
di Kemukiman Juli Kabupaten Bireuen
Perubahan Kondisi
Sosial Ekonomi
Petani
Teori Perubahan
Sosial
Peran
Kelembagaan
Teori
Kelembagaan
Kelompok
Tani
Analisis
Kelayakan
Usahatani
Kriteria Kelayakan
Investasi:
NPV, IRR, PP, Net
B/C Ratio, BEP, ROI
Layak
Tidak Layak
Peningkatan Pendapatan
Petani di Kemukiman Juli
Kabupaten Bireuen
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
1.
atau
lebih
(independen)
tanpa
membuat
perbandingan
atau
Sampel Kelas
Sampel
30
23
Kriteria Kelas
Lahan luas
Lahan sedang
60
46
Lahan sempit
30
23
120
92
Total
sekunder. Menurut Waluya (2007), data primer adalah data atau keterangan yang
diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya.
1. Data primer diperoleh dari wawancara langsung menggunakan kuisioner
dengan petani kacang hijau di Kemukiman Juli. Menurut Oktora (2013), data
sekunder yaitu data yang diperoleh melalui literatur-literatur serta informasi
tertulis lainnya yang bersumber dari obyek penelitian ini.
2. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik studi kepustakaan atau biasa dikenal dengan istilah library
research. Dengan demikian data-data penelitan tersebut adalah data yang berasal
dari buku, jurnal, artikel, skripsi dan Badan Pusat Statistik.
3.5 Metode Analisis Data
Permasalahan pertama yang akan dianalisis oleh peneliti yaitu mengenai
kondisi sosial ekonomi masyarakat petani kacang hijau di Kemukiman Juli
Kabupaten Bireuen. Pada permasalahan ini, peneliti menggunakan analisis
domain yang dikemukakan dalam teori Spreadly. Menurut Spradley dalam
Sugiyono (2010), analisis domain merupakan penyelidikan unit-unit terhadap
pengetahuan budaya yang lebih besar yang disebut domain. Peneliti akan mencari
simbol-simbol budaya yang termasuk kategori (domain) yang lebih besar berdasar
atas kemiripan. Sehubungan dengan kemungkinan bervariasinya domain, maka
disarankan menggunakan hubungan semantik (semantik relationship) yang
bersifat universal dalam analisis domain yaitu jenis, ruang, sebab akibat, rasional,
lokasi kegiatan, cara ke tujuan, fungsi, urutan, dan atribut. Analisis domain pada
umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh
tentang situasi sosial yang diteliti. Terdapat enam tahap yang dilakukan dalam
analisis domain yaitu:
1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan
semantik yang tersedia.
2. Menyiapkan lembar analisis domain.
3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya.
4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan
semantik dari catatan lapangan.
5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.
6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
Permasalahan yang kedua yaitu mengenai peran kelembagaan pada
usahatani kacang hijau di Kemukiman Juli Kabupaten Bireuen. Pada
permasalahan ini, peneliti menggunakan teori Miles dan Hubermen. Menurut
Miles dan Hubermen dalam Patilima (2005), teori ini mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan
data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas
dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display)
serta
Penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi
(conclusion
drawing/verification). Berikut ini adalah tahap dalam analisis data menurut teori
Miles dan Hubermen :
1. Langkah-langkah dalam tahap reduksi, yaitu meringkaskan data kontak
langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian, pengkodean,
pembuatan catatan obyektif, membuat catatan reflektif, membuat catatan
marginal, penyimpanan data, membuatan memo, menganalisis antarlokasi dan
pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.
2. Tahap penyajian, pada tahapan ini dikembangkan model-model seperti
mendeskripsikan konteks dalam penelitian, cheklist matriks, mendeskripsikan
perkembangan antar waktu, matriks tata peran, matriks konsep terklaster,
matriks efek dan pengaruh, matriks dinamika lokasi dan daftar kejadian.
3. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan hasil penelitian
yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan
kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika
ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan.
Permasalahan ketiga mengenai analisis kelayakan usahatani kacang hijau
di Kemukiman Juli Kabupaten Bireuen. Pada permasalahan ini, peneliti
menggunakan Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani dan
NPV
t 1
Bt Ct
(1 i )t
Dimana:
Bt = Present Value Benefit
Ct = Present Value Cost
i
= diskon faktor
= tahun (waktu)
Pengambilan keputusan :
NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC
2. Internal Rate of Return (IRR) adalah metode yang digunakan untuk mencari
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan
di masa datang atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Perhitungan IRR dengan cara interpolasi, jika diperoleh NPV +, maka carilah
NPV dengan cara meningkatkan discount factornya.
IRR i1
NPV 1
(i 2 i1)
NPV 1 NPV 2
Pengambilan keputusan :
Jika IRR > DF, discount rate yang berlaku maka proyek layak untuk
dilaksanakan.
Jika IRR < DF. Discount rate yang berlaku, maka proyek tdk layak untuk
dilaksanakan.
3. Payback Period (PP) adalah suatu periode yang menunujukkan berapa lama
modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali.
PP
I
Ab
Rumus :
Dimana :
PP = Payback Period
I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
4. Net B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa
manfaaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.
n
NetB / C
N B ()
i 1
n
N B ( )
i 1
Rumus :
Pengambilan keputusan :
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP)
5. Break event point meupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah
manfaat sama besarnya dengan pengeluaran dengan kata lain keadaan dimana
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian,
untuk menghitung Break Even Point ada 2 cara yaitu:
a. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi
Break Even Point :
Total Fixed Cost
b. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima
agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
1- (Variable cost per unit/ harga jual per unit)
6. Return of investment (ROI) adalah pengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik keadaan perusahaan.
Rumus :
ROI = Laba Bersih setelah Pajak (EAT) x 100%
Total Investasi
3.6 Definisi Operasional
1. Pembangunan pertanian merupakan sebagai respon terhadap strategi
pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi
tinggi yang terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun
kualitas lingkungan hidup.
2. Pangan merupakan segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun yang tidak diolah.
3. Tanaman palawija merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan
karena hasilnya dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat, sumber protein
nabati, dan bahan dasar berbagai industri.
4. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan semusim yang berumur
pendek ( 60 hari).
5. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya)
dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya.
6. Usahatani adalah tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal
dengan cara meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk memiliki
persediaan pangan yang cukup untuk konsumsi rumah tangga dan selebihnya
untuk dijual.
7. Pengembangan kacang hijau adalah suatu usaha untuk meningkatkan tanaman
kacang hijau menjadi bahan pangan yang mempunyai kualitas bagus.
8. Kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan oleh petani, agar
mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
9. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berasal dari latar
belakang alami atau kenyataan di masyarakat, dengan menggunakan proses
langkah pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen.
10. Metode penelitian kuantitatif, adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian
empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam
bentuk numerik daripada naratif.
11. Analisis kelayakan usahatani adalah analisis yang digunakan untuk menilai
investasi yang dilakukan atas pendirian atau pengembangan usaha.
12. Analisis deskriptif merupakan analisis untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial yang mencoba mencari
penjelasan dari semua aktifitas, obyek, proses dan manusia.
13. Perubahan ekonomi rumah tangga petani pada dasarnya merupakan perilaku
rasional dalam mengalokasikan sumberdaya rumah tangga yang dimiliki
untuk menghasilkan barang dan jasa, serta dalam menggunakan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
14. Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya,
termasuk
didalamnya
nilai-nilai,
sikap-sikap,
dan
pola
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Maulana. 2014. Peranan Gabungan Kelompotani Dalam Melaksanakan
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (Puap) Di Kecamatan
Undaan, Kabupaten Kudus. Diterbitkan Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Arimbawa, Putu. 2013. Peran Kelembangaan Agribisnis Dalam Usahatani Kakao.
Agriplus, 23(3): 180-181.
Bireuen.
Emawati. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu, Usaha Dagang Tahu
Bintaro, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten. Skripsi: Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Hidayah, I. dan Susanto. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Teknologi Usahatani
Kacang Hijau Setelah Padi Sawah Di Desa Waekasar, Kecamatan Mako,
Kabupaten Buru, Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, 4(1) : 55-57.
Khalik, Safridan dan Hamid. 2013. Optimasi Pola Tanam Usahatani Sayuran
Selada dan Sawi di Daerah Produksi Padi. Agrisep, 14(1): 19.
Mareta, Dea Tio dan Shofia Nur A. 2011. Pengemasan Produk Sayuran Dengan
Bahan Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin.
Mediagro 7(1): 26-40.
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Marzuki, Rasyid dan Soeprapto, 2001. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Melati, Febrian Fatma. 2013. Dinamika Perubahan Sosial Dan Budaya di Desa
Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. AntroUnair, 2(1) :
291-292.
Mutaqin, Amir. 2008. Analisis Kinerja Kelembagaan Agribisnis dan Efisiensi Teknik
Usahatani Padi. Diterbitkan Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Najiyati, Sri dan Danarti. 2000. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Nastalia, Risa Dwi dkk. 2014. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan
Karet Rakyat Swadaya Di Desa Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara
Kabupaten Kampar. Jom Faperta, 1(2): 3-4.
Oktora, Fahri Eka dan Winston Pontoh. 2013. Analisis Hubungan Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Atas Belanja