Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR

PLASENTA PREVIA DAN SOLUSIO PLASENTA


A. Pengertian
placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau
seluruhnya ostium uteri internum (prae = di depan, vias = jalan) (Djamhoer. 2005. Hal. 83).
plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di depan; vias = jalan). Jadi
yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh
atau sebagian osteum internum.Plasenta previa merupakan suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir untuk bayi (ostium uteri internum). Plasenta previa artinya plasenta di depan (previa = depan),
artinya plasenta berada lebih depan daripada janin yang hendak keluar. Angka kejadiannya sekitar 3-6
dari 1000 kehamilan.
B. Etiologi
1. Placenta Previa
a. Faktor Presipitasi
faktor presipitasi sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori dan
faktor resiko yang berhubungan dengan plasenta previa diantaranya :
1) lapisan rahim yang (endometrium) memiliki kelainan seperti : fibroid atau jaringan parut
(dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah Caesar atau aborsi).
2) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
3) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium, menurut (satrawinata 2005,
plasenta previa juga terjadi pada plasenta yang besar dan luas, seperti pada eritroblastosis,
diabetes mellitus, atau kehamilan multiple.
b. Faktor Predisposisi
Menurut Icesmi dan Margareth, (2013) :
1) multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
2) mioma uteri
3) koretasi yang berulang
4) umur lanjut
5) bekas section caesaria
6) perubahan inflamasi atau atrofi. Misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi
plasenta.
C. Tanda Dan Gejala
Tanda Gejala Plasenta Previa
Menurut FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya :
1

a.
b.
c.
d.
e.

Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
Darah biasanya berwarna merah segar
Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas
Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent bleeding)

biasanya lebih banyak.


D. Klasifikasi / Stadium
Klasifikasi Plasenta Previa
Menurut Saifudin dan Abdul Bahri (2006) plasenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan,
yaitu :
a. marginal plasenta previa
plasenta tertenam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
b. incomplete / parsial plasenta previa
menyiratkan penutupan tak sempurna.
c. total complete plasenta previa
seluruhnya tulang dalam tertutup oleh plasenta, saat serviks sepenuhnya berdilatasi.
d. implantasi rendah / low-lying implantasi
digunakan saat plasenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi
jauh dari tulang.

E. Patofisiologi
Patofisiologi Plasenta Previa
perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen
bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serat menipis. Umumnya terjadi pada trimester
ketiga karena segmen bawah uterus lebih baanyak mengalami perubahan.Pelebaran segmen bawah
uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena perobekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat
dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
pada plasenta letak normal
(Magareth dan Icesmi 2013).

PATHWAY

Placenta previa
Seksio Cesarea
Post Operasi sc

Post Ansestasi Spinal


Penurunan
saraf
ekstermitas

Penurunan
saraf otonom

Luka Post Operasi


Jaringan
terputus

Kelumpuhan
Merangsa
Penurunan saraf vegetatif
ng area
Cemas
sensorik
Mobilitas
motorik
Nyeri
Penurunan peristaltik usus

Jaringan
terbuka
Proteksi
kurang
Invasi
bakteri
Resti

Nifas
Uterus

(Taking in, taking


Progesteron
hold, takingdan
go)
esterogen
Perubahan
menurun
psikologis
Prolaktin

Kontraksi
uterus

Adekuat

Tidak
Adekuat

Pengelupas
an desidua

infeksi
Resiko Konstipasi

Psikologis
Laktasi

Lochea

meningkat
Penambah
an anggota
Pertumbuhan
kelenjar baru
susu

Atonia
uretri
Perdarahan

terangsang
Kebutuhan
meningkat
Isapan bayi

Perubahan
Anemi Oksitosin
pola peran
meningkat

Hipovolemi
k

HbO2 Ejeksi ASI


menurun

Kekurangan
volume
cairan

Tidak
Adekuat
Metabolisme
adekuat
anaerobASI tidak
ASI keluar
keluar
Asam laktat
Efektif
Inefektif laktasi
meningkat

Suplai O2 ke jaringan
menurun
Nekrose

laktasi
Kelelahan
Kurang
pengetahuan
23
perawatan
Intoleransi
aktivitas

F. Komplikasi
Komplikasi Plasenta Previa
e. Komplikasi pada ibu
1) Dapat terjadi anemia bahkan syok
2) Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen
bawah rahim yang rapuh
3) Infeksi karena perdarahan yang banyak (Manuaba,
2008).
f. Komplikasi pada janin
1) Kelainan letak janin
2) Prematuritas dengan mordibilitas dan mortalitas
tinggi
3) Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian
(manuaba, 2008).

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan penunjang plasenta previa menurut Icesmi dan Margareth
a.
b.
c.
d.
e.

(2013) :
USG (Ultrasonografi)
CT Scan
Pemeriksaan HB, hematokrit, HCT, COT, Gol darah
Pemeriksaan dalam pada saat akan dilakukan operasi
Pemeriksaan in spekulo
Pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain (serviks,
fornik, atau dinding vagina).

H. Penatalaksanaan Medic Dan Prinsip Keperawatan


1. PenatalaksanaanPlasenta previa Menurut Icesmi dan Margareth (2013)
:
a. Konservatif bila : kehamilan kurang 37 minggu, perdarahan tidak
ada atau tidak banyak Hb 9 g/dl, masih dalam batas normal, tempat
tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan dalam waktu 1 menit)
Perawatan konservatif berupa :
a) Istirahat
b) Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi
anemia
c) Memberikan antibiotic bila ada indikasi
d) Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah
melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi
bertahap.Pasien

dipulangkan

bila

tetap

tidak

ada

perdarahan.Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah


sakit dan tidak boleh melakuka senggama.
b. Penanganan aktif bila : perdarahan banyak tanpa memandang usia
kehamilan, umur kehamilan 37 minggu atau lebih, anak mati.
Penanganan aktif berupa :
a) Persalinan per vagina
b) Persalinan per abdominal
Penderita dipersiapkan untuk pemeriksaan dalam diatas meja
operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila
pada pemeriksaan dalam didapatkan :

a) Plasenta previa marginalis


b) Plasenta previa leta rendah
c) Plasenta previa lateralis atau marginalis dimana janin mati
dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas
panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit maka
lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin
pada partus per vaginam, bila gagal drips (sesuai dengan
protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan
banyak lakukan sesksio sesarea.
Indikasi untuk melakukan seksio sesaria adalah :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Plasenta previa totalis


Perdarahan banyak tanpa henti
Presentasi abnormal
Panggul sempit
Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang)
Gawat janin

Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio


sesaria makan lakukan pemasangan cunam willet atau versi
Braxton hicks. Indikasi seksio sesaria :
a)
b)
c)
d)
e)

Plasenta previa totalis


Plasenta previa pada primigradiva
Plasenta previa janin letak lintang atau letak langsung
Anak berharga atau fetal distress
Plasenta previa lateralis jika :
1) Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak
2) Sebagian besar OUI ditutupi plasenta
3) Plasenta terletak disebelah belakang (posterior)

Pefause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan


cepat.Pratus pervagina.Dilakukan pada plasenta previa marginalis
atau lateralis pada multipara dan anak sudah meninggal atau
premature.
Pengobatan plasenta previa dibagi dalam 2 golongan yaitu :

Terminasi : kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan


yang membawa maut, misalnya : kehamilan cukup bulan,
perdarahan banyak, parturien, dan anak mati (tidak selalu).
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada
plasenta, yang demikian menutup pembuluh-pembuluh darah
yang terbuka (tamponade pada plasenta).
b. Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan
rahim hingga rahim dapat berkontraksi dan menghentika
perdarahan, seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan
serviks yang agak sering terjadi pada persalina pervaginam.
c. Ekspektatif : dilakukan apabila janin masih kecil sehingga
kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil sekali. Sikap
ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik
dan perdarahan sudah behenti atau sedikit sekali. Dahulu ada
anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera
diakhiri untuk menghindari perdarahan yang fatal. Namun,
sekarang ternyata terapi menunggu dapat dibenarkan dengan alasan
sebagia berikut :
1) Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal.
2) Untuk menurunkan angka kematian bayi karena
prematuritas.

Syarat bagi terapi ekspektatif ialah bahwa keadaan ibu dan


anak masih baik (Hb-nya normal) dan perdarahan tidak banyak.
Penderita plasenta previa juga harus diberikan atibiotik
mengingat

kemungkinan

terjadinya

infeksi

yang

besar

disebabkan oleh perdarahan dan tindakan-tindakan intrauterine.


Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk pengobatan plasenta
previa dan kapan melaksanakannya bergantung pada faktorfaktor sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)
5)

Perdarahan yang banyak


Keadaan ibu dan anak
Besarnya pembukaan
Tingkat plasenta previa
Paritas

Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nulipara, dan


tingkat plasenta previa yang berat mendorong kita melakukan
seksio sesarea, sebaliknya perdarahan yang sedang atau sedikit,
pembukaan yang besar, multiparitas dan tingkat plasenta previa
yang ringan, dan anak yang mati cenderung untuk dilahirkan
pervaginam. Perlu diperhatikan bahwa sebelum melakukan
tindakan apapun pada penderita plasenta previa, harus selalu
sedia darah yang cukup.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Plasenta Previa
1. Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis
kelainan letak dari perabaab fornises teraba bantalan lunak pada
presentasi kepala.
2. Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan bila
dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi
segera.
3. Diagnosis plasenta previa (dengan perdarahan sedikit) yang terapi
ekspektatif ditegakkan dengan pemeriksaan USG.
4. Anamnesis, perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu
berlangsung tanpa rasa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida.
Banyaknya perdarahan tidak dapat di nilai dari anamnesa, melainkan
dari pemeriksaan hematokrit.
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan luar
7. Inspeksi
a. Dapat di lihat perdarahan yang keluar pervagina : banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya.
b. Jika telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
8. Palpasi
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
b. Sering dijumpai kesalahan letak janin.
c. Bagian bawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak diatas
pintu atas panggul.

d. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada


segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan
dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan
kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

10

9. Pemeriksaan dengan alat : pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari


ostium uteri eksternum.
10. Pemeriksaan USG
a. Transvaginal ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai
100% identifikasi plasenta previa
b. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95%
c. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta,
inkreta, dan plasenta perkreta (Obstetri Patologi.Unpad.2005).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Icesmi (2013) yang sesuai dengan Nanda
2012-2014 pada klien dengan plasenta previa antara lain :
1. Resiko perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (kontraksi uterus)
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi kesehatan, fungsi peran
dan pola interaksi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder
terhadap nyeri

C. Intervensi
Intervensi keperawatan pada pasien plasenta previa
Resiko perdarahan
Diagnose
keperawatan / masalah

Tujuan dan criteria

intervensi

hasil
kolaborasi
Resiko perdarahan
NOC :
NIC :
Definisi : beresiko
Bleeding precautions
d.Bood lose severity
a. Monitor
ketat
mengalami penurunan
e. blood koagulan
tanda-tanda
volume darah yang
setelah
dilakukan
kehamilan
dapat
mengganggu
11

kesehatan
Batasan karakteristik :
a. Aneurisme
b. Defisiensi
pengetahuan
c. Koagulopati
intravaskuler
diseminata
d. Riwayat jatuh
e. Gangguan
gastrointestinal

selamapasien
tidak

mengalami

perdarahan,

penyakit ulkus
lambung, polip,
varises)
f. Gangguan
fungsi

hati

(misal:

sirosis

hepatitis)
g. Komplikasi
partum

(misal: retensi
plasenta)
h. Komplikasi
terkait

dengan

criteria hasil :

kehamilan

ada

hematuria

dan

hematemesis
b. Kehilangan

(misal: plasenta

yang

terlihat
c. Tekanan darah
dalam

batas

normal

sistol

dan diastole
d. Tidak
ada
perdarahan

distensi

dan hematokrit
batas
PT,

kehamilan

batas normal.

plasenta).

perdarahan aktif
e. Kolaborasi
pemberian produk
darah (platelet atau
fresh

frozen

plasma)
f. Lindungi

pasien

dari trauma yang


dapat menyebabkan
perdarahan
g. Hindari pemberian
dan

antikoagulan
h. Anjurkan
pasien
meningkatkan

PPT
solusio

selama

untuk

abdominal
f. Hemoglobin

previa,
mola,

sesudah perdarahan
c. Monitor TTV
d. Pertahankan

asirin

pervaginam
e. Tidak
ada

normal
g. Plasma,

dan

bedrest

a. Tidak

dalam

b. Catat Hb dan Ht
sebelum

darah

(misal:

pasca

tindakan keperawatan

dalam

intake

makanan

yang banyak
i. Identifikasi
penyebab
perdarahan
j. Monitor

status

cairan

yang

meliputi

intake

input dan output.

12

Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (kontraksi uterus)


Diagnosa

Tujuan dan criteria

intervensi

keperawatan
Nyeri akut
Definisi

hasil
NOC :
NIC :
:
a. Pain level
Pain Management
b. Pain control
a. Lakukan
pengalaman sensori
c. Comfort level
pengkajian
nyeri
dan emosional yang
Setelah
dilakukan
secara
tidak menyenangkan
tindakan keperawatan
komprehensif
yang muncul akibat
selama., diharapkan
termasuk
lokasi,
kerusakan jaringan
nyeri yang dirasakan
karakteristik,
yang actual atau
pasien berkurang /
durasi, frekuensi,
potensial
atau
hilang dengan criteria
kualitas dan faktor
digambarkan dalam
hasil :
presipitasi.
hal
kerusakan
a. Mampu
b. Observasi
reaksi
sedemikian
rupa
mengontrol
non verbal dari
(International
nyeri
(tahu
ketidaknyamanan.
Association for the
c. Gunakan
teknik
penyebab nyeri,
Study
of
Pain);
komunikasi
mampu
awitan yang tiba-tiba
terapeutik
untuk
menggunakan
atau lambat dari
mengetahui
teknik
non
intensitas
ringan
pengalaman nyeri
farmakologi
hingga berat dengan
pasien.
untuk
d. Kaji kultur yang
akhir yang dapat
mengurangi
mempengaruhi
diantisipasi
atau
nyeri, mancari
respon nyeri
diprediksi
dan
bantuan).
e. Evaluasi
berlangsung < 6
b. Melaporkan
pengalaman nyeri
bulan.
bahwa
nyeri
masa lampau.
Batasan
berkurang
f. Evaluasi bersama
karakteristik :
menggunakan
pasien dan tim
a. laporan
manajemen
kesehatan
lain
secara verbal
nyeri.
tentang
atau
non
c. Mampu
13

verbal.
b. Fakta

dari

observasi
c. Posisi

ketidakefektifan

nyeri

control nyeri masa

(skala,

intensitas,
frekuensi

antalgic

dan

tanda nyeri).
d. Menyatakan

untuk
menghindari
nyeri
d. Gerakan

rasa
setelah

melindungi
e. Tingkah laku
berhati-hati
f. Muka topeng
g. Gangguan
tidur

mengenali

(mata

sayu, tampak
capek,

sulit

atau gerakan
kacau,
menyeringai).
h. Terfokus pada
diri sendiri
i. Fokus

nyaman
nyeri

berkurang.
e. Tanda
vital

lampau.
g. Bantu pasien dan
keluarga

untuk

mencari

dan

menemukan
dukungan.
h. Control lingkungan
yang

dapat

dalam rentang

mempengaruhi

normal

nyeri seperti suhu


ruangan,
pencahayaan
kebisingan.
i. Kurangi

dan
faktor

presipitasi nyeri.
j. Pilih dan lakukan
penanganan

nyeri

(farmakologi,

non

farmakologi

dan

menyempit

inter personal).
k. Kaji
tipe
dan

(penurunan

sumber nyeri untuk

persepsi

menentukan

waktu,
kerusakan
proses piker,
penurunan
interaksi
dengan orang
dan
lingkungan).

intervensi.
l. Ajarkan
tentang
teknik

non

farmakologi
m. Berikan analgetik
untuk

mengurangi

nyeri.
n. Evaluasi
keefektifan control
14

j. Tingkah laku
distraksi,
contoh: jalanjalan,

nyeri.
o. Tingkatkan
istirahat.
p. Kolaborasikan
dengan dokter jika

menemui

ada keluhan atau

orang

lain

dan/atau

tindakan nyeri tidak


berhasil.
q. Monitor

aktivitas,
aktivitas

penerimaan pasien

berulang-

tentang manajemen

ulang).
k. Respon

nyeri.

autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan
tekanan
darah,
perubahan
nafas,
dan

nadi
dilatasi

pupil).
l. Perubahan
autonomic
dalam

tonus

otot (mungkin
dalam rentang
dari lemah ke
kaku).
m. Tingkah laku
ekspresif
(contoh:

15

gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel, nafas
panjang/berke
luh kesah).
n. Perubahan
dalam

nafsu

makan

dan

minum.
Faktor

yang

berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia,

fisik,

psikologis).

ansietas berhubungan dengan krisis situasi kesehatan, fungsi peran dan


pola interaksi
Diagnose keperawatan Tujuan dan criteria hasil
Ansietas
NOC :
Definisi : perasaan
a. anxiety control
b. coping
tidak nyaman atau
setelah
dilakukan
kekhawatiran
yang
tindakan keperawatan
samar disertai respon
selama., diharapkan
autonom
(sumber
kecemasan pasien dapat
seringkali tidak spesifik
berkurang
/
hilang
atau tidak diketahui

intervensi
NIC :
Anxiety

reduction

(penurunan
kecemasan)
a. Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan.
b. Nyatakan
16

oleh

individu)

perasaan

takut

disebabkan

; dengan criteria hasil :


yang
oleh

antisipasi

terhadap

bahaya. Perasaan ini


merupakan

isyarat

kewaspadaan

yang

memperingatkan
bahaya

yang

terjadi

akan
dan

memampukan individu
melakukan
untuk

tindakan
menghadapi

ancaman.
Ditandai dengan :
a. gelisah
b. insomnia
c. resah
d. ketakutan
e. sedih
f. fokus pada diri
g. kekhawatiran
h. cemas

a. klien

dengan

jelas

mampu

harapan

mengidentifikasi

terhadap

dan
mengungkapkan
gejala cemas.
b. Mengidentifikasi

pelaku pasien.
c. Jelaskan
semua
prosedur dan

apa

mengungkapkan

dirasakan

dan

selama

menunjukkan
tehnik

untuk

mengontrol
cemas.
c. Vital sign dalam
batas normal
d. Postur
tubuh,
ekspresi

wajah,

yang

prosedur.
d. Temani pasien
untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi
takut.
e. Berikan

bahasa tubuh dan

informasi

tingkat aktivitas

actual

menunjukkan

mengenai

berkurangnya

diagnosis,

kecemasan.

tindakan
prognosis
f. Dorong
keluarga
untuk
menemani
klien.
g. Lakukan back
/ neck rub.
h. Dengarkan
dengan penuh

17

perhatian.
i. Identifikasi
tingkat
kecemasan.
j. Bantu pasien
mengenal
situasi

yang

menimbulkan
kecemasan.
k. Dorong
pasien

untuk

mengungkapk
an

perasaan,

ketakutan,
persepsi.
l. Instruksikan
pasien
menggunakan
tehnik
relaksasi.
m. Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan.

18

DAFTAR PUSTAKA
Barbara R. Straight. 2005. Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetric Dan Ginekologi. Jakarta:EGC
Manuaba. Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Keperawatan Klinik Obstetri Dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba. Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC
Margareth ZH dan Sukarni K Icesmi.2013.Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Reeder Sharon J, Martin Loonide L, Griffin DK. 2011.Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Wahyu P dan Sukarni K Icemi.2013.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Ypgyakarta: Nuha Medika
Wardana, G. A, Kornia Karkata. 2007. Faktor Resiko Plasenta Previa.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158 05faktorrisikoplasentaprevia.pdf/158
05faktorrisikoplasentaprevia.pdf
Wilkinson,

Judith

M.

dan

Ahern,

Nancy

R..

2013.

Buku

Saku

DiagnosisKeperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC,


Ed. 9. Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai