a.
b.
c.
d.
e.
Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
Darah biasanya berwarna merah segar
Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas
Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent bleeding)
E. Patofisiologi
Patofisiologi Plasenta Previa
perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen
bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serat menipis. Umumnya terjadi pada trimester
ketiga karena segmen bawah uterus lebih baanyak mengalami perubahan.Pelebaran segmen bawah
uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena perobekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat
dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
pada plasenta letak normal
(Magareth dan Icesmi 2013).
PATHWAY
Placenta previa
Seksio Cesarea
Post Operasi sc
Penurunan
saraf otonom
Kelumpuhan
Merangsa
Penurunan saraf vegetatif
ng area
Cemas
sensorik
Mobilitas
motorik
Nyeri
Penurunan peristaltik usus
Jaringan
terbuka
Proteksi
kurang
Invasi
bakteri
Resti
Nifas
Uterus
Kontraksi
uterus
Adekuat
Tidak
Adekuat
Pengelupas
an desidua
infeksi
Resiko Konstipasi
Psikologis
Laktasi
Lochea
meningkat
Penambah
an anggota
Pertumbuhan
kelenjar baru
susu
Atonia
uretri
Perdarahan
terangsang
Kebutuhan
meningkat
Isapan bayi
Perubahan
Anemi Oksitosin
pola peran
meningkat
Hipovolemi
k
Kekurangan
volume
cairan
Tidak
Adekuat
Metabolisme
adekuat
anaerobASI tidak
ASI keluar
keluar
Asam laktat
Efektif
Inefektif laktasi
meningkat
Suplai O2 ke jaringan
menurun
Nekrose
laktasi
Kelelahan
Kurang
pengetahuan
23
perawatan
Intoleransi
aktivitas
F. Komplikasi
Komplikasi Plasenta Previa
e. Komplikasi pada ibu
1) Dapat terjadi anemia bahkan syok
2) Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen
bawah rahim yang rapuh
3) Infeksi karena perdarahan yang banyak (Manuaba,
2008).
f. Komplikasi pada janin
1) Kelainan letak janin
2) Prematuritas dengan mordibilitas dan mortalitas
tinggi
3) Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian
(manuaba, 2008).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan penunjang plasenta previa menurut Icesmi dan Margareth
a.
b.
c.
d.
e.
(2013) :
USG (Ultrasonografi)
CT Scan
Pemeriksaan HB, hematokrit, HCT, COT, Gol darah
Pemeriksaan dalam pada saat akan dilakukan operasi
Pemeriksaan in spekulo
Pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain (serviks,
fornik, atau dinding vagina).
dipulangkan
bila
tetap
tidak
ada
kemungkinan
terjadinya
infeksi
yang
besar
1)
2)
3)
4)
5)
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Plasenta Previa
1. Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis
kelainan letak dari perabaab fornises teraba bantalan lunak pada
presentasi kepala.
2. Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan bila
dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi
segera.
3. Diagnosis plasenta previa (dengan perdarahan sedikit) yang terapi
ekspektatif ditegakkan dengan pemeriksaan USG.
4. Anamnesis, perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu
berlangsung tanpa rasa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida.
Banyaknya perdarahan tidak dapat di nilai dari anamnesa, melainkan
dari pemeriksaan hematokrit.
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan luar
7. Inspeksi
a. Dapat di lihat perdarahan yang keluar pervagina : banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya.
b. Jika telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
8. Palpasi
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
b. Sering dijumpai kesalahan letak janin.
c. Bagian bawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak diatas
pintu atas panggul.
10
C. Intervensi
Intervensi keperawatan pada pasien plasenta previa
Resiko perdarahan
Diagnose
keperawatan / masalah
intervensi
hasil
kolaborasi
Resiko perdarahan
NOC :
NIC :
Definisi : beresiko
Bleeding precautions
d.Bood lose severity
a. Monitor
ketat
mengalami penurunan
e. blood koagulan
tanda-tanda
volume darah yang
setelah
dilakukan
kehamilan
dapat
mengganggu
11
kesehatan
Batasan karakteristik :
a. Aneurisme
b. Defisiensi
pengetahuan
c. Koagulopati
intravaskuler
diseminata
d. Riwayat jatuh
e. Gangguan
gastrointestinal
selamapasien
tidak
mengalami
perdarahan,
penyakit ulkus
lambung, polip,
varises)
f. Gangguan
fungsi
hati
(misal:
sirosis
hepatitis)
g. Komplikasi
partum
(misal: retensi
plasenta)
h. Komplikasi
terkait
dengan
criteria hasil :
kehamilan
ada
hematuria
dan
hematemesis
b. Kehilangan
(misal: plasenta
yang
terlihat
c. Tekanan darah
dalam
batas
normal
sistol
dan diastole
d. Tidak
ada
perdarahan
distensi
dan hematokrit
batas
PT,
kehamilan
batas normal.
plasenta).
perdarahan aktif
e. Kolaborasi
pemberian produk
darah (platelet atau
fresh
frozen
plasma)
f. Lindungi
pasien
antikoagulan
h. Anjurkan
pasien
meningkatkan
PPT
solusio
selama
untuk
abdominal
f. Hemoglobin
previa,
mola,
sesudah perdarahan
c. Monitor TTV
d. Pertahankan
asirin
pervaginam
e. Tidak
ada
normal
g. Plasma,
dan
bedrest
a. Tidak
dalam
b. Catat Hb dan Ht
sebelum
darah
(misal:
pasca
tindakan keperawatan
dalam
intake
makanan
yang banyak
i. Identifikasi
penyebab
perdarahan
j. Monitor
status
cairan
yang
meliputi
intake
12
intervensi
keperawatan
Nyeri akut
Definisi
hasil
NOC :
NIC :
:
a. Pain level
Pain Management
b. Pain control
a. Lakukan
pengalaman sensori
c. Comfort level
pengkajian
nyeri
dan emosional yang
Setelah
dilakukan
secara
tidak menyenangkan
tindakan keperawatan
komprehensif
yang muncul akibat
selama., diharapkan
termasuk
lokasi,
kerusakan jaringan
nyeri yang dirasakan
karakteristik,
yang actual atau
pasien berkurang /
durasi, frekuensi,
potensial
atau
hilang dengan criteria
kualitas dan faktor
digambarkan dalam
hasil :
presipitasi.
hal
kerusakan
a. Mampu
b. Observasi
reaksi
sedemikian
rupa
mengontrol
non verbal dari
(International
nyeri
(tahu
ketidaknyamanan.
Association for the
c. Gunakan
teknik
penyebab nyeri,
Study
of
Pain);
komunikasi
mampu
awitan yang tiba-tiba
terapeutik
untuk
menggunakan
atau lambat dari
mengetahui
teknik
non
intensitas
ringan
pengalaman nyeri
farmakologi
hingga berat dengan
pasien.
untuk
d. Kaji kultur yang
akhir yang dapat
mengurangi
mempengaruhi
diantisipasi
atau
nyeri, mancari
respon nyeri
diprediksi
dan
bantuan).
e. Evaluasi
berlangsung < 6
b. Melaporkan
pengalaman nyeri
bulan.
bahwa
nyeri
masa lampau.
Batasan
berkurang
f. Evaluasi bersama
karakteristik :
menggunakan
pasien dan tim
a. laporan
manajemen
kesehatan
lain
secara verbal
nyeri.
tentang
atau
non
c. Mampu
13
verbal.
b. Fakta
dari
observasi
c. Posisi
ketidakefektifan
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi
antalgic
dan
tanda nyeri).
d. Menyatakan
untuk
menghindari
nyeri
d. Gerakan
rasa
setelah
melindungi
e. Tingkah laku
berhati-hati
f. Muka topeng
g. Gangguan
tidur
mengenali
(mata
sayu, tampak
capek,
sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai).
h. Terfokus pada
diri sendiri
i. Fokus
nyaman
nyeri
berkurang.
e. Tanda
vital
lampau.
g. Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan.
h. Control lingkungan
yang
dapat
dalam rentang
mempengaruhi
normal
dan
faktor
presipitasi nyeri.
j. Pilih dan lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
menyempit
inter personal).
k. Kaji
tipe
dan
(penurunan
persepsi
menentukan
waktu,
kerusakan
proses piker,
penurunan
interaksi
dengan orang
dan
lingkungan).
intervensi.
l. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
m. Berikan analgetik
untuk
mengurangi
nyeri.
n. Evaluasi
keefektifan control
14
j. Tingkah laku
distraksi,
contoh: jalanjalan,
nyeri.
o. Tingkatkan
istirahat.
p. Kolaborasikan
dengan dokter jika
menemui
orang
lain
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
penerimaan pasien
berulang-
tentang manajemen
ulang).
k. Respon
nyeri.
autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan
tekanan
darah,
perubahan
nafas,
dan
nadi
dilatasi
pupil).
l. Perubahan
autonomic
dalam
tonus
otot (mungkin
dalam rentang
dari lemah ke
kaku).
m. Tingkah laku
ekspresif
(contoh:
15
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel, nafas
panjang/berke
luh kesah).
n. Perubahan
dalam
nafsu
makan
dan
minum.
Faktor
yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia,
fisik,
psikologis).
intervensi
NIC :
Anxiety
reduction
(penurunan
kecemasan)
a. Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan.
b. Nyatakan
16
oleh
individu)
perasaan
takut
disebabkan
antisipasi
terhadap
isyarat
kewaspadaan
yang
memperingatkan
bahaya
yang
terjadi
akan
dan
memampukan individu
melakukan
untuk
tindakan
menghadapi
ancaman.
Ditandai dengan :
a. gelisah
b. insomnia
c. resah
d. ketakutan
e. sedih
f. fokus pada diri
g. kekhawatiran
h. cemas
a. klien
dengan
jelas
mampu
harapan
mengidentifikasi
terhadap
dan
mengungkapkan
gejala cemas.
b. Mengidentifikasi
pelaku pasien.
c. Jelaskan
semua
prosedur dan
apa
mengungkapkan
dirasakan
dan
selama
menunjukkan
tehnik
untuk
mengontrol
cemas.
c. Vital sign dalam
batas normal
d. Postur
tubuh,
ekspresi
wajah,
yang
prosedur.
d. Temani pasien
untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi
takut.
e. Berikan
informasi
tingkat aktivitas
actual
menunjukkan
mengenai
berkurangnya
diagnosis,
kecemasan.
tindakan
prognosis
f. Dorong
keluarga
untuk
menemani
klien.
g. Lakukan back
/ neck rub.
h. Dengarkan
dengan penuh
17
perhatian.
i. Identifikasi
tingkat
kecemasan.
j. Bantu pasien
mengenal
situasi
yang
menimbulkan
kecemasan.
k. Dorong
pasien
untuk
mengungkapk
an
perasaan,
ketakutan,
persepsi.
l. Instruksikan
pasien
menggunakan
tehnik
relaksasi.
m. Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Barbara R. Straight. 2005. Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetric Dan Ginekologi. Jakarta:EGC
Manuaba. Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Keperawatan Klinik Obstetri Dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba. Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC
Margareth ZH dan Sukarni K Icesmi.2013.Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Reeder Sharon J, Martin Loonide L, Griffin DK. 2011.Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Wahyu P dan Sukarni K Icemi.2013.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Ypgyakarta: Nuha Medika
Wardana, G. A, Kornia Karkata. 2007. Faktor Resiko Plasenta Previa.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158 05faktorrisikoplasentaprevia.pdf/158
05faktorrisikoplasentaprevia.pdf
Wilkinson,
Judith
M.
dan
Ahern,
Nancy
R..
2013.
Buku
Saku
19