Anda di halaman 1dari 10

URTIKARIA

Definisi
Urtikaria (kaligata, gidu, nettle rash, hives) adalah erupsi kulit yang
menonjol, berbatas tegas, berwarna merah, umumnya berbentuk bulat, gatal, dan
berwarna putih di bagian tengah bila ditekan.

FAKTOR NON-IMUNOLOGIK

FAKTOR IMUNOLOGIK

Gambar 1. Urtikaria
Bahan kimia pelepas mediator (morfin, kodein)

Reaksi Tipe I (IgE) inhalan, obat, makanan, infeksi

Faktor fisik (panas, dingin, trauma, sinar X, cahayaSel

Mas

Reaksi Tipe IV (kontaktan)

Basofil
Pengaruh komplemen
Efek Kolinergik
Aktivasi komplemen
(Ag-Ab, venom, toksin)

Pelepasan Mediator:

Reaksi Tipe II

H1, SRSA, serotonin, kinin, PEG, PAF

Gambar 2. Angioedema

Reaksi Tipe III

Faktor Genetik:
Defisiensi C1 esterase inhibitor

Vasodilatasi, Peningkatan Permeabilitas Kapiler


Alkohol, Emosi, Demam

Familial cold urticaria


Familial heat urticaria

Idiopatik

Urtikaria

Gambar 3. Diagram Faktor Imunologik dan Non-imunologik


yang Menimbulkan Urtikaria

Gejala Klinis
Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Klinis
tampak edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak
pucat. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat sengatan serangga,
besarnya dapat lentikular, numular sampai plakat. Bila mengenai jaringan yang
lebih dalam sampai dermis dan jaringan submukosa atau subkutan, juga beberapa
organ dalam misalnya saluran cerna dan saluran napas disebut dengan
angioedema. Pada keadaan ini jaringan yang sering terkena adalah wajah,
biasanya disertai sesak napas, suara serak, dan rinitis.

Dermografisme, berupa edema dan eritema yang linear di kulit yang


terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu lebih kurang 30 menit. Pada
urtikaria akibat tekanan, urtikaria timbul pada tempat yang tertekan, misalnya di
sekitar pinggang. Pada penderita ini dermografisme jelas terlihat. Urtikaria akibat
penyinaran biasanya pada gelombang 285-320 nm dan 400-500 nm, timbul
setelah 18-72 jam penyinaran, dan klinisnya berbentuk urtikaria papular. Hal ini
harus dibuktikan dengan tes foto tempel. Sejumlah 7-17% urtikaria disebabkan
oleh faktor fisik, antara lain akibat panas, dingin, tekanan dan penyinaran.
Umumnya pada dewasa muda, terjadi pada episode singkat dan umumnya
kortikosteroid sistemik kurang bermanfaat.
Urtikaria kolinergik dapat timbul pada peningkatan suhu tubuh, emosi,
makanan yang merangsang dan pekerjaan yang berat. Biasanya sangat gatal,
ukurannya bervariasi dari beberapa milimeter sampai numular dan konfluen
membentuk plakat. Serangan berat sering disertai gangguan sistemik seperti nyeri
perut, diare, muntah, dan nyeri kepala. Biasanya terjadi pada usia 15-25 tahun.
Urtikaria akibat obat atau makanan umumnya timbul secara akut dan generalisata.
Diagnosis
Anamnesis

Adanya bentol kemerahan pada kulit yang mudah dikenali bahkan oleh

orang tua pasien.


Awitan dan riwayat penyakit serupa sebelumnya: untuk membedakan akut
atau kronik dan mengidentifikasi faktor pencetus yang mungkin sama

dengan pencetus sebelumnya.


Faktor pencetus ditanyakan faktor yang ada di lingkungan, seperti: alergen
berupa debu, tungau (terdapat pada karpet, kasur, sofa, tirai, boneka
berbulu), hewan peliharaan, tumbuhan, sengatan binatang, serta faktor
makanan seperti zat warna, zat pengawet, zat penambah/modifikasi rasa,
obat-obatan (misalnya: aspirin atau OAINS lainnya), dan faktor fisik

(dingin, panas, dan sebagainya)


Riwayat penyakit dahulu: demam, keganasan, infestasi cacing
Riwayat pengobatan untuk episode yang sedang berlangsung

Riwayat atopi dan riwayat sakit lainnya pada keluarga

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi kulit berupa bentol kemerahan yang
memutih di bagian tengah bila ditekan. Lesi disertai rasa gatal. Yang perlu
diperhatikan adalah distribusi lesi, pada daerah yang kontak dengan
pencetus, pada badan saja, dan jauh dari ekstremitas atau seluruh tubuh.
Hal lain yang perlu diperhatikan lagi adalah bentuk lesi yang mirip satu
sama lain, bintik kecil-kecil di atas daerah kemerahan yang luas pada

urtikaria kolinergik.
Yang perlu diwaspadai: adanya angioedema, adanya distres napas, adanya
kolik abdomen, suhu tubuh meningkat bila lesi luas, dan tanda infeksi

lokal yang mencetuskan urtikaria.


Pada urtikaria kronik: hal terpenting adalah mencari bukti dan pola yang
menunjukkan penyait lain yang mendasari, lesi yang menghilang apabila
dilakukan eliminasi diet tertentu, seperti pada penyakit seliak, yaitu,
urtikaria menghilang setelah diberi diet bebas gluten.

Pemeriksaan Penunjang
I. Reaksi Hipersensitivitas Tipe I
Untuk reaksi hipersensitivitas alergi dan non alergi dapat dilakukan:
-

Hitung eosinofil darah perifer/nasal


Pemeriksaan konsentrasi tryptase serum, jika konsentrasinya
>10 mg/ml menunjukkan adanya aktivasi dari sel mast.

Untuk alergi yang diperantarai IgE dilakukan pemeriksaan:


-

IgE total serum

Untuk alergen protein (inhalan/makanan) perlu dilakukan:


-

Uji tusuk kulit


Radio-Allergo-Sorbent Test (RAST): IgE spesifik serum

Untuk alergen obat perlu dilakukan:


-

Uji tusuk kulit

Satu tetes larutan obat 1:100 dalam larutan garam fisiologis


-

tanpa pengawet, harus disertai kontrol positif dan negatif


Uji intradermal
0,02 ml larutan obat 1:1000 dalam larutan garam fisiologis,
harus disertai kontrol positif dan negatif.

II. Urtikaria Fisik


-

Gores kulit normal pada daerah volar lengan bawah dengan alat tumpul (stik

yang keras atau tounge blade/penekan lidah atau dengan kuku).


Suatu reaksi wheal dan kemerahanberbentuk garis akan timbul dalam 2-3
menit setelah digores. Intensitas puncak terjadi 6-7 menit dan hilang spontan
dalam 20 menit. Tipe lambat terjadi dalam 6-9 jam pada sisi yang sama dan
menetap selama 24-48 jam.

III. Urtikaria Yang Tergantung Pada Temperatur


o Urtikaria dingin
- Tempelkan benda dingin pada kulit
- Pegang kubus es atau lebih baik benda dingin yang kering (baskom
tembaga yang diisi es, direndam dalam air dingin atau tabung kering
berisi dry ice.
o Urtikaria panas
Tempelkan botol yang telah diisi dengan air panas pada kulit. Urtikaria
akan muncul dalam waktu beberapa menit
o Urtikaria solar
Sejumlah anak memiliki protoporfiria eritropoietik:
- Kulit diberi paparan pancaran sinar dengan berbagai panjang gelombang
di laboratorium
- Eritem yang pruritik akan muncul pada kulit yang terpajan pancaran
sinar, biasanya hilang dalam 24 jam

o Urtikaria tekanan
- Beri tekanan dengan beban, atau

- Gantung suatu beban 7-14 kg di sekeliling lengan bawah atau bahu


selama 10 menit
o Angioedema vibrator
Tempelkan vibrator/mixer pada lengan bawah selama 4 menit
o Urtikaria akuagenik
Tempelkan kompres air/tap water dicoba pada berbagai temperatur pada
kulit yang akan diuji. Papul multipel yang gatal seperti urtikaria
kolinergik akan timbul dalam beberapa menit hingga 30 menit.
o Urtikaria kolinergik
Mandi air hangat atau beraktivitas hingga berkeringat. Wheal yang gatal
dengan diameter 1-3 mm dikelilingi daerah eritema yang luas timbul
dalam 2-20 menit. Episode ini akan menetap dalam 15-30 menit

Gambar 4. Uji Tusuk Kulit (Skin Prick Test)

Gambar 5. Uji Tempel (Patch Test)


Penatalaksanaan
Urtikaria akut pada umumnya lebih mudah diatasi dan kadang-kadang
sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan. Prinsip pengobatan
urtikaria akut adalah sebagai berikut.
A. Penanganan Umum
1. Eliminasi/Penghindaran faktor penyebab
2. Antihistamin
Medikamentosa utama adalah antihistamin karena mediator utama pada
urtikaria adalah histamin. Preparat yang bisa digunakan:

Antihistamin H1 generasi I (sedatif), misal Chlorfeniramin


Maleat (CTM) dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis, atau antihistamin H1 generasi II (nonsedatif),
contoh setirizin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/kali (usia < 2
tahun: 2 kali/hari; usia > 2 tahun: 1 kali/hari). Pada urtikaria

akut lokalisata cukup diberikan antihistamin H1.


Penambahan antihistamin H2, misal simetidin

mg/kgBB/kali, 3 kali/hari dapat membantu efektifitas


antihistamin H1
Pada umumnya efek antihistamin telah terlihat dalam waktu 15-30
menit setelah pemakaian oral, dan mencapai puncaknya pada 1-2 jam,

sedangkan lama kerjanya bervariasi dari 3-6 jam. Antihistamin dapat


diberikan selama 7-10 hari
3. Adrenergik
Pada urtikaria akut generalisata dan disertai gejala distress pernapasan,
asma atau edema laring, mula-mula diberi adrenalin (1:1000) dengan
dosis 0,01 ml/kgBB/kali subkutan (makasimal 0,3 ml) dilanjutkan
dengan pemberian antihistamin.
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan bila tidak memberi respon yang baik dengan
obat lain dengan mewaspadai efek samping yang dapat terjadi.
Kortikosteroid jangka pendek digunakan pada urtikaria akut yang berat
dengan atau tanpa angioedema atau bila urtikaria diduga berlangsung
akibat reaksi alergi fase lambat. Obat yang digunakan adalah prednison
dengan dosis 1 mg/kgBB/hari selama 5 hari, tapering off biasanya tidak
dibutuhkan pada urtikaria akut.
5. Antileukotrien (Leukotriene pathway modifiers)
Antileukotrien dapat digunakan bersamaan dengan antihistamin H 1
untuk menangani urtikaria yang tidak terkontrol, tetapi penggunaannya
sebagai terapi tunggal masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Antileukotrien pernah tercatat memiliki manfaat pada kasus alergi
aspirin, namun efek sesungguhnya masih belum dapat dipastikan. Salah
satu antileukotrien yang sering dipakai adalah montelukast dengan dosis
yang dianjurkan untuk anak-anak adalah 4-5 mg/hari. Tablet 4 mg
digunakan pada anak 2-6 tahun dan 5 mg digunakan pada anak 6-15
tahun. Di Indonesia, antileukotrien itu sendiri masih jarang digunakan
dan preparatnya pun masih sangat terbatas. Preparat antileukotrien yang
telah beredar di Indonesia adalah zafirlukast, sedangkan montelukast
belum tersedia. Zafirlukast dapat digunakan untuk mengobati asma
akibat alergi.

Tabel 1. Antihistamin untuk Urtikaria dan Angioedema


Golongan Obat
Dosis
Antihistamin H1 (generasi ke-1, sedatif)
Hydroxizine
0,5-2 mg/kg/kali

Frekuensi
Setiap 6-8 jam

Diphenhydramin

(dewasa 25-100 mg)


1-2 mg/kg/kali

Setiap 6-8 jam

Chlorpheniramin

(dewasa 50-100 mg)


0,25 mg/kg/hari

Setiap 8 jam

Maleat
(dibagi 3 dosis)
Antihistamin H1 (generasi ke-2, nonsedatif)
Setirizin
0,25 mg/kg/kali
Fexofenadin

6-11 tahun: 30 mg

6-24 bulan: 2 kali/hari


>24 bulan: 1 kali/hari
2 kali/hari

> 12 tahun: 60 mg
Loratadin
Desloratadin

Dewasa : 120 mg
2-5 tahun: 5 mg

1 kali/hari
1 kali/hari

> 6 tahun: 10 mg
6-11 bulan: 1 mg

1 kali/hari

1-5 tahun: 1,25 mg


6-11 tahun: 2,5 mg
>12 tahun: 5 mg
Antihistamin H2
Cimetidine
Ranitidine

Bayi: 10-20 mg/kg/hari

Tiap 6-12 jam (terbagi 2-4 dosis

Anak: 20-40 mg/kg/hari


1 bln-16 tahun: 5-10 mg/kg/hari

Tiap 12 jam (terbagi dalam 2 dosis)

B. Penanganan Khusus
Dilakukan sesuai dengan diagnosis jenis urtikaria
C. Penanganan Topikal
Untuk mengatasi pruritus, dapat diberikan lotion calamin atau bedak salisilat.
Urtikaria kronim biasanya lebih sukar diatasi. Idealnya adalah etap identifikasi
dan menghilangkan faktor penyebab, namun hal ini juga sulit dilakukan. Untuk
ini, selain antihistamin H1, juga dapat menambahkan obat antihistamin H2.
Kombinasi lain yang dapat diberikan adalah antihistamin H1 dan H2 pada malam
hari atau antihistamin H1 dengan antidepresan trisiklik. Pada kasus berat dapat
diberikan antihistamin H1 dengan kortikosteroid jangka pendek.
8

Suportif

Lingkungan yang bersih dan nyaman (suhu ruangan tidak terlalu panas
atau pengap, dan ruangan tidak penuh sesak). Pakaian, handuk, sprei,

dibilas bersih dari sisa deterjen dan diganti lebih sering.


Pasien dan keluarga diedukasi untuk kecukupan

hidrasi,

dan

menghindarkan garukan untuk mencegah infeksi sekunder


Indikasi Rawat
Urtikaria yang meluas dengan cepat (hitungan menit-jam) disertai dengan
angioedema hebat, distres pernapasan, dan nyeri perut hebat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rhinitis
    Rhinitis
    Dokumen10 halaman
    Rhinitis
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Radiologi
    Radiologi
    Dokumen11 halaman
    Radiologi
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Belum Edit
    Vertigo Belum Edit
    Dokumen12 halaman
    Vertigo Belum Edit
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Referat Insect Bite
    Referat Insect Bite
    Dokumen26 halaman
    Referat Insect Bite
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Varicela Belum Edit
    Varicela Belum Edit
    Dokumen4 halaman
    Varicela Belum Edit
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Bab II Ikm
    Bab II Ikm
    Dokumen11 halaman
    Bab II Ikm
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • PORTOFOLIO IGD Sirosis Hepatis
    PORTOFOLIO IGD Sirosis Hepatis
    Dokumen35 halaman
    PORTOFOLIO IGD Sirosis Hepatis
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Gross Distortions of Reality Yang Terjadi Kurang Dari Satu Bulan
    Gross Distortions of Reality Yang Terjadi Kurang Dari Satu Bulan
    Dokumen23 halaman
    Gross Distortions of Reality Yang Terjadi Kurang Dari Satu Bulan
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • SDGs Adalah
    SDGs Adalah
    Dokumen13 halaman
    SDGs Adalah
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Pielonefritis Refrat
    Pielonefritis Refrat
    Dokumen21 halaman
    Pielonefritis Refrat
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Luka Ba
    Luka Ba
    Dokumen7 halaman
    Luka Ba
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Referat Insect Bite
    Referat Insect Bite
    Dokumen26 halaman
    Referat Insect Bite
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Sitasi 2
    Sitasi 2
    Dokumen12 halaman
    Sitasi 2
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Limfadenitis
    Limfadenitis
    Dokumen8 halaman
    Limfadenitis
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Limp Oma
    Limp Oma
    Dokumen2 halaman
    Limp Oma
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Referat Miopia
    Referat Miopia
    Dokumen11 halaman
    Referat Miopia
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Epista Ks Is
    Epista Ks Is
    Dokumen9 halaman
    Epista Ks Is
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Isk Pielonefritis Tanpakomplikasi
    Isk Pielonefritis Tanpakomplikasi
    Dokumen2 halaman
    Isk Pielonefritis Tanpakomplikasi
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Hipermetropi
    Hipermetropi
    Dokumen3 halaman
    Hipermetropi
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Miopia
    Miopia
    Dokumen6 halaman
    Miopia
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Disentri Basiler
    Disentri Basiler
    Dokumen4 halaman
    Disentri Basiler
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Urt Ikaria
    Urt Ikaria
    Dokumen10 halaman
    Urt Ikaria
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Rhinitis Akut
    Rhinitis Akut
    Dokumen2 halaman
    Rhinitis Akut
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Miopia
    Miopia
    Dokumen6 halaman
    Miopia
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Limp Oma
    Limp Oma
    Dokumen2 halaman
    Limp Oma
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Abses Folikel Rambut
    Abses Folikel Rambut
    Dokumen3 halaman
    Abses Folikel Rambut
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Epista Ks Is
    Epista Ks Is
    Dokumen9 halaman
    Epista Ks Is
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Limp Oma
    Limp Oma
    Dokumen2 halaman
    Limp Oma
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat
  • Miopia
    Miopia
    Dokumen6 halaman
    Miopia
    Shopy Imanuella Valentina M
    Belum ada peringkat