PENGANTAR
Beberapa akhir belakangan belakangan, masyarakat Indonesia terfokuskan
pada kasus Basuki Tjahaja Purnama/ Ahok (Gubernur Non-Aktif DKI Jakarta) yang
diduga
melakukan
penistaan
agama
hingga
menimbulkan
gerakan
massa
(demonstrasi akbar) yang sangat besar melalui "aksi damai" hingga beberapa jilid,
dan terjadi serentak di beberapa wilayah Indonesia sekaligus. Di waktu yang panas
demikian, isu gerakan rush money mendadak dilempar kepada publik sebagai
ancaman kepada Negara c. Pemerintah jika Ahok tidak kunjung dituntaskan. Isu
tersebut menyebabkan banyak orang menjadi bingung dan ada juga yang panik
dengan hal yang masih asing di telinga mereka, terlebih karakter masyarakat
Indonesia opininya sangat mudah disetting oleh pihak luar.
ANALISIS
1. Pengertian Gerakan Rush money
Gerakan Rush money adalah gerakan untuk menarik uang secara besarbesaran yang dilakukan bersama-sama oleh pemilik tabungan di bank untuk
kemudian uang hasil penarikan tersebut disimpan sendiri, bahkan ada sebagian yang
menguras ludes tabungannya tidak bersisa. Di dunia perbankan internasional sendiri,
hanya ada istilah cash rush dan tidak ada istilah rush money.1 Penggunaan istilah
rush money hanya dilakukan di Indonesia dan langsung jadi perbincangan banyak
orang di sosial media dan membuat pemerintah menjadi geram.
2. Alasan Dilemparkannya Isu Rush money
Adi Nugroho, 2016, Mengulik Isu Rush money dan Dampak Buruknya Bagi Indonesia
Jika Sampai Dilakukan (online: http://www.boombastis.com/rush-money/82950, diakses pada 4
Desember 2016)
Adanya ppelemparan isu gerakan rush money patut disikapi bersama sebagai
suatu gerakan yang dirancang secara terstruktur, sistematis dan masif dengan tujuan
untuk mengkolapskan keuangan negara dan dunia perbankan di Indonesia. Apabila
gerakan rush money ini terjadi sampai parah maka akan menyebabkan krisis moneter
di mana masyarakat sendiri yang akan dirugikan. Tujuan pelempar isu gerakan rush
money itu tidak lain hanya untuk dapat terus menggelar demo berlanjut 2 sebagai
wujud penekanan terhadap pemerintah, dimana output dari demo tersebut agar sesuai
dengan pesanan piihak-pihak yang berkepentingan dan alasan yang lebih jauh yaitu
untuk menggulingkan pemerintahan yang saat ini sedang berjalan. Seluruh massa
yang ikut menggelar aksi demonstrasi dihimbau untuk melakukan gerakan ini dan
pihak yang melempar isu tersebut memberikan pemahaman sempit yang sesat kepada
massa dimana gerakan rush money tidak akan merugikan banyak orang terlebih akan
menggoyahkan negara.
Adanya muatan politik dalam pelemparan isu ini sangat terlihatoleh pihak
yang menuntut kepada pemerintah agar suara mereka didengar dan dilaksanakan,
mereka berupaya untuk terus mendikte pemerintah dan aparat penegak hukum dalam
penanganan kasus Ahok, padahal pihak kepolisian sudah melakukan gelar perkara
terhadap kasus penistaan agama dan menetapkan Ahok sebagai tersangka. Dalam
menyikapi adanya demonstrasi massa besar-besaran tersebut, Jokowi selaku Presiden
Indonesia saat ini melakukan pendekatan persuasif dengan mengundang sejumlah
tokoh nasional-politik dan tokoh agama di Istana (PBNU, MUI dan Muhammadiyah
terkecuali FPI) serta turut mengundang Prabowo agar meredam berrbagai upaya
geraka aksi yang mampu menjegal pemerintahan sekarang ini.
Ketika isu gerakan rush money menjadi sorotan publik, harapan pelempar isu
tersebut membuat negara bergejolak dan terjadi kepanikan dikalangan masyarakat.
Pemerintah mulai serius mengusut kasus ini dan pihak kepolisian dengan sungguhsungguh mencari penyebar isu dan berbagai tokoh negara berpendapat bahwa kalau
gerakan ini benar-benar dilakukan, Indonesia bisa saja kembali kolaps setelah krisis
2
Dmonstrasi pertama atas Kasus Ahok secara besar-besaran dilakukan pada tanggal 4
November 2016 (Dmonstrasi 411), kemudian dierencanakan akan berlanjut pada tanggal 25 November
2016, namun Demonstrasi Lanjutan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2016 (Demonstrasi 212).
moneter yang terjadi pada tahun 1998 silam. Terlebih jika dimaknai secara
mendalam, dengan menyebarkan isu gerakan rush money dengan tujuan-tujuan yang
mengandung muatan politik sama saja dengan melakukan pengkhianatan kepada
negara. Dan dengan memprovokatori agar publik melakukan perbuatan yang buruk
baik melalui media sosial maupun secara langsung merupakan perbuatan yang
melanggar hukum dan wajib ditindak secara tegas oleh aparat penegak hukum, karena
telah melakukan suatu ancaman terhadap kepentingan bersama.
3. Dampak Negatif jika Terjadi Rush money di Indonesia
Gerakan rush money atau cash money biasanya dilakukan saat stabilitas
perekonomian suatu negara sangat buruk atau kinerja lembaga perbankan sangat
buruk. Karena hal tersebut, maka masyarakat akan terdorong untuk menarik uangnya
dengan cepat karena khawatir akan hilang dan tidak kembali lagi. Menurut kilasan
sejarah, gerakan rush money pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997-19983 di
mana banyak orang mengambil dananya karena khawatir dengan situasi negara yang
sedang kolaps.
Jika ada pihak yang memprovokatori agar dilakukannya gerakan rush money
di situasi perekonomian Indonesia saat ini yang notabene-nya sedang baik,4 maka
3
Sebelumnya, Indonesia sudah pernah masuk kedalam krisis moneter sejak awal Juli 1997
hingga 1998 yang membuat nilai rupiah terdepresiasi secara tajam sehingga masyarakat menarik
dananya dari perbankan. Pada saat itu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp 16.650/USD
dari yang sebelumnya berada dikisaran Rp 7.400-8.000/USD. Pada tahun sebelumnya tepatnya pada
bulan Desember 1997 tercatat nilai tukar rupiah terhadap USD mencapai Rp 5.915/USD, kemudian
memasuki bulan Januari 1998 rupiah terjun bebas ke level Rp.13.000-16.000/USD, ini krisis hebat
yang melanda Indonesia pada masa itu. Sebagai konsekuensinya, Bank Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1997 terpaksa mengambil kebijakan untuk membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing serta membiarkannya untuk berfluktuasi secara bebas dengan istilah free floating, khususnya
terhadap dollar AS, untuk menggantikan system managed floating yang dianut oleh pemerintah sejak
devaluasi pada Oktober 1978.
Kondisi nilai tukar rupiah yang demikian sempat menguat kembali pada kisaran Rp
8.000/USD pada April 1998 hingga Awal Mei 1998. Salah satu langkah yang diambil pada saat itu
adalah dengan menggelontorkan dana yang sangat besar kepada perbankan atau lebih dikenal dengan
sebutan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), namun langkah tersebut dinilai tidak efektif dan
rawan penggelapan dana oleh beberapa oknum.
4
Lihat lebih lengkap pada Frans Wijaya, 2016, Analisa Gerakan Rush money 2511 (online
https://seword.com/umum /analisa- gerakan-rush-money-2511/, diakses pada 4 November 2016). Jika
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sebelumnya, pada tahun 2016 ini cenderung meningkat
pada level 5,18% dengan tingkat inflasi pada kisaran 3,58%, lalu negara saat ini memiliki Cadangan
Devisa yang besar yang diklaim mampu membiayai 8,7 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar
Jika saat ini total populasi di Indonesia ada dikisaran 250 juta penduduk, katakan
hanya 3% populasi atau sekitar 7,5 juta orang melakukan gerakan rush money dan
rata-rata mereka menarik uang dari tabungan mereka sebesar 2,5 juta pada hari
yang sama, maka jika dihitung 7,5 juta penduduk dikali dengan jumlah dana yang
ditarik tunai 2,5 juta rupiah itu hasilnya sekitar 18 trilunan rupiah dalam sehari,
tentu ini akan membuat kekacauan dalam sistem perbankan, dan bank akan
mengalami kekurangan uang cash, yang otomatis akan mengancam likuiditas
lembaga perbankan tersebut.
b) Analisa Dampak Sosial
Likuiditas dari lembaga perbankan merupakan denyut nadi perekonomian
sehingga jika hal itu terganggu maka bisa dibayangkan dampaknya pada
masyarakat, dan akan terjadi tingkat inflasi yang tinggi, sehinga kehiupan
masyarakat pu akan semakin susah di brbagai bidang, dan hal ini akan semakin
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah saat ini.
c) Analisa Dampak Politik
Dengan terwujudnya gerakan rush money yanng secara otomatis akan
menciptakan kekacauan di tataran masyarakat maupun pemerintahan, maka
nantinya
ada
dukungannya
penekanan
terhadap
terhadap
pemerintahan
tokoh-tokoh
yang
sah
politik
saat
untuk
ini,
menarik
kemungkinan
PENUTUP
Jika melihat pertumbuhan Indonesia dengan tren yang semakin membaik,
apakah iya mau mengorbankan perekonomian nasional demi kepentingan segelintiran
kelompok yang mencoba menggunakan isu gerakan rush money untuk menjatuhkan
perekonomian Indonesia, padahal Indonesia sendiri sudah pernah merasakan
susahnya krisis moneter tahun 1998 dan dampak dari resesi global pada tahun 2008
Wijaya,
2016,
Analisa
Gerakan
Rush
money
2511
(online: