Anda di halaman 1dari 24

GULAM DALULA MAY VOLTA FIRDAUS KAFABIH

________________In the name of Allah. Most Gracious, Most Merciful_____________

Alinea ke-4 Pembukaan dan Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945

Demokrasi Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

NEGARA BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESEJAHTERAAN RAKYAT

POTENSI MIGAS DI INDONESIA

SUMBER: SKK MIGAS

PETA PENGELOLAAN KONTRAKTOR ASING

SUMBER: SKK MIGAS

URGENSI KERJASAMA DENGAN INVESTOR ASING

RESIKO

ANGGARAN

TEKNOLOGI

Efektifitas pemanfaatan Minyak dan Gas

NEGARA HARUS MEMPEROLEH KEUNTUNGAN SEBESARBESARNYA ATAS PENGELOLAAN MIGAS GUNA KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana problematika pelaksanaan sistem bagi hasil selama ini?

Bagaimana implementasi konsep kontrak bagi produksi dalam pembagian hasil produksi migas?

TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis problematika yang terjadi dalam pelaksanaan sistem bagi hasil. 2. Untuk maengidentifikasi, menemukan, dan menganalisis solusi implementasi konsep kontrak bagi produksi dalam pembagian hasil produksi migas.

MANFAAT PENULISAN
Manfaat Teoritis Gagasan ini diharapkan dapat membawa manfaat dan memperkaya bagi khasanah keilmuan di indonesia, khususnya dalam kemajuan di bidang hukum untuk menuju pengelolaan migas yang progresif dan menciptakan masyarakat yang tidak hanya kritis tetapi juga solutif. Manfaat Praktis -Bagi Masyarakat -Bagi Pemerintah -Bagi Mahasiswa

METODE PENULISAN
1.Metode Pendekatan Yuridis Normatif atau Penelitian Hukum Doktrinal Statute-Approach Conseptual-Approach 2. Jenis Bahan Hukum Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Tersier 3. Teknik Penulusuran Bahan Hukum Studi Dokumentasi dan Studi Pustaka, serta dari Informasi Internet. 4. Teknik Analisis Bahan Hukum Seluruh bahan hukum yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diinventarisasi, diklasifikasi, dan dianalisis dengan menggunakan penafsiran gramatikal dan teleologis.

RUMUSAN MASALAH
Di Indonesia ketentuan Melaksanakan tugas mengenai sistem bagi dan fungsinya dalam hasil di atur di dalam mengaudit dan UU No 22 tahun 2001 dalam memfilter dana pasal 1 butir 19, dimana kampanye partai sistem bagi hasil atau politik dengan bentuk kontrak kerja sama konsep konsep yang diperuntukkan sebesardimilikinya. besarnya untuk

Bimbingan konseling untuk pemahaman Ketentuan dalam kontrak masyarakat dan juga PSC adalah Lex Specialis partai politik

Indonesia adalah Menginput data negara dan yang pertama laporan/ kali sebagai memfiltrasi penggagas sistem bagi pengaduan secara hasil dalam sektor Industri offline maupun online. Migas

kemakmuran rakyat

SUMBER: SKK MIGAS

SUMBER: SKK MIGAS

SUMBER: SKK MIGAS

Kelebihan

Product Sharing Contract

K e k u ra n g a n

Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya awal untuk mengelolah blok migas yang ada serta tidak perlu mengganti biaya ganti rugi atas kegagalan eksplorasi yang dilakukan oleh kontraktor asing.

Sulitnya Kontrol pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan kontraktor asing. Dengan adannya kontrak bagi hasil juga memungkinkan terjadinnya permainan permainan yang dilakukan oleh kontraktor Asing.

KONKLUSI
Bahwa masih ada kekurangan dalam sistem PSC sehingga perlu diadakan pembenahan ulang

KASUS BLOK NATUNA


PSC Sebelum 1974 (I) 1 COST RECOVERY (CR) Batasan Cost Recovery Interest payment Depresiasi kapital 2 DOMESTIC MARKET OBLIGATION (DMO) Kuantitas DMO 40% Tidak dihitung sebagai CR Tidak dihitung sebagai CR 40%-60% Tidak dihitung sebagai CR Tidak dihitung sebagai CR 100% 100% 100% 100% 100% - 120% Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai CR CR CR CR CR Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai Dihitung sebagai CR CR CR CR CR PSC 19741976/'77 (II) PSC 1976/'771988 (III) Insentif 1989 PSC 1988 - 2000 (IV) Insentif 1992 Insentif 1993 PSC setelah 2000 (V)

Old oil dan New Oil: 25% x 35% x produksi

Old oil dan New Oil: 25% x 35% x produksi

Old oil: 25% x 15% x produksi New Oil: holiday selama 60 bulan Old Oil: 0,2 USD/barrel New Oil: 100% dari harga CR

Old oil: 25% x 15% x produksi New Oil: holiday selama 60 bulan Old Oil: 10% 25% dari harga CR New Oil: 100% dari harga CR

Old oil: 25% x 15% x produksi New Oil: holiday selama 60 bulan Old Oil: 10% 25% dari harga CR New Oil: 100% dari harga CR

Old oil: 25% x 15% x produksi New Oil: holiday selama 60 bulan Old Oil: 10% 25% dari harga CR New Oil: 100% dari harga CR

Old oil: 25% x 15% x produksi New Oil: holiday selama 60 bulan Old Oil: 10% 25% dari harga CR New Oil: 100% dari harga CR

Fee DMO

Old oil dan New Old oil dan New Oil: 0,2 USD/barrel Oil: 0,2 USD/barrel

3 PROSENTASE BAGI HASIL Minyak

65% : 35%

65% : 35%

85% : 15%

Gas

65% : 35%

65% : 35%

65% : 35%

Bervariasi 85%:15%, 80%:20%, 75%:25% 70%:30%

Bervariasi 85%:15%, 80%:20%, 75%:25% Bervariasi 70%:30%, 60%:40%, 55%:45% 48% 17% - 20%

4 PAJAK 5 INVESTMENT CREDIT

56% Tidak ada

56% Tidak Ada

56% 17% - 20%

48% 17% - 20%

Bervariasi 85%:15%, 80%:20%, 65%:35% Bervariasi 70%:30%, 60%:40%, 55%:45%, 0%:100% 48% 17% - 20%

Bervariasi 85%:15%, 80%:20%, 65%:35% Bervariasi 70%:30%, 60%:40%, 55%:45%, 0%:100% 44% 17% - 20%

Sumber: Penelitian LP3ES dari berbagai sumber

KASUS BLOK NATUNA

-Menyederhanakan prosedur persetujuan investasi dari KONTRAKTOR Migas, sehingga menjadi lebih efisien. - Memberikan kepastian kepada Pemerintah dalam menetapkan Lifting Migas dalam RAPBN, tanpa terpengaruh lagi dengan variable Cost Recovery yang semakin bertambah setiap tahunnya - Mengurangi beban berlebih Pemerintah (c/q SKKMigas) dalam mengendalikan kegiatan dari KONTRAKTOR Migas, khususnya dalam persetujuan AFE - Membebankan seluruh Cost Recovery sepenuhnya kepada KONTRAKTOR tanpa penggantian dari Pemerintah. Dan KONTRAKTOR dibebaskan dari persetujuan AFE -KONTRAK BAGI PRODUKSI adalah membagi langsung jumlah Migas yang dikeluarkan dari Sumur (setelah diolah) dengan besaran bagian yang disepakati didalam Kontrak.

Makna dikuasai negara tidak harus diartikan bahwa negara sendiri yang langsung mengusahakan sumber daya alam. Aksentuasi dikuasai negara atau kedaulatan negara atas Sumber Daya Alam terletak pada tindakan negara dalam hal pembuatan kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan terhadap kegiatan usaha di bidang sumber daya alam.

Sudah saatnya muncul solusi alternatif untuk menyelesaikan problematika sistem bagi hasil

PERLU UU/PP UNTUK MENERAP KAN PAJAK MIGAS YANG BARU

KONTRAKT OR PERLU POD dan WP dan B

KONTRAK BAGI PRODUKSI

FTP DITIADAK AN

DMO DITIADAK AN

EKSPLORA SI DAN PRODUKSI MIGAS TANGGUN GAN KONTRAKT OR

KONSEP SISTEM BAGI PRODUKSI


POD dan WPB DI setujui

Gross Revenue
PRODUKSI BAGIAN KONTRAKTO PENGHASILA R N KONTRAKTO R KENA PENGHASILA PAJAK N BERSIH KONTRAKTO R KAS ARUS KONTRAKTO

PRODUKSI BAGIAN PEMERINTAH

ARUS KAS PEMERINTAH

Menyederhanakan prosedur persetujuan investasi dari KONTRAKTOR Migas, sehingga menjadi lebih efisien. Memberikan kepastian kepada Pemerintah dalam menetapkan Lifting Migas dalam RAPBN, tanpa terpengaruh lagi dengan variable Cost Recovery yang semakin bertambah setiap tahunnya. Mengurangi beban berlebih Pemerintah (c/q SKKMigas) dalam mengendalikan kegiatan dari KONTRAKTOR Migas, khususnya dalam persetujuan AFE. Membebankan seluruh Cost Recovery sepenuhnya kepada KONTRAKTOR tanpa penggantian dari Pemerintah. Dan KONTRAKTOR dibebaskan dari persetujuan AFE.

Makna dikuasai negara tidak harus diartikan bahwa negara sendiri yang langsung mengusahakan sumber daya alam. Aksentuasi dikuasai negara atau kedaulatan negara atas Sumber Daya Alam terletak pada tindakan negara dalam hal pembuatankebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan terhadap kegiatan usaha di bidang sumber daya alam.

Anda mungkin juga menyukai