Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gita Annisa Putri

NIM : 186601206

LAPORAN HASIL
DISKUSI KELOMPOK 5
Kelas KAP L2.01 STIE 66 KENDARI

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan


Dosen : Dr. H. La Utu, SE, MM
Hari/Tanggal : Minggu, 17 Mei 2020
Waktu : 15.30 s/d 17.00 WITA
Tempat : Online Class (Whatsapp Group)
Judul Pembahasan : “Biaya Modal”
Nama Kelompok 2 :
- Andi Angga Saputra Batara (186601360)
- Cinthya Cindy Baso (186601073)
- Nilan Anggriyani (186601065)
- Arisya Vandania (186601021)
- Rani Eka Putri (186601115)
Moderator :
Daftar Hadir : Seluruh Mahasiswa/i kelas L2.01
Acara : Diskusi Materi Kelompok 5
Tanya Jawab :

1. Oki Syahnakir : Faktor apa yang bisa memengaruhi biaya modal?


Jawaban :
Faktor-Faktor penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
a. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko
atau tingkat hasil tanpa risiko.
b. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajeme n
menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus
secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta
tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat
pula.
d. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan
meningkatkan biaya modal perusahaan.

2. Dwi Novita : Jelaskan faktor-faktor yg menentukan besarnya biaya modal rata-rata


tertimbang (weighted cost of capital)?
Jawaban :
Dua faktor paling penting yang berada diluar kendali langsung perusahaan adalah tingkat
bunga dan tarif pajak adalah sebagai berikut:

Tingkat Bunga
“Jika tingkat bunga dalam perekonomian meningkat, maka biaya utang akan naik karena
perusahaan harus membayar pemegang obligasi lebih tinggi ketika melakukan pinjaman.
Dalam pembahasan tentang CAPM bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi akan
meningkatkan biaya ekuitas biasa dan preferen. Selama beberapa tahun terakhir ini inflasi,
dan akibatnya tingkat bunga mengalami tren yang menurun. Hal ini telah mengurangi biaya
modal bagi seluruh perusahaan, dan mendorong investasi pada perusahaan”.
Tarif Pajak
“Tarif pajak digunakan dalam perhitungan komponen biaya utang dan memiliki pengaruh
penting pada biaya modal. Secara tidak langsung, pajak juga mempengaruhi biaya modal.
Misalnya, penurunan tarif pajak atas dividen terhadap tarif pajak atas penghasilan bunga
membuat saham relative lebih menarik, dan hal ini menurunkan biaya ekuitas relative dan
WACC”.

3. Kartinin Suryaningsih J : mohon penjelasan dari kelompok 5 terkait dengan biaya modal
saham preferen yang mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa!
Jawaban :
Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa.
• mempunyai sifat hutang, krng saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk
memberikan pembayaran deviden scr periodik
• memiliki sifat sprti saham biasa krn saham preferen mirip bukti kepemilikan perusahaan
yang mengeluarkan saham preferen tsb.
Demikian Pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, Maka perusahaan pemegang saham
preferen mempunyai Hak sblm pemegang saham biasa.
Pembayaran deviden saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga
Biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan

Kesimpulan :
A. Dasar pembagian deviden ada 3:
1. Dividen dapat diketemukan di berbagai perundang-undangan seperti pertama UUPT.
UUPT terdapat beberapa ketentuan yang menjadi catatan untuk diperhatikan. Hal ini
karena semua perusahaan, baik tertutup maupun terbuka, memiliki dasar hukum yang
sama yaitu wajib mengikuti seluruh peraturan yang berlaku di dalam UUPT.
Konsekuensinya, perusahaan menjadi wajib mengikuti semua ketentuan yang ada dalam
UUPT, seperti: Pasal 52 ayat 4 (hak pemegang saham yang tidak dapat dibagi), Pasal 53
ayat 4 huruf d dan e (pemegang saham berhak menerima pembagian dividen secara
kumulatif atau non kumulatif dan ketentuan hak pemegang saham terlebih dahulu dari
pemegang saham lain atas pembagian kekayaan perseroan dan likuidasi), Pasal 70
(penggunaan laba perusahaan) dan Pasal 71 (penggunaan laba bersih untuk digunakan dana
cadangan harus diputuskan dalam RUPS).
2. Deviden juga diatur oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
melalui Pasal 60 ayat 2 (kewajiban Emiten, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek menyerahkan dividen dalam penetipan kolektif
kepada pemegang rekening). Ketentuan ini bertujuan untuk menjamin hak-hak pemegang
saham untuk segera diterima dividennya kepada pemegang rekenining yang bersangkutan.
3. Lebih khusus lagi tentang saham bonus telah diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.
D.5,Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-35/PM/2003 tanggal 30 September 2003
tentang Saham Bonus. Kemudian selanjutnya diatur lebih detail dalam ketentuannya
Peraturan PT BEJ (sekarang Bursa Efek Indonesia) No. II-A-1, Lampiran Keputusan
Direksi BEJ Kep.002/BEJ/01-2003 tanggal 17 januari 2003 tentang Ketentuan Umum
Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta, serta terakhir diatur oleh Peraturan PT BEJ No.
Kep-004/BEJ/01-2003 tanggal 17 Januari 2003 tentang Perdagangan Efek Tanpa Warkat di
Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
B. Dasar RUPS dalam menentukan dividen sbnarnya berawal dari berubahnya status sebuah
perusahaan menjadi perusahaan publik dengan jalan menjual sebagian sahamnya.
Konsekuensi dari hal itu adalah bahwa perusahaan tersebut harus melaporkan kinerjanya
kepada masyarakat melalui media laporan keuangan setiap tiga bulan sekali di dalam satu
tahunnya, sehingga totalnya menjadi empat kali membuat laporan keuangan. Namun
demikian, dividen tidak harus dibagikan setiap bulan. Sebuah laporan keuangan akan terdapat
laporan tentang berapakah keuntungan perusahaan di dalam satu tahun berjalan perusahaan
yang bersangkutan. Untuk itu, maka dalam RUPS akan diputuskan berapakah dividen yang
akan dapat diterima oleh para pemegang saham atau dapat juga perusahaan tidak memberikan
dividen untuk tahun waktu berjalan tersebut. Mengapa harus dengan keputusan RUPS ?
Sesuai dengan Pasal 75 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT), maka jelas bahwa RUPS adalah organ yang memang berwenang untuk menentukan
apakah pembagian dividen itu dapat dilakukannya ataukah tidak kepada investor. Hal ini,
karena dalam pembahasan dividen terbuka kemungkinannya selain untuk dibagikan sebagai
dividen, laba perusahaan juga dapat dialokasikan kepada digunakan sebagai laba ditahan.
Artinya, proposionalitasnya pembagian laba perusahaan menjadi ditahan dan dividen menjadi
sangat tergantung kepada RUPS dan kondisi keuangan perusahaan pada saat itu. Oleh sebab
itu, dapat saja terjadi bahwa RUPS memutuskan tidak akan membagikan dividen. Melalui
RUPS juga akan memutuskan bagaimankah dengan penggunaan laba bersih, termasuk
ketentuan tentang jumlah penyisihan terhadap dana cadangannya (Pasal 70 ayat 1 UUPT).
C. dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas (“UUPT”) dikenal
dengan laporan tahunan. Pasal 66 UUPT mengatur sebagai berikut:
1. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perseroan berakhir.
2. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya:
a. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba
rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut;
b. Laporan mengenai kegiatan Perseroan, termasuk laporan tentang hasil atau kinerja
Perseroan;[1]
c. Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
d. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan, termasuk sengketa atau perkara yang melibatkan Perseroan;[2]
e. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;
f. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
g. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan
bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan.
4. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada
Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai