Bab Xii-Spesifikasi Teknis Pemb RPH PDF
Bab Xii-Spesifikasi Teknis Pemb RPH PDF
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar.
Pekerjaan Pengukuran
Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain.
Penentuan duga.
b. Persyaratan
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama
sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Material
Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu
memerlukan pemeriksaan.
d. Pelaksanaan
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam
gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan
keputusannya segera.
Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau Pengawas.
Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan / sepengetahuan Pengawas / direksi dianggap tidak
sah dan diulang kembali.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat / teliti dengan mempergunakan alat ukur,
agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta.
Patok profil / bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang / berubah dari tempatnya serta di
cat / diberi tanda yang jelas.
2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)
Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas IV ukuran 3/20 yang kering dan kuat
dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu bagian
atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat.
3. Cara Pemasangan
Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus dibantu
dengan alat ukur.
Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara jangan
sampai berubah letak maupun tingginya.
Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu dinding.
PEKERJAAN TANAH
1.
Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatankegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing, stripping, grubbing,
Spesifikasi Teknis
Persyaratan
a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji pada
laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi :
- Pengawasan pekerjaan pengurugan.
- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
- Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas.
- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
e. Biaya Pengujian
f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak
memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan
memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor
sendiri.
g. Prosedur Pengujian
h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari density
maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test
laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis.
i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.
3.
Material
Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut :
a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar,
tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar dari 3
cm.
4.
Pelaksanaan
a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing :
Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu.
Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-pohon
yang memang dipertahankan.
Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja.
b. Pengupasan tanah bagian atas :
Semua area bangunan, sesudah stripping dan grubbing diselesaikan, buang lapisan tanah
setebal 20 cm. Tanah lapisan atas ini dapat dipakai untuk bahan urugan halaman.
c. Pemadatan area bangunan (dengan tanah) sampai 1 meter diluar tembok dan kolom harus
dipakai paling sedikit mencapai 90% dari pemadatan maksimum dan dilakukan lapis demi
lapis dengan tebal maksimum 30 cm.
d. Pemadatan yang bukan area bangunan
Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan maksimum.
Spesifikasi Teknis
6.
Stripping
Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan dan
disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan hasil pengukuran.
Permukaan tanah / dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus
distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal 15 cm atau seperti ditetapkan
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Spesifikasi Teknis
Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian
ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian (bouwplank)
harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan elevasi-elevasi yang
perlu serta titik as galian.
7.
Pasangan Turap
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong
untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga
akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk pembuatan
gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8.
9.
B. Persyaratan
a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
Spesifikasi Teknis
C. Material
Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.
D. Pelaksanaan
Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian
Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini dimulai.
Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan persyaratan
pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut :
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui semua
permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih.
Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing
sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar.
Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan
pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan tanggungan
Kontraktor.
Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali
dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis
pondasinya.
PEKERJAAN STRUKTUR
Yang dimaksud dengan Pekerjaan Struktur adalah :
Seluruh pekerjaan konstruksi kerangka bangunan maupun atap yang terbuat dari beton bertulang dan
baja, yang pelaksanaannya sesuai dengan gambar rancang maupun penjelasan-penjelasan lainnya.
1.
PEKERJAAN PONDASI
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.
Sifat Pekerjaan
Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai sifat
penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah
memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.
1.2. PENGGALIAN TANAH
Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubanglubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan
kembali dasar yang waterpass.
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada
dasar galian.
Spesifikasi Teknis
Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin bangunan tersebut
tidak akan mengalami kerusakan.
Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan.
Material bekas bongkaran (puing) pondasi harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai tanah urug peninggian peil.
2. Bahan-bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas urugan, di
bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi harus terdiri dari
urugan pasir setebal 10 cm padat.
Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan
yang terbaik.
3. Konstruksi
Urugan tersebut harus dipadatkan lapis demi lapis. Ketebalan setiap lapis tidak
lebih dari 20 cm (padat). Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan
standart proctor pada kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%.
Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan
roller untuk lokasi yang berada di luar gedung.
Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan density
test (sand cone). Pengetesan sand cone dilakukan setiap lapisan tanah 20 cm padat,
setiap luas maksimum 400 m2. Kontraktor harus mengadakan penelitian minimal satu
kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang
umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76.
Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali
keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tanpa
adanya biaya tambahan.
Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih
dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala material
yang dikemudian hari dapat melapuk.
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari Konsultan
Pengawas. Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24
12 mm.
2.
D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-225.
PEKERJAAN BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan
atau sebagaimana diperlukan.
2.2. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.
- ACI 1983 (Association Concrete International)
- SII (Standar Industri Indonesia)
- SKBI-2.3.53.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989
2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian
pekerjaan tersebut.
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk
mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu
beton K 225 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang
Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah bangunan yang tentunya sebelumnya
menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan
disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Khusus
untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah harus dibuatkan lantai
kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan
Spesifikasi Teknis
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang
berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasehatnasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.
2.4. JENIS KETEGUHAN BETON
Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam BQ.
Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas, kecuali
disebut lain.
2.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan,
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
1. Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas
semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak
ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm
dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.
2. Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknis
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.
2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah
mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasil
tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.
Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk
besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai
U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat
/ terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180 tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur
jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk
itu yang tercantum dalam PBI 1971.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium apabila
tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan
(stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.
Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang
sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
5. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
Spesifikasi Teknis
10
Spesifikasi Teknis
11
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap
meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan harus
dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali
dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya.
Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 hari
dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada
28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya
ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas.
2.8. PERAWATAN BETON
Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau
dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut setelah pengecoran dan harus
dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
2.9. PENGECORAN BETON
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian
Spesifikasi Teknis
12
Spesifikasi Teknis
13
direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa
menyebabkan kerusakan pada beton.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentangbentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus.
Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.
Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh
mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak
boleh digunakan sebagai tiang bekisting.
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila untuk
menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.
Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3
x 24 jam.
14
15
Toleransi diameter
Di bawah 10 mm
+/- 7%
+/- 0,4 mm
+/- 5%
+/- 0,4 mm
16 mm sampai 28 mm tidak
termasuk 28 mm)
+/- 4%
+/- 0,5 mm
16
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di
sini adalah sekitar 0,52 -0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji
dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa
percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton. Pengambilan benda uji
harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.
2.20. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON
a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.
c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.
Spesifikasi Teknis
17
2.23. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan
secara baik dan teratur.
2.24. CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,
split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1.
Spesifikasi Teknis
18
5. Besi Beton
Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi
beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai
- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)
No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Pemberi Tugas/Konsultan
- Standard Normalisasi Jerman (DIN)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- American Concrete Institute (ACI)
Spesifikasi Teknis
19
20
1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Pemberi Tugas / Konsultan. Jumlah dan
frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan membuat Trial Mix terlebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan beton.
Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Pemberi Tugas / Konsultan
secepatnya.
8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran
Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971)
2.
Spesifikasi Teknis
21
2.3. MATERIAL
Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
1. Bata
Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh
karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.
2. Semen/Portland Cement ( P.C )
Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I.
Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai
sekitarnya.
Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka
semen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukan gejala membantu akan ditolak.
Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan
lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk mencuci
pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.
Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.
2.4. PELAKSANAAN
Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran satu
hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk menghindari
retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya. Pada
semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.
Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali di
tiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai. Semua
pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.
Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah. Tebalnya
Spesifikasi Teknis
22
siar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-benar padat
adukannya.
Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup
pasangan termaksud.
Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm sehingga
adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna, maka
ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor.
Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.
Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurangkurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser )
Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :
Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang
dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
3.
Spesifikasi Teknis
23
Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2
pasir.
Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1
bagian PC : 1 bagian Daily Bond
Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasir
Plesteran halus Acian dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive
plemix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu
percampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang
bekas pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya)
Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi
kedap air.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / Konsultan
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5
cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air cepat.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
Spesifikasi Teknis
24
Spesifikasi Teknis
25
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus, siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan garis lurus.
4.
Spesifikasi Teknis
26
27
Hasil akhir yang diinginkan, harus terpasang dengan rata, kuat, menarik, baik, dan
sempurna.
2.
3.
Pelaksanaan.
Pemasangan kusen harus tegak lurus ( diloot ) dan sifat datar ( water pass ). Perlengkapan dan
alat penyambung pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan induknya
Sebelum dipakai semua bahan terlebih dahulu diperiksa dan diterima baik oleh
direksi/pengawas, apabila ada pemakaian las harus diratakan terlebih dahulu
- Untuk kusen aluminium :
Pengikat yang lain seperti klip, keling yang tampak, warnanya harus sama dengan bahan yang
diikatnya. Paku keling harus dari aluminium untuk bahan dari aluminium,
Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor
Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa agar
tidak menampung air.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok untuk aluminium, harus dari baja tidak
berkarat (stainless stel), untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek
- Untuk kusen kayu :
Pengikat menggunakan paku besi ukuran dari 2-5.
Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa agar
tidak menampung air.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok, dibuat dari besi behel dan atau paku
ukuran 5, untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek.
Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan, laporkan kelainan-kelainan yang
terjadi kepada Pemberi Tugas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuannya sebelum
pemasangan
2.
Pemasangan
a. Daun Jendela
Daun jendela harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai
berikut :
Tunggal Ganda
Spesifikasi Teknis
28
Sisi engsel
1,5 2 mm 1,5 2 mm
Sisi kunci
1,5 2 mm 2,5
mm
Ambang Atas
1,5
mm 1,5
mm
Ambang bawah 2
mm 2
mm
Aksesoris : Handel Ex Lokal
Engsel Ex Lokal
Kait Angin Ex Lokal
Grendel Ex Lokal
b. Daun Pintu
Daun pintu menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Daun pintu panel kayu
Aksesoris : Handel
Engsel Ex Lokal
Kunci Door closser
PEKERJAAN KACA
12.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin dan pintu jendela kaca yang
dilaksanakan untuk :
Kaca daun jendela dengan ketebalan 5mm
Tempat-tempat lain sesuai gambar
12.2 PERSYARATAN BAHAN
Kaca yang digunakan dari mutu AA serta harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal
63 dan SII 0189 78
Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukan dalam detail gambar.
Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak
atau kerusakan pada lapis peraknya. Dipasang pada saluran detail yang ditunjuk/disebutkan
dalam gambar.
a. Toleransi
Panjang dan Lebar
Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm
b. Kesikuan
Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter panjang.
Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas terdapat pada
kaca) bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan
(garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca) bebas dari gumpilan tepi
(tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar / masuk) bebas dari benang (string) dan
gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik
(spots) awan (cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelalian
kebeningan) bebas goresan (luka garis pada ermukaan kaca) bebas lengkungan (lembaran
kaca yang bengkok)
Spesifikasi Teknis
29
Spesifikasi Teknis
30
Master / Grand Master / Emergency Master Key, untuk construction Key disupply 5 (lima)
buah.
Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan
type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan
sekrup dan nylon plug.
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik & Pemimpin Proyek. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur
tembok pada saat pintu terbuka.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pimpro setelah diperiksa
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek.
13.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan oleh Pemberi Tugas / Konsultan.
Pengakuan / penyerahan harus disertai brosur spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Apabila dianggap perlu, Pemberi Tugas / Konsultan dapat memintakan untuk mengadakan test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan. Seluruh biaya test sepenuhnya menjadi tanggung jawan Konstraktor sepenuhnya.
Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
Untuk pintu toilet, jarak diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama
Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
Posisi Lock dan Latch harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas / Konsultan
untuk mendapatkan persetujuan.
Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya Stainless steel.
Spesifikasi Teknis
31
Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng metal dan bubungan dari bahan
metal.
Pemasangan penutup bubungan dari bahan metal. Lisplank dari bahan board plank, contoh
GRC, atau calciboard (disesuaikan dengan gambar rencana)
Untuk bahan atap genteng metal agar memakai yang baik, produksi lokasi lokal dalam negeri
disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
Berukuran homogen ( 4 daun x 4 daun) dengan ukuran 120 cm x 80 cm, tidak cacat-cacat,
kelembaban udara baik, serta mempunyai kerapatan air yang baik.
Mudah dipotong ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah-pecah dan retak
3.
Spesifikasi Bahan dari Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap Antara Lain:
Memiliki Rangka UK-75 Untuk Kebutuhan Rangka Kuda-Kuda
Memiliki penutup atap metal sheet zinc alum t=0.3mm berwarna
Memiliki BEARING PLATE, Sebagai Tumpuan Kuda-Kuda yang dipasang diatas
Ringbalk.
- Memasang SELF DRILLING SCREW, dipasang Sebagai Pengikat Kedua Sisi Hat
Section Minimal Sebanyak 6 Buah.
- Memiliki DIAPHRAGM PLATE, Sebagai Pengaku Profil Hat Section yang dapat
Menghilangkan Gaya Tekuk pada Kuda-Kuda.
- Memiliki WIND BRACING, Sebagai Ikatan Angin Untuk Pengaku Pada Rangka Atap.
Spesifikasi Pekerjaan Rangka Atap/Produk yang digunakan Harus Memiliki Hasil
Laporan Pengujian dari Laboratorium Rekayasa Struktur dengan Standar Nasional
Indonesia ( SNI )
-
3.
Pelaksanaan
Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas dilapangan.
Spesifikasi Teknis
32
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
14.1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan atau eternit beserta konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar untuk itu.
2. Standard
a. ANSI : American National Standard Institute, USA
b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning
b.
Bahan/Produk
1. Gypsum board tebal 9 mm/Kalsiboard dan atau Eternit (sesuaikan dengan gambar)
2. Rangka langit-langit.
-Jika menggunakan Gypsum Tile maka Rangka plafond menggunakan besi hollow
kualitas baik, dibagi membentuk grid antara 50-60 cm
Sebagai penutup plafond digunakan gypsum ukuran 240 X 110 cm dengan tebal 9 mm
Sebagai lis digunakan lis profil dari gypsum.
Bila diperlukan sebagai bahan penggantung rangka plafond digunakan baja diameter 10
mm.
Penggantung tersebut dapat distel tinggi dan rendah untuk menjamin bidang yang rata
-Jika menggunakan eternit maka Rangka plafond menggunakan kayu 5/10 sebagai
rangka utama dan kayu 5/7 sebagai rangka pembagi, dibagi membentuk grid ukuran
100 x 100 cm.
Sebagai lis digunakan lis kayu profil atau dapat pula menggunakan list dari bahan
gypsum.
PEKERJAAN PENGECATAN
15.1 UMUM
Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat warna, mempersiapkan
bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang yang
harus dicat sesuai yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian (finishing
schedule) serta kusen-kusen dan flin lantai, kecuali pekerjaan rangka baja.
15.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengecatan dinding dan langit-langit plesteran :
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh kelompok kerja dari pabrik yang bersangkutan
yang bertindak selaku Subkontraktor dan bertangggung jawab kepada Kontraktor.
b. Hanya pada bidang-bidang yang sudah selesai/layak, boleh dilaksanakan pengecatan, dan
bilamana terdapat penyimpangan, maka Konsultan Pengawas atau Pemimpin Proyek
berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas biaya Kontraktor.
15.3 MATERIAL
Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah cat type weather shield.
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang tertutup
rapat dan mempunyai merek /etiket yang jelas, dan sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam rencana kerja.
Spesifikasi Teknis
33
Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak dicampur dan
atau ditambah dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus dari pabriknya. Harus
dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior.
Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan dengan
petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan.
Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan Pemimpin Proyek.
Warna yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemimpin Proyek.
15.4 PELAKSANAAN
a. Pengecatan Dinding mengenai warna ditentukan kemudian.
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan bahwa permukaan tembok harus bersih,
kering dan rata agar diperoleh hasil yang maksimal.
Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah diplester.
Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk mencegah noda yang diakibatkan oleh
penetrasi air. Keringkan selama + 1 jam.
Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan dinding. Setelah diperoleh permukaan yang
halus dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
Ulaskan 2 lapis sesuai warna yang diinginkan dengan memperhatikan :
Lapisan pertama encerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1 bagian air : 5 bagian cat
(20%).
Lapisan kedua Dulux tidak perlu dicampur dengan air
Dicat lagi sampai rata dan sama tebal & warnanya.
Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan plamuur. Dindingnya sendiri sudah
harus rata benar dan halus.
Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll).
Penjelasannya harus rata dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara pelaksanaan
lapis pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai persyaratan yang diberikan
oleh pabrik.
Perbaikan-perbaikan
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan plamuur,
diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai baik.
b. Pengecatan Langit-Langit
Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan tembok yaitu :
Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer.
Kemudian diplamuur, setelah kering diampelas.
Sekali lagi dicat dasar dan diampelas lagi.
Kemudian dicat lagi sampai rata sama tebalnya, dan merata warnanya.
Alur-alur eternit tidak boleh diplamur (tidak boleh diisi). Alur-alur harus nampak jelas.
c. Pengecatan Besi/Konstruksi
Bersihkan permukaan dari segala kotoran.
Ulaskan 1 lapis QD Red Lead Primer serie 510-2715/ 5408 40 mikron.
Selanjutnya ulaskan Danmarine Enamel serie 084 - warna akan ditentukan kemudian.
d. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Warna sesuai dengan yang dikehendaki atau disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek.
Spesifikasi Teknis
34
2. Setiap bidang sama tebal dan warna tidak belang-belang / warna tidak bercampurcampur.
3. Hasil pengecatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari saat pemakaian
gedung, tidak boleh menunjukkan kerusakan seperti : Menjamurnya bidang yang sedang
dicat.
4. Terkelupasnya lapisan cat.
5. Lunturnya warna aslinya.
6. Pertanggungan jawab.
7. Kesempurnaan dari pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab Kontraktor Utama.
PEKERJAAN SANITAIR
16.1 UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain,
clean out dan metal sink.
2. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek
berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
16.2 BAHAN / PRODUK
1. Untuk Wastafel, Urinal, Kloset dan Keran : ex.Japan atau setara
2. Floor Drain dan Clean Out : ex. Japan atau setara.
3. Metal Sink : ex.Japan atau setara.
16.3 PELAKSANAAN
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparingsparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Spesifikasi Teknis
35
Spesifikasi Teknis
36
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel, stop
kontak, saklar-saklar, fitting, lampu dan panel pembagi untuk penerangan.
2.
3.
4.
PEKERJAAN PLUMBING
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plumbing/Sanitasi yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan.
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 SISTEM INSTALASI AIR BERSIH :
Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa beserta kelengkapannya dari meteran air
tanah/jetpump ke reservoir bawah.
Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi yang terdiri dari pompa beserta
kelengkapannya (motor listrik, valve, kontrol pengaman dan lain-lain) termasuk instalasi
kelengkapannya.
Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain) serta
pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di luar gedung sesuai dengan gambar
dan spesifikasi tekniknya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh pemborong.
Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa
dari setiap lantai dengtan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara bertahap pada
setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
Pengujian pompa termasuk valve, switch control (kontrol pengaman) dan lain-lain di pabrik
pembuatnya maupun setelah terpasang di lapangan.
Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan
sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan perencanaan).
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plumbing beserta
kelengkapannya.
Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan
pembersihan site oleh Pemborong.
Spesifikasi Teknis
37
1.2 SISTEM INSTALASI AIR BUANGAN (AIR KOTOR DAN AIR BEKAS):
pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada
dalam gedung mulai dari WC, washtafel floor drain, clean out dan lain-lain pada setiap
lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak)
Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak)
untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.
Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan
pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara keseluruhan
setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
tangki septik dan resapan sesuai dengan garis, lokasi dan dimensi yang ditunjukkan dalam
gambar kerja dan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada :
Pekerjaan pengukuran
Penggalian, pengurugan dan pemadatan
Pemasangan pipa dan sambungan pipa
2.
Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis
Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk disetujui terlebih dahulu, sebelum
pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
b. Gambar Detail Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup
dimensi, tata letak, jenis bahan dan detail-detail pelaksanaan, untuk diperiksa dan disetujui
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
c. Ketidaksesuaian
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainlain.
Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan yang
telah disetujui, kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
3.
Bahan-Bahan
a. Tangki septik
Tangki Septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang (sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja), dalam kapasitas, ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
b. Pipa
Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa PVC kelas 5 kg/cm2 standar JIS K
6741. Diameter pipa PVC yang digunakan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan dimensi
lainnya seperti panjang, tebal dan lain-lain harus sesuai dengan standar JIS diatas.
Spesifikasi Teknis
38
c. Batu Bata
Bata beton harus memenuhi persyaratan pasal pemasangan bata.
d. Beton Bertulang
Bahan beton harus memenuhi persyaratan bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi
persyaratan pasal bahan baja.
e. Adukan
Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir dan air, harus
memenuhi spesifikasi teknis.
Semua adukan yang dipakai mempuyai komposisi 1 semen dan 3 pasir atau sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
f.
4.
Resapan
Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran petunjuk Gambar
Kerja. Bahan-bahan untuk sumuran resapan sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.
Pelaksanaan Pekerjaan
Umum
Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai petunjuk gambar kerja, Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui serta Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan harus memenuhi ketentuan Pasal pekerjaan
galian.
Pengerjaan beton bertulang harus dilaksanakan sesuai ketentuan pasal pengerjaan beton.
Pengerjaan pasangan batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan pasal pengerjaan beton.
Semua pekerjaan pemipaan harus dikerjakan sesuai ketentuan pasal pekerjaan pemipaan.
Konstruksi dan Pemasangan
Tangki septik harus mempunyai ruang udara tidak kurang dari 0,20 meter dari langit-langit
tangki dan dibawah tutup tangki.
Tangki harus terbuat dari pasangan batu bata atau pasangan beton bertulang yang kedap air.
Dinding bagian dalam tangki diberi plesteran dengan adukan 1 : 2. Dinding bagian luar tangki
yang berhubungan langsung dengan tanah tidak perlu diplester. Bahan pelesteran harus
memenuhi spesifikasi teknis.
Resapan harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja serta Petunjuk
Pengawas Lapangan.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Kontraktor, bila
diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain:
Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat surat IMB ini harus sudah
diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Surat Bukti Keer Listrik/pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
Spesifikasi Teknis
39
Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan
semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lbr/buah,
kepada proyek sebagai reserve/cadangan.
Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu Pihak
Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan
ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
40