ACARA III
PROTEIN DAN LEMAK
ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
5.
IRIANA ADIGANI
PEBRY FITRIANASARI
SHELVIA KUMALA A.
YULIA SURYANDARI
ZERMIA HUBBUL M.
(H3113054)
(H3113074)
(H3113085)
(H3113096)
(H3113101)
KELOMPOK : 13
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari mengonsumsi makanan sebagai
suplai energi, baik yang berasal dari karbohidrat sebagai sumber utama
maupun protein dan lemak. Protein adalah senyawa organik yang
molekulnya sangat besar dan susunanya sangat kompleks serta merupakan
polimer dari alfa asam-asam amino. Jadi,sebenarnya protein bukanlah
merupakan zat tunggal, serta molekulnya sederhana,tapi masih terdiri dari
asam-asam amino.
Dengan mengetahui kadar lemak dan protein dalam sejumlah
makanan tertentu, kita dapat memperkirakan kualitas makanan tersebut.
Dengan mengetahui kualitas atau kandungan dari suatu makanan, maka
dapatlah kita menentukan kelayakannya untuk dimakan manusia atau
tidak, sesuai dengan kebutuhannya. Penentuan kadar makanan, terutama
lemak sangat penting untuk untuk mereka yang mengikuti program
tertentu.
Denaturasi protein merupakan struktur protein dari bentuk konformasi
alamiahnya yang tidak disertai dengan terputusnya ikatan peptisida dalam
struktur primer. Denaturasi disebabkan pengaruh panas, pH, garam, pelarut
organik, atau berbagai macam pelakuan fisik. Namun, jika denaturasi
berlanjut gugus-gugus yang semula membentuk lipatan pada pelipatan
struktur protein alamiah akan membentuk ikatan antarmolekul dan
menyebabkan penggumpalan protein.
Lemak yang termasuk dalam golongan lipida memiliki ciri khas tidak
dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, benzen dan sebagainya. Lemak dan minyak merupakan zat
terpenting bagi tubuh manusia yang merupakan sumber energi yang paling
efektif bila dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak dan
lemak juga berfungsi sebagai pelarut bagi vitamin A, D, E, dan K.
Diantara kerusakan minyak yang mungkin terjadi teryata ternyata
kerusakan karena autooksidasi memiliki pengaruh paling besar terhadap
cita rasa. Dalam pengolahan pangan lemak dan minyak berfungsi sebagai
media penghantar panas. Selain itu, penambahan lemak dan minyak juga
dimaksudkan untuk menambah kalori, memperbaiki tekstur, dan cita rasa
bahan pangan.
2. Tujuan Pratikum
Tujuan dari praktikum acara III Protein dan Lemak adalah
1. Memahami salah satu sifat protein, yaitu denaturasi protein.
2. Mengetahui terjadinya ketengikan pada minyak secara kualitatif.
3. Waktu dan Tempat Pratikum
Pratikum Protein dan Lemak ini dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 19 September 2013 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium
Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Denaturasi dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap
struktur sekunder, tersier, dan kuartener terhadap molekul protein, tanpa
terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Bila susunan ruang rantai
polipeptida suatu molekul protein berubah, maka dikatakan protein denatursi.
Karean itu pula denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan
hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbentuknya lipatan atau
wiru molekul. Lemak dan minyak merupakan zat maknan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat
dan protein. Lemak dan minyak terdapat dalam kandungan pangan yang
berbeda-beda. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan pangan atau di
jadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu
(Winarno 1984).
Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun
hewan. Jaringan biji-bijian,daging tak berlemak, organ vital,kulit dan rambut
mengandung protein dalam jumlah yang lebih besar dari pada jaringan
berlemak.Protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam arti molekul-molekul
meraka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana. Satuan
struktural protein adalah asam amino.Asam amino adalah seyawaan dengan
Kel
Bahan yang
digunakan
11
Warna
Kasein
Sebelum
Bening
Sesudah
Putih Keruh
12
Kasein
Bening
Bening
13
Kasein
Bening
Bening
14
Kasein
Bening
Bening
15
Glisin
Bening+Ungu
Ungu Pekat
16
Glisin
Bening+Ungu
Ungu Pekat
17
Glisin
Bening+Ungu
Ungu Pekat
18
Glisin
Bening+Ungu
Ungu Pekat
Glisin
Bening+Ungu
Ungu Pekat
Keterangan
Tidak mengandung
Asam amino
Tidak mengandung
Asam amino
Tidak mengandung
Asam amino
Tidak mengandung
Asam amino
Mengandung asam
amino
Mengandung asam
amino
Mengandung asam
amino
Mengandung asam
amino
Mengandung asam
amino
denaturasi
adalah
pengaruh
medium,tekanan
reaksi
ninhidrin
Bahan/sampel
l
17
yang digunakan
Minyak Baru
keteranagan
Minyak Lama
menjadi transparan.
Warna yang semula coklat,menjadi Menagndung
kuning. Bau yang semula tengik Lemak
berubah
menjadi
kekentlan
ynag
menyengat,
semula
kental
Minyak Lama
semula
buram
berubah
menjadi transparan.
Warna ynag semula coklat,menjadi
kuning, bau yang semula tengik
berubah
menjadi
Mengandun
g Lemak
imenyengat,
semula
buram
berubah
menjadi trasnsparan.
Sumber : Laporan Sementara
Pada tes noda lemak, sampel dan eter dicampur dan digojong sehingga
membentuk lapisan, eter yang diambil dan mengalami penguapan dan
diusap dengan kertas buram kemudian kertas buram itu akan terlihat
transparan yang terkena eter tersebut.
Lemak termasuk dalam golongan lipida yang mempunyai ciri tidak
dapat larut dalam air. Akan tetapi larut dalam pelarut organik seperti ete,
kloroform, benzen, dan sebagainya. Kerusakan lemak dan minyak yang
utama karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik.
Pembahsan dari tabel hasil pengamatan tes noda lemak di atsa
didapatkan bahwa bahan yang dugunakan pada minyak baru mengandung
lemak dan perubahan yang terjadi dari warna semula cokalt menjadi
kuning, yang semula tidak berbau berubah menjadi tengik, kekentalan
yang semula kental menjadi lebih encer,kertas yang semula buram menjadi
transparan. Sedangkan pada minyak lama juga mengandung lemak dan
perubahan yang terjadi dari warna sebelumnya coklat menjadi kuning. Bau
yang semula tengik, berunah menjadi menyengat, kekntalan yang semula
kental brubah menjadi encer, kertas ynag semula buram beubah menjadi
transparan.
Sampel
Perlakuan
11
Susu
Dipanaskan
12
Susu
Diberi
Alkohol
13
Susu
14
Albumin
15
Albumin
16
Albumin
Deberi
Amonium
Sulfat
Dipanaskan
Diberi
alkohol
Deberi
amonium
sulfat
Sumber : Laporan Sementara
Perubahan
Hasil
yang
terjadi
Warna semula Larut
putih, pekat
dan mengental
Mengental,pek Larut
at dan timbul 2
lapisan
Mengental,tim Menggumpal
bul 2 lapisan
Keterangan
Denaturasi
Reversibel
Denaturasi non
Reversibel
Denaturasi non
Reversibel
Megental,
memutih
Menggumpal
Denaturasi non
Memutih dan
memiliki 2
lapisan
Memutih dan
memiliki 2
lapisan
Menggumpal
Reversibel
Denaturasi
Reversibel
Menggumpal
Denaturasi non
Reversibel
menyebabkan
denaturasi
adalah
pengaruh
medium,tekanan
ujung-ujung
rantainya.sifat-sifat
lain
dari
protein
adalah
Warna
Awal
Akhir
Minyak
Kuning
Merah
Baru
Jernih
muda
Minyak
Kuning
Merah
Aroma
Awal
Akhir
Tengik
Keterangan
Terbentuk
Tengik
menyenga
malonaldehi
Aroma
t
Tengik
d
Terbentuk
Lama
muda
minyak
menyenga
malonaldehi
E. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan:
1. Pada percobaan glisin menunjukkan terjadi perubahan warna dari
bening menjadi ungu dan pada percobaan kasein tidak terjadi perubahan
warna yaitu dari bening tetap bening.
2. Glisin mengandung protein karena dalam reaksi ninhidrin menghasilkan
warna ungu pekat yang menandakan adanya asam amino, salah satu
kandungan zat dalam protein.
3. Kasein yang ditambah dengan ninhidrin berwarna bening
4. Glisin yang ditambah dengan ninhidrin berwarna ungu muda dan lama
kelamaan berubah menjadi ungu tua
5. Albumin mengalami denaturasi protein non reversible jika dipanaskan
dengan api dan mengalami denaturasi protein reversible yang berwarna
bening jika ditambahkan amonium sulfat.
6. Protein ditambahkan alcohol akan mengalami denaturasi reversible..
7. Dalam minyak lama atau jelantah terdapat senyawa lipid karena saat tes
noda lemak menghasilkan noda trasparan pada kertas buram yang
dipakai untuk menggosok cawan.
DAFTAR PUSTAKA
Budimarwanti, C. Analisis Lipida Sederhana dan Lipida Kompleks.
Fessenden, Ralp J. 1989. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Keenan, Charles W.dkk. 2000. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Sartika. Pengaruh Asam Lemak Jenuh,Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.