Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan

manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi
juga membutuhkan air untuk berbagai kebutuhan lain, seperti mencuci, memasak,
dan lainnya. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit ketika sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Selain itu,
mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang
memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi
masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air
bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air
minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga
pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat kesehatan.
Debit air sebagian sungai di Indonesia pada beberapa tahun terakhir berkurang
jauh dibanding 15-20 tahun lalu disebabkan adanya kerusakan lingkungan di hulu
sungai. Secara keseluruhan, kondisi hulu sungai yang berada dalam kondisi baik
saat ini hanya 15 persen sampai 20 persen. Sebagian besar kawasan hulu sungai di
Indonesia adalah milik masyarakat, sehingga mereka merusaknya dengan sesuka
hati.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai (PKA) di 33 provinsi yang
dilakukan oleh pusat sarana pengendalian dampak lingkungan (Sarpedal)
Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2011, sebanyak 32 dari 51 sungai besar di
Indonesia saat ini tercemar berat, 16 sungai tercemar sedang-berat, dan hanya satu
sungai yang masih memenuhi standar baku mutu, yakni sungai Lariang di
Sulawesi Tengah.
Pencemaran sungai yang terjadi di Indonesia merupakan ancaman besar
bagi kesehatan masyarakat mengingat tidak sedikit PDAM di Indonesia yang
mengambil bahan baku airnya berasal dari sungai. Dengan tingginya tingkat
pencemaran air sungai memberi dampak pada kesehatan manusia yang
1

memanfaatkan airnya antara lain semakin meningkatnya tingkat kematian bayi


akibat diare.
Sebagai contoh adalah PDAM kota Surabaya yang mengambil bahan baku
airnya dari Kali Surabaya. Hal ini sudah jelas bertentangan dengan syarat
kelayakan air minum dimana air minum harus berasal dari bahan baku air kelas I
sedangkan Kali Surabaya memiliki kelas air II. Permasalahan yang terjadi tidak
hanya berhenti pada ketidaklayakan mutu air minum yang dikonsumsi oleh
masyarakat melainkan juga tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan air dengan kualitas yang kurang baik.
Belakangan ini, terdapat rencana kenaikan tarif bahan baku mutu air di
beberapa PDAM di Indonesia seperti yang terjadi di PDAM Kota Surabaya.
Kenaikan tarif baku mutu akan berdampak pada kenaikan ongkos produksi. Jika
memang pengaruhnya tidak signifikan, maka harga air PDAM bisa dikendalikan.
Kalau tidak bisa diatasi akibat kenaikan tarif baku mutu yang tinggi, tentu akan
bisa mempengaruhi harga jual air PDAM ke konsumen. Rencana kenaikan tarif
bahan baku mutu yang tinggi, tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas bahan
baku mutu air. Bahkan saat ini ada kecenderungan kualitas bahan baku mutu yang
berasal dari Sungai Surabaya ini semakin menurun.
Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological
Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyarankan untuk mengkaji
ulang pemanfaatan air sungai Surabaya sebagai bahan baku mutu air PDAM
pasalnya, pencemaran yang terjadi sudah semakin parah. Hal ini dibuktikan
dengan telah terjadinya feminisasi ikan yang disebabkan limbah urin perempuan
yang mengkonsumsi pil kontrasepsi, terkena bahan kimia seperti pestisida, PCB,
logam berat, deterjen, plastilizer (bahan pembuat plastik) dan shampo serta obatobatan kimia. Ini terjadi karena Kali Surabaya selama hampir 30 tahun terakhir
menjadi saluran pembuangan limbah kimia industri, tempat sampah besar dan WC
Umum yang bebas dibuangi kotoran manusia, air kencing dan sampah.
Untuk itu diperlukan suatu alternative pemenuhan kebutuhan air bersih dan
air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat
melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji tentang
kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan
air bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat ketika
2

menggunakan air laut sebagai bahan baku air PDAM. Proses pengolahan air asin
menjadi air tawar disebut proses Desalinasi air laut yang salah satunya dilakukan
dengan sistem osmosis balik.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana tingkat kualitas dan ketersediaan air laut untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di
masyarakat?
b. Bagaimana manfaat yang ditimbulkan (kesehatan dan finansial) dari
pengolahan air laut menjadi air bersih atau air minum jika dibandingkan
dengan air sungai?
c. Proses seperti apa serta alat apakah yang diperlukan dalam proses
pemanfaatan air laut menjadi air bersih dan air minum dengan cara
1.3

osmosis balik?
Tujuan
a. Mengetahui kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku
pemenuhan air bersih di masyarakat ditinjau dari kualitas dan tingkat
b.

ketersediaannya
Mengetahui pengertian pengolahan air laut dengan system osmosis

c.

balik
Mengetahui manfaat (kesehatan dan finansial) pengolahan air laut
sebagai sumber bahan baku air bersih dan air minum dibandingkan

d.

dengan air sungai


Mengetahui metode/proses pengolahan air laut dengan system osmosis
balik serta peralatan yang digunakan dalam mengolah air laut menjadi

1.4

air bersih ataupun air minum


Manfaat
a. Memberikan alternative pilihan dalam mengatasi permasalahan
meningkatnya biaya pembelian bahan baku air untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih yang dibarengi penurunan kualitas air sungai
b.

sebagai bahan baku awal


Memberikan solusi terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin
muncul akibat rendahnya kualitas bahan baku air yang dikonsumsi

masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya


c. Sebagai sumber referensi bagi pembaca tentang pengolahan air laut
dengan system osmosis balik serta manfaatnya

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1

Pengertian Air Laut


Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau.(Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edidi keempat-2008 ). Jadi laut merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung
garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan
bermuara ke laut.
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut.Air laut mengandung garam, oleh karena itu
rasanya menjadi asin. Rata-rata air laut mengandung 3,5 % garam. Artinya
dalam setiap 1 kg air laut kandungan garamnya sebanyak 35 gram.

2.2

Perbedaan Air Laut dengan Air Tawar


a.

Air laut mempunyai rasa asin, sedangkan air tawar tidak. Hal ini
karena air laut mengandung kadar garam sebanyak 3,5 %, sedangkan air

tawar tidak mengandung garam.


b. Kuantitas air laut di bumi jauh lebih besar dari pada jumlah air tawar.
97% air di bumi adalah air laut, dan hanya 3% berupa air tawar.
c.
Air laut lebih padat dari pada air tawar, karena kadar garam yang
terkandung dalam air laut menambah massa namun tidak mempengaruhi
volume dari air laut tersebut.
d. Air laut mengandung ion terlarut lebih besar dari pada air tawar. Ion-ion
yang keberadaannya melimpah di dalam air laut adalah natrium, klorida,
e.

magnesium, sulfat, dan kalsium.


Kandungan unsur kimia dalam air laut: Clorida (Cl), Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Sulfur (S), calium (Ca), Kalsium (K), Brom (Br),
Carbon (C), Cr, B. Sedangkan kandungan unsur kimia dalam air tawar:
zat kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan
chlorine.

2.3

Manfaat Pengelolaan Air Laut

1. Memberikan solusi terhadap krisis air bersih. Dengan adanya


pengelolaan air laut menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi
masyarakat dapat mengatasi adanya krisis air bersih.
2. Pengelolaan air laut menjadi air tawar yang layak konsumsi bisa
mengurangi penggunaan air bawah tanah yang diyakini sebagai
penyebab utama penurunan tanah di beberapa tempat di Indonesia.
3. Dalam penggelolaan air laut yang mengandung garam menjadi air
tawar ini bisa menghasilkan garam dapur yang juga dapat dikonsumsi.
4. Pengelolaan air laut menjadi air tawar ini juga bisa menjadi sebuah
kesempatan bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan air minum
nasional maupun internasional untuk mampu menyediakan air minum
sehat bagi pelanggannya
2.4

Definisi Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Osmosis Balik


Desalinasi

merupakan suatu teknologi pengolahan air. Desalinasi

merupakan proses untuk mendapatkan air dengan kemurnian tinggi atau


untuk memperoleh air bersih dari air yang memiliki kadar garam tinggi,
seperti air laut. Ada beberapa penjelasan tentang desalinasi ini, salah satunya
yaitu mengartikan bahwa Desalinasi berarti hanya suatu proses pemisahan
air tawar dari air asin. Ada juga yang mengartikan bahwa desalinasi
merupakan proses untuk menghilangkan kandungan garam di air yang
terdiri dari cation (ion positif) dan anion (ion negative).
Menurut Retno, 2001 Proses desalinasi biasanya digunakan untuk
mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh
manusia.
Ada beberapa teknologi dalam proses desalinasi, yakni proses distilasi
atau penguapan, teknologi proses dengan menggunakan membrane atau
filtrasi, dan proses pertukaran ion. Proses desalinasi dengan cara distilasi
adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk
menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan
air bersih.. Sedangkan pada proses dengan cara membrane adalah
pemisahan air laut dengan air tawar dengan cara pemberian tekanan dan
menggunakan membran reserve osmosis atau dengan cara elektrodialisa.
Pada sistem desalinasi dengan menggunakan membrane RO, air pada
larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya
6

melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui


membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan
bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan
atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor
bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun
perubahan fasa.
Reverse osmosis (Osmosis terbalik) adalah sebuah istilah teknologi yang
berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel
hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah
berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah
membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke
membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau
bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah
konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari
sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke
sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis
adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute"
dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
Reverse osmosis merupakan suatu metode pembersihan melalui
membran semi permeable. Pada proses membran, pemisahan air dari
pengotornya didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul,
dimana suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga
akan memaksa air melalui proses osmosis terbalik dari bagian yang
memiliki kepekatan tinggi ke bagian yang mempunyai kepekatan rendah.
Selama proses tersebut terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan
dibuang sebagai air tercemar (limbah). Molekul air dan bahan mikro yang
berukuran lebih kecil dari Reverse Osmosis akan tersaring melalui
membran. Di dalam membran Reverse Osmosis tersebut terjadi proses
penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih
besar daripada molekul air misalnya molekul garam, besi dan lainnya, akan
7

terpisah dan dalam membran osmosis balik harus mempunyai persyaratan


tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus <0,1>.
2.5

Peralatan Desalinasi dengan Sistem Osmosis Balik


Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung
seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem,
Kunci, Gurinda dan alat pertukangan.

Pompa Jet Pump

Pompa Semi Jet

Pompa Celup

Gambar 1. Pompa Air Baku dan Pompa Celup

Tangki Reaktor
Tangki Kimia dan Pompa Dosing
Gambar 2. Tangki Reaktor,
Tangki Kimia dan Pompa
Dosing

Gambar 3. Filter Pasir, Mangan dan Carbon Gambar 4. Cartridge Filter

Gambar 5. Membran Tabung

Gambar 6. Unit RO

Gambar 7. Generator Listrik 10 KVA 380 V dan Panel Listrik


2.6

Proses Desalinasi Air Laut dengan membran Reverse Osmosis atau


filtrasi
9

Reverse osmosis (Osmosis balik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal
dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana
molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi
rendah

ke

daerah

Berkonsentrasi

tinggi

melalui

sebuah

membran

semipermeabel.
Dalam penyaringan terdiri dari dua unit, yaitu unit pengolahan awal dan unit
osmosa balik. Unit pengolahan awal terdiri dari pompa air baku, tangki
reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit, filter untuk
penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 m.
Sedangkan unit osmosa balik terdiri dari pompa tekanan tinggi, membran
Osmosa Balik, pompa dosing klorine, dan sterilisator ultra violet (UV).
Berikut ini adalah gambaran susunan dari unit reverse osmosis.

Gambar 8. Proses Desalinasi Air laut dengan Reverse Osmosis


Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi
dengan larutan klorin atau Kalium Permanganat agar zat Besi atau Mangan
yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida
Besi atau Mangan yang tak larut dalam air serta untuk membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh
bakteri) di dalam membran Osmosa Balik.
10

Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi
atau Mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang
berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar
dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit. Dengan
adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum teroksidasi
di dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat
Besi dan Mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena dapat
menimbulkan kerak (scale) di dalam membran Osmosa Balik. Air dialirkan ke
filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan
senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan
membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan warna, air
dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5
m.
Air dialirkan ke unit Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan
tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti
biofouling. Air yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air
tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Selanjutnya air tawarnya
dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi dengan klorine dengan
konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba,
sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.
2.7

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Osmosis Balik


2.7.1

Keunggulan Sistem Osmosis Balik


Beberapa keunggulan yang didapat berdasarkan kajian ekonomi
dan hasil yang dicapai, untuk proses pengolahan air dengan metode
reverse osmosis adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi kebutuhan laboratorium,
b. Dapat mencapai pada tekanan tinggi,
c. Dapat mengurangi kandungan garam, karbonat, total hardness,
sulfat, dannitrat dari air umpan. Zat-zat yang tidak terlarut
dalam air juga dipisahkan seperti koloid dan bakteri.
d. Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm, osmosis
balik merupakan perlakuan yang murah.

11

e. Untuk umpan padatan total terlarut di atas 400 ppm, dengan


penurunan padatan total terlarut 10% semula, osmosis balik
sangat menguntungkan dibanding dengan deionisasi.
f. Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan total terlarut,
disertai kandungan organic lebih daripada 15 g/liter, osmosis
balik sangat baik untuk praperlakuan deionisasi.
g. Osmosis balik sedikit berhubungan dengan bahan kimia,
sehingga lebih praktis.
2.7.2

Kelemahan Sistem Osmosis Balik


Kelemahan yang sering didapat pada pengolahan air menggunakan
metode reverse osmosis adalah sering terjadinya penyumbatan
(fouling/clogging) karena bahan bahan tertentu pada permukaan
membran seperti membran berkerak karena pengendapan garam
terlarut dalam air karena konsentrasi air cukup pekat dan batas
kelarutan terlampaui. Kerak dapat berupa kalsium karbonat atau
sulfat,silika, dan kalsium klorida, dan perawatannya lebih mahal
dibandingkan dengan pengolahan secara konvensional. Selain itu air
umpan harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan partikulatpartikulat, Operasi RO membutuhkan material dan alat dengan
kualitas standar yang tinggi, serta terdapat kemungkinan terjadi
pertumbuhan bakteri pada membran itu sendiri.

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Sdam Afm
    Sdam Afm
    Dokumen27 halaman
    Sdam Afm
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • PT Indah Kiat
    PT Indah Kiat
    Dokumen9 halaman
    PT Indah Kiat
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Kel 4 Org
    Kel 4 Org
    Dokumen6 halaman
    Kel 4 Org
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Data Pohon Contoh
    Data Pohon Contoh
    Dokumen4 halaman
    Data Pohon Contoh
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Jawaban UAS
    Jawaban UAS
    Dokumen1 halaman
    Jawaban UAS
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • PH, Tds
    PH, Tds
    Dokumen1 halaman
    PH, Tds
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sdam Afm
    Tugas Sdam Afm
    Dokumen37 halaman
    Tugas Sdam Afm
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Referensi
    Referensi
    Dokumen55 halaman
    Referensi
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Draft
    Draft
    Dokumen25 halaman
    Draft
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen19 halaman
    Laporan
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas MDGs
    Tugas MDGs
    Dokumen12 halaman
    Tugas MDGs
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen8 halaman
    Laporan 1
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Bep Grafik
    Bep Grafik
    Dokumen1 halaman
    Bep Grafik
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Reverensi Ke 1 PAM
    Reverensi Ke 1 PAM
    Dokumen5 halaman
    Reverensi Ke 1 PAM
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Biographi Hardwe
    Biographi Hardwe
    Dokumen13 halaman
    Biographi Hardwe
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Buku Ajar Hidraulika PDF
    Buku Ajar Hidraulika PDF
    Dokumen132 halaman
    Buku Ajar Hidraulika PDF
    Moch Irvan
    0% (1)
  • Biographi Hardwe
    Biographi Hardwe
    Dokumen4 halaman
    Biographi Hardwe
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • ADAPTASI
    ADAPTASI
    Dokumen12 halaman
    ADAPTASI
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Punya CB
    Punya CB
    Dokumen2 halaman
    Punya CB
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Anveg 1 Parang Kulon
    Anveg 1 Parang Kulon
    Dokumen29 halaman
    Anveg 1 Parang Kulon
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Biographi Hardwe
    Biographi Hardwe
    Dokumen4 halaman
    Biographi Hardwe
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Suksesi UAS
    Suksesi UAS
    Dokumen8 halaman
    Suksesi UAS
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pengolahan Limbah
    Makalah Pengolahan Limbah
    Dokumen23 halaman
    Makalah Pengolahan Limbah
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Herbarium
    Herbarium
    Dokumen1 halaman
    Herbarium
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • IPAL HOTEL
    IPAL HOTEL
    Dokumen11 halaman
    IPAL HOTEL
    Dinar Monitha
    Belum ada peringkat
  • Ekologi
    Ekologi
    Dokumen2 halaman
    Ekologi
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Alelopati
    Alelopati
    Dokumen3 halaman
    Alelopati
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen8 halaman
    Laporan 2
    Wardani N Annisa
    Belum ada peringkat