PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan
manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi
juga membutuhkan air untuk berbagai kebutuhan lain, seperti mencuci, memasak,
dan lainnya. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit ketika sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Selain itu,
mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang
memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi
masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air
bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air
minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga
pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat kesehatan.
Debit air sebagian sungai di Indonesia pada beberapa tahun terakhir berkurang
jauh dibanding 15-20 tahun lalu disebabkan adanya kerusakan lingkungan di hulu
sungai. Secara keseluruhan, kondisi hulu sungai yang berada dalam kondisi baik
saat ini hanya 15 persen sampai 20 persen. Sebagian besar kawasan hulu sungai di
Indonesia adalah milik masyarakat, sehingga mereka merusaknya dengan sesuka
hati.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai (PKA) di 33 provinsi yang
dilakukan oleh pusat sarana pengendalian dampak lingkungan (Sarpedal)
Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2011, sebanyak 32 dari 51 sungai besar di
Indonesia saat ini tercemar berat, 16 sungai tercemar sedang-berat, dan hanya satu
sungai yang masih memenuhi standar baku mutu, yakni sungai Lariang di
Sulawesi Tengah.
Pencemaran sungai yang terjadi di Indonesia merupakan ancaman besar
bagi kesehatan masyarakat mengingat tidak sedikit PDAM di Indonesia yang
mengambil bahan baku airnya berasal dari sungai. Dengan tingginya tingkat
pencemaran air sungai memberi dampak pada kesehatan manusia yang
1
menggunakan air laut sebagai bahan baku air PDAM. Proses pengolahan air asin
menjadi air tawar disebut proses Desalinasi air laut yang salah satunya dilakukan
dengan sistem osmosis balik.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana tingkat kualitas dan ketersediaan air laut untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di
masyarakat?
b. Bagaimana manfaat yang ditimbulkan (kesehatan dan finansial) dari
pengolahan air laut menjadi air bersih atau air minum jika dibandingkan
dengan air sungai?
c. Proses seperti apa serta alat apakah yang diperlukan dalam proses
pemanfaatan air laut menjadi air bersih dan air minum dengan cara
1.3
osmosis balik?
Tujuan
a. Mengetahui kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku
pemenuhan air bersih di masyarakat ditinjau dari kualitas dan tingkat
b.
ketersediaannya
Mengetahui pengertian pengolahan air laut dengan system osmosis
c.
balik
Mengetahui manfaat (kesehatan dan finansial) pengolahan air laut
sebagai sumber bahan baku air bersih dan air minum dibandingkan
d.
1.4
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1
2.2
Air laut mempunyai rasa asin, sedangkan air tawar tidak. Hal ini
karena air laut mengandung kadar garam sebanyak 3,5 %, sedangkan air
2.3
Pompa Celup
Tangki Reaktor
Tangki Kimia dan Pompa Dosing
Gambar 2. Tangki Reaktor,
Tangki Kimia dan Pompa
Dosing
Gambar 6. Unit RO
Reverse osmosis (Osmosis balik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal
dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana
molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi
rendah
ke
daerah
Berkonsentrasi
tinggi
melalui
sebuah
membran
semipermeabel.
Dalam penyaringan terdiri dari dua unit, yaitu unit pengolahan awal dan unit
osmosa balik. Unit pengolahan awal terdiri dari pompa air baku, tangki
reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit, filter untuk
penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 m.
Sedangkan unit osmosa balik terdiri dari pompa tekanan tinggi, membran
Osmosa Balik, pompa dosing klorine, dan sterilisator ultra violet (UV).
Berikut ini adalah gambaran susunan dari unit reverse osmosis.
Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi
atau Mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang
berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar
dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit. Dengan
adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum teroksidasi
di dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat
Besi dan Mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena dapat
menimbulkan kerak (scale) di dalam membran Osmosa Balik. Air dialirkan ke
filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan
senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan
membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan warna, air
dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5
m.
Air dialirkan ke unit Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan
tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti
biofouling. Air yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air
tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Selanjutnya air tawarnya
dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi dengan klorine dengan
konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba,
sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.
2.7
11
12