Anda di halaman 1dari 11

Ideologi Negara Di Dunia

A. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti
gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan kata 'logi' yang
dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan.
Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang
gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas
atau
ajaran
tentang
pengertian-pengertiandasar.
Dalam pengertian sehari-hari "idea" yang berarti 'cita-cita'. Citacita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang
harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus
merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi mencakup
pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan citacita. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara
memandang segala sesuatu. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga pembuat konsep ini menjadi
intisari politik.
Pengertian Ideologi Menurut Definisi Para Ahli
Alfian : Menurut definisi Alfian, pengertian ideologi adalah
suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu
secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah
laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.

C.C. Rodee : Menurut pendapat C.C. Rodee yang


menyatakan bahwa pengertian ideologi adalah sekumpulan
yang secara logis berkaitan dan mengindentifikasikan nilainilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan
pelakunya.

Ali Syariati : Menurut Ali Syariati mengenai pendapat


tentang pengertian ideologi yang mengatakan bahwa
ideologi adalah sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasangagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas
sosial, suatu bangsa atau suatu ras tertentu.

B. Makna Ideologi
MAKNA IDELOGI BAGI NEGARA, MENURUT M.IQBAL HASAN
1.
Konsensus tentang nilai dasar suatu masyarakat dalam
bernegara.

2.

Gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan


menyeluruh mengenai manusia dan kehidupannya, utamanya
hidup bernegara.
3.
Sebagai cita-cita sekaligus motivasi dalam sistem
penyelenggaraan negara.
MAKNA IDELOGI BAGI NEGARA, MENURUT ELLY M. SETIADI
1.
Mempunayai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan.
2.
Mewujudkan asas kerokhanian dari pandangan dunia atau
pandangan hidup yang harus dipelihara, dikembangkan,
diamalkan,
ditanamkan
pada
generasi
agar
lestari,
diperjuangakan, dan dipertahankan sebagai landasan bernegara.
C. Fungsi Ideologi
1. Menentukan Eksistensi Negara. Tanpa ideologi, suatu negara
akan kehilangan arah, tujuan, dan strategi mewujudkan
tujuannya.
2. Memberi Gambaran Mengenai Masyarakat Bangsa yang Akan
Direalisasi. Ideologi menjadi indikator keberhasilan negara dalam
membangun masyarakatnya.
3. Alat Pengikat dalam Mempersatukan Bangsa. Ideologi dapat
diterima oleh berbagai pihak karena didasarkan pada pemikiran
rasional dan sistematis.
4. Kepastian Tentang Masa Depan Bangsa. Ideologi berisi cita-cita
dan harapan mengenai masa depan bangsa dan negara.
5. Patokan Bagi Warganegara Berprilaku. Ideologi berisi nilai-nilai
bagaimana semestinya warganegara bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
6. Pengendali Konflik Sekaligus Integratif. Ajaran dan nilai-nilai
dalam ideologi dapat digunakan untuk mengendalikan konflik,
baik yang terjadi dalam diri sendiri maupu dengan orang lain.
Sekaligus akan tercipta integrasi.
D. Unsur Ideologi
a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis
b. Pedoman tentang cara hidup
c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok
d. Dipegang teguh oleh kelompok yang menyakiniya
Macam-Macam Ideologi

Kapitalisme
Kapitalisme yakni berasal dari bahasa Latin yang akar katanya
caput yang berarti kepala. Pada abad 12 dan 13 kata tersebut
diartikan dengan dana, persediaan barang, sejumlah uang, atau
uang bunga pinjaman. Dalam abad 18 istilah tersebut diartikan
sebagai kapital produktif. Karl Marx menyatakan istilah tersebut
menjadi suatu konsep sentral yang disebut dengan cara
produksi. Adapun Max Weber menganggap kapitalisasi sebagai
suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan
dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran
pasar.
Sejarah perkembangan kapitalisme dibagi menjadi 3 fase yaitu
sebagai berikut:

Kapitalisme awal (1500-1750)

Kapitalisme klasik ( 1750-1914)

Kapitalisme lanjut (1914-sekarang)

Berawal dari kapitalisme liberal akhirnya berkembang menjadi


ideologi liberal. Ideologi ini banyak dianut oleh negara-negara
Eropa dan Amerika, seperti Inggris, Spanyol, Italia, Belanda,
Amerika Serikat dan Kanada. Adapun ciri-ciri negara penganut
ideologi kapitalisme adalah sebagai berikut.

Kebebasan warga negara dijunjung tinggi. Warga negara


bebas melakukan apa saja asalkan tidak melanggar tertib
hukum.

Negara hanya bertindak sebagai pengawas jalannya tertib


hukum.

Pada kapitalis monopolis mengesampingkan nilai-nilai


agama sehingga melahirkan sekulerisme (paham yang
memisahkan agama dengan negara).

Sosialisme
Sosialisme merupakan doktrin atau ajaran ekonomi yang
berdasarkan pada ekonomi kolektivisme. Doktrin ini menentang
kepemilikan pribadi dan mendukung pemakaian milik tersebut
untuk kesejahteraan umum. Adapun yang menjadi dasar dari
sosialisme adalah:

Kontrol kolektivitas
produksi, dan

Perluasan dari fungsi dan aktivitas negara

atas

sekurang-kurangnya

alat-alat

Menurut ideologi sosialisme bahwa suatu komunitas atau


kelompok yang terorganisir memiliki kewenangan atau hak
dalam
mengelola
modal,
tanah,
mekanisme
produksi,
pendistribusian barang-barang, dan hal-hal yang dianggap perlu
bagi kesejahteraan umum secara mandiri. Intinya ekonomi yang
bersifat kolektif lebih mampu bersikap adil. Produksi secara
bebas dan kompetitif harus dihilangkan.
Adapun ciri-ciri ideologi sosialisme adalah sebagai berikut:

Menolak kapitalisme dan berusaha menghapuskannya


lewat perjuangan kaum buruh, tetapi menerima demokrasi
parlementer.

Merencanakan masyarakat berdasarkan dorongan kerja


sama dan tidak ada hak milik perseorangan. Tidak ada
kelas kaya dan miskin, ataupun kelas majikan dan buruh,
sebab semua sama.

Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat


bekerja sama dan solidaritas dengan hak-hak yang sama.

Penentuan nasib sendiri bagi semua orang hanya dapat


dicapai melalui solidaritas

Menolak kebebasan yang


kepentingan hak milik.

Demokrasi tidak akan berjalan karena penguasa menekan


kebebasan individu.

cenderung

berpihak

bagi

Komunisme
Pada awalnya sosialisme dan komunisme mempunyai arti yang
sama. Namun komunisme lebih bersifat radikal. Komunisme
berdasarkan pada teori Marxis. Menurut Marxis bahwa
pengawasan alat produksi tidak saja sebagai kunci kekuasaan
ekonomi tetapi juga kunci kekuasaan politik dalam negara.
Negara dipandang sebagai alat pemaksa yang diciptakan oleh
pengawas masyarakat kapitalis untuk kepentingan mereka

sendiri. Dalam memindahkan alat-alat produksi ke tangan


negara,
dilakukan
dengan
cara
kediktatoran.
Ideologi komunisme memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

Menghapus hak milik pribadi

atas alat-alat produksi, dan beralih ke tangan negara.

Hak milik seperti mobil, rumah dan tanah tidak di akui


negara.

Mendirikan masyarakat tanpa perbedaan kelas apapun.

Kepentingan
negara.

Bersifat materialistis.

Menyangkal adanya jiwa, roh dan Tuhan, serta menindas


kebebasan pribadi dan agama.

Menyangkal semua nilai-nilai dan kebutuhan rohani.

warga

nomor

dua

setelah

kepentingan

Fasisme
Fasisme mempunyai konsep dasar bahwa negara memiliki suatu
kehidupan, kesatuan dan kewenangan yang tidak selalu sama
seperti yang diinginkan individu. Orang dibuat seragam dan
menjalani disiplin tertentu dalam rangka meraih tujuan moral.
Pemerintah atas nama negara diberi wewenang untuk
mengendalikan kegiatan warga negaranya. Buruh dan pemilik
modal harus dapat bekerja samadan dalam pengawasanserta
tekanan dari negara. Rakyat sebagai kekuatan bagi tentara
modern dan industri. Tujuan akhir adalah terwujudnya
masyarakat yang bertingkat dengan golongan elite sebagai
pemimpin yang memimpin secara bebas dari segala tekanan.
Adapun ciri-ciri ideologi fasisme adalah sebagai berikut:

Pemerintahan bersifat otoriter dan totaliter.

Sistem pemerintahan satu partai.

Negara dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan


negara.

Mempercayai adanya perbedaan antara orang yang


memerintah dan yang diperintah, antara elite dan massa.

Membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul.

E. Perbandingan Ideologi Komunis,Liberal,dan Pancasila


1.Ideologi Komunis
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia.Komunisme
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua adalah milik
rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi
terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam
suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani
hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme
antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner
yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya
yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis
untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat
utopia.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika
materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan
agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya,
dengan prinsip bahwa agama dianggap candu yang membuat
orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta
keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki
penghapusan pranata kaum kapitalis serta berkeinginan
membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal (faktor
produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat
kekuatan menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam
setiap upaya-upaya untuk menanamkan ideologinya itu, Paham
komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni dengan jalan
revolusi
dengan
metode
kekerasan.
Hal
inilah
yang
menyebabkan antipati masyarakat dunia terhadap paham ini.
Kalau kita membuka lembaran sejarah berikutnya, Afganistan
yang pernah berada di bawah jajahan Unisoviet mengalami

tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan


yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.
ciri ciri ideologi komunis
1. Penganut-penganut komunis mempercayai bahawa sistem
kapitalis (pasaran bebas) adalah buruk. Mengikut mereka,
golongan pekerja dalam sistem kapitalis amat menderita.
2. Komunis mempercayai bahawa golongan pekerja harus
bersatu dalam kesatuan-kesatuan sekerja dan lain-lain
pertubuhan. Kemudian, mereka harus mengadakan revolusi
untuk menjatuhkan kapitalis.
3. Komunis percaya bahawa masyarakat baru komunis akan
menjadi masyarakat yang tidak berkelas. Tidak akan terdapat
lagi golongan penindas dan golongan yang ditindas. Semua
orang memiliki kekayaan yang sama (tidak akan wujud
golongan kaya/elit).
4. Komunis percaya bahawa dalam sebuah negara komunis,
semua harta adalah hak milik negara. Orang perseorangan
tidak boleh memiliki tanah atau perniagaan. Pemilikan harta
persendirian adalah merupakan ciri-ciri kapitalis yang perlu
dielakkan. Semua harta mesti dimiliki dan diuruskan oleh
kerajaan. Harta-harta kapitalis akan dirampas.
5. Komunis anti agama dan tidak mempercayai kewujudan Tuhan.
Mereka
menganggap
bahawa
agama
adalah
candu
masyarakat.
2. Ideologi Liberal
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa
kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh
dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika
itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut.
Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem
dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system
ini bersifat statis dan sukar berubah.
Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaranajaran yang terkandung dalam ideologi itu dirumuskan secara
sistematis dan terinci dengan jelas, diindoktrinasikan kepada

warga masyarakat, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat


oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai
atau ideologi yang diperkenankan hidup dalam masyarakat
seperti ini hanyalah ideologi yang doktriner tersebut. Akan tetapi,
apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut
tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan
dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja) maka ideologi
tersebut digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam hal ini,
ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara
fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem
ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Atas dasar itu,
pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat partai atau
pemerintah, melainkan dengan pengaturan kelembagaan.
Maksudnya, siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tidak akan hidup
secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi
pragmatis. Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan
berkembang dalam masyarakat ini, tetapi ada satu yang
dominan.
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada
abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat
Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni
kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan
untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai
proses
politik
dan
ekonomi,
sedangkan
para
petani
berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh
patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan
tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa,
para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang
dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).
Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron.
Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya
ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk
gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang
diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu
dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah
oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik
raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam
ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga
atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu
muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah
ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri
dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan
buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak

yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi.


Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan
yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang
membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu
ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan
industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang
digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman
itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan
pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk
membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan
bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan
semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara
bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal
adalah
yang
memungkinkan
individu
mengembangkan
kemampuan-kemampuan
individu
sepenuhnya.
Dalam
masyarakat
yang
baik,
semua
individu
harus
dapat
mengembangkan
pikiran
dan
bakat-bakatnya.
Hal
ini
mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada
segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau
seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab
sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut
asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen
yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi
liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong
setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan
menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka
ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup
mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana
dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik
atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun
juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat
membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik
buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal
sebagai
berikut
:
Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih
baik.
Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual
penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan
kebebasan
pers.
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat
secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk
rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk

diri
sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain
merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan
dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan
dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal
yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin
dibatasi.Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila
setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau
masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian
sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan
demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari
seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuankemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut
di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa
Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya
Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara
harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari
pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan
kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja
mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara
umum,
liberalisme
mencita-citakan
suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi
para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya
dari
pemerintah
dan
agama.
Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang
relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan,
dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh
dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya samasama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford
Manifesto dari Liberal International: Hak-hak dan kondisi ini
hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi
sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan
pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang
diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang
diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia,

dengan menghargai
kaum minoritas.

kebebasan

dan

pandangan-pandangan

Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham


liberalisme
adalah
yang
memungkinkan
individu
mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.
Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan
pikiran
dan
bakat-bakatnya.
Hal
ini
mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas
tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu
untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus
dilakukan.
3.Ideologi Pancasila
Pancasila dianggap sebagai sebuah ideologi karena
Pancasila memiliki nilai-nilai filsafat mendasar juga rasional.
Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai sebuah landasan
dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu
juga, Pancasila merupakan wujud dari konsensus nasional, itu
semua karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah sketsa
negara moderen yang telah disepakati oleh para pendiri negara
Republik Indonesia kemudian nilai-nilai dari kandungan Pancasila
itu sendiri dilestarikan dari generasi ke generasi.
ideologi pancasila sendiri adalah suatu pemikiran yang
beracuan Pancasila. Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan,
Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional.
ciri ciri ideologi pancasila
Ideology pancasila di anut oleh Negara Indonesia dan bila kita
cermati ideology pancasila memiliki ciri-ciri :
A. Dalam bidang ekonomi menganut azaz kekeluargaan.
B. Dalam bidang sosial menganut azaz kegotongroyongan .
C. Dalam bidang politik menganut azaz musyawarah untuk mufakat .
D. Dalam bidang agama ,Indonesia adalah Negara yang religius artinya
berketuhanan yang maha esa

Anda mungkin juga menyukai