I. PENDAHULUAN
Pemberlakuan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun
penyelenggaraan
pendidikan.
Pengelolaan pendidikan yang semula
bersifat sentralistik berubah menjadi
desentralistik.
Desentralisasi
pengelolaan
pendidikan
dengan
diberikannya
wewenang kepada sekolah untuk
menyusun kurikulumnya mengacu
pada Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana yang dilaksanakan untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang
diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang terdiri atas
standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar tenaga
kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan, terdapat adanya tuntutan
globalisasi dalam bidang pendidikan
yang memacu agar hasil pendidikan
nasional dapat bersaing dengan hasil
pendidikan negara-negara maju.
Terdapat beberapa hal penting
dari konsep pendidikan di atas.
potensi
peserta
didik
bukan
menjejalkan materi pelajaran atau
memaksa peserta didik agar dapat
menghafal data dan fakta.
Keempat, akhir dari proses
pendidikan adalah peserta didik
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Hal ini berarti pendidikan
berujung kepada pembentukan sikap,
kecerdasan dan keterampilan.
Sedangkan penanaman Ilmu
Pengetahuan pada kelas permulaan
Sekolah Dasar bersifat fundamental
(mendasar). Jika dalam pelaksanaan
pembelajaran terutama guru kelas
permulaan
SD
salah
dalam
penerapannya, dalam artian tidak
mempertimbangkan sikap mental
peserta didik maka akan dapat
berakibat fatal terhadap perkembangan
mental peserta didik dan peserta didik
tidak
bisa
mengikuti
proses
pembelajaran dengan baik akhirnya
banyak peserta didik yang putus
sekolah terutama di kelas permulaan
ini.
Desentralisasi
pengelolaan
pendidikan yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan kondisi
daerah sudah mulai dilaksanakan.
Bentuk nyata dari desentralisasi
pengelolaan pendidikan ini adalah
diberikannya kewenangan kepada
bahwa
prinsip
pengembangan
kurikulum di SD antara lain (1)
berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, kepentingan peserta didik
dan lingkungannya, (2) beragam dan
terpadu,
(3)
tanggap
terhadap
perkembangan iptek dan seni, (4)
relevan dengan kebutuhan kehidupan,
(5)
menyeluruh
dan
berkesinambungan, (6) belajar sepanjang
hayat,
(7)
Seimbang
antara
kepentingan nasional dan kepentingan
daerah. Yang selanjutnya dijelaskan
bahwa prinsip pelaksanaan kurikulum
melalui pendekatan Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM) dengan
prinsip Tut Wuri Handayani dan
Alam Terkembang menjadi Guru
dengan
struktur
pembelajaran
kelasI,II,danIIIdilaksanakanmelaluipen
dekatanTematik.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Blazely dkk, 1997 (Suderajat,
2002 : 3), menyebutkan bahwa proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah
masih
banyak
menggunakan
pendekatan pembelajaran yang kurang
memperhatikan
kebutuhan
dan
pengembangan potensi peserta didik
serta cenderung bersifat sangat
teoretik.
Pemerintah melalui Badan
Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
menetapkan
pendekatan
tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang
harus dilakukan oleh pesera didik
I
II
III
Jumlah
Rerata
6
6
6
18
Total
S
520,9
482,6
86,81
80,43
548,7
540,9
91,45
90,14
534,8
511,75
89,13
85,29
514,8
1518,3
84,35
85,8
253,04
84,35
539,1
1628,7
90,48
89,86
271,45
90,48
526,95
1573,5
87,42
87,83
262,25
87,42
Kelas
Silabus
I
II
III
Jumlah
Rerata
6
6
6
18
RPP
Total
464,3
77,39
533,9
88,99
499,1
83,18
417,4
69,59
467
77,83
442,2
73,7
445,2
74,2
516,5
86,09
480,85
80,14
1326,9
221,18
1517,4
252,91
1422,15
237,03
73,72
73,72
84,3
84,3
79,01
79,01
Kelas
I
II
III
Jumlah
Rerata
Persyaratan
S
R
Pelaksanaan
S
R
Total
S
386,7
64,4
384,5
64,1
385,6
64
355
59,2
365,1
60,8
360
60
426,7
71,1
411,3
68,5
419
69,8
18
1168,4
194,7
1160,9
193,5
1164,7
194,1
64,9
64,9
64,5
64,5
64,7
64,7
379,7
63,3
422,4
70,4
388,3
64,7
332,5
55,4
360,4
60,1
408,3
68,1
354,9
59,1
381,6
63,6
18
1261,6
210,3
1067,1
177,8
1164,4
194,1
70,1
70,1
59,3
59,3
64,7
64,7
88,7
532,1
268,9
89,6
95,8
1613,4
89,6
506,6
260,3
86,8
574,7
86,8
1561,6
86,8
95,6
277,1
92,4
77,9
520,5
589,1
1662,7
92,4
98,2
94,2
262,3
87,4
467,7
1573,8
98,8
92,2
573,4
90,1
87,4
88,9
540,3
282,3
533,3
82,7
94,1
85,4
95,3
1694,1
88,3
571,7
94,1
529,8
Total
262,4
592,6
88,7
Pelaporan
87,5
81,6
531,9
489,6
Tindak
Lanjut
1574,6
553,1
Analisis
87,5
6
6
6
18
I
II
III
1.
2.
77,5
3.
465
Rerata
Total
Jumlah
Pelaksanaan
S
R
496,1
I
II
III
Jumlah
Rerata
Persyaratan
S
R
84,4
512,4
1.
2.
3.
Kelas
565,3
No
Total
267,9
90,4
86,3
91,2
89,3
1607,4
542,2
517,8
547,4
89,3
98,3
96,9
291,4
97,2
96,2
589,7
581,5
1748,7
97,2
577,5
94,1
90,1
280
575,1
93,3
241,3
80,4
1680,1
1447,7
80,4
Pelaporan
93,3
264,3
88,1
83,4
1586
88,1
95,9
564,7
540,3
81,3
76,6
459,5
262,4
87,1
500,2
83,7
84,3
87,5
89,2
S
488
93,5
88,9
533,5
535,2
Tindak
Lanjut
1574,6
Rerata
Analisis
87,5
Jumlah
505,9
6
6
II
III
6
18
2.
3.
1.
561,2
501,9
Kelas
Pelaksan
aan
522,9
No
Perencana
an
106,2
507,4
84,6
597,7
99,6
655,3
109,2
593,5
98,91
106,2
667,2
111,2
639,4
106,6
655,3
109,2
648,6
108,1
104
637,3
937,3
626
94,98
107,3
110
569,9
644
660
107
644
II
115
108,6
652,6
Total
107
Tindak
Lanjut
S
R
643
Pelaporan
690
Evaluasi
III
Kelas
Supervisi
2.
Pemantauan
3.
1.
No
PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan
bahwa: (1) Pelaksanaan standar proses
variabel perencanaan pembelajaran
pada sekolah kategori SN dan RSBI
2724
533
2714
526,3
2702
525
105
105
105
104
104
2749
106
105
517
103
101,8
610,5
98,7
591,9
97,97
101,4
608,6
107,2
100,1
490,4
99,3
Tindak
Lanjut
S
R
400,6
122,8
99,04
S
643,4
92,67
587,8
97,3
556
99,04
594,2
100,9
605,2
595,7
106,6
583,8
107,1
642,9
96,95
579,5
107,3
644
491,1
125,1
639,4
108,3
649,8
101,9
611,6
94,21
565,3
Pelaporan
396,2
111,2
500,4
125,1
500,4
119,5
478,2
92,7
556
Kelas
Evaluasi
444,8
90,4
361,4
98,2
392,7
120,5
481,9
No
Supervisi
529,9
2667
103
101,9
407,7
II
III
1.
Pemantauan
106
517
103
Rerata
2655
26
2.
3.
104,2
521,4
2507
521,7
104,3
104,2
2544
518,7
103,7
104,3
2503
507
101
103,7
2418
528,8
105,8
101
2534
530,4
106
105,8
2534
24
106
Rerata
103
KS
Jumlah
4
4.
5.
Jumlah
Total
R
100,1
400,6
99,04
396,2
111,2
444,8
90,4
361,4
98,2
392,7
101,9
407,7
105,6
211,3
97,3
194,6
97,3
194,6
111,2
222,4
111,2
222,4
111,2
222,4
KS
P
4
4.
5.