Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON

Cincin Newton
Devi Nurulfa, Diajeng Indraswary, Zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: devi13@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan penelitian tentang kisi difraksi.
Yang bertujuan untuk mempelajari peristiwa interferensi pada
percobaan cincin newton, menjelaskan fungsi-fungsi alat pada
cincin newtone, mengukur panjang gelombang dari lampu
halogen dengan menggunakan metode Newtone Rings (Cincin
Newtone) dan mencari keseksamaan panjang gelombang yang
dihitung dengan menggunakan mikroskop vernier dengan
panjang gelombang yang sebenarnya. Percobaan ini
menggunakan prinsip interferensi cahaya. Dengan meletakkan
lensa plankonveks pada tempatnya, kemudian ketika lampu
halogen dinyalakan diatur kemiringan reflector sehingga
cahaya yang terpantul dapat membentuk pola gelap terang
berbentuk cincin yang dikenal dengan cincin newton. Dengan
pengambilan data berupa jari-jari yang terbentuk tiap orde,
data yang diambil hingga orde ke 3. Setiap data yang diperoleh
diolah hingga dihasilkan panjang gelombang tiap orde ordenya
di sisi kiri yaitu orde 1 sebesar 0.000898826mm, orde 2 sebesar
0.000533012 mm, orde 3 sebesar 0.000432091mm, dan pada
sisi kanan orde 1 sebesar 0.000176004, pada orde 2 sebesar
6.43345E05danpadaorde3sebesar3.48211E05 . Terdapat
bagian-bagian alat cincin newton yang fungsinya berbeda
untuk menghasilkan pola cincin newton. Serta dapat diketahui
semakin besar ordenya maka panjang gelombang yang
terbentuk semakin besar dan nilai keseksamaan dari panjang
gelombang yang dihitung dengan panjang gelombang
sebenarnya sebesar 32.77831019%.

Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang cahaya


sefase atau beda fasenya nol, sedangkan interfersnsi
destruktif terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase
180[5].
Interferensi terjadi apabila terdapat dua atau lebih
berkas sinar yang saling bertemu dan bergabung. Jika bukan
berupa sinar, maka interferensinya akan sulit diamati.
Interferensi cahaya akan sulit diamati karena panjang
gelombang cahaya yang sangat pendek dan cahay
gelombang yang dipancarkan dengan fase yang tidak tentu,
sehingga interferensinya terjadi dalam waktu yang sebentar
saja.

Kata Kunci Cincin Newton, Interferensi cahaya, Panjang

Dengan begitu interferensi maksimum pada suatu sudut


dengan persamaam berikut:

Gelombang

Gambar 1. Peristiwa interferensi

dsin = m , m=0, 1, 2 ......(1)

I.

PENDAHULUAN

ahaya merupakan suatu unsur yang berada dalam


kehidupan sehari-hari. Cahaya juga merupakan
gelombang, sehingga memiliki sifat yang sama
seperti gelombang. Sifat dari gelombang cahaya
adalah dapat dipantulkan, dibiaskan, dofraksi, polarisasi dan
interferensi. Salah satu alat yang digunakan untuk
memntulkan dan membiaskan cahaya menggunakan lensa
dimana lensa merupakan suatu alat optic. Dalam
pengaplikasiannya adalah pada sayap kupu-kupu yang
berwarna coklat. Permukaan atasnya yang berbeda dengan
permukaan sayap bawahnya. Permukaan atasnya tertutupi
warna biru legam, yang terpantul sehingga mengalami
interferensi cahaya. Warna biru pada permukaan sayap
merupakan pengalih warna yang bergantung sudut
pandangnya. Fenomena ini merupakan alas an kuat untuk
melakukan percobaan cincin newton ini.
Interferensi
adalah
penggabungan
secara
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik diruang yang terjadi efek penguat dan pelemah.
Efek penguat gelombang cahaya karena superposisi disebut
interferensi konstruktif sedangkan efek pelemah gelombang
cahaya karena superposisi adalah interferensi destruktif.

dengan m adalah orde. Persamaan diatas dikenal dengan


interferensi terang, untuk interferensi mimum terjadi pada:
dsin = (m + ) , m=0, 1, 2

(2)

persamaan diatas dikenal dengan interferensi gelap.


Interferensi terang pinggiran paling besar untuk pinggiran
pusat m=0, dan berkurang untuk orde yang lebih besar[1].
Lensa adalah benda bening yan dibatasi oleh dua
bidang bias dengan minimal suatu permukaan tersebut
merupakan bidang lengkung. Dimana lensa ini merupakan
alat optic yang dapat tembus cahaya

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON


Gambar 2. Bentuk standar dari lensa. (a) lensa positif, (b)lensa
negative

Dalam lensa dikenal dengan titik focus pertama (F 1) adalah


titik benda yang berada pada sumbu utama dengan bayaran
yang berada ditempat yang tak terhingga (sangat jauh).
Selain itu dikenal pula titik focus kedua (F 2), yaitu titik
bayangan yang berada pada sumbu utama dengan benda
yang berada pada tempat yang tak terhingga (sangat jauh)[2].

(a)

cekung memiliki dua titik focus. Titik focus aktif yang


terletak didepan lensa cekung dan titik focus pasif yang
terletak di belakang lensa cekung. Dikatakan lensa ini
sebagai lensa negative karena tutuj focus aktif yang terletak
di depan lensa cekung, sehingga selalu bernilai negative[4].
Apabila sebuah lensa tipis dengan ketebalan yang
bermacam-macam, dengan cahaya monokromatik, missal
cahaya kuning dari lampu natrium. Cahaya tersebut akan
diamati pita atau garis terang dan gelap secara berselangseling yang disebut dengan rumbai. Jarak antara rumbai
terang dengan rumbai gelap merupakan jarak perubahan
tebal sehingga perbedaan 2t sma dengan . Untuk pola
interferensi yang diamati jika cahaya yang dipantulkan
diantara permukaan kaca berbentuk bola dan permukaan
kaca rata yang bersentuhan. Rumbai interferensi
melingkarini dikenal dengan cincin newton[2].

(b)

Gambar 3. Ilustrasi titik fokus. (a) titik focus pertama (b) titik
focus kedua

Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih


tebal dari pada pinggirnya, lensa cembung ini dikenal
dengan lensa konvergen. Lensa cembung memiliki beberapa
jenis yaitu, cembung-cembung (bikonveks), cembung datar
(plankonveks), cembung-cekung (konkaf-konveks). Dimana
jenis-jenis gelombang cembung tidak lain digambarkan pada
lensa positif seperti pada gambar 2. Pada lensa cembung
terdapat tiga sinar istimewa yang berlaku, yaitu sinar datang
yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju focus,
sinar datang yang melewati focus akan dibiaskan sejajar
sumbu utama, dan sinar datang yang melewati pusat optic
lensa tidak akan dibiaskan[3].
Pada lensa cembung terdapat dua berkas sinar yang
datang, sehingga terdapat dua titik fokus. Seperti pada
gambar 3, dengan menganggap tempat sinar datang pada
bagian depan. Titik focus yang berda dibagian depan lensa
cembung disebut titik focus maya, selain itu juga
menganggap tempat sinar dibiaskan pada lensa cembung
berada dibagian belakang. Titik focus yang berada
dibelakang lensa cembung disebut titik focus sejati. Titik
focus ini dapat disebut sebagai sumbu utama. Lensa
cembung ini dikatakan lensa konvergen karena cahaya yang
datang pada lensa cembung dibiaskan menuju satu titik saja.
Tempat berpotongnya titik focus selalu berada dibagian
belakang lensa cembung yang disebut focus sejati. Sehingga
jarak focus lensa cembung selalu bernilai positif. Hal ini
yang menyebabkan lensa cembung dikenal dengan lensa
positif[4].
Lensa cekung adalag lensa yang bagian tengahnya
lebih tipis dari pada bagian pinggirnya, yang disebut dengan
lensa divergen. Lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa,
yaitu sinar sejajar sumbu utama, dibiaskan seakan berasal
dari focus, sinar yang menuju focus dibiaskan sejajar sumbu
utama dan sinar yang melalui titik pusat optic lensa tidak
dibiaskan[3].
Pada lensa cekung dikatakan lensa divergen, karena
pada lensa cekung berkas sinar yang datang sejajar sumbu
utama akian dibiaskan menyebar seolah berasal dari satu
titiki seperti pada gambar 3. Berarti cahaya memiliki sifat
menyebar. Sama halnya dengan lensa cembung, lensa

Gambar 4. Permukaan kaca untuk pengamatan cincin newton

Konstanta t menghasilkan pinggiran melingkar yang


merupakan pola salah satu konsentris dan pola tersebut
adalah pola gelap terang. Gambar diatas menunjukkan
contoh sinar yang dipantulkan pada bagian atas dan bawah
film udara. Pada daerah titik kontak keduapermukaan,
perbedaan lintasan sinar yang dipantulkan dari bagian atas
permukaan kaca-udara bernilai nol atau dapat dikatakan
lebih kecil dengan panjang gelombang cahaya. Interferensi
yang terjadi akan melemahkan kerena pergeseran fase 180
sinar yang dipantulkan dari permukaan kaca udara bagian
bawah yang sangat tipis. Cincicn terang terjadi akibat
interferensi destruktif
rn =

(m) R

...

..(3)
dengan R adalah jari-jari kelengkungan lensa, adalah
panjang gelombang cahaya dalamkaca, r n adalah radius
cincin terang ke-n dan dengan m orde ke-n yaitu 1, 2, 3
sedangkan radius cincin newton gelap ke-n dihitung
menggunakan
rn =

mR

.(4)
dalam kaca (lensa) yang dapat dinyatakan dengan = 0/n.
dimana n adalah indeks bias kaca yang dikewati dan 0
adalah panjang gelombang cahaya diudara[1].

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON

II. METODOLOGI
tidak

Pada percobaan cincin newton dilakukan


diperlukan alat-alat yang digunakan saat percobaan yaitu
menggunakan set alat cincin newton yang terdiri dari
reflector, lensa plankonveks (lensa datar dan cembung),
kaca planparalel (kaca datar), lensa okuler, lensa objektif
dan mikroskop vernier

ya
Finish

Gambar 6. Flow chart percobaan cincin newton

Kemudian dari hasil data ang diperoleh, data diolah


menggunakan persamaan berikut untuk diperoleh data yang
diinginkan sesuai dengan tujun percobaan. Untuk
menghitung panjang gelombang

m =

r
R

.........................................(5)
serta untuk menghitung error yang diperoleh saat percobaan

Error =

Gambar 5. Skema alat percobaan cicncin newton

Langkah kerja pada percobaan cincin newton


adalah dipastikan peralatan yang terdiri dari lampu halogen
dengan sumber dan set alat cincin newton telah lengkap.
Dibersihkan lensa plankonveks dengan tissue yang lembut
sampai benar-benar bersih. Diatur posisi lensa plan konveks
pada tempatnya. Dinyalakan lampu halogen dengan
menekan starting switching pada line spectrume light source
dan tahan beberapa saat. Diatur kemiringan reflector
sehingga pantulan dari sumber cahaya ke lensa plankonveks
membentuk beberapa lingkaran. Diatur/digeser skala pada
mikroskop vernier untuk mendapatkan data yang dicari.
Switch off alat segera setelah digunakan.
Untuk memudahkan melakukan percobaan dapat
melihat diagram alur percobaan berikut ini:
Start

Dipastikan alat yang digunakan lengkap

Dibersihkan lensa plankonveks dengan tissue

Diatur posisi lensa pada tempatnya

hitung sebenarnya
x
sebenarnya

100% | (6)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan cincin newton yang telah dilakukan
diperoleh data berupa jari-jari setiap lingkaran yang
terbentuk sampai orde ke 4 baik pada sisi atas dan sisi
bawah. Dengan data percobaan sebagai berikut:
Table 1. Data percobaan pada sisi kiri, Rpusat 5,72mm
r atas (mm)
N
r rata-rata
Orde
o
(mm)
1
2
1
2
3

1
2
3

6.83
7.02
7.38

6.94
7.35
7.71

Tabel 2. Data percobaan pada sisi kanan, Rpusat 5,72mm


r bawah (mm)
N
r rata-rata
Orde
o
(mm)
1
2
1
1
4.56
4.60
4.58E02
2
2
4.17
4.30
4.24E02
3
3
4.03
4.01
4.02E02

Adapun contoh perhitungan untuk memperoleh hasil data


dalam tabel pada percobaan pertama diatas sebagai berikut

Dinyalakan lampu halogen dan ditahan sesaat

Diketahui
Diatur kemiringan reflector hingga membentuk lingkaran
Diatur/digeser skala pada mikroskop vernier

Ditanya
Jawab

:m=1
r = 1.07 x 10-3 m
R = 2.5 m
:=?
:

=
Switch off alat setelah digunakan

r2
mR

1.1449 x 10-6 m
1 x 1.07 x 10-3 m
= 0.00045796 nm

=
Sudah diulang 2 kali ?

6.89E02
7.19E02
7.55E02

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON

Sedangkan perhitungan untuk error adalah


Diketahui
Ditanya
Jawab

: perhitungan = 0.00045796 nm
sebenarnya = 0.0009 mm
: error = ?
:
Error

kiri
=

hitung sebenarnya

x 100% |
sebenarnya
=

0.000457960.0009
0.0009

kanan

Gambar 7. Grafik hubungan antara orde (m) dengan kuadrat jari-jari (r2)

100% |
= 49.11555556 %
Tabel 3. Hasil perhitungan panjang gelombang sisi kiri
Ord
r rata-rata
R

No
e
(mm)
(mm)
(mm)
0.00089882
1
1
2500
6.89E02
6
0.00053301
2
2
2500
7.19E02
2
0.00043209
3
3
2500
7.55E02
1
Tabel 4. Hasil perhitungan panjang gelombang sisi kanan
r rata-rata
R

No
Orde
(mm)
(mm)
(mm)
4.58E02
0.000176004
1
1
2500
2
2
4.24E02
2500
6.43345E05
4.02E02
3.48211E05
3
3
2500
Tabel 5. Hasil perhitungan error panjang gelombang sisi kiri
N
sebenarnya
hitung
Error
Orde
o
(mm)
(mm)
(%)
0.000898826
3.74E+01
1
1
6.54E-04
0.000533012
1.85E+01
2
2
6.54E-04
0.000432091
3.39E+01
3
3
6.54E-04
Rata-rata

6.54E04

3.00E+01

Tabel 6 hasil perhitungan error panjang gelombang sisi kanan


N
sebenarnya
hitung
Error
Orde
o
(mm)
(mm)
(%)
1
1
6.54E04
0.000176004
7.31E+01
2
2
6.54E04
6.43345E05
9.02E+01
3
3
6.54E04
3.48211E05
9.47E+01

6.54E04
8.60E+01
Ratarata

Dari perhitungan jari-jari tersebut dapat dibuat grafik antara


orde dengan kuadrat jari-jari yang telah dirata-rata seperti
berikut

Pada percobaan cincin newton yang telah


dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari peristiwa
interferensi pada percobaan cincin newton, menjelaskan
fungsi-fungsi alat pada cincin newtone, mengukur panjang
gelombang dari lampu halogen dengan menggunakan
metode Newtone Rings (Cincin Newtone) dan mencari
keseksamaan panjang gelombang yang dihitung dengan
menggunakan mikroskop vernier dengan panjang
gelombang yang sebenarnya. Percobaan ini berprinsip pada
teori interferensi cahaya.
Dari percobaan yang dilakukan, dapat dijelaskan
peristiwa interferensi. Interferensi terjadi apabila terdapat
dua buah atau lebih gelombang yang datang kemudian
berinterferensi membentuk pola gelap dan terang. Adanya
pola gelap terang di akibatkan oleh pertemuan antara dua
fase pada suatu gelombang. Pada percobaan ini, sinar yang
datang dari lampu halogen menuju lensa plankonveks ada
beberapa yang di pantulkan dan ada yang di biaskan,
Pertemuan antara sinar yang datang dan sinar yang
dipantulkan di lensa plankonveks, dapat menimbulkan
suatu pola, pola gelap ketika fase berlawanan saling
melemahkan dan pola terang saat fase nya sama saling
menguatkan. Beda fase tersebut disebabkan oleh adanya
reflector pada alat sehingga pusat cicin selalu perpola gelap.
Karena
banyaknya
cahaya
yang
berinterferensi
menyebabkan titik pemantulannya berbeda-beda sehingga
jarak orde yang terbentuk tidak sama. Terbentuknya pola
yang seperti cincin ini dikarenakan adanya penggunaan
lensa cembung pada mikroskop vernier yang digunakan.
Karena lensa cembung memiliki kemampuan untuk
menangkap serta mengumpulkan cahaya (konfergen), maka
cahaya yang ditangkap oleh lensa akan cenderung memusat
dan seolah-olah bayangan terbentuk seperti cincin yang
berberntuk lingkaran.
Percobaan cincin newton ini digunakan alat dan
bahan berupa mikroskop vernier dan lampu halogen. Lampu
halogen ini merupakan cahaya quasi monokromatik yang
artinya bukan merupakan cahaya polikromatik maupun
cahaya monokromatik karena memiliki nilai panjang
gelombang dengan range tertentu. Cahaya halogen ini
berfungsi untuk memberikan cahaya pada lensa cembung
yang akan menghasilkan cahaya banyak dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Pada mikroskop vernier ini
terdiri dari beberapa bagian yaitu skala vernier yang
berfungsi untuk mengukur jari-jari lingkaran pada cincin
newton untuk setiap ordenya, lensa cembung berfungsi
untuk membentuk cahaya lingkaran dengan pola gelapterang, kaca berfungsi untuk media pemantulan untuk
membentuk lingkaran gelap terang, lensa okuler merupakan

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON


lensa yang dekat dengan mata yang berfungsi untuk melihat
suatu objek yang terbentuk dari hasil pemantulan yang
terjadi dan lensa objektif merupakan lensa yang berada
dekat dengan benda.
Dari data yang diperoleh dan yang telah diolah
dapat diketahui bahwa nilai panjang gelombang pada setiap
ordenya di sisi kiri yaitu orde 1 sebesar 0.000898826 mm,
orde 2 sebesar 0.000533012mm, orde 3 sebesar 0.000432091
mm, dan pada sisi kanan orde 1 sebesar 0.000176004, pada
orde2sebesar6.43345E05danpadaorde3sebesar3.48211E05

Kemudian dari data yang diperoleh tersebut dicari


keseksamaam tiap perhitungan panjang gelombangnya yang
kemudian dibandingkan dengan panjang gelombang dari
lampu gas halogen tersebut. Diperoleh error yang telah
dirata-rata sebesar 6%

yang terbentuk semakin besar dan nilai keseksamaan dari


panjang gelombang yang dihitung dengan panjang
gelombang sebenarnya sebesar 6%.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Gelombang dan Optik untuk percobaan cincin
newton Diajeng Indraswary yang telah bersedia membantu
baik pada saat sebelum, sedang dan setelah dilaksanakannya
percobaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
rekan satu kelompok atas kerja samanya dalam
melaksanakan percobaan cincin newton ini.

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan cincin newton yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa peristiwa interferensi cahaya ini
mengakibatkan terbentuknya pola gelap terang berbentuk
cincin yang dikenal dengan cincicn newton. Terdapat
bagian-bagian alat cincin newton yang fungsinya berbeda
untuk menghasilkan pola cincin newton. Serta dapat
diketahui semakin besar ordenya maka panjang gelombang

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Cutnell, John D dan Kenneth W. Johnson.2007.Physics edition


7th.Asian.
Giancoli, Douglas. C. 2001. Fisika Edisi Kelima jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Jenkins, Francis. A and Harvey E. White. 1976. Fundamentals of
Optics Fourth Edition. Tokyo Japan: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd
Tipler, Paul A. 1991. Fsisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Erlangga

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK-CINCIN NEWTON


[5]

Anda mungkin juga menyukai