Anda di halaman 1dari 11

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi

secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Parameter dari gempa bumi
yaitu dapat ditinjau dari waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time - OT), Lokasi pusat
gempabumi (Episenter), Kedalaman pusat gempabumi (Depth), Kekuatan Gempabumi
(Magnitudo). Karakteristik Gempa bumi yakni berlangsung dalam waktu yang sangat singkat,
lokasi kejadian tertentu, akibatnya dapat menimbulkan bencana, berpotensi terulang lagi,
belum dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat
dikurangi.
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng
tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk
bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng
tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang
menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng
tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua
(Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Gunung api terjadi dari proses pengangkatan dan erosi terbentuk dari akumulasi material
hasil erupsi seperti lava, kerikil, abu dan lain lain. Gunung merapi merupakan gunung api
andesitik yang berbentuk kerucut dan merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di
Indonesia. Aktivitas gunung merapi yang telah berlangsung selama 50 ribu tahun ini
mengeluarkan produk material dengan laju rata-rata 1,2 juta m3 pertahun.
Gunung merapi termasuk gunungapi tipe strato yang mempunyai kekentalan magma tinggi
(Reksowirogo, 1979). Kekentalan magma yang tinggi berpengaruh terhadap bentuk suatu
gunungapi. Bentuk gunung merapi dapat dibedakan menjadi dua bagian (Van Bammelen,
1949) yaitu: bagian gunung merapi yang lebih tua dan kerucut merapi aktif.
Secara geografis gunung merapi terletak pada posisi 7o32,5 LS dan 110o26,5 BT.
Gunungapi ini mempunyai ketinggian 2,986 mdpl dan secara administratif terdapat pada
perbatasan antara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah.
Gunung Api
Istilah gunung api terbentuk dari kata gunung dan api. Menurut definisi gunung api
yaitu tempat dimana magma keluar permukaan bumi (Andreas, 2001). Gunung secara harfiah
berarti sebuah bentuk tanah yang menonjol diatas wilayah sekitarnya yang merupakan bukit
yang sangat besar dan tinggi dimana biasanya tingginya lebih dari 600m sedangkan definisi
api yang digunakan dalam istilah gunung api merujuk kepada material pijar yang keluar dari
dalam inti bumi (Kusnandar, 2004 dalam Jamel 2012). Gunung api adalah lubang atau
saluran yang menghubungkan suatu wadah yang berisi bahan yang dapat disebut dengan
magma (Koesoemadinata dan Yunazwardi, 2004). Magma keluar ke permukaan bumi melalui
rekahan-rekahan yang memiliki bagian yang terbuka lebar yang terjadi pada kerak bumi.
Berdasarkan pada teori tektonik lempeng dimana ketika dua lempeng saling bertumbukan
maupun saling terpisah dimana yang akan terbentuk celah yang terbuka (rekahan), ditambah
desakan yang cukup besar dari material magma itu sendiri, maka magma akan dapat
mencapai permukaan bumi dan membentuk gunung api (Andreas, 2001).
Gempabumi
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-
lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang
gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Gempa bumi
dibagi menjadi gempa lokal, gempa regional, teleseismic, volcano earthquake, tremor
(low frequency event). Namun yang dibahas di dalam penelitian ini hanyalah gempa mikro,
di mana gempa ini terjadi pada magnitudo di bawah 3. Gempa mikro secara umum
disebabkan oleh :
1. Zona lemah yang terbuka atau bergeser dari air yang diinjeksikan dan meningkatnya
tekanan dalam batuan, sehingga menghasilkan intensitas gempa yang semakin tinggi
dengan bertambahnya tekanan dan volume injeksi.
2. Adanya kontak antara air dingin dengan batuan beku panas (heat source). Hal ini terjadi
ketika batuan reservoir terkena air injeksi secara langsung.
3. Berkurangnya tekanan pori yang mengakibatkan menutupnya pori batuan reservoir karena
hilangnya fluida pengisi pori batuan (akibat produksi fluida). Energi gempa merambat di
dalam medium bumi dalam bentuk gelombang seismik. Gelombang seismik adalah
perambatan gelombang elastik oleh adanya gempa bumi yang merambatkan energi melalui
pergerakan partikel penyusun material bumi. Metode monitoring aktivitas gempa mikro ini
dikenal sebagai metode seismik pasif atau microseismic atau microearthquake. Gempa mikro
memiliki peran penting dalam sistem hidrotermal. Pengamatan gempa mikro pada eksplorasi
geotermal adalah untuk meneliti retakan berpotensi (sesar aktif) yang mempunyai
permeabilitas dan porositas tinggi, melokalisasi perkiraan daerah prospek geotermal dan
kalau memungkinkan dapat membantu menentukan posisi bor (Reynolds, 1997). Dalam
proses produksi, dari pola kejadian gempa mikro yang dipantau dan juga reinjeksi air, akan
dapat ditarik kesimpulan mengenai karakteristik pengisian recharge retakan-retakan besar
yang sangat mempengaruhi pengisian reservoir secara keseluruhan. Karakteristik pengisian
kembali reservoir ini penting diketahui untuk melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi
ketimpangan air dalam reservoir yang pada gilirannya nanti akan mengakibatkan penurunan
produksi.
Gelombang Seismik
Mekanisme gempa bumi dikontrol oleh pola penjalaran gelombang seismik di dalam
bumi. Pola mekanisme ini tergantung pada medium penjalaran atau keadaan struktur kulit
bumi serta distribusi gaya atau stress yang terjadi. Gelombang gempa bumi merupakan
gelombang elastik yang terjadi karena adanya pelepasan energi dari sumber gempa yang
dipancarkan ke segala arah, gelombang gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).

1. Gelombang Badan (Body Wave) adalah gelombang yang merambat melalui lapisan dalam
bumi. Gelombang ini terdiri dari 2 macam gelombang yaitu:
a. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang dimana gerakan partikelnya menjalar searah
dengan arah penjalaran gelombang. Gelombang Longitudinal ini dikenal dengan nama
gelombang Primer (P), karena gelombang ini tiba lebih dahulu pada permukaan bumi.
b. Gelombang Transversal, yaitu gelombang dimana gerakan partikelnya menjalar dengan
arah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombang. Gelombang transversal ini dikenal
dengan nama gelombang S (Sekunder), karena gelombang ini tiba pada permukaan bumi
setelah gelombang Primer.
2. Gelombang Permukaan (Surface Wave) yaitu gelombang yang menjalar sepanjang
permukaan atau pada suatu lapisan dalam bumi, gelombang ini terdiri dari:
a. Gelombang Love dan Gelombang Rayleigh yaitu gelombang yang menjalar melalui
permukaan yang bebas dari bumi.
b. Gelombang Stonely, seperti Gelombang Rayleigh tetapi menjalarnya melalui batas dua
lapisan di dalam bumi.
c. Gelombang Channel, yang menjalar melalui lapisan yang berkecepatan rendah di dalam
bumi.
Untuk mengamati penjalaran gelombang ditunjukkan dari data seismik yang secara alami
merupakan sinyal nonstasioner yang mempunyai berbagai macam frekuensi dan dalam
bentuk waktu.

(a) Gelombang Longitudinal


(b) Gelombang Transversal

(a) Gelombang Love

(b) Gelombang Rayleigh


Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa adalah besaran yang menyatakan besarnya energi seismik yang
dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan berharga sma, meskipun dihitung dari
tempat yang berbeda.. Umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase
gelombang tertentu. Rumus untuk menentukan magnitudo gempa yang umum dipakai pada
saat ini adalah:

M = log (a/T) +f (,h) + CS + CR..............................................(4.1)


dengan,
M : magnitudo,
a : amplitudo gerakan tanah (dalam mikron),
T : periode gelombang,
: jarak pusat gempa atau episenter,
h : kedalaman gempa,
CS : koreksi stasiun oleh struktur lokal (= 0 untuk kondisi tertentu)
CR : koreksi regional yang berbeda untuk setiap daerah gempa.

Ada beberapa jenis magnitude gempa diantaranya sebagai berikut.

Magnitude Lokal (ML)


Magnitude lokal (ML) pertama kali diperkenalkan oleh Richter di awal tahun 1930-an
dengan menggunakan data kejadian gempabumi di daerah California yang direkam oleh
Seismograf Woods-Anderson. Menurutnya dengan mengetahui jarak episenter ke seismograf
dan mengukur amplitude maksimum dari sinyal yang tercatat di seismograf maka dapat
dilakukan pendekatan untuk mengetahui besarnya gempabumi yang terjadi. (USGS, 2002)
Magnitude lokal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan empiris sebagai berikut :

ML = log A log A ...........................................................(4.2)

Saat ini penggunaan ML sangat jarang karena pemakaian seismograf Woods-Anderson yang
tidak umum. Nilai amplitudo yang digunakan untuk menghitung magnitudo lokal adalah
amplitudo maximum gerakan tanah (dalam mikron) yang tercatat oleh seismograph torsi
(torsion seismograph) Wood-Anderson, yang mempunyai periode natural = 0,8 sekon,
magnifikasi (perbesaran) = 2800, dan faktor redaman = 0,8. Selain itu penggunaan kejadian
gempabumi yang terbatas pada wilayah California dalam menurunkan persamaan empiris
membuat jenis magnitude ini paling tepat digunakan untuk daerah tersebut saja. Karena itu
dikembangkan jenis magnitude yang lebih tepat untuk penggunaan yang lebih luas dan
umum. ML mempunyai standard epicenter 100 km. Jadi untuk mengatasi gempa yang
mempunyai episenter kurang dari atau lebih dari 100 km digunakan sistem nomograph untuk
menormalisasi amplitudo bumi dekat atau jauh dari 100 km berdasarkan atenuasi energi
seismik di kalifornia. Selain itu ML akan mengalami saturasi pada gempa dengan kekuatan
6,5 skala richter ke atas.

Magnitude Bodi (Mb)


Terbatasnya penggunaan magnitude lokal untuk jarak tertentu membuat
dikembangkannya tipe magnitude yang bisa digunakan secara luas. Salah satunya adalah mb
atau magnitude bodi (Body-Wave Magnitude). Magnitude ini didefinisikan berdasarkan
catatan amplitude dari gelombang P yang menjalar melalui bagian dalam bumi (Lay. T and
Wallace.T.C. 1995). Secara umum Mb) dirumuskan dengan persamaan :

Mb = log(a/T) + Q (h,D) .......................................................(4.2)

dengan,

a = amplitude getaran (mm),


T = periode getaran (detik)
Q (h,D) = koreksi jarak D dan kedalaman h yang didapatkan dari pendekatan empiris.
Selain terdapat mb adalagi yang disebut mB, mB digunakan untuk periode panjang
sedangkan mb untuk peride pendek.
Focal Mechanism
Mekanisme fokus atau lebih dikenal sebagai Focal Mechanism dari gempa bumi
adalah penggambaran dari deformasi inelastis di kawasan sumber yang menghasilkan
gelombang seismik. Dalam banyak kasus, hal ini berhubungan dengan peristiwa patahan
yang mengacu pada orientasi bidang sesar yang bergeser dan slip vektornya, hal ini dikenal
juga sebagai solusi bidang patahan. Mekanisme fokus berasal dari solusi momen tensor
gempa bumi, yang dapat diperkirakan dari analisis gelombang seismik teramati. Saat terjadi
gempa bumi, terjadi pelepasan energi yang menyebar keseluruh bagian bumi. Mekanisme
fokus dapat diturunkan dengan mengamati pola gerakan pertama/first motion gempa bumi.
Yaitu, apakah gelombang P yang tiba tercatat pertama kali pada seismometer berupa puncak
atau lembah. Dalam hal ini, energi yang tersebar oleh gempa akibat sesar membagi bumi
menjadi empat bagian. Perbedaan first motion ini disebabkan karena posisi stasiun terhadap
sumber gempa bumi.

Mekanisme fokus atau lebih dikenal sebagai Focal Mechanism dari gempabumi adalah
penggambaran dari deformasi inelastis di kawasan sumber yang menghasilkan gelombang
seismik. Dalam banyak kasus, hal ini berhubungan dengan peristiwa patahan yang mengacu
pada orientasi bidang sesar yang bergeser dan slip vektornya, hal ini dikenal juga sebagai
solusi bidang patahan. Mekanisme fokus berasal dari solusi momen tensor gempa bumi, yang
dapat diperkirakan dari analisisgelombang seismik teramati. Mekanisme fokus dapat
diturunkan dengan mengamati pola gerakan pertama, yaitu, apakah kedatangan gelombang P
pertama pecah atau menurun. Metode ini digunakan sebelum gelombang dicatat dan
dianalisis secara digital. Metode ini tetap digunakan pada gempa bumi sangat kecil untuk
solusi momen tensor. Saat ini, Mekanisme Fokus banyak menggunakan analisis semiotomatis
dari bentuk gelombang yang tercatat. Solusi momen tensor biasanya ditampilkan secara grafis
menggunakan diagram beachball. Pola energi radiasi selama gempa bumi dengan satu arah
gerakan pada satu bidang patahan dapat dimodelkan sebagai pasangan ganda, yang
digambarkan secara matematis sebagai kasus khusus dari sebuah tensor urutan kedua (sama
dengan tegangan dan regangan) yang dikenal sebagai momen tensor. Gempa bumi yang tidak
disebabkan oleh pergerakan sesar memiliki pola yang sangat berbeda dengan radiasi energi.
Dalam kasus ledakan nuklir bawah tanah, misalnya, momen tensor seismiknya adalah
isotropik. Dengan ini kita bisa membedakan antara gempa yang disebabkan oleh pergerakan
struktur geologi dan gempa akibat ledakan.(RifaI dan Puja, 2010).
Jika suatu energy didalam bumi dilepaskan, maka akan terjadi radiasi kesegala arah,
akan berupa suatu bola, ini dipercaya bahwa gempabumi disebabkan oleh suatu sesar.
Sehingga energy yang dirambatkan menghasilkan pola gelombang seismic yang dapat
berlawanan pada bagian sisi sesar yang berlawanan pula. Jika terjadi suatu sesar mendatar
dextral (geser kiri), stasiun pada lokasi kuadran I dan IV akan menerima tarikan, sementara
kuadran II dan III akan menerima tekanan. Akibatnya pergeseran pertama dari gelombang P
akan ke bawah untuk tarikan dan ke atas untuk tekanan. Cara mengidentifikasi sifat asal
gempa semacam ini disebut sebagai mekanisme focus gempa. Dengan tehnik semacam ini
setiap gempa yang terjadi dapat dianalisa sebagai terjadi dari sesar normal, sesar naik maupun
sesar mendatar. Masing masing arah jurus dan kemiringannya juga dapat ditentukan.
Analisa dapat juga dilakukan dengan gelombang S (Santoso.2002, 64:65).

Mekanisme Sumber Gempa


Pada mulanya di dalam bumi terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan terdapat stress
yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dari lapisan
batuan. Berikutnya suatu lapisan batuan dikenai gaya stress sehingga terjadi perubahan
bentuk geologi. Untuk daerah sebelah kiri mendapat stress ke atas, sedangkan daerah kanan
mendapat stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi (dikandung)
didaerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan antara kedua daerah. Lama
kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka akan
terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang tiba-tiba sehingga terjadilah patahan.
Peristiwa pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempabumi. Teori ini dikenal dengan nama
Teori Reid atau juga Elastic Rebound Theoryseperti terlihat pada gambar 3.5 (Wawondoru,
2012).

Gambar 3.4 Elastic Rebound Theory.


Mekanisme fokus memberikan tambahan informasi mengenai parameter gempabumi seperti
jenis sesar gempabumi. Parameter sesar terdiri dari ukuran sesar yang dinyatakan dalam km
(kilometer) yaitu panjang dan lebar. Selain itu terdapat jarak pergeseran, momen seismik,
stress drop, serta source process atau proses pecahnya batuan saat terjadi gempa atau rupture
process.
Strike adalah jurus sesar diambil dari permukaan sesar yang arahnya ditarik searah
jarum jam (utara mata angin). Kisaran derajatnya dari arah 0360. Dip adalah sudut
kemiringan sesar dari blok yang tegak (foot-wall block) diukur dari bidang mendatar
horisontal. Ukuran sudut nilainya dari 090. Sedangkan rake atau slip adalah arah
pergerakan sesar tersebut diukur dari penampang muka sesar dengan arah diukur dari arah
strike ke arah mana slip bergerak (berlawanan arah strike dan dip) ukuran sudutnya dari arah
180180. Jarak pergeseran slip atau dislocation dinyatakan dalam besaran m (meter).
(Siagian, 2011).
Dalam keadaan yang sebenarnya permukaan sesar (patahan) atau fault dapat
mempunyai keadaan yang berbeda dan demikian pula dengan gerakannya dapat mempunyai
arah yang berlainan sepanjang permukaannya. Dapat dibedakan atas tiga bentuk gerakan
dasar dari sesar, yaitu : sesar mendatar, turun, dan naik. Gerakan sejajar jurus sesar, disebut
sesar mendatar atau strike slip fault. Stress yang terbesar adalah stress horisontal dan stress
vertikal kecil sekali. Sesar relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut sesar turun / sesar
normal atau gravity fault. Gerakan relatif ke atas terhadap blok dasar, disebut sesar naik atau
thrust fault / reverse fault (Anonim, 2010).

Sesar atau patahan terjadi karena tekanan yang sangat kuat, terlebih bila berlangsung
sangat cepat. Batuan tidak hanya retak akan tetapi akan terjadi pergeseran posisi. Bidang
patahan merupakan bidang miring. Jenis-jenis sesar yaitu:
1. Sesar mendatar (strike-slip fault) yakni arah gerak blok sesar horizontal. Sesar ini
terbagi dua yaitu :
a. Right lateral yaitu gerak sesar mendatar yang searah dengan jarum jam.
b. Left lateral yaitu gerak sesar mendatar yang berlawanan dengan arah jarum
jam.
2. Sesar tidak mendatar yakni arah gerak sesar atau vertikal atau miring, sesar ini ada
tiga macam seperti diperlihatkan pada gambar yaitu :
a. Sesar turun (normal fault) yaitu sesar yang turun lebih rendah dari pada
blok dasar.
b. Sesar naik (reverse fault) yaitu bloknya naik relatif terhadap blok dasar.
c. Sesar miring (oblique fault) yaitu blok vertikal yang diiringi dengan
gerakan horizontal.
a. Parameter bidang patahan
Gambar 3.9 menjelaskan Setiap patahan yang terjadi pasti akan menghasilkan parameter-
parameter bidang patahan yang dapat menentukan jenis sesar berdasarkan parameter strike,
dip, dan rake sebagai berikut:
1. Sesar geser, jika d = 90 dan = 0 (geser kiri)atau = 180
(geser kanan).
2. Sesar turun, jika d 0 dan d 90 dan -180 = = 0.
3. Sesar naik, jika d 0 dan d 90 dan 0 = = + 180 (Borman).

Anda mungkin juga menyukai