PENDAHULUAN
Proses pelayanan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan dan dapat melibatkan berbagai unit kerja yang berlainan.
Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas pelayanan pasien menjadi tujuan agar
menghasilkan proses pelayanan yang efisien, penggunaan yang lebih efektif
sumber daya manusia dan sumber daya lain, dan kemungkinan hasil pelayanan
pasien yang lebih baik. Jadi para pimpinan menggunakan perangkat dan teknik agar
dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasi lebih baik pelayanan pasien.
Rekam medis pasien memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan
koordinasi pelayanan. Khususnya, setiap catatan observasi dan pengobatan
pemberi pelayanan. Demikian juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat tim,
diskusi pasien dicatat dalam rekam medis pasien.
A. Elemen Asesmen
1. Rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan diantara berbagai unit
kerja.
2. Pemberian pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan antara berbagai unit
kerja.
3. Hasil atau kesimpulan rapat dari tim pelayanan atau diskusi tentang
kerjasama pelayanan dicatat dalam rekam medis pasien.
B. Pelayanan kepada pasien direncanakan dan tertulis di rekam medis pasien.
Perencanaan yang teliti diperlukan untuk proses pelayanan pasien agar
mendapat hasil yang optimal. Proses perencanaan menggunakan data dan
asesmen awal pasien dan asesmen ulang periodik untuk menetapkan dan
memberi prioritas pengobatan, prosedur, pelayanan keperawatan, dan
pelayanan lain untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga diikut
sertakan dalam proses perencanaan.
Rencana pelayanan dicantumkan dalam rekam medis. Rencana
pelayanan dikembangkan dalam waktu 24 jam setelah pasien diterima di rawat
inap. Berdasarkan asesmen ulang pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan,
maka rencana pelayanan diperbaharui sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
Rencana pelayanan untuk seorang pasien harus terkait dengan
kebutuhannya. Kebutuhan ini mungkin berubah sebagai akibat perbaikan klinis,
informasi baru dari asesmen ulang yang rutin (contoh, hasil laboratorium atau
radiografi yang abnormal), atau karena perubahan keadaan pasien tiba-tiba
(contoh, penurunan kesadaran). Bila kebutuhan berubah, rencana pelayanan
pasien pun berubah. Perubahan ditulis dalam rekam medis sebagai catatan
pada rencana awal, perbaikan atau sasaran pelayanan baru, atau rencana
pelayanan baru.
1. Pelayanan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam
waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap.[DP]
2. Rencana pelayanan pasien harus individual dan berdasarkan data asesmen
awal.[DP]
3. Rencana pelayanan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan
terukur pencapaian sasaran.[DP]
4. Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan;
berdasarkan hasil asesmen ulang dari pasien oleh praktisi pelayanan
kesehatan.[DP]
5. Rencana pelayanan yang tiap pasien diperiksa ulang dan di verifikasi oleh
DPJP dengan mencatat kemajuannya.[DP]
6. Rencana pelayanan disediakan.[DP]
7. Pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis
pasien oleh pemberi pelayanan.[DP, SPO, Pedoman, Kebijakan, Evaluasi]
C. Mereka yang diizinkan memberikan perintah pelayanan menulis perintah ini
dalam rekam medis pasien di lokasi yang sama/seragam.
Aktivitas pelayanan pasien termasuk pemberian perintah, misalnya, untuk
pemeriksaan laboratorium, pemberian obat, pelayanan keperawatan dan terapi
nutrisi. Prosedur diagnostik, operasi dan prosedur lain diperintahkan oleh
mereka yang berkualifikasi memadai untuk hal tersebut. Perintah ini harus
mudah diakses untuk dapat dilaksanakan tepat waktu. Penempatan perintah
pada suatu lembar umum atau lokasi yang seragam di rekam medis pasien
membantu terlaksananya perintah. Perintah tertulis tertentu membantu staf
untuk mengerti kekhususan perintah, kapan harus dilaksanakan dan siapa yang
harus melaksanakan. Perintah dapat ditulis pada suatu lembar perintah yang
kemudian dimasukkan ke rekam medis pasien secara periodik atau pada waktu
pasien keluar dari rumah sakit.
Setiap rumah sakit memutuskan :
keluarga
diberi
informasi
tentang
hasil
pelayanan
dan
2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang kejadian yang tidak diharapkan
dalam pelayanan dan pengobatannya.
BAB II
LATAR BELAKANG
Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses
perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta
dapat melibatkan pelbagai jenis perawatan, departemen, dan layanan. Integrasi
dan koordinasi kegiatan perawatan pasien akan menghasilkan proses-proses
perawatan yang efisien, penggunaan sumber daya manusia dan lainnya yang
efektif, serta kemungkinan kondisi akhir pasien yang lebih baik. Oleh karena itu,
pemimpin menerapkan pelbagai sarana dan teknik untuk mengintegrasi dan
mengkoordinasikan perawatan pasien dengan lebih baik misalnya, perawatan
diberikan oleh tim, kunjungan terhadap pasien dilaksanakan oleh pelbagai
departemen, formulir perencanaan perawatan bersama, rekam medis yang
terintegrasi, manajer-manajer kasus (Frelita et al., 2011)
Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasi
perawatan. Secara khusus, setiap praktisi kesehatan: perawat, dokter, ahli terapi,
ahli gizi dan professional kesehatan lainnya mencatat pengamatan, pengobatan,
hasil atau kesimpulan dari pertemuan/ diskusi tim perawatan pasien dalam catatan
perkembangan yang berorientasi masalah dalam bentuk SOAP (IE) dengan formulir
yang sama dalam rekam medis, dengan ini diharapkan dapat
meningkatkan komunikasi antar professional kesehatan (Frelita, Situmorang, &
Silitonga, 2011;Iyer Patricia and Camp Nancy, 2004).
BAB III
TUJUAN
Tujuan umum :
Mengetahui keberhasilan pelaksanaan rekam medis terintegrasi untuk mengatasi
ketidaklengkapan rekam medis rawat inap RS Harapan Keluarga.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kelengkapan dan komprehensif pengisian rekam medis, kegiatan
yang berpusat pasien dan kolaborasi antar profesi kesehatan serta kerahasiaan
dokumentasi rekam medis setelah implementasi rekam medis terintegrasi.
2. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ bidan/ ahli gizi terhadap manfaat
implementasi rekam medis terintegrasi di RS Harapan Keluarga.
3. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ bidan/ ahli gizi terhadap adanya
hambatan dalam implementasi rekam medis terintegrasi di RS Harapan Keluarga.
4. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ ahli gizi terhadap dukungan dalam
implementasi rekam medis terintegrasi di RS Harapan Keluarga.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. RINCIAN KEGIATAN
1. Pemaparan Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
A. Kegiatan pemaparan Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT) ini agar peserta mengerti dan memahami cara pengisian dan
pentingnya mengisi form CPPT dengan jelas, lengkap dan benar.
B. Nara sumber : tim Pelayanan Pasien Rumah Sakit Harapan Keluarga.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Sasaran
Seluruh
dokter
yang
bekerja di RS Harapan
Keluarga
Seluruh karyawan yang
bekerja di RS Harapan
Keluarga
(perawat,bidan,terapis,far
masi)
BAB VI
SASARAN
Seluruh karyawan Rumah Sakit Harapan Keluarga tanpa terkecuali dapat
mengerti dan menjalankan pengisian form Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT) dengan jelas, lengkap dan benar.
BAB VII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Monitoring
dilakukan
terhadap
kelengkapan
pengisian
form
Catatan
BAB VIII
PENUTUP
Agar sosialisasi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukannya pengawasan di
lapangan, serta dukungan managemen yang sangat kuat sehinga program ini dapat
berjalan sesuai yang diinginkan sehingga tujuan dalam meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit dapat terwujud sesuai rencana.
Mataram, 01 Desember 2016
Ketua Komite PP
10
11