Anda di halaman 1dari 35

UNDANG-UNDANG

APARATUR SIPIL NEGARA

Politeknik Keuangan Negara STAN


1

TUJUAN UTAMA UU ASN


Meningkatkan:
Independensi dan Netralitas
Kompetensi
Kinerja/ Produktivitas Kerja
Integritas
Kesejahteraan
Kualitas Pelayanan Publik
Pengawasan Dan Akuntabilitas

ASN

PRINSIP DASAR UU ASN

Pengembangan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen


ASN dengan ciri-ciri:
Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif
Menerapkan prinsip fairness
Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja
Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik
Manajemen SDM secara efektif dan efisien
Melindungi pegawai dari intervensi politik & dari tindakan
semena-mena.
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

PERBEDAAN STRUKTUR

UU POKOK KEPEGAWAIAN

UU ASN

VI BAB

XV BAB

41 Pasal

141 Pasal

PEGAWAI ASN

1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)

2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

Berstatus pegawai tetap


dan Memiliki NIP secara
Nasional;
Menduduki jabatan
pemerintahan.

Diangkat dengan perjanjian


kerja sesuai kebutuhan
instansi dan ketentuan
Undang-Undang.
Melaksanakan tugas
pemerintahan.

berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

JABATAN ASN
JABATAN ADMINISTRASI

JABATAN FUNGSIONAL

Jabatan Administrator
memimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan
dan administrasi

Jabatan fungsional keahlian,


terdiri atas:
a. ahli utama;
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama.

Jabatan Pengawas
mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
Jabatan Pelaksana
melaksanakan kegiatan
pelayanan dan administrasi
pemerintahan dan
pembangunan

Jabatan fungsional
keterampilan, terdiri atas:
a. penyelia;
b. mahir;
c. terampil; dan
d. pemula.

JABATAN PIMPINAN
TINGGI
JPT utama;
JPT madya; dan
JPT pratama.
Berfungsi memimpin dan
memotivasi setiap Pegawai
ASN melalui:
kepeloporan
pengembangan kerja sama;
dan
keteladanan.

1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.


2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri

HAK PEGAWAI ASN


PNS
PNS berhak memperoleh:
gaji, tunjangan, dan fasilitas;
cuti;
jaminan pensiun dan
jaminan hari tua;
perlindungan; dan
pengembangan kompetensi.

PPPK

PPPK berhak memperoleh:


gaji dan tunjangan;
cuti;
perlindungan; dan
pengembangan kompetensi.

KEWAJIBAN PEGAWAI ASN


a.

b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.

Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

STRUKTUR KELEMBAGAAN ASN


PRESIDEN
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan
dan manajemen ASN

KEMENTERIAN

LNS

KEMEN PANRB

KASN

Merumuskan kebijakan

LPNK

LAN

BKN

Melaksanakan
Kajian dan diklat

Mengelola
pegawai ASN

1. Menjaga merit system


2. Monev Seleksi JPT
3. Laporan ke Presiden

PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN

10

1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.
2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:

Menteri/Kementerian PANRB;
KASN;
LAN; dan
BKN.

KEWENANGAN & HUB OTORITAS


LEMBAGA
Menteri/Kementerian PANRB
1.
2.
3.

Perumusan dan penetapan


kebijakan,
Koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan,
Pengawasan atas pelaksanaan
kebijakan ASN;

LAN

Penelitian, pengkajian kebijakan


manajemen ASN,
Pembinaan dan penyelenggaraan
Diklat ASN

11

BKN
1.
2.

Penyelenggaraan manajemen
ASN
Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan NSPK manajemen
ASN
( Mengelola Pegawai ASN )

KASN
Monitoring, evaluasi kebijakan, dan
rekomendasi yang mengikat untuk
menjamin perwujudan sistem merit
& pengawasan penerapan asas,

kode etik, dan kode perilaku ASN

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

12

1. Sifat dan Kedudukan:


a. Lembaga Non Struktural
b. Mandiri, bebas dari intervensi politik

2. Tujuan :
menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;
mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi
sebagai perekat NKRI;
mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien,
terbuka, dan bebas KKN;
mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;
menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; dan
mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.

Kewenangan Menjatuhkan Sanksi

13

Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit:

Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi


pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian; dan
Menteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan
oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat
Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.

Lembaga Administrasi Negara

14

Fungsi LAN:
pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;
pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai
ASN;
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial
Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga
pendidikan dan pelatihan lainnya;
pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan
melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN,
baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

15

BKN memiliki fungsi:


pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan,
perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan
penyimpan informasi Pegawai ASN dan pengembangan Sistem Informasi
ASN.

Pejabat Pembina Kepegawaian

16

Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat


mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:

Menteri di kementerian;
Pimpinan lembaga di LPNK;
sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;
gubernur, di provinsi; dan
bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pejabat yang Berwenang

17

Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN


kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN,
sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.
Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di
Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Manajemen PNS
Manajemen PNS meliputi:
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. pangkat dan jabatan;
d. pengembangan karier;
i. penggajian dan tunjangan;
j. penghargaan;
e. pola karier;
k. disiplin;
f. promosi;
l. pemberhentian;
g. mutasi;
m. pensiun dan tabungan hari
h. Penilaian kinerja
tua; dan
n. perlindungan.

18

PENETAPAN KEBUTUHAN DAN


PENGENDALIAN JUMLAH

19

1. Dasar penetapan kebutuhan :


a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan
c. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.
2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

PENGADAAN PNS
1. Dasar pengadaan:
- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong
- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri
2. Tahapan :
a. Perencanaan
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)
e. Pengumuman hasil seleksi
f. Masa percobaan
g. Pengangkatan menjadi PNS

20

Pangkat dan Jabatan

21

PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.


Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang
menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi,
dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.
PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan
instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan
pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.

Pengembangan Karier
dilakukan berdasarkan:
- kualifikasi;
- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);
- penilaian kinerja, dan
- kebutuhan Instansi Pemerintah.
Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.

22

Pengembangan Kompetensi

23

Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk


mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
Harus dievaluasi oleh PyB dan digunakan sebagai salah satu dasar
dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di
pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.

PROMOSI PNS

24

Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi
yang dibentuk oleh PyB.

MUTASI PNS

25

Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antarInstansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat
dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.
Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.
Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh
Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang
Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.
Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik


kepentingan.
Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.

PENILAIAN KINERJA PNS

26

Dilakukan berdasarkan:
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;
Memperhatikan
target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan


sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penggajian dan Tunjangan PNS

Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta
menjamin kesejahteraan PNS.
Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.
Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.
Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:
tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)
tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)

27

Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD

Penghargaan PNS

28

PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,


kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:

tanda kehormatan;
kenaikan pangkat istimewa;
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

Pemberhentian PNS

29

PNS diberhentikan dengan hormat karena:


meninggal dunia;
atas permintaan sendiri;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini; atau
tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana
penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

30

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:


a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.

Pemberhentian Sementara PNS

31

PNS diberhentikan sementara, apabila:


diangkat menjadi pejabat negara;
diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; atau
ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.
Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

Batas Usia Pensiun

32

Batas usia pensiun PNS yaitu:

58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;


60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
Pejabat Fungsional.

Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua

Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.


PNS diberikan jaminan pensiun apabila:

33

meninggal dunia;
atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau
tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.

Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan
jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan
iuran PNS yang bersangkutan.

Perlindungan
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:





jaminan kesehatan;
jaminan kecelakaan kerja;
jaminan kematian; dan
bantuan hukum.

Mencakup jaminan sosial


yg diberikan dalam program
jaminan sosial nasional

-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di


pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

34

TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai