Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


NARKOBA

Myrna Dian R

09040103

Amilia Nurcahyaning

201310340311188

Denny Prasetyo Dede

201310340311148

Ayub Aji Prastya

201310340311171

Ahmad Zulfikar

2013103401311179

Avin Rafahaqqi

201310340311194

Amirul s. R.

201310340311166

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


OKTOBER 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
NAPZA merupakan kependekan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya, atau biasa disebut NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahaya). Pada
dasarnya Narkoba merupakan bagian dari sekian banyak jenis obat yang diperlukan dalam
kehidupan manusia. Manfaat Narkoba untuk pelayanan kesehatan masyarakat, tentu harus
dijamin keberadaannya. Persoalannya adalah apabila ketersediaan narkoba tersebut
disalahgunakan atau dimanfaatkan untuk hal-hal diluar kemaslahatan kehidupan manusia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas tinggi, salah
satunya adalah penyalahgunaan Narkoba. Laju penyalahgunaan Narkoba (pengedaran dan
pemakaian) semakin meningkat tiap tahunnya. Dikalangan para siswa terutama mereka yang
secara formal berada di bangku SMP dan SMA menjadi incaran oknum-oknum pengedar,
karena lebih mudah dalam membujuk, menawarkan barang (narkoba) tersebut hingga tekanan
oleh teman sebaya untuk menggunakan barang haram itu. Dorongan rasa ingin tahu, ingin
mencoba hingga anak mau menerima tawaran itu.
Menurut survey Badan Narkotika Nasional tahun 2008-2012, bahwa 59,96%
tersangka narkoba adalah siswa SMA, diikuti 24,97% siswa SMA, hal ini membuktikan
bahwa, pengaruh yang diberikan terhadap penggunaan narkoba sangatlah besar dikalangan
siswa pelajar. Demi menjaga keamanan penggunaan narkoba di Indonesia, pemerintah
mengeluarkan UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang
Narkotika, serta UU no 35 tahun 2009 tentang narkotika. Penulisan makalah ini diharapkan
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan lebih dalam untuk pelajar serta semua
kalangan, agar lebih mengerti hal-hal terkait narkoba dan penyalahgunaannya, serta dampak
negatif penggunaannya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian narkoba?
2. Bagaimana penggolongan narkoba?
3. Bagaimana dampak penggunaan narkoba pada penyalahgunaan? Bagaimana
terapinya?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian narkoba
2. Mengetahui golongan narkoba
3. Mengetahui dampak penggunaan narkoba yang disalahgunakan, serta terapi
penggunaan narkoba

BAB 2
PEMBAHASAN
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer
beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga
mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika yang
berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand,
Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI
adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua
istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang
oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi). Narkoba atau NAPZA merupakan
bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf
pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa
dan

fungsi

sosial.

Karena

itu

Pemerintah

memberlakukan

Undang-Undang

untuk

penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun
1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan
Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada
susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan
perilaku. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).

A. Narkotika
Menurut Undang-undang No. 35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke
dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.

Golongan Narkotika
Menurut Undang-undang No 22 tahun 1997, narkotika di bedakan dalam 3 golongan
yaitu:
1. Narkotika golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi serta mempunyai
potensi yang sangat tinggi menimbulkan ketergantungan.
Contoh: kokain, opium, heroin, desomorfina.
2. Narkotika golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan digunakan sebagai pilihan terakhir
dalam terapi/untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
menimbulkan ketergantungan.
Contoh: alfasetilmetadol, betametadol, diampromida.
3. Narkotika golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh: kodein, asetildihidrokodeina, polkadina, propiram.
Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika Menurut UU No. 22 tahun 1997 disebutkan
bahwa:
1. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan.
2. Narkotika hanya dapat diserahkan pada pasien untuk pengobatan penyakit berdasarkan
resep dokter.
B. Psikotropika
PSIKOTROPIKA (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika).
Yang dimaksud dengan :PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. PSIKOTROPIKA dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut:

Golongan Psikotropika
1. PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai

potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu,


LSD)
2. PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)
3. PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi
sedang

mengakibatkan

sindroma

ketergantungan

(Contoh

pentobarbital,

Flunitrazepam).
4. PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil
Koplo, Rohip, Dum,
MG).
C. ZAT ADIKTIF LAIN
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman berakohol, Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minumanberakohol, yaitu :
- Golongan A: kadar etanol 1-5%, (Bir)
- Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)
- Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput.)
2. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem,
thinner, penghapus cat kuku, bensin.

3. Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di


masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang lebih berbahaya.
Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut :
- Sama sekali dilarang : Narkotoka golongan I dan Psikotropika Golongan I.
- Penggunaan dengan resep dokter: amfetamin, sedatif hipnotika.
- Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain.
- Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok

GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA


1. Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara umum dapat

digolongkan sebagai berikut :


Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh

tak acuh), mengantuk, agresif,curiga


Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba

dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.


Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang,

kesadaran menurun.
Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau

bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)


2. Perubahan Sikap dan Perilaku
Prestasi sekolah menurun,sering

tidak

mengerjakan

tugas

sekolah,sering

membolos,pemalas,kurang bertanggung jawab.


Pola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas atau
tampat kerja.

Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih

dulu
Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan

anggota keluarga lain dirumah


Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,kemudian

menghilang
Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik
keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak kekerasan atau berurusan
dengan polisi. - Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap
bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.

TERAPI DAN REHABILITASI


1. Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA. Tujuan ini tergolong
sangat ideal,namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai motivasi untuk
mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal.
Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak
langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu
2.

NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain. 1
Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps Sasaran utamanya adalah pencegahan
relaps .Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah clean maka ia disebut
slip. Bila ia menyadari kekeliruannya,dan ia memang telah dobekali ketrampilan untuk
mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap mencoba bertahan untuk
selalu abstinensia. Pelatihan relapse prevention programe, Program terapi kognitif,
Opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif

untuk mencegah relaps.


3. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial. Dalam kelompok
ini,abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan (maintence) metadon
merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.

BAB III
KESIMPULAN
Narkoba adalah jenis obat yang disalah gunakan oleh manusia untuk memperoleh
kepuasan pribadi. Pada akhirnya hal tersebut mengakibatkan kerugian pada manusia itu sendiri
berupa materil maupun imateril. Untuk itu perlunya pengawasan ketat agar penyalah gunaan
narkoba dapatdikurangi tau dihindari. Peran orang tua, sekolah, maupun pemerintah sangatlah
vital agar dapat memberikan bekal kepada generasi muda agar tidak menyalah gunakan narkoba.

SARAN
1. Para pemuda perlu membekali diri agar tidak terjerumus ke dalam penyalah gunaan
narkoba.
2. Diperlukannya peran dari orang tua, sekolah, maupun pemerintah untuk memberikan
bekal kepada generasi muda agar tidak terjerumaus kepada narkoba.

Anda mungkin juga menyukai