Anda di halaman 1dari 4

Transfusi Darah

10.6.1. Penyimpanan darah


Gunakan darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah. Jangan gunakan darah yang telah kedaluwarsa atau telah berada di luar
lemari es lebih dari 2 jam.
Transfusi darah secara cepat dan jumlah yang besar dengan laju >15 ml/kgBB/jam dengan
darah yang disimpan pada suhu 4C, dapat menyebabkan hipotermi, terutama pada bayi
kecil.
10.6.2. Masalah yang berkaitan dengan transfusi darah
Darah dapat menjadi media penularan infeksi (seperti malaria, hepatitis B dan C, HIV). Oleh
karena itu lakukan skrining donor darah seketat mungkin. Untuk memperkecil risiko, beri
transfusi darah hanya jika sangat diperlukan.
10.6.3. Indikasi pemberian transfusi darah
Lima indikasi umum transfusi darah:

Kehilangan darah akut, bila 2030% total volume darah hilang dan perdarahan
masih terus terjadi.

Anemia berat

Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan
sebagai tambahan dari pemberian antibiotik)

Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena


komponen darah spesifik yang lain tidak ada

Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.

10.6.4. Memberikan Transfusi Darah


Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut:

Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak serta
nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi
risiko terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang
golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia)

Kantung darah transfusi tidak bocor

Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah
tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau
hitam

Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi
darah pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam
kantung darah.

Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak.
Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang
diberikan selama 3-4 jam.
Selama transfusi

Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi (lihat gambar)

Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat

Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama
transfusi

Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30
menit

Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.

Setelah transfusi

Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.

10.6.5. Reaksi yang timbul setelah transfusi


Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas
pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)
Tanda dan gejala:
Ruam kulit yang gatal
Tatalaksana:

Lambatkan transfusi

Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia

Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala
setelah 30 menit

Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).

Reaksi sedang-berat (karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen


atau kontaminasi bakteri)
Tanda dan gejala:

Urtikaria berat

Kulit kemerahan (flushing)

Demam > 38C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)

Menggigil

Gelisah

Peningkatan detak jantung.

Tatalaksana:

Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal

Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia

Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)

Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari

tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam

Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan

darah baru dan amati dengan seksama

Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi

yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga

dan bank darah.

Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:

demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)

menggigil

gelisah

peningkatan detak jantung

napas cepat

urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)

perdarahan yang tidak jelas penyebabnya

bingung

gangguan kesadaran.

Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana

stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal

jaga jalan napas anak dan beri oksigen (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)

beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)

tangani syok (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)

beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia

beri bronkodilator jika terjadi wheezing (lihat bagian 4.4.2)

lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin

jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV

beri antibiotik untuk septisemia (lihat bagian 6.6).

Anda mungkin juga menyukai