Anda di halaman 1dari 11

DAPUS CA SERVIKS

1. http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/ca-serviks/
2. http://one.indoskripsi.com/node/9079
. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.
Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang
hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak
terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan
berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian
menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.

C. Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks


Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi
pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan
sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsinoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat
juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5
mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada
skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk
sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan
meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium
dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi
setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah
nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke
forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun
lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan
jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

I. D. GEJALA KLINIS
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru
terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada perdarahan. Pada
stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga
cairan yang keluar berbau.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium.
Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat
tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk
melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang
kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng
dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak
tampak kelainan-kelainan yang jelas.
II. F. KLASIFIKASI KLINIS
Stage 0:Ca.Pre invasif
Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai
dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
Stage III : Sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian bawah vagina
Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

G. Terapi
1. Irradiasi
Dapat dipakai untuk semua stadium
Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
Kerentanan kandungan kencing
Diarrhea
Perdarahan rectal
Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran
dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem
limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten
bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
(http://indonesiannursing.com/2008/07/26/kanker-serviks/)
3. http://inspiration.blog.uns.ac.id/2009/06/23/kenali-karsinoma-kanker-servikssejak-dini/
Ada dua jenis kanker yang menjadi momok kaum wanita di mana pun mereka berada:
kanker payudara dan kanker leher rahim alias kanker serviks. Keduanya tak ubahnya
sebuah bayang-bayang kematian.
Di Indonesia, berdasarkan data Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dirilis
pada Simposium Nasional Imunisasi Pertama, Oktober lalu tercatat setiap hari muncul 41
kasus baru dan 20 perempuan meninggal karena kanker serviks. Artinya setiap 30 menit
lahir satu kasus baru dan kematian karena kanker ini hampir setiap satu jam.

KARSINOMA SERVIKS UTERI (kanker leher rahim) adalah tumor ganas yang
tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang
senggama (vagina).
Hubungan seksual pada usia di bawah 17 tahun diketahui dapat merangsang tumbuhnya
sel kanker pada organ kandungan perempuan, karena pada rentang usia 12-17 tahun,
perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali. Perlu diketahui, ketika sel sedang
membelah secara aktif (metaplasi), idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apa
pun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.
Dengan adanya benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma, akan
mengakibatkan perkembangan sel ke arah yang abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi
luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks).
Kanker serviks yang menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim
dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
Selain itu, kanker serviks juga berisiko menyebar ke organ lainnya di dalam tubuh,
misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak.
Jika telah mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lain, maka kanker

serviks dapat mengakibatkan kematian. Penderita stadium lanjut umumnya harus


mengangkat organ alat kandungan dan kemungkinan mempunyai anak menjadi tidak
mungkin.
Di seluruh dunia, terdapat sekitar 100 jenis strain virus penyebab kanker serviks, yaitu
virus HPV (Human Papilloma Virus). Strain yang terganas adalah tipe 16 dan 18. Gejala
yang sering muncul pada penderita biasanya timbulnya keputihan yang berbau dan
berulang-ulang serta terjadi pendarahan di bagian kemaluan ketika sedang tidak haid.

Spesialis kebidanan dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Dr dr Dwiana Ocviyanti,
SpOG(K), mengatakan HPV tanpa gejala yang nyata dan bakal hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan data, 50-80 persen wanita pernah tertular HPV. Menariknya, 8 bulan
kemudian 80 persen virus hilang, tapi tubuh tidak menjadi imun. Lalu dua tahun
berikutnya, 10 persen HPV ternyata masih ada di vagina dan leher rahim.
Dr dr Dwiana Ocviyanti menjelaskan, infeksi virus ini umumnya terjadi pada mereka
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. HPV didapatkan melalui kontak
seksual, ujarnya. Selain itu, ada faktor lain yang tidak bisa dipinggirkan, seperti sering
melahirkan, pil KB (kontrasepsi) jangka panjang, infeksi virus lain (herpes, clamydia,
dan HIV), serta merokok.
Kecemasan akan serangan kanker ini semakin besar karena gaya hidup remaja yang lebih
berani. Sungguh tidak populer mengimbau mereka berhenti pacaran, ucapnya.
Apalagi, ia menambahkan, mereka sangat permisif terhadap perihal kontak seksual.

Banyak kasus muda-mudi kisaran usia sekolah menengah pertama yang sudah melakukan
hubungan intim. Ini yang memicu kanker leher rahim, disebabkan oleh daya tahan
imunitas organ seksual yang belum cukup siap. Walau pada faktanya banyak orang tua
pada zaman dahulu menikah muda, mereka mempunyai pola seks baik dan faktor risiko
yang sangat minim untuk terinfeksi, Dr dr Dwiana Ocviyanti menjelaskan.
Solusinya tidak dengan penggunaan kondom karena, menurut Dr dr Dwiana Ocviyanti,
alat kontrasepsi ini tidak menghalangi penularan HPV. Kondom hanya melindungi
penis, tidak sampai pangkal penis, ujarnya. Ia menyatakan pencegahan primer paling
mujarab adalah stop berhubungan seksual di usia dini dan berganti-ganti pasangan.
Kemungkinan nol persen bagi perempuan yang pola hubungan seksualnya ketat.
Artinya, ia dan pasangannya sama-sama baru satu kali melakukan hubungan seksual.
Sebaliknya, yang berkeyakinan free sex sangat besar kemungkinannya terinfeksi virus
ini.
Oleh karena itu, dianjurkan agar kaum wanita menikah setelah berusia lebih dari 17 tahun
dan menerapkan perilaku seksual yang sehat. Selain itu, perlu juga dilakukan deteksi dini
untuk mencegah terjadinya kanker serviks stadium lanjut, salah satunya dengan
melakukan tes pap (pap smear).

Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker
servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun,
sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali
berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3
tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
- Normal
- Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
- Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)

- Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
- Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
organ tubuh

Source: Kalbe Medical Portal; Indonesia e-Health &


Environment(http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://www.cyberforums.us/upload/out.php/i27485_progreskankerrahim.bmp
&imgrefurl=http://www.cyberforums.us/showthread.php%3Fp
%3D289983&usg=__8DCnK1qh5mW80bBc6mS0PiHWRnk=&h=401&w=540&sz=
635&hl=id&start=22&tbnid=TNCH_LYz_huCBM:&tbnh=98&tbnw=132&prev=/im
ages%3Fq%3Dca%2Bserviks%26gbv%3D2%26ndsp%3D20%26hl%3Did%26client
%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26sa%3DN%26start%3D20)
4. http://www.sman1-ciamis.com/pdf/20090510160/Berita-Artikel/OlahragaKesehatan/MARI-KITA-MENGENAL-TENTANG-KANKER-SERVIKS.pdf

Stadium kanker serviks merupakan


istilah dunia kedokteran yang menjelaskan ukuran kanker serviks dan potensi tingkat
bahaya
dari
penyebarannya.
Penjelasan disini menurut FIGO (The International Federation of Gynecology and
Obstetrics),
yang
situsnya
www.figo.com.
Stadium kanker serviks menurut FIGO didasarkan pada ketentuan angka romawi dimulai
dari 0 sampai IV. Semakin besar angkanya, maka kanker semakin serius dan dalam tahap
lanjut.

Berikut
adalah
jenis
stadium
kanker
serviks:
STADIUM
0
Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di
lapisan
sel
serviks.
STADIUM
I
Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun. Stadium I
dibagi
menjadi:
Stadium
IA1
Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm
dan
besarnya
kurang
dari
7
mm.
Stadium
IA2
Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan
besarnya
kurang
dari
7
mm.
Stadium
IB1
Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm.
Stadium
IB2
Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran lebih besar dari 4 cm.
STADIUM
II
Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium II dibagi
menjadi:
Stadium
IIA
Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam
dari
vagina/organ
intim
wanita
(mrs.v).
Stadium
IIB
Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina/organ intim wanita (mrs.v) dan serviks,
namun
belum
sampai
ke
dinding
panggul.
STADIUM
III
Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina/organ intim wanita (mrs.v) dan
serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urin ke kandung
kemih.
STADIUM
IV
Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, seperti kandung kemih,
rektum,
atau
paru-paru.
Stadium
IV
dibagi
menjadi:
Stadium
IVA
Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum
Stadium
IVB
Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru.
(http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_vFlZlirI2Mc/Sp4M14P50mI/AAAAAAAAALQ/O3Gf
WEH3dio/s320/gk%2Bcolection
%2Bservic.jpg&imgrefurl=http://gadiskeraton.blogspot.com/2009/09/mengenalberbagai-jenis-stadiumkanker.html&usg=__IJrgfGVKLxXvZHk_XUTvIXoEW7c=&h=286&w=320&sz=21&hl
=id&start=36&tbnid=gQ8PXrBY3MbjzM:&tbnh=105&tbnw=118&prev=/images%3Fq

%3Dca%2Bserviks%26gbv%3D2%26ndsp%3D20%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a
%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26sa%3DN%26start%3D20)
5. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/19/kanker-serviks/
6. http://kandunganbedah.blogspot.com/2008/08/ca-serviks.htm
7. http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/08/askep-ca-serviks/

Anda mungkin juga menyukai