Anda di halaman 1dari 3

Hati (hepar)

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan
atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri
hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput
hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan
selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah
merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih
kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu,
kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari
rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan haeglobinnya dilepas.

Fungsi hati :
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a

7. Tempat pembentukan urea


8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

HATI
Anatomi Hati
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat
badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat
kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati
berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas
dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan
terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari system porta hepatis. Omentum minor
terdapat mulai dari system porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus
koledokus. System porta terletak didepan vena kava dan dibalik kandung empedu.
Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan
ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali
lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis
cantlie yang terdapat mulai dari vena kava sampai kandung empedu telah membagi hati
menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relative
sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia
terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel
hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.

Histologi hati
Hati terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi kurana lebih 60% sel
hati,sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel epithelial system empedu dalam jumlah yang
bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kuffer dan
sel stellatayang berbentuk seperti bintang. Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid
yang tersusun melingkari efferent vena hepatica dan duktus hepatikus. Saat darah
memasuki hati melalui arteri hepatica dan vena porta serta menuju vena sentralis maka
akan didapatkan pengurangan oksigen secara bertahap. Sebagai konsekuensinya, akan
didapatkan variasi penting kerentanan jaringan terhadap kerusakan asinus. Membrane
hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili.
Mikrofili juga tampak pada sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan
petunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan lateral hepatosit memiliki
sambungan penghubung dan desmosom yang saling bertautan dengn sebelahnya.
Sinusoid hati memiliki lapisan endothelial endothelial berpori yang dipisahkan dari
hepatosit oleh ruang disse (ruang sinusoida). Sel-sel lain yang terdapat dalam dinding

inusoid adalah sel fagositik. Sel Kuffer yang merupakan bagian penting sistem
retikuloendothellial dan sel stellata disebut sel itu, limposit atau perisit. Yang memiliki
aktifitas miofibroblastik yang dapat membantu pengaturan aliran darah. Sinosoidal
disamping sebagai faktor penting dalam perbaikan kerusakan hati. Peningkatan aktifitas
sel-sel stellata tampaknya merupakan faktor kunci dalam pembentukan jaringan fibrotik
di dalam hati.

Histologi dari jaringan dan sel hati (klik untuk perbesar)


Faal Sekresi dan Eksresi Bilirubin
75% dari total Bilirubin di dalam tubuh diproduksi oleh sel darah yang hancur, sisanya
oleh dihasilkan dari katabolisme protein heme, dan juga oleh inaktivasi eritropoeisis
sumsum tulang. Bilirubin yang tidak terkonjugasi Bersama dengan Albumin ditranspor ke
sirkulasi sebagai suatu kompleks dengan albumin, walaupun sejumlah kecil dialirkan
kedalam sirkulasi secara terpisah. Bilirubin diubah dari larut lemak menjadi larut air di
hati. Kemudian masuk ke sistem pencernaan dalam bentuk empedu ke duodenum dan
dieksresikan menjadi stereobilin. Melalui sirkulasi menuju ke Ginjal dan diekresikan
dalam bentuk urobilin.

Fisiologi Hati (Hepar)


Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar
dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma
menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan
biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yangmemberi
warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hashpemecahan protein,
pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan
empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan
darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.

Anda mungkin juga menyukai