Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Darah adalah materi transport yang ada didalam sistem transportasi tubuh, bisa dikatakan
darah merupakan media atau sarana transportasi pada tubuh. Darah merupakan jaringan cair
yang terdiri atas 2 bagian. Bagian interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan
didalamnya terdapat unsuri-unsur padat, yaitu sel darah. Pada tubuh manusia terdapat sel
darah merah (Eritrosit) dan sel darah putih (Leukosit). Sel darah tersebut memiliki fungsi
yang berbeda beda. Sel darah merah berfungsi mentranspor oksigen melalui pengikatan
oksihemoglobin dan mentranspor karbondioksida melalui pengikatan karbominohemoglobin
serta mengatur pH darah sedangkan sel darah putih berfungsi melindungi tubuh dari infeksi
(Pearce, 2002).
Praktikum ini untuk mengetahui jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih
(leukosit) pada manusia. Jumlah eritrosit dan leukosit dihitung menggunakan
haemacytometer berdasarkan bilik hitungnya. Jumlah eritrosit dan leukosit pada manusia
berbeda beda.
1.2
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi pada praktikum ini bagaimana menghitung jumlah eritrosit dan
leukosit pada bilik hitungnya.
1.3
Tujuan
Tujuan dari praktikum menghitung eritrosit dan leukosit untuk menghitung jumlah eritrosit
dan leukosit pada bilik hitungnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah terbentuk pada jaringan ikat lalu terbawa oleh plasma. Lebih berat dan lebih kental
dibandingkan air. Rasa cenderung asin karena membawa garam-garam mineral bau khas
(anyir). Darah memiliki pH 7,35 7, 45. Warna darah adalah merah terang sampai kebiruan
tergantung kadar oksigen yang dibawa. Volume darah total 5 liter pada laki-laki dewasa,
tergantung ukuran tubuh, dan konsentrasi elektrolit dalam tubuh. Ada 3 tipe unsur-unsur
darah ialah sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan kepingkeping darah atau trombosit (Kimball, 1999).
Darah manusia terdiri atas
(1)
plasma darah yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat-zat terlarut
lainnya sekitar 1% dan
(2)
elemen-elemen darah putih (leukosit) dan keping-keping darah (trombosit).
Protein plasma antara lain terdiri atas : albumen 60%, globulin 35%, fibrinogen 4%, dan
protein pengatur seperti enzim, proenzim, hormon yang jumlahnya kurang dari 1%.
Zat-zat terlarut lainnya adalah:

(1)
elektrolit-elektrolit yang penting untuk aktivitas sel itu sendiri dan menjaga
tekanan osmosis cairan tubuh (Na+, K+, Mg2+, cal-, HCO3-, HPO42-, SO42-), Jenis otot
pada vertebrata ada tiga : Otot polos, Otot rangka / Otot lurik dan otot jantung.
(2)
nutrien organik yang penting untuk menghasilkan energi ATP, untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel, yang antara lain terdiri atas; asam lemak, kolesterol,
karbohidrat, dan protein.
(3)
bahan organik sisa metabolisme seperti urea, asam urat, kreatinin, bilirubin,dan
amonia.
Elemen seluler yang disebut leukosit terdiri atas : neutrofil 50-70%, eosinofil 2-4%, basofil <
1%, limfosit 20-30% dan monosit 2-8% (Suripto, 2002)
Darah memiliki dua fungsi utama dari darah ialah mengangkut bahan-bahan (dan panas) ke
dalam dari semua jaringan-jaringan badan dan mempertahankan badan terhadap
penyakit. Fungsi darah secara umum adalah mengantar oksigen dan antioxidant ke seluruh
tubuh, mengantar oksigen keseluruh tubuh, mengantar nutrisi ke organ-organ tubuh
(karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak dan lain sebagainya), membuang zat-zat racun
serta bahan-bahan buangan lainnya (Karbondioksida), mengantar antibody yang dihasilkan
oleh sistem limpa kita keseluruh tubuh, mengantarkan antioxidant yang bersumber dari
vitamin, mineral dan enzym tertentu untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang
merusak, membawa energi yang didapat dari sinar matahari, yang telah diproses oleh limpa,
jantung dan organ tubuh lainnya (Kimball,1999).
Darah terdiri dari berbagai komponen antara lain plasma darah, sel darah merah (Eritrosit),
sel darah putih (Leukosit).
2.2 Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah
berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel
ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau zat antibodi (Darmadi, 2009).
2.3 Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya,
sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak
belakang. Dalam setiap mm3 darah terdapat 5.000.000 sel darah. Bila dilihat satu per satu
warnanya kuning pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada
darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa hemoglobin. Sel
darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce, 2002).
Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah yang telah tua akan
ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan limpa. Jumlah sel darah merah
pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm3 darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5
juta / mm3 darah. Meskipun demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran
yang luas sekali, tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan
kesehatan (Kimball, 1999).

Wanita normal mempunyai 4,5 juta sel dalam setiap milimeter kubik darah. Pada laki-laki
normal, rata-rata jumlah 5 juta sel. Meskipun demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik
dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat
seorang hidup dan kesehatan (Kimball,1993).
2.4 Leukosit
Kurang dari 1 % darah manusia adalah leukosit. Ukuran leukosit lebih besar daripada
eritrosit. Leukosit tidak mengandung haemoglobin, memiliki nucleus dan pada dasarnya
dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball, 1996).
Ada 2 macam tipe leukosit yaitu granular dan agranular. Granulosit adalah leukosit sirkular
dan memiliki granule pada sitoplasmanya. Sedangkan agranulosit tidak memiliki granule
pada sitoplasmanya. Granulosit terdiri atas 3 tipe yaitu sel metrofil, dimana paling banyak
dijumpai, mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam basa dan
tampak berwarna ungu; sel eusinofil, dimana sel ini sedikit dijumpai, penyerap warna yang
bersifat asam atau eosin dan kelihatan merah; sel basofil yang menyerap pewarna basa dan
menjadi biru. Sedangkan agranulosit terdiri atas monosit, yang berfungsi untuk menutup
daerah luka, membungkus dan memfagosit setelah netrofil dan basofil (Pearce, 2002).
Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai sel stem commited.
Selain sel-sel commited untuk membentuk sel darah merah, terbentuk pada dua silsilah utama
dari sel darah putih, silsilah mielositik dan limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan
mieloblas dan silsilah limfositik yang dimulai dengan limfoblas (Guyton, 1997).
Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma
teritama diproduksi dalam organ limfogen, termasuk kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil dan
berbagai kantung jaringan limfoid dimana saja dalam tubuh, terutama dalam sumsum tulang
dan plak player dibawah epitel dinding usus(Guyton, 1997).
Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, terutama granulosit, disimpan dalam
sumsum sampai mereka diperlukan di sistem sirkulasi. Kemudian bila kebutuhannya
meningkat, bermacam-macam factor menyebabkan granulosit dikeluarkan. Dalam keadaan
normal, granulosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3X jumlah yang disimpan
dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit dalam 6 hari (Guyton, 1997).
Limfosit sebagian besar disimpan dalam berbagai area jaringan limfoid kecuali pada sedikit
limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah. Megakariosit juga dibentuk dalam
sumsum tulang dan merupakan bagian dari kelompok mielogenosa dalam sumsum tulang.
Megakariosit ini lalu pecah dalam sumsum tulang, menjadi fragmen kecil yang dikenal
dengan platelets atau trombosit yang selanjutnya masuk ke dalam darah (Guyton, 1997).
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Luekosit ini
sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan
sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini
diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat
sesungguhnya dari sel darah putih ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke
daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan yang
cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).

I.

Latar belakang

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang
disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah
secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen
sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan. Volume darah orang dewasa berkorelasi
dengannya (bebas lemak) massa tubuh dan sebesar 4-4,5 L pada wanita dan 4,5-5 L pada lakilaki dari 70 kg BB. Fungsi darah termasuk pengangkutan berbagai molekul (O2, CO2, nutrisi,
metabolit, vitamin, elektrolit, dll), panas (regulasi suhu tubuh) dan transmisi sinyal (hormon)
sebagai serta sangga dan pertahanan kekebalan tubuh. Darah terdiri dari cairan plasma)
elemen dibentuk yaitu sel darah merah transportasi O2 dan memainkan peran penting dalam
regulasi pH. sel darah putih dapat dibagi menjadi neutrophilic, inti sel dan basophilic
granulosit, monosit, dan limfosit.
Hemoglobin setiap manusia berbeda tergantung pada jenis kelamin, kondisi lingkungan dan
sebagainya. Koagulasi dan waktu pendarahan bergantung pada kondisi orang tersebut.
Sedangkan jumlah eritrosit yang normal menandakan orang tersebut sehat.
II.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1.
Menentukan kadar hemoglobin darah
2.
Menghitung waktu koagulasi dan waktu pendarahan
3.
Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit
III.
Dasar teori
3.1 Koagulasi darah
Koagulasi darah adalah transformasi darah dari sifat solution menjadi bentuk gel. Bentukan
suatu bekuan di sumbat trombosit akan memperkuat dan menunjang sumbatan tersebut dapat
menutupi lubang di pembuluh. Koagulasi merupakan mekanisme homeostatik yang
difungsikan dalam proses koagulasi darah. Reaksi dasar koagulasi darah adalah perubahan
protein plasma yang larut (fibrinogen) dari fibrin yang bersifat tidak larut. Proses tersebut
memerlukan pengeluaran 2 pasang peptide 4c dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang
tersisa (fibrin monomer) kemudian akan berpolimerasi rerga-, fibrin monomer lainnya
membentuk fibrin.
Menurut Campbell (2003), proses penggumpalan darah dimulai ketika endothelium
pembuluh MisaK akibat adanya luka dan jaringan ikat pada dinding terpapar ke darah.
Trombosit menempel ke wa'. Kolagen dalam jaringan ikat tersebut dan mengeluarkan
fibrinogen yang membuat trombosit riaur-a berdekatan dan menjadi lengket, Trombosit

selanjutnya membentuk sumbat yang memberikan reriindungan darurat sehingga tidak terjadi
kehilangan darah. Penutupan ini diperkuat oleh gumpalan.
Trombin adalah suatu enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin (yang
dperiukan untuk terjadinya proses koagulasi darah), Selain itu, trombin juga berfungsi untuk :
mengaktifkan factor Xlil (fibrin stabilizing factor, untuk menstabilkan jaringan fibrin yang
sudah terbentuk); meningkatkan agregasi trombosit; sebagai umpan balik positif pada
peristiwa pembentukan trombin selanjutnya. Berikut ini adalah faktor-faktor koagulasi darah
Faktor I. Fibrinogen
Faktor II. Prothrombin
Faktor III. Thromboplastin
Faktor IV. Calcium
Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)
Faktor VI.
Faktor VII. Proconvertin
Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)
Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC antihemofili B / Chrismass Factor)
Faktor X. Stuart proyer factor
Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA antihemofili C)
Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)
Faktor XIII. Fibrin stablizing factor
3.2 hemoglobin darah
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit, yang
memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan
pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain
metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. Metode Sahli tidak dianjurkan
karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat distandardisasi, dan tidak semua
jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin, methemoglobin dan
karboksihemoglobin. Dua metode yang lain (oksihemoglobin dan sianmethemoglobin) dapat
diterima dalam hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua metode tersebut, metode
sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan oleh International Commitee for
Standardization in Hematology(ICSH) sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai
standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat terukur, kecuali sulfhenoglobin.
Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
- Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
- Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
- Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
- Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
- Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
- Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
3.3 jumlah eritrosit dan leukosit

Eritrosit merupakan sel yang terdapat dalam darah dengan bentuk bikonkafyang berwarna
merah kekuningan serta bersifat elastis dan lunak. Eritrosit yangterdapat dalam pembuluh
darah tidak memiliki inti sel. Salah satu kandunganeritrosit yang sangat penting hemoglobin,
hemoglobin inilah yang menyebabkandarah berwana merah. Jika eritrosit banyak mengikat
oksigen maka warnanyaadalah merah terang, jika sedikit maka akan berwarna merah pucat.
Sel eritrositrata-rata berumur 120 hari, dimana sel eritrosit yang sudah tua akan
dirombakdalam hati, kemudian hemoglobin akan diubah menjadi bilirubin, yaitu
pigmenwarna empedu yang berfungsi dalam proses pencernaan. Hemoglobin
merupakanmetaloprotein berfungsi sebagai pengangkut oksigen yang mengandung besidalam
sel darah merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya (Wiguna, 2009)
Leukosit dalam tubuh organisme hanya sebesar 0,2%. Sel inibertanggung jawab terhadap
sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkanbenda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, seperti virus ataubakteri. Leukosit mengandung inti, dan darah
manusia normal terdapat jumlahleukosit rata-rata 5000-9000 sel per milimeter kubik.
Jumlahnya pada anakanaklebih tinggi dan pada keadaan patologis berbeda nyata dengan yang
normal(Leeson, 1990).

Tinjauan Pustaka
Teori koagulasi darah menurut Morowitz adalah sebagai berikut terjadi kontak
pada pembuluh darah sehingga rusak atau pecah. Jaringan yang robek ini
menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan tromboplastin dengan bantuan
ion Ca akan mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin akan mempengaruhi
fibrinogen menjadi anyaman benang-benang fibrin sehingga akan menutup jaringan
yang rusak dan darah akan terperangkap. Secara alamiah, trombin juga tidak ada
dalam darah dalam bentuknya yang aktif atau wujud koagulasi (gumpalan) dalam
sirkulasi yang normal. Trombin mempunyai bentuk prekursor di dalam darah yang
disebut protrombin. Selama proses koagulasi protrombin dirangsang oleh suatu
kompleks yang disebut aktivator protrombin yang memecah atau memisahkan enzim
trombin dari protrombin. Waktu koagulasi adalah lamanya waktu dari saat
pengambilan darah sampai terjadinya koagulasi (Frandson, 1992).
Koagulasi darah adalah suatu fungsi penting dari darah untuk mencegah
banyaknya darah yang hilang dari pembuluh darah yang rusak (terluka). Bagian dari
darah yang sangat berperan dalam proses koagulasi adalah trombosit atau keping
darah. Trombosit berasal dari sistem sel di sumsum tulang yaitu mengakarosit yang
berkembang menjadi trombosit (Nurcahyo, 1998).
Adapun faktor dalam pembekuan darah meliputi ion Ca 2+, tromboplastin,
akselator trombosit, konvertin, faktor anti hemofilik. Pembekuan atau penggumpalan
darah disebut juga koagulasi darah. Dari situ akan terjadi suatu masa yang
menyerupai jeli yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan
meninggalkan cairan jernih disebut serum (Poedjiadi, 1994).

IV
Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan beberapa uji sampel kepada beberapa
mahasiswa yang melakukan praktikum, tapi dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang
didapat adalah kebanyakan Hb dari tiap-tiap mahasiswa dibawah ambang batas Hb yang
menjadi standar pengukuran. Adapun beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan, dari
praktikum yang telah kami lakukan ialah ialah: Tidak semua hemoglobin berubah menjadi
hematin asam seperti karboksihemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin.

Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama

Sumber cahaya yang kurang baik.

Kelelahan mata

Alat-alat kurang bersih


Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa
suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel
darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan
CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin
yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung
dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja
secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang
menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan
pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya eritrosit dilisiskan kemudian
heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur dengan fotometer pada panjang
gelombang 540 nm.
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin merupakan
persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan dari hemoglobin
adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan larutan HCl 0,1 N akan
membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna disamakan dengan warna
standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah
mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standar dalam alat itu

Anda mungkin juga menyukai