Nama
: Tn. F
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jln Kedondong
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan
: SMP
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Kejang
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesa : seorang laki-laki bernama Fahri berusia 16 tahun
masuk rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada
tanggal 13 Januari, pasien mengalami luka amputatum atau mengalami
putus kaki sebatas lutut di kaki kanannya. Saat dirawat pasca kejadian
kecelakaan lalu lintas yang dialaminya, pasien mengeluhkan sakit
kepala, nyeri pada bagian dada, kadangkala nyerinya menjalar ke
daerah perut lalu ke belakang atau daerah punggung. Pasien juga
kadang mengalami kejang lalu kemudian tertidur setelah kejangnya
menghilang.
Pada saat dilakukan pemeriksaan pasien merasakan perasaan
cemas, terutama akibat motor yang dipakai saat terjadi kecelakaan
mengalami kerusakan parah, dan motor tersebut merupakan milik
HASIL ANAMNESIS
DM
: Dokter Muda
: Pasien
DM
DM
: Umurnya berapa?
: 16 Tahun dokter.
DM
: Jln Kedondong
DM
DM
: pekerjaannya apa?
: Pekerja swasta
DM
DM
DM
DM
: iya dok
DM
DM
: iya saya pikir itu motor yang saya pake pas tabrakan dok,
punyanya bosku itu, baru rusak sekali itu motor.
DM
: ooh seperti itu, kalo saat ini, apa yang adik rasakan atau
pikirkan tentang kondisi adek?
DM
: sudah itu dok, saya kadang tapikir juga bagaimana nanti saya
ini, sebenarnya bisa kan pake kaki palsu saja, tapi saya pikir
juga bagaimana sudah nanti saya kerja ini, apa saya harus
bantu keluarga. Tidak mungkin juga saya mau hidup dengan
minta bantuannya orang terus.
DM
DM
DM
DM
: karna saya pikir itu motor dok, saya pikir juga kakiku ini.
DM
: ya saya harap saya bisa hidup kayak biasa lagi, pake kaki
palsu, bekerja
DM
: kadang terpikir juga itu, tapi semoga tidak, yang lebih saya
khawatirkan ini bagaimana saya bisa kerja lagi dengan
kondisi begini.
DM
: iya dok saya merokok sejak kelas 4 sd, mulai minum sejak
umur 15 tahun, saya juga pake THD dok, tapi jarang jarang.
DM
: sisa merokok saja dok, saya minum itu jarang jarang, tapi
masih juga sampai sekarang, untuk obat saya sudah berhenti
dok.
DM
DM
aktif
menggunakan
dan
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Kesadaran: Komposmentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
Pembicaraan : Spontan, lancar dan intonasi bicara biasa
Sikap terhadap pemeriksa : Koperatif
B.
C.
Keadaan afektif
Mood
: cemas
Afek
: hipotimia
Keserasian
: serasi
Empati
: Dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual (Kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi (waktu, tempat, orang) : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek
: Baik
Jangka Sedang
: Baik
Jangka Panjang
: Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : Tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
Gangguan persepsi
Halusinasi
: Tidak ada
Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi
: Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada
Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas
: Pasien dapat menjawa spontan saat
D.
E.
diberikan pertanyaan
B. Kontinuitas
sesuai dengan pertanyaan)
C. Hendaya berbahasa
Isi Pikiran
A. preokupasi
III.
oleh budaya.
Gejala atau defisit menyebabkan distres yang bermakna secara
klinis atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area
penting lain, atau memerlukan evaluasi medis.
Aksis II
Tidak ada diagnosis Aksis II
Aksis III
V23 pengendara sepeda motot cedera dalam tabrakan dengan
mobil atau mini-van
Aksis IV
Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V
GAF scale 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang).
VI.
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka
VII.
PROGNOSIS
Ad Bonam
Pendukuang kearah baik:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
10
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Usia muda
Factor pencetus tidak jelas
Riwayat premorbid buruk
Pernah sakit seperti ini
Tidak menikah
Suportif lingkungan tidak ada
Status ekonomi kurang
RENCANA TERAPI
Farmakoterapi :
Alprazolam
Obat anti-panik ini merupakan golongan benzodiazepine yang juga
memiliki efek anti-cemas yang bekerja dengan cara meng-reinforce
GABA re-uptake inhibitor sehingga dapat meredakan hiperaktifitas.
Psikoterapi
-
Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik
secara langsung.Teknik utama yang digunakan pada pendekatan
behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
- Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensipotensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih
lingkungan
yang
kondusif
untuk
membantu
proses
penyembuhan pasien.
X.
FOLLOW UP
Mengevaluasi keadaan umum, pola tidur, pola makan dan
perkembangan penyakit pasien serta menilai efektivitas pengobatan yang
11
X.
PEMBAHASAN
Gangguan konversi (conversion disorders) menurut DSM-IV
didefinisikan sebagai suatu gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau
lebih gejala neurologis (sebagai contohnya paralisis, kebutaan, dan
parastesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau
medis yang diketahui. Disamping itu diagnosis mengharuskan bahwa
faktor psikologis berhubungan dengan awal atau eksaserbasi gejala.
Adapun menurut PPDGJ III gangguan konversi atau disosiatif adalah
adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara:
ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan segera
(awareness of identity and immediate sensations), dan kendali terhadap
gerakan tubuh.
Secara normal terdapat pengendalian secara sadar, sampai taraf
tertentu, terhadap ingatan dan penghayatan, yang dapat dipilih untuk
digunakan segera, serta gerakan-gerakan yang harus dilaksanakan. Pada
gangguan konversi diperkirakan bahwa kemampuan mengendalikan secara
sadar dan selektif ini terganggu, sampai suatu taraf yang dapat bervariasi
dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam. Biasanya sangat sulit untuk
menilai sejauh mana beberapa kehilangan fungsi masih berada dalam
pengendalian volunter.
Dalam penegakan diagnosis gangguan konversi harus ada
gangguan yang menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas,
memori persepsi ataupun kesadaran, dan menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan memanfaatkan waktu
senggang.
12
orang
Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan,
Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
Identitas yang buram
Depersonalisasi
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik, seksual
ataupun emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan
konversi. Anak-ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian
13
gejala tersebut.
3.
yang jelas dengan problem dan peristiwa yang stressful atau hubungan
interpersonal yang terganggu (meskipun disangkal pasien).
a. F44.4.0 Amnesia Disosiatif
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenal
kejadian penting yang baru terjadi yang bukan disebabkan karena
gangguan mental ogranik atau terlalu luas untuk dijelaskan.
14
15
16
17
Mutilasi diri
Gangguan seksual
Alkoholisme
Depresi
Gangguan saat tidur,mimpi buruk, insomnia atau berjalan sambil tidur
Gangguan kecemasan
Gangguan makan
Sakit kepala berat
Penatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya.
Bila tidak ditemukan kelainan fisik, perlu dijelaskan pada pasien dan
dilakukan pendekatan psikologik terhadap penanganan gejala-gejala yang
ada. Penanganan penyakit ini sebagai berikut:
Terapi obat. Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal,
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan
18
adalah
psikoterapi
psikodinamika suportif-ekspresif.
Hipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran. Saat terhipnotis, pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan
spesifik. Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien
terhipnotis. Ada beberapa konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja
ini
bisa
membantu
untuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Irawati, I,. Kristiana, S,. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Badan Penerbit FKUI :
Jakarta. 2013.
2. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
20