Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN CHOLELITIASIS

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Dosen Pembimbing : Reni Sulung Utami, S.Kep., Ns., M.Sc
Koordinator Mata Kuliah : Susana Widyaningsih, S.Kep., Ns., MNS

Disusun Oleh :
Talitha Rahma Jodi

22020112140104

Riska Yunita

22020112130027

Prita Dian Kirana

G2B009084

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut William (2003) dalam Nurarif (2012) Cholelitiasis adalah batu di
empedu atau di saluran empedu yang pada umumnya komponen utamanya adalah
kolesterol. Cholelitiasis merupakan penyakit yang paling umum diderita setelah
cholesistisis (radang kronis penyerta) dimana kadang keduanya muncul bersama-sama
(Price dan Wilson, 2006). Batu empedu atau cholelitiasis adalah timbunan kristal di
dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau bisa juga di keduanya.
Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu atau
saluran empedu. Komponen utama cairan empedu adalah bilirubin, garam empedu,
fosforlipid dan kolesterol. Kolelitiasis (kalkulus / kalkuli , batu empedu) biasanya
terbentuk dalam kandung empedu dari unsur unsur padat yang membentuk cairan
empedu yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat bervariasi.
(Brunner & Suddart, 2002).
Jadi dari beberapa pengertian diatas, Cholelitiasis adalah penyakit yang paling
sering diderita dimana terdapat timbunan kristal pada kantong empedu atau saluran
empedu dan terdiri dari bilirubin, garam empedu, fosforlipid dan kolesterol dan dapat
muncul bersama dengan cholesistisis.
B. Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2006) etiologi cholelitiasis belum diketahui secara jelas,
akan tetapi fator predisposisinya adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan
perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu. Beberapa
yang memiliki faktor terbesar antara lain:
a. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
b. Wanita hamil
c. Ras etnik : ras Amerika asli, kulit putih, dan Afro-Amerika memiliki resiko
tinggi menderita cholelitiasis
d. Penderita diabetes, sirosis hati, pankreatitis, kanker kandung empedu, dan
e.
f.
g.
h.
i.

reksesi ileum.
Obesitas
Multiparitas
Usia
Wanita
Usia

C. Klasifikasi

1. Berdasarkan gambaran makroskopis dan komposisinya (Wiiliam (2009) dalam


Nurarif (2012)) :
- Batu kolesterol : oval, multifokal atau mulberry, komponen utama >70%
-

kolesterol.
Batu kalsium bilirubin (pigmen coklat) : coklat atau coklat tua, lunak, mudah

dihancurkan, komponen utama kalsium-bilirubinat.


Batu pigmen hitam : hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti
serbuk, komposisi sisa zat hitam yang tak teretraksi.

D. Manifestasi klinis
Menurut Nurarif (2012) manifestasi klinis yang dapat muncul antara lain :
- Sebagian asomtomatik
- Nyeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar dan menjalar ke
-

punggung atau ke regio bahu kanan


Sebagian pasien mengeluh nyeri persisten
Emesis dan vomitus
Febris
Ikterus obstruksi (membran mukosa berwarna kuning)
Feses dan urine berwarna sangat gelap
Defisiensi vitamin K
Flatus dan sendawa

E. Komplikasi
Menurut Arif Mansjoer (2001) komplikasi yang dapat timbul akibat cholelitiasis
adalah :
- Cholistitis obstruksi pada duktus sistikus atau duktus koleduktus
- Peritonitus
- Ruptur dinding kemih
F. Patofisiologi
Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak
larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin
(fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan
terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam
hati, keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang
kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu
yang jenuh oleh kolesterol merupakan faktor pencetus untuk timbulnya batu empedu
dan mempunyai peran sebagai iritan. Hal ini menyebabkan peradangan dalam
kandung empedu. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian
dalam pembentukan batu, melalui peningkatan sel dan pembentukkan mukus. Mukus
meningkatkan viskositas dan unsur seluler dan bakteri dapat berperan sebagai pusat

faktor pendukung. Akan tetapi infeksi lebih sering menjadi akibat dari pembentukkan
batu empedu dari pada sebab pembentukan batu empedu. (Smeltzer, 2002).
G. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
- abdomen:
Inspeksi : abdomen cembung,
Auskultasi : terdengar suara bising usus
Palpasi
: nyeri tekan di kuadran 1
Perkusi : hipertimpani
2. Kebutuhan dasar
a. Kebutuhan ativitas dan latihan : klien terbatasi gerak karena akan
menimbulkan nyeri
b. Kebutuhan aman dan nyeri : klien merasa nyeri, gelisah, dan gerakan
melindungi atau menghindari.
c. Kebutuhan istirahat tidur : terdapat gangguan istirahat tidur karena sensasi
nyeri yang dirasakan.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Smeltzer (2001)
1. Pemeriksaan sinar X-Abdomen
2. Ultrasonografi (USG)
3. Pemeriksaan pencitraan radionukleida atau koleskintografi
4. Kolesistografi
5. Kolanlopankreatografi retrogad endoskopik CERCP : Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography) : pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop seratoptik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai duodenum pars
desendens.
6. Kolangiografi transhepatik perkutan : penyuntikan bahan kontras langsung ke
dalam percabangan bilier.
Pemeriksaan penunjang lain menurut Dongoes (2001)
1. Darah lengkap : lekositosis sedang
2. Bilirubin dan amilase serum meningkat
3. Enzim hati serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH meningkat
4. Kadar protrombin : menurun
5. CT-scan
I. Diagnosa yang Mungkin Muncul

Menurut Smeltzer (2001) diagnosa yang mungkin muncul :


1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui
penghisapan gaster berlebihan, vomitus, distensi dan hipermotilitas gaster.
2. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan
dengan kurang kemampuan untuk mengingat, salah interpretasi, tidak mengenal
sumber informasi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi atau spasme
duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis, post operasi.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan drainase bilier sesudah
dilakukan tindakan bedah.
5. Gangguan nutrisi berhubungan dengan sekresi getah empedu yang tidak adekuat.
J. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, obstruksi (spasme duktus)
Intervensi :
a. Observsai nyeri secara komprehensif
b. Observasi reaksi verbal dan nonverbal
c. Evaluasi sensasi nyeri masa lalu
d. Kontrol lingkungan
e. Kolaborasi pemberian analgesik
f. Ajarkan teknik nonfarmakologi
g. Tingkatkan istirahat
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
melalui penghisapan gaster berlebihan, muntah, distensi dan hipermotilitas
gaster.
Intervensi :
a. Pertahankan masukan dan haluaran akurat, kaji membran mukosa,
kulit, nadi perifer, dan pengisian kapiler.
b. Awasi tanda atau gejala peningkatan atau berlanjutnya muntah atau
mual dan kram abdomen.
c. Hindarkan dari lingkungan yang berbau
d. Lakukan kebersihan oral dengan pencuci mulut, berikan minyak.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual atau muntah, dispepsia, nyeri
Intervensi :
a. Kaji distensi abdomen, sering berdahak, berhati-hati menolak bergerak
b. Hitung pemasukan nutrisi
c. Timbang sesuai indikasi
d. Berikan suasana menyenangkan pada saat makan
e. Ambulasi dini dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Intervensi :

a.
b.
c.
d.

Kaji ulang proses penyakti atau prognosis


Berikan penjelasan atau alasan tes dan persiapannya
Kaji ulang program obat
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan atau minuman tinggi
lemak

K. Kepustakaan
Nurarif, Amin Huda., Kusuma, Hardhi. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MedAction
Price, Sylvia Anderson., Wilson, Lorraine McCarty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer, et al. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Dongoes et al. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai