Anda di halaman 1dari 7

DASAR KEPERAWATAN II

Metode Pendidikan Kesehatan


dengan menggunakan metode Role Play

Di Susun Oleh :
1. Faisal Fahrur Arifin
2. Aulia Noor Faizah ( 22020112130051 )
3. Hani Indira P.
4. Henny Kumala Sari
5. Luh Juita Amare Putri (22020112120009)
Kelompok IV ( A12.1 )

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

PENDIDIKAN KESEHAAN DENGAN METODE ROLE PLAY

A. Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis bukan hanya
proses perubahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang
akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai (Nyswander, 1947).
Menurut Wood (1926), pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang
berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan terkait
dengan kesehatan individu, masyarakat dan bangsa.
Sedangkan menurut (Azwar 1983) semuanya dipersiapkan untuk mempermudah
penerimaan suka rela perilaku yang akan menigkatkan atau memelihara kesehatan.
Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan kesehatan merupakan proses yang
mencangkup dimensi dan kegiatan-kegiatan intelektual, psikologi dan social yang
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengambil keputusan secara
sadar dan mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.
B. Pengertian Metode Role Play
Metode Role Play adalah salah satu jenispermainan gerak yang didalamnya terdapat tujuan,
aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang ( Jill Hadfield, 1986 ). Role play ini biasanya
dilakukan dalam metode pembelajaran dengan cara membayangkan dirinya seolah olah berada
pada kedaaan tersebut serta memainkan peran orang lain yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemain peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya seperti tenaga kesehatan yaitu dokter dan perawat di rumah
sakit . anggota keluarga klien , klien ataupun masyarakat mungkin bisa dilibatkan dalam Role
Play tersebut. Mereka memerankan perannya sesuai dengan kondisi , serta apa yang ingin
mereka sampaikan .
Menurut Husein Achmad dalam (Hidayati, 2004:93) role playing adalah satu bentuk
permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelakan peranan, sikap, tingkah laku dan nilai
dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain. Jika metode
role playing direcanakan dengan baik dapat menanamkan kemampuan bertanggung jawab dan
bekerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat orang lain dan mengambil keputusan
dalam kelompok.
Bermain peran (role play) adalah permainan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan atau
tanpa melakukan latihan sebelumnya. Metode ini dimaikan oleh beberapa orang untuk dipakai
sebagai bahan analisis oleh kelompok. Dalam metode ini, para peserta diminta memainkan atau
memerankan bagian-bagian dari berbagai karakter sesuai kasus. Peserta harus mengambil alih
perasaan dan sikap=sikap dari orang yang ditokohkan (misalnya, sikap dan perasaan seorang
kepala ruang suatu rumah sakit dalam memimpin suatu tim).
Metode ini digunakan jika ada dalam kondisi berikut :
1. Peserta perlu mengetahui lebih banyak tentang pandangan yang berlawanan.
2. Peserta mempunyai kemampuan untuk memakainya.
3. Bertujuan membantu peserta memahami suatu masalah.
4. Ingin mencoba mengubah sikap peserta.
5. Pengaruh emosi dapat membantu dalam penyajian masalah.
6. Digunakan untuk pemecahan masalah.

C. Tujuan Metode Role Play


Memainkan suatu peran (role playing) bertujuan untuk mendapatkan pandangan yang
lebih luas terhadap suatu perilaku baru. Bermain peran dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu terstruktur dan spontanitas. Pendekatan terstruktur menekankan proses belajar dengan cara
mengobservasi, mempraktikkan, menirukan (konseptualisasi), dan membagi pengalaman selama
bermain peran (analisi). Pendekatan spontan lebih menekannkan pada konseptualisasi tetapi
meminimalkan analisis.

D. Metode Dan Media Role Play


Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau
bidan dan sebagainya sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memeragakan misalnya bagaimana berinteraksi atau komunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas

E. Komponen Role Play

Beberapa komponen untuk metode role play diantaranya :

1. Enactment atau interaksi para aktor

2. Pemotretan perilaku asli

3. Improvisasi
4. Eksperimentasi dan praktik sampai tercapai tujuan belajar

5. Berbagi pengalaman dan observasi baik secara informal maupun formal

6. diagnosis atas informasi guna perencanaan selanjutnya

F. Teknik-Teknik Roleplaying

1. Role reversal

Sasaran belajar memandang sebuah problem dari kacamata pandang orang lain
dengan jalan memerankan peran orang lain tersebut dan sebaliknya orang lain
memerankan peran sasaran tersebut. Contohnya, a adalah seorang guru dan b adalah
bidan. Untuk lenih memahami perilaku guru maka b seolah-oalah ia guru dan untuk
memahami perilaku bidan maka a berlaku seolah-olah bidan.

2. Soliloquy

Merupakan teknik role playing di mana pada saat-saat tertentu role playing
dihentikan dan aktor diwawancarai mengenai perasaan atau sikapnya terhadap peran
yang dimainkannya.

3. doubling

Sasaran lain duduk di sebelah atau berdiri di belakang aktor dan secara periodik
menginterupsi role playing untuk mengekspresikan pandangannya.

4. Multiple role playing

Memberikan kesempatan beberapa orang sasaran dalam waktu bersamaan untuk


memerankan satu peran. Para sasaran ini kemudian mendiskusikan peran yang
dimainkannya.
5. Role rotation

Memungkinkan seorang aktor memerankan satu peran hingga selesai dan kemudian
meneruskan dengan peran yang lain sehingga semua peran habis dimainkannya.
Aktor lain juga memerankan semua peran secara bergantian dengan aktor pertama.

G. Kelebihan Metode Role Play


Kelebihan dari Metode Role Play adalah
1. Meningkatkan keterampilan bicara dan meningkatkan kualitas bahasa seseorang
Dalam metode role play ini pemain diharapakan dapat menguasi materi yang akan
disampaikan dengan berperan sesuai dengan kasus tersebut. Sehingga dengan ini
diharapakan seseorang dapat mempunyai kemampuan public speaking yang baik dan
dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan benar .
2. Role Play dapat memberikan kesenangan yang bermanfaat.
Dengan melakukan role play penonton yang melihat dapatmerasa senang dan
tentunya bermanfaat. Karena kasus yang diperankan pasti pada akhirnya bisa diambil
kesimpulan seperti apa yang harus dilakukan pada saat berada dalam keadaan
tersebut.
3. Role Play membangkitkan rasa percaya diri dan keberanian.
( Belum ada keterangannya )
4. Role Play dapat membuat anggota kelompok lebih aktif
Dengan menggunakan metode ini diharapakan semua anggota dapat berperan aktif
dalam menjalan role play. Baik itu yang bekerja di belakang layar maupun yang
bekerja sebagai pemain. Sehingga kerja para anggota kelompok dapat maksimal dan
mengerti dengan apa yang dilakukan sehingga ketika ada pertanyaan dapat
menjawabnya dengan benar.
5. Role Play merangsang imajinasi dan kemampuan verbal dalam kelompok ( Belum ada
keterangannya )
6. Role Play dapat memberikan kemudahan dalam menangkap pesan pesan yang ada.
Dengan menggunakan metode ini diharapakan pesan yang disampaikan lebih
mudah tertangkap oleh penonton. Dikarenakan metode ini langsung menerapakan
pada kasus , hanya saja diperankan oleh beberapa orang . sehingga pada akhirnya
dapat mengambil kesimpulan dari Role Play tersebut.

H. Kekurangan Metode Role Paly.


1) Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran manjadi kurang aktif.
2) Banyak memakan waktu.
3) Memerlukan tempat yang cukup luas.
4) Jika diterapkan dalam suatu institusi /sekolah maka sering terjadi kelas lain
merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton atau
pengamat.

DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Heri. 2009.Promosi Kesehatan. Jakarta :EGC
Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Efendi Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Prinsip-Prinsip Dasar ).

Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai