Disusun oleh :
Kelompk 8 (A12.1)
1. Meiriza Ida Wahyuningtyas (22020112130015)
2. Ulya Hikmawati (22020112140021)
3. Aulia Noor Faizah (22020112130051)
4. Fitria Mega Wardani (22020112130070)
5. Aisyah Ayu Daris (22020112140080)
6. Candra Dewi Ratnasari (22020112140073)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
B. ETIOLOGI
Beberapa keadaan yang menyebabkan distosia, antara lain :
1. Persalinan disfungsional
Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
mengedan ibu (kekuatan/power). Persalinan disfungsional merupakan kontraksi
uterus yang tidak normal yang menghambat kemajuan dilatasi serviks normal,
kemajuan pendataran (effacement) (kekuatan primer) dan atau kemajuan penurunan
(kekuatan sekunder).
Disfungsi kontraksi uterus dapat dibedakan menjadi disfungsi uterus kontraksi
primer dengan disfungsi kontraksi uterus sekunder. Wanita yang mengalami kontraksi
primer sekunder atau disfungsi uterus hipertonik seringkali adalah wanita yang cemas
ketika pertama kali mengalami kontraksi yang nyeri. Itensitas kontraksi ini berada
diluar diluar proporsi dan tidak menyebabkan dilatasi atau pendataran (effacement).
Kontraksi ini biasanya terjadi pada fase laten (dilatasi serviks <4 cm) dan biasanya
tidak terkoordinasi dan sering terjadi.
C. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala yang ditemukan pada ibu dengan distosia antara lain :
1. Dapat dilihat dan diraba, perut terasa membesar kesampimg
2. Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
3. Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
4. Terjadi distensi berlebihan pada uterus
5. Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada, teraba bagian bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
pada dada
6. Waktu persalinan memanjang
7. Kontraksi uterus kurang dari normal, lemah atau dalam jangka waktu pendek
8. Dilatasi serviks lambat
9. Lebih rentan terdapatnya placenta yang tertinggal dan perdarahan paska persalinan
karena intarsia persisten
10. Gelombang kontraksi kurang dari normal dengan amplitude pendek (tokografi)
D. KLASIFIKASI
Penyebab distosia dapat dibagi dalam 3 golongan besar yaitu :
1. Distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak tidak memadai ,yaitu :
a. Kelainan his merupakan penyebab terpenting dan tersering dari distosia .
Jenis kelainan :
Inersia uteri merupakan pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua-
duanya dari kala pembukaan. Inersia uteri dibagi menjadi dua yaitu :
- Inersia uteri hipotonis : kontraksi terkoordinasi, tetapi lemah. Dengan CTG,
terlihat tekanan yang kurang dari 15 mmHg. Biasnya terjadi dlam fase aktif
atau kala II. Oleh karen itu, dinamakan juga kelemahan his sekunder.
-. Inersia uteri hipertonis : kontraksi tdak terkoordinasi, misalnya kontraksi
segmen tengah lebih kuat dari segmen atas. Inersia uteri ini sifatnya
hipertonis, sering disebut inersia spastis. Pasien biasanya sangat kesakitan.
Inersia hipertonis terjadi dalam fse laten. Oleh karena itu boleh dinamakan
inersia primer. Serta tanda-tanda gawat janin ( fetal distres) cepat terjadi.
b. Kekuatan mengejan kurang kuat, misalnya kelainan dinding perut, seperti luka perut,
diastase muskulus rektus abdominis, atau kelainan umum ibu seperti sesak napas atau
adanya kelelahan ibu.
2. Distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin
Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :
Letak sunsang
Letak lintang
Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor
dileher)
Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
Kembar siam
3. Distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir baik bagian keras (tulang), seperti
adanya panggul sempit, kelainan bawaan pada panggul maupun bagian yang lunak seperti
adanya tumor-tumor baok pada genitalia interna maupun pada visera lain di daerah
panggul yang menghalangi jalan lahir.
6. Ultrasonografi (pengukuran panggul ibu melalui foto): Pemeriksaan USG yang dilakukan
oleh operator berpengalaman dapat menentukan :
a. Presentasi janin
b. Ukuran
c. Jumlah kehamilan
d. Lokasi plasenta
e. Jumlah cairan amnion
f. Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
7. MRI
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam sehingga harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan M R I ( M a g n e t i c R e s o n a n c e
I m a g i n g ) . Pemeriksaan MRI diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila
Distosia Bahu
pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan
kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi
tungkai bawah,
Persalinan konfirmasi
vaginal: letak janin
Seksio serta fleksi
Sesarea Seksio Sesarea
kepala, menentukan
sekunder: Primer:
adanya kelainan
bawaan anak. MRI pelvimetri memiliki tingkat resolusi yang tinggi dan lebih akurat
Habbard Resnick Zavaneli Janin makrosomia
dalam mengukur tulang panggul. Kelebihan dari MRI pelvimetrin ini adalah mudah
Wood Cork Komplikasi DM-hamil
digunakan meskipun pada pasien yang gemuk dan tanpa reposisi berulang
Schwartz Dixon
F. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI Safelopelvik disproporsi panggul sempit
1. Prognosis
Kleidotomi
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadiTercapai
presentasiwell born
kepala, baby
tetapi danwell
kelainan health mother
kelainan
Komplikasi:
yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan
Simphiotomi
Trias
plasenta previa masih komplikasi
tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan
letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.
2. Komplikasi
a. Kematian ibu
Maternal: Janin:
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan
Trauma: Asfiksia
ekstraksi. Partus lama, ketuban pecahsampai meninggal:
dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi
intrapartum.
Simfisiolisasis Gagal persalinan bahu 10 menit
b. Kematian janin
Angka
Robekan kematian tinggi (25Trauma
serviks 49 %), janin:
yang dapat disebabkan oleh :
1) Prolasus funiculi
2) dan
Vagina Trauma partus
perineum Persendian leher dan bahu
3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
4) Ketuban
Ruptura uteri pecah dini Dislokasi persendian
Atonia
Ruptura uteri
uteri: Perdarahan intrakranial
Komplikasi Distosia
Robekan
Buktikantrauma Infeksi:
ruptura uteri dengan minilaparotomi
Infeksi:
Terjadi rupture uteri:
Siapkan histerektomi-histerorapi
Perawatan postpartum-pascaoperasi
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang ibu multipara, G2P1A0, datang ke rumah sakit dengan keluhan sudah
merasa kenceng-kenceng. Dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut
tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 80x/menit, RR 14x/menit, pembukaan 3cm, klien
sudah tampak keletihan, kurang energy, fase laten memanjang 14jam, kontraksi setiap
7menit, serviks kaku.
1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 19 September 2014
A. IDENTITAS
1) Identitas Klien
Nama klien : Ny. A
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : semarang
2) Identitas Keluarga
Nama suami : Tn. A
Umur : 25 tahun
Suku : Jawa
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Alamat : Semarang
B. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama yang dirasakan klien antara lain klien merasa kencang-kencang pada
daerah perutnya.
E. KEHAMILAN DAHULU
Klien mengatakan kehamilannya yang pertama tidak mengalami masalah, bayi
lahir dengan proses yang lama karena posisi janin yang abnormal. Klien juga
mengatakan pada saat kelahiran yang pertama mengalami hal yang serupa yaitu
perasaan takut dan keletihan pada saat persalinan.
F. RIWAYAT MENSTRUASI
Keadaan pada saat menstruasai antara lain :
a) Menarche pada usia 12 tahun
b) Siklus teratur 28 hari, lamanya 7 hari.
c) Keluhan menstruasi: disminore (+)
d) Keluhan keputihan berbau (-)
G. RIWAYAT KESEHATAN
1) Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Jantung : - Asma : -
Hipertensi : - TBC : -
Ginjal : - Epilepsi : -
DM : - PMS/IMS : -
2) Riwayat alergi
Makanan : -
Obat : -
3) Riwayat transfusi darah : -
4) Riwayat operasi : -
5) Riwayat kelainan jiwa : -
J. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1) Kehamilan ini : Direncanakan/Tidak
2) Hubungan dengan suami : Baik
3) Hubungan dengan keluarga lain : Baik
4) Hubungan dengan tetangga : Baik
5) Respon suami dan keluarga : BaiK
4) Tahap Kala IV
- Kontraksi uterus (+)
- Tanda perdarahan
- Lokhea/pengeluaran pervaginam (+)
- TTV : 120/80 mmHg, nadi 78x/menit, RR 15x/menit,
- Persiapan laktasi
- Psikologis terhadap penerimaan : baik
- Bayi (kondisi bayi, sex) : perempuan
- BAK
L. PEMERIKSAAN FISIK
1) TTV
- TD 140/100 mmHg
- N 80 x/mnt
- RR 14 x/mnt reguler.
2) Kepala
- Bentuk kepala mesochepal
- Rambut hitam
- Kulit kepala bersih tidak berketombe
- Tidak ada ditemukan lukas
3) Muka
- Tidak ada cloasma gravidarum
4) Mata
- Keadaan mata simetris antara kanan dan kiri
- Konjungtiva tak anemis
- Sclera tak ikterik
5) Hidung
- Hidung bersih
- Tidak ada penumpukan secret
6) Mulut
- Bersih
- Tidak ada gigi yang berlubang
- tidak ada stomatitis
- tidak ada perdarahan gusi.
7) Telinga
- Bersih
- tidak ada penumpukan serumen
8) Leher
- tidak ada nyeri telan
- tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- tidak ada pembesaran dan tarikan vena jugularis.
9) Dada
- Inspeksi: dada simetris, pengembangan dada teratur
- Payudara : simetris, putting menonjol, ASI belum keluar, areola
hiperpigmentasi, tidak teraba massa/benjolan pada payudara
10) Abdomen
- Inspeksi: ada striae, terdapat linea nigra
- Tidak ada luka post operasi,
- Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : Fundus teraba bulat dan lunak, TFU 28 cm
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Divergen dan bagian kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Kepala teraba 1/5 bagian
DJJ : bunyi denyut janin terdengar 11-11-11, frekuensi 144
x/mnt
Kontraksi : (+), kuat, selang waktu setiap 7 menit.
2. Sistem pernafasan
- Nafas klien tersengal-sengal, lemah, dan klien sudah tampak keletihan.
3. Nutrisi dan Cairan
- Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan jumlah yang sedikit.
- Klien mengatakan terkadang klien merasa mual sehingga tidak nafsu makan.
- Klien mengatakan minum 6-7 gelas per hari, terdiri dari air putih dan
teh.Tetapi kadang klien mengurangi minumnya supaya tidak sering berkemih
4. Eliminasi
- Klien berkemih dalam sehari lebih 8-9 kali, setiap kali BAK sekitar 100 cc
tetapi terasa seperti akan BAK banyak. Hal ini sering membuat klien
terbangun malam hingga tidur terganggu.
5. Pola tidur
- Klien mengatakan jarang tidur siang.
- Malam tidur sekitar pukul 21.00 dan bangun sekitar pukul 04.00 tetapi sering
terbangun dari tidurnya karena keinginan ingin BAK.
6. Mobilisasi
- Klien mengatakan punggung mulai terasa pegal dan mengatakan tidak kuat
untuk melakukan aktivitas lanjut. Ny.N tampak kehilangan energi dan lemah.
7. Kenyamanan
- Klien mengatakan nyeri yang tidak dapat ditahan pada bagian perutnya.
- Skala nyeri berada pada tingkat 7.
- Rasa nyeri seperti di remas-remas dan terasa mules. Frekuensi nyeri tidak
hilang timbul, terus menerus, dan teratur.
8. Psikososial
- Klien mengatakan agak cemas akan perubahan dan ketidaknyamanan yang
terjadi pada dirinya meskipun sebelumnya.
- Klien sudah memiliki pengalaman melahirkan. Klien merasa takut mengalami
hal yang serupa dengan pengalaman persalinan pertamanya.
9. Intergritas Ego
- Klien mengatakan ingin melahirkan dengan lancar dan anak yang dilahirkan
sehat.
10. Penyuluhan dan Pembelajaran
- Klien mengatakan jika tidak mengetahui tentang gangguan yang terjadi pada
proses kehamilannya .
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
1 DS: Nyeri Proses persa
- Ny.N mengatakan merasakan nyeri
pada bagian perutnya seperti di remas-
remas
DO:
- Skala nyeri pada tingkat 7
2 DS: Ansietas Pengalaman
- Ny.N mengatakan agak cemas akan
perubahan dan ketidaknyamanan yang
terjadi pada dirinya
DO:
- TD 140/100 mmHg
- Denyut nadi 80x/menit
3 DS: Keletihan Kurangnya m
- Ny.N mengatakan mengatakan tidak
yang adekua
kuat untuk melakukan aktivitas lanjut
- Klien mengatakan terkadang klien
merasa mual sehingga tidak nafsu
makan.
DO:
- Ny.N tampak kehilangan energi dan
lemah.
4. DS : Risiko cedera janin Penekanan K
DO :
pada Panggu
- Janin tampak mengalami kesudahan
pada saat proses kelahiran
- DJJ jantung yang abnormal
Diagnose keperawatan :
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. Ansietas berhubungan
1. Mengkaji tingkat kecemasan klien
dengan Pengalaman
sebelumnya
2. Memantau tanda dan gejala ansietas
3. Menggunakan komunikasi teraupetik
4. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman
3. Keletihan berhubungan
1. Mengkaji adanya faktor yang menyebabk
dengan Kurangnya
kelelahan
Masukan Energi yang
2. Monitoring nutrisi dan sumber energi dan
Adekuat
adekuat
3. Meningkatkan tirah baring dan pembatasa
aktivitas (tingkatkan periode istirahat)
4. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk
meningkatkan asupan makanan yang bere
tinggi.
5. EVALUASI
No. Diagnosa Waktu Evaluasi
1. Nyeri berhubungan S : Ny.N mengatakan merasakan nyeri pada
dengan Proses bagian perutnya seperti di remas-remas
Persalinan O : Skala nyeri pada tingkat 7
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi untuk mengatasi mas
keperawatan ansietas
2. Ansietas berhubungan S : Ny.N mengatakan agak cemas akan peruba
dengan Pengalaman dan ketidaknyamanan yang terjadi pada
sebelumnya dirinya
O:
- TD 140/100 mmHg
- Denyut nadi 80x/menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi untuk mengatasi mas
keperawatan keletihan
3. Keletihan berhubungan S:
dengan Kurangnya - Ny.N mengatakan mengatakan tidak k
Masukan Energi yang untuk melakukan aktivitas lanjut
- Klien mengatakan terkadang klien me
Adekuat
mual sehingga tidak nafsu makan.
O : Ny.N tampak kehilangan energi dan lemah
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi untuk mengatasi mas
keperawatan
4. Resiko Cidera Janin S : klien mengatakan janin dapat keluar
berhubungan dengan O : DJJ jantung normal
Penekanan Kepala Janin A : masalah teratasi
pada Panggul P : Lanjutkan intervensi untuk mengatasi mas
yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Bobak . 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Herdman, T.Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC.
Kasdu, Dini. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta: Puspa Swara
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obtetri dan ginekologi. Jakarta:
EGC.
Manurung, Suryani. 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Asuhan Keperawatan Intranatal.
Jakarta : TIM.
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Medication Publishing.
Sastrawinata, sualiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.
Wiknjosasto, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo.