OLEH KELOMPOK 1 :
DESFI RAMA SENDA (1615401002)
MIDA FEBRIYANTI (1615401004)
NELLA GUSTI ARDIYAN (1615401005)
SITI MUNAWAROH (1615401009)
His Hipotonik
His hipotonik adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah atau tidak
adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak
keluar, disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang.
Sering di jumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik
seperti anemia, uterus yang terlalu terenggang misalnya karena hidramion
atau kehamilan kembar atau grandemultipara atau primipara serta pada
penderita yang keadaan emosinya kurang baik.
Inersia uteri terbagi dua yaitu:
1. Inersia primer
2. Inersia sekunder
NEXT
Etiologi
Primigravida terutama pada usia tua
Anemia
Perasaan tegang dan emosional
Ketidak tepatan pengunaan analgetik seperti saat pemberian oksitosin
atau obat penenang
Salah pimpinan persalinan
NEXT
Diagnosis
Menurut prof. Dr. Sarwono prawihardjo (1992) diagnosis inersia uteri paling
sulit dalam fase laten sehingga diperlukan pengalaman. Kontraksi uterus
yang di sertai rasa nyeri, tidak cukup untuk membuat diagnosis bahwa
persalinan sudah mulai. Untuk pada kesimpulan ini di perlukan kenyataan
bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks, yaitu
pendataran dan pembukaan.
NEXT
Penatalaksanaan
Keadaan umum penderita harus di perbaiki. Gizi selama kehamilan harus
diperhatikan
Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan, dan jelaskan tentang kemungkinan
yang akan terjadi.
Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin turunya bagian terbawah janin
dan keadaan janin.
Jika sudah masuk PAP anjurkan pasien untuk jalan-jalan.
Melakukan perubahan posisi ketika ada kontraksi dengan miring kiri dan miring
kanan.
Melakukan stimulasi puting susu dengan cara menggosok, memijat atau melakukan
gerakan melingkar di daerah puting dengan lembut yang diyakini akan melepaskan
hormon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi.
Buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang akan dikerjakan misalnya
pada letak kepala.
His Hipertonik
His Hipertonik adalah inersia hipertonik bisa disebut juga tetania uteri yaitu
his yang terlalu kuat. Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa,
kelainannnya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu
efisien menyebabkan persalinan berlangsung cepat (<3 jam di sebut
partus presipitatus).
Etiologi
Ketuban pecah dini disertai adanya infeksi
Infeksi intrauteri
Pemberian oksitosin yang berlebihan
NEXT
Diagnosis
Anamesa
Dilihat dari keadaan ibu yang mengatakan his yang terlalu kuat dan
berlangsung hampir terus menerus
Pemeriksaan fisik
Di lihat dari kontraksinya yang terlalu kuat dan cepat sehingga proses
persalinan yang semakin cepat
NEXT
Penatalaksanaan
Dilakukan pengobatan simtomatis untuk mengurangi tonus otot nyeri
dan mengurangi ketakutan.
Bila dengan cara tersebut tidak berhasil, persalinan harus diakhiri
dengan sectio cesarean
Denyut jantung janin harus terus dievaluasi.
His yang tidak terkoordinasi
His yang tidak terkoordinasi adalah kelainan his dengan kekuatan yang
cukup besar (kadang sampai melebihi normal), namun tidak ada koordinasi
kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah bagian uterus, sehingga
tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
Penyebab terjadinya inkoordinasi his (his yang tidak terkoordinasi)
Faktor usia penderita relatif tua dan relatif muda
Pimpinan persalinan
Karena induksi persalinan dengan oksitosin
Rasa takut dan cemas
NEXT
Cara mengatasi
Melakukan observasi, melakukan evaluasi, dan selanjutnya meningkatkan
usaha untuk melakukan rujukan.
SELESAI…