Anda di halaman 1dari 9

KOMPLIKASI PERSALINAN

DENGAN EMBOLI AIR KETUBAN

Oleh : Desfi Rama Senda


Apa itu emboli air ketuban

Emboli air ketuban adalah masuknya cairan ketuban beserta


komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu, yang dimaksud komponen
disini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban, seperti lapisan kulit
janin yang terlepas, lapisan lemak janin dan musin/cairan kental. Emboli
cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan
ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan
pernafasan yang akut dan shock.
Fator Resiko
 Meningkatnya usia ibu
 Multiparitas (banyak anak)
 Adanya mekoneum
 Laserasi serviks
 Kematian janin dalam kandungan
 Kontraksi yang terlalu kuat
 Persalinan singkat
 Plasenta akreta
 Air ketuban yang banyak
 Robeknya rahim
 Adanya infeksi pada selaput ketuban
 Bayi besar
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala embolisme cairan amnion (Fahy , 2001) antara
lain :
 Hipotensi (syok), terutama disebabkan reaksi anapilactis
terhadap adanya bahan-bahan air ketuban dalam darah terutama
emboli meconium bersifat lethal.
 Gawat janin (bila janin belum dilahirkan)
 Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa.
 Henti kardio pulmoner
 Sianosis
 Koagulopati
 Dispnea/sesak nafas yang sekonyong-konyongnya
 Kejang, kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal.
Patofisiologi
 Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu
tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada vena
endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena
subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian
bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput
ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama
vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain
karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta
komponennya berkemungkinan masuk ke dalam
sirkulasi darah. Akibatnya, timbul dua gangguan
sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru.
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan primer :
 Terapi krusnal, meliputi : resusitasi, ventilasi, bantuan
sirkulasi, koreksi defek yang khusus (atonia uteri,
defek koagulasi).
 Penggatian cairan intravena dan darah diperlukan
untuk mengkoreksi hipovolemia dan perdarahan.
 Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena
membantu penanganan atonia uteri.
 Morfin (10 mg) dapat membantu mengurangi dispnea
dan ancietas.
 Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi
intravaskular dengan menghambat proses perbekuan.
Next...
 Amniofilin (250-500 mg) melalui IV mungkin
berguna bila ada bronko spasme.
 Isoproternol di berikan perlahan-lahan melalui Iv
untuk menyokong tekanan darah sistolik kira-kira
100 mmHg.
 Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat.
 Oksigen selalu merupakan indikasi intubasi dan
tekan akhir ekspirasi positif (PEEP) mungkin
diperlukan.
 Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat
digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit.
 Bila anak belum lahir, lakukan Sectio
Caesar dengan catatan dilakukan setelah
keadaan umum ibu stabil.
 X ray torak memperlihatkan adanya edema
paru dan bertambahnya ukuran atrium
kanan dan ventrikel kanan.
 Laboratorium : asidosis metabolik
(penurunan PaO2 dan PaCO2)

Anda mungkin juga menyukai