Emboli air ketuban adalah masuknya cairan ketuban beserta
komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu, yang dimaksud komponen disini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban, seperti lapisan kulit janin yang terlepas, lapisan lemak janin dan musin/cairan kental. Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Fator Resiko Meningkatnya usia ibu Multiparitas (banyak anak) Adanya mekoneum Laserasi serviks Kematian janin dalam kandungan Kontraksi yang terlalu kuat Persalinan singkat Plasenta akreta Air ketuban yang banyak Robeknya rahim Adanya infeksi pada selaput ketuban Bayi besar Tanda dan Gejala Tanda dan gejala embolisme cairan amnion (Fahy , 2001) antara lain : Hipotensi (syok), terutama disebabkan reaksi anapilactis terhadap adanya bahan-bahan air ketuban dalam darah terutama emboli meconium bersifat lethal. Gawat janin (bila janin belum dilahirkan) Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa. Henti kardio pulmoner Sianosis Koagulopati Dispnea/sesak nafas yang sekonyong-konyongnya Kejang, kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal. Patofisiologi Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Penatalaksanaan Penatalaksanaan primer : Terapi krusnal, meliputi : resusitasi, ventilasi, bantuan sirkulasi, koreksi defek yang khusus (atonia uteri, defek koagulasi). Penggatian cairan intravena dan darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia dan perdarahan. Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri. Morfin (10 mg) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas. Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses perbekuan. Next... Amniofilin (250-500 mg) melalui IV mungkin berguna bila ada bronko spasme. Isoproternol di berikan perlahan-lahan melalui Iv untuk menyokong tekanan darah sistolik kira-kira 100 mmHg. Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat. Oksigen selalu merupakan indikasi intubasi dan tekan akhir ekspirasi positif (PEEP) mungkin diperlukan. Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit. Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil. X ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan. Laboratorium : asidosis metabolik (penurunan PaO2 dan PaCO2)