Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI

Dosen Mata Kuliah :


dr. Erman Ramli,SpOG

Disusun Oleh :
Nama : Winda Yeni Putri Lestari
NIM : 191530
Lokal : 17E Konvensional

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
penjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
solusio plasenta ini.

Tugas ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin, untuk itu penulis menyampaikan
banyak ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah ini atas dorongan dan ilmu yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat ataupun bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini agar kedepannya bisa lebih
baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada
pebaca.

Bukittinggi, 14 Mei 2020

(Penulis)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
1. .......................................................................................................
B.
1. .......................................................................................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..................................................................................
2. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Solusio plasenta atau disebut juga abruptio placenta atau ablasio placenta adalah
separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta
ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat. Hebatnya perdarahan tergantung pada luasnya area plasenta yang
terlepas.
Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio
plasenta sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan.
Angka kematian perinatal sebesar 25 %. Ketika angka lahir mati akibat kausa lain telah
berkurang secara bermakna, angka lahir mati akibat solusio plasenta masih tetap menonjol.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa
oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir
tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat
banyak. Pemandangan yang menipu inilah sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalam keadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang
telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan
syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan 15,5% disertai pula
oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio
plasenta adalah makin bertambahnya usia ibu.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian solusio plasenta.
2. Untuk mengetahui dan memahami macam solusio plasenta.
3. Untuk mengetahui dan memahami patologi dan etiologi dari solusio plasenta.
4. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari solusio plasenta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Solusio Plasenta
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Beberapa
jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput ketuban dan
uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang,
darah tidak keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dn uterus
serta menyebabkan perdarahan yang tersembunyi.

B. Klasifikasi dan Macam Solutio Plasenta


1. Solutio Plasenta ringan
a) Tanpa rasa sakit
b) Pendarahan kurang dari 500cc warna akan kehitam-hitaman
c) Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
d) fibrinogen diatas 250mg %
2. Solutio Plasenta sedang
a) Bagian janin masih teraba
b) Pendarahan antara 500-100cc
c) Terjadi fetal distress
d) Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian
3. Solutio Plasenta berat
a) Abdomen nyeri,palpasi janin sukar
b) Janin telah meninggal

C. Etiologi Solutio Plasenta


Sebab primer Solutio Plasenta belum jelas, tapi diduga bahwa hal-hal tersebut dapat
disebabkan karena:
1. Hipertensi dalam kehamilan (penyakit hipertensi menahun, preeklamsia, eklamsia).
2. Multiparitas, umur ibu yang tua.
3. Tali pusat pendek
4. Hidramnion
5. Tekanan pada vena cava inferior
6. Defisiensi gizi, defisiensi asam folat
7. Trauma

D. Patologi
Solusio plasenta di awali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua kemudian
terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke endometrium. Akibatnya,
proses ini pada tahapnya yang paling awal memperlihatkan pembentukan hematom
desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan, dan akhirnya destruksi plasenta yang
ada di dekatnya. Pada tahap awal mungkin belum ada gejala klinis.
Pada beberapa kasus, arteri spiralis desidua mengalami rupture sehingga
menyebabkan hematom retroplasenta, yang sewaktu membesar semakin banyak
pembuluh darah dan plasenta yang terlepas. Bagian plasenta yang memisahdengan cepat
meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena masih teregang oleh hasil konsepsi, uterus
tidak dapat beronntraksi untuk menjepit pembuluh darah yang robek yang memperdarahi
tempat implantasi plasenta. Darah yang keluar dapat memisahkan selaput ketuban dari
dinding uterus dan akhirnya muncul sebagai perdarahan eksternal, atau mungkin tetap
tertahan dalam uterus.

E. Manifestasi Klinis Solutio Plasenta


1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, wama darah
merah kehitaman.
2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan
darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (wooden uterus).
3. Palpasi janin sulit karena rahim keras
4. Fundus uteri makin lama makin naik
5. Auskultasi DJJ sering negative
6. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
7. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas. Sebagai
contoh, perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan plasenta belum
begitu luas sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, atau dapat juga terjadi
perdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas seluruhnya dan janin
meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini.Solusio plasenta dengan
perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya yang jauh lebih besar bagi ibu,
hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan koagulopati yang lebih tinggi, namun juga
akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehinga pemberian transfusi sering
tidak memadai atau terlambat.

F. Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio


plasenta antara lain :
1. Anamnesis.
a) Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat menunjukkan
tempat yang dirasa paling sakit.
b) Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong- konyong(non-
recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna
kehitaman.
c) Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak
tidak bergerak lagi).
d) Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang. Ibu terlihat
anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.
e) Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi.
a) Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
b) Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
c) Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
a) Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
b) Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden
uterus) baik waktu his maupun di luar his.
c) Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
d) Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar biasanya di atas
140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
lebih dari satu per tiga bagian.
5. Pemeriksaan Dalam
a) Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
b) Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baik
sewaktu his maupun di luar his.
c) Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta, ini
sering meragukan dengan plasenta previa.
6. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain:
a) Terlihat daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
b) Darah.
c) Tepian plasenta atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta
yang disebut hematoma retroplacenter.

G. Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi
tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta sampai selesainya
persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat berkisar antara 0,5-5%.
Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan, gagal jantung dan gagal
ginjal.
H. Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu :
1. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat
dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah
diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi
uterus yang tidak kuat untukmenghentikan perdarahan pada kala III persalinan dan
adanya kelainan pada pembekuan darah.
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio
plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan
yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya
masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik. Perfusi ginjal akan terganggu
karena syok dan pembekuan intravaskuler. Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat
nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal mendadak. Oleh karena itu oliguria hanya
dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran urin yang harus secara rutin
dilakukan pada solusio plasenta berat. Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian
darah yang hilang secukupnya, pemberantasan infeksi, atasi hipovolemia, secepat
mungkin menyelesaikan persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan darah.
3. Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah pada solusio plasenta biasanya disebabkan oleh
hipofibrinogenemia.

I. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Menunda pelahiran mungkin bermamfaat pada janin masih imatur serta bila solusio
plasenta hanya berderajat ringan. Tidak adanya deselerasi tidak menjamin lingkungan
intra uterine aman. Harus segera dilakukan langkah- langkah untuk memperbaiki
hipovolemia, anemia dan hipoksia ibu sehingga fungsi plasenta yang masih
berimplantasi dapat dipulihkan.
2. Aktif
Pelahiran janin secara cepat yang hidup hampir selalu berarti seksio caesaria. Seksio
sesaria kadang membahayakan ibu karena ia mengalami hipovolemia berat. Apabila
terlepasnya plasenta sedemikian parahnya sehingga menyebabkan janin meninggal
lebih dianjurkan persalinan pervaginam kecuali apabila perdarahannya sedemikian
deras sehingga tidak dapat di atasi bahkan dengan penggantian darah secara agresif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Keadaan
klien dengan solutio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat
keparahannya, tingkat keparahan ini dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai
dari solutio ringan hingga berat.
Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek atau lilitan tali
pusat, janin terlalu aktiv sehingga plasenta dapat terlepas, tekanan pada vena kafa
inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari solution plasenta. Beberapa
faktor yang menjadi faktor predisposisi solution plasenta itu sendiri didapat dan diketahui
mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari kebiasaan-kebiasaan
klien yang dapat mendukung timbulnya solution plasenta. Adapun komplikasi dari
solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia
kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi terparah dari solution
plsenta dapat mengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan seperti ini
sangat berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin.
Penatalaksanaan dari solution plaseenta dapat dilakukan secara konservatif dan
secara aktif. Masing-masing dari penatalaksaan tersebut mempunyai tujuan demi
keselamatan baik bagi ibu, janin, ataupuun keduanya.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mendalami dari solution plasenta.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, dkk,. 2001. Obstetrical haemorrhage. Wiliam obstetrics 21thedition.


Lange USA: Prentice Hall International Inc Appleton.

Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi. Edisi 2.

Anda mungkin juga menyukai