Anda di halaman 1dari 18

ASSALAMUALAIKUM.WR.

WB
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
INERSIA UTERI DAN DISTOSIA BAHU

DOSEN PENGAMPU :
TITIK HINDRIATI, S.Pd, M.Kes

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA RPL DIV KELAS KERINCI

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
2023
INERSIA UTERI
DEFINISI INERSIA UTERI

 Inersia uteri adalah his yang tidak normal, fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu
daripada bagian lain (Nugroho, 2012:166).
 Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan jarang dibandingkan
dengan his yang normal (Sofian, 2013:216).
 Inersia uteri adalah his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong janin keluar.
 Inersia uteri merupakan his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang
dibandingkan dengan his yang normal. (Fauziyah, 2014:102).
 Inersia uteri merupakan kontraksi uterus tidak cukup kuat atau tidak terkoordinasi secara
tepat selama kala satu persalinan untuk menyebabkan pembukaan dan penipisan serviks.
(Reeder, dkk, 2014:393).
MACAM-MACAM
INERSIA UTERI

Menurut Dr. Amru Sofian, 2013:216 inersia uteri dibagi dalam 2 bagian yaitu:
 Inersia uteri primer adalah kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.
 Inersia uteri sekunder adalah kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan
dalam waktu yang lama.

Menurut Yulia Fauziyah, 2014:102 inersia uteri dibagi menjadi 2 yaitu:


 Inersia uteri hipertonis, yaitu kontraksi uterin tidak terkoordinasi, misalnya kontraksi segmen tengah
lebih kuat dari segmen atas.
 Inersia uteri hipotonis, yaitu kontraksi terkoordinasi tetapi lemah. Melalui deteksi dengan
menggunakan cardio Tocography (CTG), terlihat tekanan yang kurang dari 15 mmHg.
PENYEBAB INERSIA UTERI

Menurut Reeder, Martin, Griffin tahun 2014:395 Menurut dr. Taufan Nugroho, 2012:168 penyebab inersia uteri yaitu:
penyebab terjadinya inersia uteri yaitu:  Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida khususnya
primigravida tua
 Inersia uteri sering dijumpai pada multigravida
 Distensi berlebihan pada uterus, disebabkan oleh janin  Faktor herediter
yang besar, kehamilan kembar, atau polihidroamnion
 Faktor emosi dan ketakutan
 Kekakuan serviks yang dihubungkan dengan fibrosis  Salah pimpinan persalinan
serviks dan nulipara yang berusia lanjut
 Bagian terbawah jani tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
 Klien yang sangat gemuk (berhubungan dengan uterus, seperti pada kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalipelvik
persalinan yang lebih lambat dan lebih tidak konsisten)  Kelainan uterus seperti uterus bikornis unikolis
 Usia maternal yang lanjut (pengerasan taut jaringan ikat  8. Salah pemberian obat-obatan, oksitosin dan obat penenang.
antara komponan tulang panggul yang dihubungkan  9. Peregangan Rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau
dengan memanjangnya kala dua persalinan) hidramnion
 Pemberian analgesik yang berlebihan  10. Kehamilan postmatur.
FAKTOR PENYEBAB
INERSIA UTERI

 Faktor umum seperti umur, paritas, anemia, ketidaktepatan


penggunaan analgetik, pengaruh hormonal karena kekurangan
prostaglandin atau oksitosin, perasaan tegang dan emosional.

 Faktor lokal seperti overdistensi uterus, hidramnion,


malpresentasi, malposisi, dan disproporsi cephalopelvik,
mioma uteri (Sastrawinata, 2015:45)
KOMPLIKAS
I
INERSIA
UTERI
Inersia uteri yang tidak diatasi
dapat memanjakan wanita terhadap bahaya
kelelahan, dehidrasi, dan infeksi
intrapartum.
Inersia uteri dapat menyebabkan
persalinan akan berlangsung lama dengan
akibat terhadap ibu dan janin yaitu infeksi,
kehabisan tenaga, dan dehidrasi
PENANGANAN INERSIA UTERI

 Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dekstrosa 5%, dimulai dengan 12 tetes
per menit, dinaikkan setiap 30 menit sampai 40-50 tetes per menit.
 Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak mempekuat his setelah
pemberian beberapa lama, hentikan dulu dan ibu dianjurkan untuk istirahat.
 Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya dilakukan seksio
sesarea.
 Bila semua his kuat tetapi kemudian terjadi inersia sekunder/hipertonis, pengobatan yang
terbaik ialah petidin 50 mg atau tokolitik, seperti ritodine dengan maksud menimbulkan
relaksasi dan istirahat, dengan harapan bahwa setelah pasien itu bangun kembali timbul his
yang normal.
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PADA KASUS INERSIA
UTERI

 Nilai keadaan umum ibu, tanda-tanda vital ibu


 Tentukan keadaan janin, pastikan DJJ dalam batas normal.
 Apabila terdapat disproporsi sefalopelvis maka sebaiknya lakukan seksio sesarea
 Berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi seperti
berjalan-jalan.
 Apabila tidak ada kemajuan persalinan maka lakukan induksi dengan oksitosin drip 5 IU
dalam 500 cc RL dengan tetas 8/menit dan dinaikkan tiap 30 menit maximal 40 tetes.
DISTOSIA BAHU
DEFINISI
Distosia Bahu

Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin


dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan. Selain itu distosia bahu juga dapat di
defenisikan sebagai ketidakmampuan melahirkan
bahu dengan mekanisme atau cara biasa.
Faktor Resiko Terjadinya Distosia
Bahu

Kelainan bentuk panggul, diabetes


gestasional, kehamilan postmature,
riwayat persalinan dengan distosia bahu
dan ibu yang pendek.
la
paks
kan
lahi
i
bahw
r
luar
a
mela
,
bayi
lui
flek 3
gemu
gera
si
k
kan
late
dan
ekst
ral
besa
ensi
dan 2
r.
.
trak
Begi
Pada
si
tu
dist
tida
pula
osia
k
deng
bahu 1
berh
an
kepa
asil
post
la
mela
ur
akan
hirk
tubu
tert
an
h
arik
bahu
part
keda
urie
lam
n
dan
yang
tida
Terjadinya Distosia Bahu
bias
k
anya
dapa
Tanda Dan Gejala
juga
t
obes
meng
itas
alam
.
i
puta
Komplikasi Distosia Bahu

1. Komplikasi Maternal
2. Komplikasi Fetal

Perdarahan pasca Brachial


persalinan
plexus palsy

Fistula Fraktura Fraktura


• Rupture Uteri Rectovaginal humerus Clavicle

Robekan Hipoksia janin ,


perineum derajat Simfisiolisis atau dengan atau tanpa Kematian
III atau IV
diathesis,” kerusakan neurololgis
permanen
janin
lutut
Ges
•hampir
menem
er
pelposi
pada
6
si
•bahu.
Lak
Penolo
ibu
ngukan
sehi
persali
man 5
ngg
uver
•nanLak
menah
a
Mc
•anukan
bok
Beri
Rob
epis
•kepala
Paka
ong
anak
tahu
oto 4
iert’s
danbera
ibu
mi
pada
saru
da
bah
saat
secu
ng
yang
dipi
wa
kup
tang
sama 3
nggi
terja
nya
an
seoran
g rdi
DTT
asisten
tem
kom
atau
membe
pat
plik
steri
rikan 2
pers
asi
tekana
alin
n lyan
diatas
gan
simfisi
gaw
s.agar
1
me
at
mud
dan
ahk
dipe
an
rluk
Penatalaksanaan Distosia Bahu
trak
an
saat
mengg
tenaga
untuk
sekuat
ibu)
an
h anus
mener
(keara
7 untuk
bawah
akearah
dimint
us
Ibu
mener
8 pubis.
terus
sp dan
simfsi
manta
bawah
secara
tepi
bayi
Bila prosedur diatas tidak membawa hasil maka lahirkan bahu belakang:
dari
kepala
depan
Tekan
Masukkan telapak tangan kanan kejalan lahir diantara bahu belakang dan dinding belakang
•n. bahu
vagina ebaska
memb
Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan gerakan fleksi pada sendi siku dan lahirkan
untuk
lengan belakang melalui bagian depan dada. Dengan lahirnya lengan belakang ini maka bahu
n
belakang anak juga lahir.Ruangan sacrum cukup luas untuk meneuver ini
sudka
dimak
Bahu depan dilahirkan lebih lanjut dengan melakukan traksi cunam bawah kepala (traksi ke
ini
ubik
posterior) suprap
an
Bila bahu depan masih belum dapat dilahirkan maka tubuh anak harus dirotasi 1800. Saat
• Tekan
melakukan gerakan rotasi tersebut, tubuh anak dicekap. Arah putaran sesuai dengan bahu yang
sudah dilahirkan (putar tubuh anak mengikuti bagian bahu yang sudah dilahirkan).

Anda mungkin juga menyukai