Anda di halaman 1dari 27

FENI ANDRIANI

Distosisa secara harfiah berarti persalinan


yang sulit dan ditandai dengan persalinan yang
telalu lambat.
American Collage of Obstetrician and
Gynecologist membagi distosia menjadi 3
kategori:
1. Kelainan kekuatan (Power) : kontraksi uterus
dan kemampuan ibu mengejan
2. Kelainan jalan lahir (Passage) : keadaan
panggul/organ sekitar jalan lahir
3. Kelainan janin (Passenger) : keadaan janin
 Disproporsi Fetopelvik
 Kesempitan Pintu Atas Panggul
 Kesempitan Bidang Tengah Panggul
 Kesempitan Pintu Bawah Panggul
 Penilaian Kapasitas Panggul
 Gangguan pada Jalan Lahir Lunak
Diakibatkan :
 Kapasitas panggul kurang memadai
 Ukuran janin yang besar
 Malpresentasi atau posisi janin
Berkurangnya diameter panggul dapat
menyebabkan DISTOSIA selama proses
persalinan
Kesempitan Panggul dapat terjadi pada :
 Pintu atas panggul
 Bidang tengah panggul
 Pintu bawah panggul atau kombinasi
diantaranya.
Dinyatakan sempit bila :
 Diameter antero-posterior< 10 cm

 Perkiraan Diameter AP-PAP dilakukan melalui


pengukuran CD secara manual (VT) dan
kemudian dikurangi 1.5 cm ; sehingga
kesempitan pintu atas panggul sering
ditegakkan bila CD < 11,5 cm
 Kesempitan BTP tidak dapat dinyatakan secara tegas
seperti kesempitan PAP.
 Dugaan adanya kesempitan BTP adalah bila pada
pemeriksaan panggul teraba adanya penonjolan spina
ischiadica yang menyolok.
 Berkurangnya nilai diameter interuberosa
menyebabkan sempitnya segitiga anterior
sehingga pada kala II, kepala terdorong lebih
kearah posterior dengan konskuensi robekan
perineum yang luas.
 Distosia akibat kesempitan PBP saja jarang
terjadi oleh karena kesempitan PBP hampir
selalu disertai dengan kesempitan BTP
 Kelainan Uterus :
o Kelainan bentuk uterus (uterus bicornu,
uterus septus)
o Prolapsus uteri
o Torsi uterus
o Kelainan servix uteri  jaringan sikatrik yang
menyebabkan stenosis servik
o Kelainan vulva-vagina : septum vagina, sikatrik
vula dan vagina, “Giant Condyloma Accuminata”
o Vesica urinaria dan rectum yang penuh dapat
menyebabkan distosia
o Masa adneksa : mioma uteri dibagian servik, kista
ovarium
 Deteksi dini oleh Bidan melalui ANC yang
berkualitas.
 Jika kepala janin bisa melewati PAP dan BTP
(TBBJ  partus percobaan
 Jika tidak bisa melewati PAP Rujuk  SC
DEFINISI:
Ialah kotraksi uterus yang abnormal (tidak
efisien) sehingga mengakibatkan tidak
terjadinya persalinan yang normal.
Sifat His
 Frekuensi
 Kekuatan
 Lama
 Relaksasi
 Kemajuan persalinan
-Pendataran
-Pembukaan
-Turunnya bagian bawah
-Putar paksi dalam
 Bagian terbawah
-Besarnya kaput suksedanium
-Derajat Molase
1.His yang kurang efisien (inefficient uterine
contraction)
a. Inersia uteri hipotonik (kontraksi uterus yang
lemah)
b. Inersia uteri hipertonik (kontraksi uterus
ireguler/kontraksi uterus inkoordinasi)

2.His yang terlalu efisien(overeffisient uterine


contraction)
a. Partus presipitatus
b. Tetania uteri
BEDA ANTARA INERSIA UTERI HIPOTONIK DAN
HIPERTONIK

HIPOTONIK HIPERTONIK
Kejadian 4% persalinan 1% persalinan

Fase persalinan Fase aktif Fase laten

Nyeri Nyeri kurang Nyeri sekali

Gawat janin Lambat terjadi Cepat sekali

Reaksi terhadap Baik Tidak baik


oksitosin
A .Inersia uteri hipotonik
His yang sifatnya : frekuensinya jarang,
kekuatannya lemah, lamanya sebentar dan
relaksasi sempurna

1. Inersia uteri hipotonik primer


Ialah his yang lemah dari mulai persalinan

2. Inersia uteri hipotonik sekunder


Ialah his pada saat awal persalinan baik
namun menjadi lemah dipertengahan proses
persalinan
1) Inersia uteri hipotonik primer
 Gangguan pertumbuhan uterus:bikornis, hipoplasia uteri
 Uterus yang terlalu teregang
 Kehamilan yang sering dengan jarak yang pendek
 Tumor dinding uterus:mioma uteri
 Keadaan umum jelek:anemia,penyakit kronis
 Faktor psikologis:takut dan emosional
 Bagian bawah janin tidak berhubungan erat dengan segmen
bawah rahim
→Terlalu lama istirahat tiduran, kelainan letak, disproporsi
kepala panggul

2) Inersia uteri hipotonik sekunder


 Pemberian sedatif yang berlebihan
 Persalinan lama /tidak maju :distosia faktor janin/jalan lahir
Komplikasi
Meningkatnya morbiditas ibu dan janin
 Ibu
*infeksi
*Partus lama

 Janin
*Infeksi intra uterin
*Gawat janin
*Janin mati dalam rahim
B .Inersia uteri hipertonik
Kotraksi uterus tidak ada koordinasi antara
bagian atas, tengah dan bawah, tidak ada
dominasi fundus; tidak adanya sinkronisasi
antara kontraksi dari bagian-bagiannya.
Dengan keadaan seperti ini maka tonus otot
terus meningkat rasa nyeri yang terus
menerus  terjadi hipoksia janin
Terdiri Atas:
 Primer:
*Faktor psikis (rasa cemas/takut)
*Kontraksi uterus inkoordinasi

 Sekunder
*Kelainan organik serviks
*Bekas parut
*Tumor serviks (karsinoma,mioma dll)
a.Partus presipitatus
Ialah persalinan yang berlangsung < 3
jam.Oleh karena itu terlalu kuat dan sering
maka persalinan akan cepat

Etiologi; belum diketahui


Bahaya
Ibu:
 Emboli air ketuban
 Trauma jalan lahir
Janin
 Hipoksia
 Trauma waktu lahir
B.Tetania uteri
 His yang kuat dan hampir tidak ada relaksasi
lagi, etiologi,terapi dan bahaya = partus
presipitatus
 Kadang-kadang etiologi partus presipitatus
dan tetania uteri disebabkan oleh karena
pemberian uterotonika yang tidak diobservasi
ketat
 His Hipotonik (Inersia Uteri)
 Suportif, memperbaiki KU ibu
 Rujuk
 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian uterotonika
 His Hipertonik (Tetania Uteri)
 Rujuk
 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemeberian Sedatif
Pada umumnya kala II sangat dibantu oleh
edanan ibu dan biasanya dilakukan
bersama-sama dengan his
Etiologi
 Otot dinding perut lemah
 Refleks mengejan hilang karena
narkosa/anaesthesi
 Penderita tidak mau /takut mengejan
 Kelelahan(otot dinding perut menjadi lemah)
Asuhan Kebidanan

 Ibu baru boleh mengejan bersamaan dengan


his pada kala II
 Adanya kerja sama antara ibu dan bidan

Anda mungkin juga menyukai