Anda di halaman 1dari 14

ACARA IV

IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF

4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan identifikasi batuan metamorf yaitu:
1. Untuk mengidentifikasibatuan metamorf
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis batuan metamorf
4.2 Landasan Teori
Pengertian batuan metamorf atau yang disebut juga dengan nama batuan
malihan adalah sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau
transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith)
oleh suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau perubahan bentuk
(http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-metamorf- jenis- batuanmetamort- dan- contohnya/).
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh
proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan
batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia
fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa
merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur
kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara
2000 C 8000 C, tanpa melalui fase cair.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah
perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas.
Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab,
antara lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan
gradien geothermal. Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya
gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada

batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu
1500 C + 500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg
carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau Slitpnomelane.
Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan adalah
berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya.
Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi
dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati
tekanan permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa
yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih
dari 30-40 kBar.
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir
batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif
yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik
dan hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis
atau solven serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis
(ptbudie.wordpress.com/2012/04/02).
Suatu batuan metamorf dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain
yaitu:
1. Metamorf/Malihan Kontak
Metamorf/malihan kontak terjadi karena adanya kontak atau pengaruh
suhu yang tinggi serta terlalu dekat dengan magma. Contohnya, batu pualam
(marmer) dari batu kapur.
2. Metamorf/Malihan Dinamo
Metamorf/malihan dinamo terjadi akibat adanya tekanan lapisan yang
berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama. Misalnya batu sabak dari
tanah liat antrasit.

3. Metamorf/Malihan Pneumatolistis
Metamorf/malihan pneumatolistis terjadi akibat adanya suatu pengaruh
suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta masuknya unsur unsur lainnya. Misalnya batu permata, intam (dulida.com/2012/06/).
Identifikasi batuan merupakan kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
batuan. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi
batuan dibagi dalam 4 kategori sifat, yaintu:
1. Warna
Beberapa ciri warna mineral pada batuan metamorf yang penting antara
lain yaitu:
-

Kwarsa

: berwarna putih jarnih, putih susu dan tidak memiliki

belahan.
Mika

: apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila

berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan


-

seperti lembaran-lembaran.
Felspar
: apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang belahan tegak lurus/90%), bila berwarna putih abu-abu diberi

nama plagioklas (belahan kristal lembar).


Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomite, ciri

utama karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.


2. Tekstur
Tektur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk,
dan susunan butiran mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan
petunjuk tentang proses yang terjadi pada waktu lampau sehingga
menghasilkan batuan tersebut.

Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan metamorf yaitu:


-

Kristaloblastik

: mineral-mineral batuan asal yang sudah

mengalami kristalisasi kembali pada waktu terjadi metamorfosa.


Tekstur relik (sisa)
: Tektur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur
batuan asalnya. Secara umum penamaannya diawali dengan blasto,

misalnya blastoporfiritik.
3. Sruktur
Struktur dalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
Macam-macam struktur antara lain:
-

Berfoliasi

: bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-

mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.


Non-faliasi
: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran

mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.


4. Komposisi mineral pembentuk batuan
Komposis mineral dalam batuan metamorf dapat dikelompokan dalam dua
macam, yaitu: mineral yang tahan terhadap metamorfisme dan mineral baru
yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme. Contohnya, pada
mineral kwarsa merupakan mineral yang sangat dan mampu bertahan terhadap
proses metamorfisme, sehinga kwarsa tetap hadir dalam batuan metamorf.
Sedangkan mineral lampung akan berubah menjadi mineral lain selama proses
metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru. Mineralyang terdapat
pada batuan metmorf antara lain : kwarsa, mika, feldspar, karbonat, mineral
lempung ( Firdaus, 2012:14-17 ).

4.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengidentifikasian batuan
metamorf yaitu:
Tabel 4.1 alat dan bahan serta kegunaannya
N0 Alat dan Bahan
Kegunaan
1
Sampel batuan mineral
Untuk sampel percobaan
2
Pensil warna
Untuk menggambar sampel batuan
4.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dalam percobaan identifikasi batuan sedimen
yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan metamorf secara megaskopis/kasat mata
berdasarkan sifat fisiknya: warna, tekstur, struktur dan komposisi mineral
pembentuk batuan.
3. Mengisi lembar data pengamatan
4. Menentukan nama batuan

4.5 Data Pengamatan


Adapun data pengamatan yang saya dapatkan dalam praktikum ini yaitu:
1. Sampel ke-1

Tabel 4.2 Identifikasi batuan untuk sampel ke-1


Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi
Putih bening

Kristaloblasti
k

Pembanding:

Non-faliasi

mineral
Kwarsa

Nama
batuan
Kuarsit

Tabel 4.3 pembanding untuk sampel ke-1


Warna
Tekstur
Struktur
Kristaloblasti
Abu-abu,

Non-faliasi

Komposisi

Nama

mineral
Kwarsa

batuan
Kuarsit

kekuningan,
cokelat,
merah

2. Sampel ke-

Tabel 4.4 Identifikasi batuan untuk sampel ke-2


Warna
Tekstur
Struktur
Komposis
Coklat, hijau

Relik (sisa)

Non-faliasi

mineral
Lempung,

Nama
batuan
Serpentinit

olivine
Pemanding:

Tabel 4.5 pembanding untuk sampel ke-2


Warna
Tekstur
Struktur
Hijau
terang /

Relik (sisa)

Komposis

Nama

mineral

batuan
Serpentinit

Non-faliasi
Serpentine

gelap

3. Sampel ke-3

Tabel 4.6 Identifikasi batuan untuk sampel ke-3


Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi

Nama

Putih

Relik (sisa)

Non-faliasi

mineral
Calcite,

batuan
Marmer

Kwarsa
Pembanding:

Tabel 4.7 pembanding untuk sampel ke-3


Warna
Tekstur
Struktur
Relik (sisa)
Bervariasi

Komposisi

Nama

mineral

batuan
Marmer

Non-faliasi
Kalsit atau
Dolomit

4. Sampel ke-4

Tabel 4.8 Identifikasi batuan untuk sampel ke-4


Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi
Hitam,
putih

Kristaloblasti

Berfaliasi

Nama

mineral
batuan
Mika (biotit), Hornfels
feldspar

keabu-

(plagioklas)

abuan
Pembanding:

Tabel 4.9 pembanding untuk sampel ke-4


Warna
Tekstur
Struktur
Abu-abu,
biru
kehitaman,
hitam

5. Sampel ke-5

Kristaloblasti

Komposisi

Nama

mineral

batuan
Hornfels

Non foliasi
Kuarsa, mika

Tabel 4.10 Identifikasi batuan untuk sampel ke-5


Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi
Abu-abu

Relik (sisa)

Berfaliasi

kehitama

mineral
Mika (biotit),

Nama
batuan
Serpentinit

feldspar
(plagioklas)

Pemanding:

Tabel 4.11 pembanding untuk sampel ke-5


Warna
Tekstur
Struktur
Hijau
terang /
gelap

4.6 Pembahasan

Relik (sisa)

Komposis

Nama

mineral

batuan
Serpentinit

Non-faliasi
Serpentine

Pada pratikum kali ini kami membahas tentang batuan metamorf, dimana
batuan metamorf terbuat dari batuan yang suda ada sebelumnya namun
mengalami ubahan atau transformasi oleh suatu proses yang dinamakan
metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada praktikum yang telah dilakukan,
kita hanya dapat menyeliki jenis-jenis batuan metamorf dengan kasat mata
karena kurangnya alat yang kita miliki.
Hal-hal yang kiat amati dengan kasat mata adalah mengenai warna batuan,
tektur batuan, struktur batuan dan komposisi penyusun batuan. Hal yang
pertama kita lakukan adalah mengenai warna batuan. Dari sampel satu sampai
sampel terakhir atau sampel kelima, masing-masing memiliki warna batuan
antara lain : putih bening,coklat dan hijau, putih, hitam dan putih keabuabuan, dan abu-abu kehitaman. Dari warna sampel tersebut membuktikan
bahwa asal batuan metamorf atua penyusun batuan metamorf tersebut
berbeda-bada.
Langkah selanjutnya yang diselediki adalah mengenai tektur batuan. Dari
sampel satu sampai sampel kelima masing-masing mempunyai tektur batuan
antara lain: kristaloblastik, tekstur relic (sisa), tektur relic (sisa)
kristaloblastik,dan tektur relic (sisa). Dari data tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa batuan tersebut ada yang mempunyai lebih dari satu batuan asal dan
ada pula yang mempunyai satu batuan asal.
Langkah yang selanjutnya adalah mengenai struktur batuan, dimana
struktur merupakan kenampakan hubungan antara bagian batuan yang
berbeda. Dari sampel pertama sampai sampel terakhir, masing-masing
memilki struktur batuan antara lain : non-foliasi, non-foliasi, non-foliasi,
berfoliasi dan berfoliasi. Ini membuktikan bahwa sampel batuan tersebut ada

mineral-mineral yang tersusun didalamnya dengan sejajar dan ada pula


mineral-mineral penyusun batuan tersebut tidak sejajar atau tidak teratur.
Langkah terakhir yang kita amati adalah mengenai komposisi penyusun
batuan, dimana suatu komposisi penyusun batuan diketahui dari warna batuan
tersebut.
Setalah empat langkah tersebut kita lakukan, maka langkah terkhir adalah
penamaan batuan tersebut, yang diman nama batuan diketahui dari data-data
yang telah kita dapat tersebut.

4.7 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan tentang identifikasi batuan metamorf
yaitu :
1. Untuk mengidentifikasi batuan metamorf dapat dilakukan dengan kasat
mata dengan memperhatiakan warna batuan, tektur batuan, struktur dan
komposisi mineral pembentuk batuan, sehingga dapat diketahui dengan
jelas nama batuan tersebur.
2. Jenis jenis batuan metamorf yaitu : metamorf/ melihan kontak yang terjadi
karena adanya kontak atau pengaruh suhu yang tinggi serta terlalu dekat
dengan magma, metamorf/malihan dynamo yang terjadi akibat adanya
tekanan lapisan yang berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama, dan

metamorf/malihan pneumatolistis yang terjadi akibat adanya suatu


pengaruh suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta
masuknya unsur - unsur lainnya.
4.8 Saran
Saran saya dalam praktikum mengenai batuan metamorf adalah agar
apapun alat yang akan digunakan dalam praktiku agar segera diadakan
dilaboratorium.

Anda mungkin juga menyukai