Neuritis Optic in Pediatric
Neuritis Optic in Pediatric
NIM
: 122011101080
Latar Belakang
Metode
tahun 2002-2012.
Diagnosis dibuat oleh klinisi yang berpengalaman.
Mempunyai data catatan medis sekurang-kurangnya selama 3
bulan
Pemeriksaan
yang
dilakukan
adalah
pemeriksaan
tajam
funduskopi.
Semua pasien pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan MRI
untuk menilai demielinisasi lesi untuk mengeksklusi potensial
jika
ada
potensi
faktor
perancu
yang
dapat
optik sebelumnya.
Pasien dengan dimielinisasi seperti multiple sklerosis atau
neuromyelitis optik tidak dieksklusi.
Keluaran utama :
Hasil
follow up.
Dari 59 pasien yang mengalami episode pertama neuritis optik, 13
tidak memenuhi kriteria dan dieksklusi dari penelitian (9 tidak
adekuatnya follow up, 3 mempunyai potensi faktor perancu, 1
terbukti mempunyai optik atrofi pre-eksis) sehingga tersisa 46
pasien.
Rata-rata usia 12,6 tahun
multiple sklerosis)
91% menerima terapi imunomodulator
Dari 46 pasien, 36 memiliki data follow up lebih dari 1 tahun
Dalam 3 bulan, 67% pasien mencapai visus 20/20, dan 89%
setelah 1 tahun
Pada neuritis optik bilateral, 14 dari 15 pasien memiliki visus
20/20 setelah 1 tahun, sedangkan satu orang yang lain mempunyai
up
Karakteristik klinik yang lain seperti visus awal, jenis kelamin,
keterlibatan mata bilateral, edema nervus optikus, terapi yang
diberikan, dan diagnosis pokok yang lain tidak berhubungan
secara signifikan
Pada analisis subgroup, 21 pasien dengan visus awal hitung jari
mencapai visus normal dengan rata-rata 35 hari. 15 pasien dengan
lebih buruk dar hitung jari mencapai visus normal dengan rata-
Diskusi
rata 97 hari.
Pada penelitian ini kami melaporkan bahwa karakteristik klinis
pada penelitian kohort terbesar dalam neuritis optik pada pediatri
ini terdiri dari 72% perempuan, 42% bilateral, dan 67% edema
nervus optik. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian neuritis
mata.
Pada penelitian ini kami membagi follow up dalam 3 bulan dan 1
tahun
agar
pasien
dapat
dibandingkan
jumlah
waktu
follow up.
Pada analisis univariate, hanya satu faktor yang berhubungan
signifikan dengan rendahnya visus (<20/40) setelah 1 tahun
follow up, yaitu perbaikan visus 3 bulan setelah terapi yang tidak
mencapai 20/20. Tidak seperti Brady dkk, kami tidak menemukan
adanya pengaruh usia lebih muda dengan perbaikan visus yang
lebih baik.
Dalam penelitian ini perbedaan penglihatan untuk pulih
tergantung dari beratnya visus awal, semakin rendah visus awal
semakin lama waktu yang diperlukan. Hal ini berguna dalam
konseling pasien dengan neuritis optik terkait prognosis.
Perkembangan lebih lanjut, catatan waktu ini dapat digunakan
Kesimpulan