Anda di halaman 1dari 69
STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM TSUNAMI PESERTA PROGRAM RESETTLEMENT DI RW ANGKASA MULYONO KELURAHAN AMBAN KECAMATAN MANOKWARI KABUPATEN MANOKWARI Oleh ALEXANDER YOSEPH SEMUEL WETEBOSSY SURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA. MANOKWARI 2001 RINGKASAN Alexander Yoseph Semuel Wetebossy, “Strategi Adaptasi Ekologi Dan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam Tsunami Peserta Program Resettlement Di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Kabupaten Manokwari (Di bawah Bimbingan Agus Irianto Sumule dan Sombuk Musa Yoseph) Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari strategi adaptasi ckologi rumah tangga masyarakat korban bencana alam tsunami di pemukiman RW Angkasa Mulyono meliputi : aspek keschatan fingkungan pola pengelolaan dan pemanfatan pekarangan, dan strategi adaptasi Sosial ekonomi rumah tangga di pemukiman RW ‘Angkasa Mulyono, meliputi : aspek mata pencaharian, asek aksebilitas terhadap pusat pelayanan publik dan pelayanan ekonomi, dan aspek pola hubungan sosial dengan masyarakat di sekitar daerah pemukiman tersebut. Penelitian ini berlangsung kurang Iebih satu bulan yaitu dimulai pada tanggal 20 Mei sampai dengan 10 Juni 2001. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey dengan menggunakan wawancara Indepth Interview atau wawancara mendalam dan pengelolaan data dengan menggunakan analisa tabulasi Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga masyarakat korban bencana alam tsunami di RW Angkasa Mulyono kelurahan Amban melakukan strategi adaptasi ekologi dan sosial ekonomi dengan baik, terlihat dari : Kemampuan setiap rumah tangga dapat menyiapkan tempat pembuangan limbah rumah tangga dengan perilaku penanganannya yang cukup baik, mampu untuk memperoleh sumber air bersih bagi kebutuhan hidup keluarga, mampu memanfaatkan pekarangan meskipun hanya terbatas pada tanaman yang berfungsi sebagai tata batas antar rumah tangga dan tanaman yang memiliki nilai estetika, Tidak terjadi perubahan pola matapencaharian utama di daerah pemukiman baru, namun pada matapencaharian tambahan sebagian besar terjadi pergeseran yaitu pada bidang pertanian dengan corak yang masih subsisten, umumaya setiap rumah tangga memiliki aksesbilitas yang cukup tinggi untuk menjangkau pusat pelayanan ckonomi dan pelayanan publik serta adanya pola hubungan sosial yang tercermin melalui kerjasama dengan masyarakat fokal dan pola hubungan dengan kaum kerabat/kaum familiar di lokasi pemukiman lama_ yang berjalan dengan baik. STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM TSUNAMI PESERTA PROGRAM RESETTLEMENT DI RW ANGKASA MULYONO KELURAHAN AMBAN KECAMATAN MANOKWARI KABUPATEN MANOKWARI Oleh ALEXANDER YOSEPH SEMUEL WETEBOSSY Shripst Sebagat Salah Satu Syanat Untuk Memperatel Gelan Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Untuersitas Negert Papua SURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2001 LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM — TSUNAMI PESERTA PROGRAM RESETTLEMENT DI RW ANGKASA MULYONO KELURAHAN AMBAN KECAMATAN MANOKWARI KABUPATEN MANOKWARI Nama : ALEXANDER YOSEPH SEMUEL WETEBOSSY NIM + 94400 895 Jurusan/Program Studi: Budidaya Pertanian/Agrobisnis Menyetujui, Komisi Pembimbing Ir. Sombuk Musa Yoseph, MSi Anggota Ketua Jurusan s Dekarf Fakultas Pertanian Budidaya Pertanian ut & ivérsitas Negeri Papua ‘ Oe CI~w A, Ir. Paulus Chadikun, M.Si Tanggal Lulus : 26 ORtober 2001 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Manokwari pada tanggal 16 Desember 1975. Penulis adalah anak ke emipat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Petrus Wetebossy dan Ibu Agustina Kawab. Penulis memulai Pendidikan Formal pada SD YPK Fanindi Manokwari dan tamat pada tahun 1988. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri | Manokwari dan tamat pada tahun 1991. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Manokwari dan tamat pada tahun 1994. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Papua pada Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa di Surga karena berkat perlindungan dan karunia-Nya schingga penulisan skripsi ini dapat tersclesaikan. Skripsi dengan judul Strategi Adaptasi Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam Tsunami Peserta Program Resettlement Di R.W ‘Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Kabupaten Manokwari, merupakan syarat terakhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua Manokwari, Dengan sclesainya penyusunan skripsi ini, penulisingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1, Rektor Universitas Negeri Papua beserta staf dan segenap Civitas Akademika yang telah membantu dan memberikan ilmu serta sarana dan prasarana yang menunjang selama penulis mengikuti pendidikan di kampus ini 2. Dr. Ir. Agus Irianto Sumule dan Ir. Sombuk Musa Yoseph, MSi, sclaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan pikiran sclama membimbing penulis dalam awal penyusunan hingga selesainya penulisan skripsi ini, 3. Ir. Elina R. Sitomorang dan Djuliati Dampa, SP selaku Dosen Wali yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi dalam penyelesaian studi. 4, Ir. Umi Yuminarti, MP dan Ir. D.N.Pikey,MSi sclaku moderator dalam seminar. 5. Om Decky Kawab SH. Sekeluarga atas bantuan selatna masa-masa studi 6. Keluarga besar Wetebossy-Kawab atas bantuan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. 7. Abang Ir, Rudy Wondiwoy dan Abang Herry Wondiwoy atas bantuan selama Penyusunan skripsi ini 8. Untuk teman-teman Seperjuangan’ SEAL 94 yang tersisa antara lain Ebes, Rika, Yossy Waromi SP, Q-wir, Dedy, Ferdinand, Raden, Yana, bu’ Nixon, Yudi 9. Untuk adik-adikku di ASTRO ( Dewa, Ephie, Agung, Man, Amand, Ichal, Awo, Zul, Ekhel, Micha, Dody, Leo dan Mat) dan rekan-rekannku Amoti, Tonce’x, Enu, Ompeng, Aris, Jun, Mat, Ezrom, Kawer Bersaudara., Fredy, Wiro, Ricky, Ompai Son dan rekan-rekan lain yang tidak sempat disebutkan 10.Buat adik-adikku di Manunggal (Max, Altar, Jo, Ichad, Mose, Jimmi, Lucky, Roberth, Berkam, Ocha, Hasna, Fanny, Hellen, Iriani dan Lenny) Ucapan terima kasih yang paling Khusus penulis sampaikan kepada yang tercinta Bapak dan Mama serta Ketiga Kakakku Oce, Ketty dan Doka sekeluarga serta ponakan-ponakanku (Ventus, Fredo, Donald, Etha, Mon, Valen, Gebby, Yessy,Nanda, Steffy, Kejora, dan Stella ) atas pengorbanan, do'a dan kasih sayangnya kepada penulis. Akhimya penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam. tulisan ini yang disebabkan oleh keterbatasan penulis, Namun demikian penulis berharap scmoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Manokwari, Oktober 2001 Penulis DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI. PENDAHULUAN Latar Belakang......... 1 Perumusan Masalah. 3 Tujuan dan Kegunaan . 5 KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Pegertian Konsep. 6 Strategi Adaptasi 6 Strategi Adaptasi Ekologi.... 8 Stratcgi Adaptasi Sosial Ekonom 12 Program Resettlement. 13 Hipotesa. 15 Kerangka Hubungan Teoritis 16 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu 17 Metode Penelitian : 17 Metode Pengambilan Contoh 7 Subyck Penelitian 18 Metode Pengambilan Data. 18 Konsep Operasional Penelitian 19 Analisa Data..........0. 21 KEADAAN UMUM DAERAIT Letak, Luas Dan Batas Daerah Topografi Dan Keadaan Tanah Keadaan Iklim Keadaan Penduduk ....... Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Utama Sebaran Penduduk Berdasarkan Agama .... Keadaan Pertanian Sarana Dan Prasaran: ‘Transportasi..... HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden «2... Adaptasi Ekologi.. Kemampuan Menyiapkan Tempat Pembuangan Limbah Rumah Tangga.... Perilaku Penanganan Limbah Rumah Tange: Sumber Air Bersih... aaa Pemanfaatan Pekarangan ....... Adaptasi Sosial Ekonomi... Perubahan Pola Matapencahariaan Utama Dan Pergeseran Matapencaharian Tambahan....... : Aksesbilitas Terhadap Pusat Pelayanan Dan Pelayan Publik i. 7 Pola Hubungan Sosial ... Kesimpulan Dan Saran.. Kesimpulan. Saran........ DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN 22 22 22 23 24 24 25 26 26 26 26 28 30 31 32 34 36 38 39 40 43 46 46 47 ‘To God, Alone Wise, Be Glory Through Jesus Christ Forever Amien*. (Romans 16: 27) “That You Were Entiched In Everithing By Him In All Knowledge”. (Corinthians 1:5) "Skripsi Ini AKu Tiipkan Untuk AlmamaterKu Tercinta beserta Generasinya, Jayalah Selalu | Dan Dengan Takis Hati Kypersembahkan Untuk Yang Tercinta Bapa Dan Mama Serta Ke Tiga Kakakku Yang Terkasih " PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalih pembangunan manusia Indonesia scutuhnya dan pembangunan scluruh masyarakat Indonesia. Ini berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia dengan alokasi sumber daya yang adil merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia (Anon, 1993), Dalam pelaksanaan pembangunan scringkali masyarakat, sebagai subyck pembangunan, menghadapi berbagai hambatan, Ada dua faktor penghambat yaitu faktor manusia dan faktor alam. Menurut Sockanto (1990), ada dua sumber perubahan sosial yaitu sumber perubahan di dalam masyarakat itu sendiri dan sumber perubahan dari luar masyarakat. Ada perubahan yang dikchendaki (intended change) dan ada yang tidak dikehendaki (tnitended change). Perubahan sosial yang terjadi tersbut, secara tidak fangsung telah menycbabkan terjadinya migrasi lokal. Migrasi penduduk dapat dibagi dalam dua kategori luas yaitu : migrasi sukarela (Voluntary migration) dan migrasi terpaksa (Involuntary migration) (Soekanto,1990). Pada bulan Februari 1996 yang lalu, telah terjadi bencana alam yakni gelombang tsunami di Kabupaten Manokwari, Propinsi Irian Jaya (Papua) Gelombang laut tersebut datang secara tiba-tiba dan melanda kawasan_pemukiman padat penduduk di sepanjang pantai teluk Sawabu, Bencana alam ini menenggelamkan rumah-rumah tempat tinggal yang dibangun dengan konstruksi panggung yang menjorok ke laut, Akibatnya, 81 kepala keluarga penduduk di kawasan ini kchilangan rumah tempat tinggal. Untuk meringankan beban masyarakat yang tertimpa bencana alam itu, Pemerintah Daerah Kabupten Manokwari membantu menampung mereka dalam tenda-tenda darurat, memberi bantuan pangan serta menampung dan menyalurkan bantuan dari berbagai pihak (Abdullah , ina , Widyamurti , 1997). Di samping menyalurkan berbagai bantuan yang sifatnya sementara, pemerintah juga herupaya memukimkan kembali 81 kepala keluarga masyarakat yang kehilangan tempat tinggal. Upaya ini diberi nama ” Proyek Pemukiman Kembali Masyarakat Yang Terkena Bencana Gelombang Tsunami di Kawasan Pantai Tcluk Sawabu ™. Masyarakat ditempatkan di bagian wilayah kelurahan Amban yang selanjutnya diberi nama RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari, Penanggungjawab_pelaksanaan proyek ini secara struktural adalah Dinas Sosial Kabupaten Manokwari. Pelaksanaan proyek pemukiman sclesai pada bulan Oktober 1996, dan pemindahan 81 kepala keluarga masyarakat dari tenda-tenda darurat ke lokasi pemukiman baru ditakukan pada bulan November 1996 (Abdullah, Patiasina, Widyamurti, 1997). Perumusan masalah Kondisi fisik pemukiman baru di RW Angkasa Mulyono berbeda jauh dengan kondisi fisik pemukiman lama di kawasan teluk Sawabu, Perbedaan terjadi dalam berbagai aspek, terutama keadaan fisik lokasi dan konstruksi bangunan rumah Pemukiman lama berlokasi di kawasan pantai teluk Sawabu, dan bangunan rumah tempat tinggal berkonstruksi panggung schingga lantairya berada di atas air Taut. Sebaliknya pemukiman baru dibangun di daratan lahan kering, kurang lebih 1,5 km dari kawasan teluk Sawabu dan bangunan rumah tempat tinggal berkonstruksi semi permanen dengan fondasi tembok, berdinding papan dan lantai semen. Lahan pekarangan berukuran 10 x 20 meter, tetapi tanpa batas yang jelas dan tampak gersang. Hasil orientasi lokasi yang dilakukan oleh Abdullah, Patiasina, ‘Widyamurti, (1997) di lokasi pemukiman kembali 81 kepala keluarga masyarakat terkena bencana alam tsunami menunjukkan gejala - gejala : 1. Tumbuhnya lingkungan pemukiman yang kurang sehiat, limbah domestik padat tampak dibuang sembarangan — schingga_membentuk tumpukan-tumpukan sampah yang sedang dalam proses pembusukan. 2. Munculnya gejala sosial-psikologis masyarakat 3. Perubahan pola-pola mata pencaharian tambahan dari nelayan ke pertanian, Kondisi demikian menyebabkan timbulnya asumsi bahwa, terdapat beberapa perbedaan aspek antara kawasan pemukiman lama dan pemukiman baru, terutama aspck fisik ckologis dan sosial ekonomi Identifikasi terhadap kondisi awal masyarakat di daerah pemukiman sebelumnya yaitu di kawasan teluk Sawabu, ditemukan bahwa aspek ckologis masyarakat di teluk Sawabu terdiri dari ckosistem pantai dengan kondisi_keschatan lingkungan yang kurang baik, Sedangkan aspek sosial ckonomis, terlihat adanya pola mata pencaharian yang beragam, akses ke sumber ckonomi dekat dan akses ke pelayanan publik yang tinggi serta adanya relasi sosial yang telah berjalan dengan baik. Keadaan terscbut diatas, merupakan suatu indikasi pola hidup yang telah lama tumbuh dan berkembang dan terdapat kecenderungan untuk mempertahankan pola- pola tersebut di daerah pemukiman baru, di RW Angkasa Mulyono. — Kondisi- kondisi di atas dapat dipakai untuk mengukur sejauh mana adaptasi yang dilakukan olch rumah tangga di dacrah pemukiman baru. Untuk mengetahui bagaimana perubahan lingkungan fisik ckologis dan sosial ekonomi yang dialami oleh penduduk dan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh rumah tangga masyarakat korban bencana alam untuk dapat beradaptasi maka dirumuskan suatu masalah untuk diteliti yaitu melihat sejauh mana strategi yang dikembangkan olch rumah: tangga masyarakat korban bencana alam untuk beradaptasi secara ckologis dan sosial ekonomi di dacrah_pemukiman baru, di RW. Angkasa Mulyono! Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari. * Penamaan "Mulyono” merupakan ungkapan rasa terima kasih masyarakat korban bencana alam kepada Drs. Mulyono yang pada saat itu menjabat Bupati Kabupaten Manokwari atas prakarsanya memukimkan kembali masyarakat yang terkena bencana alam tersebut. Kata “angkasa” dipakai kkarena sesuai dengan Ietak lokasinya yang berada pada ketinggian kurang lebih 86 meter dari permukaan laut Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat strategi adaptasi masyarakat korban-bencana alam tsunami setelah berada di dacrah pemukiman baru RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui strategi adaptasi ckologis rumah tangga di pemukiman RW. Angkasa Mulyono meliputi : aspek Kesehatan lingkungan pola pengelolaan dan pemanfatan pekarangan. 2 Mengetahui strategi adaptasi Sosial ekonomi rumah langga di pemukiman RW. Angkasa Mulyono meliputi : aspek mata pencaharian, aspek aksebilitas terhadap pusat pelayanan publik dan pelayanan ckonomi, dan aspek pola hubungan sosial dengan masyarakat di sckitar daerah pemukiman tersebut. Kegunaan Kegunaan yang dapat diperolch dari penclitian ini adalah sebagai berikut : |. Dapat dijadikan acuan bagi pengambilan kebijakan oleh pihak pelaksana program dan Pemerintah Kabupaten Manokwari serta instansi terkait dalam melaksanakan program-progam pembangunan masyarakat selanjutnya 2. Merupakan kontribusi nyata bagi masyarakat RW Angkasa Mulyono guna perbaikan taraf hidup dan kescjahteraannya. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pengertian konsep Strategi Adaptasi Menurut Drever (1952), adaptasi memiliki pengertian suatu proses kepekaan organisme terhadap kondisi atau keadaan, baik yang dikerjakan atau yang dipclajari. Sedangkan menurut Howard (1986) adaptasi adalah proses olch suatu populasi atau suatu individu terhadap kondisi lingkungan yang berakibat_populasi atau individu tersebut survive (bertahan) atau tersingkir. Adaptasi terjadi pada suatu kondisi yang dialami oleh individu atau kelompok organisme, terhadap situasi yang nampak (kelihatan) atau merupakan hasil dari kontak terhadap sesuatu hal yang baru dialami. Adaptasi merupakan suatu konsep yang mana digunakan dalam tcori-tcori biologi yaitu pada evolusi genetik yang menunjuk pada sifat fisiologi atau gejala fisik yang mengalami perubahan perkembangan agar tetap bertahan pada kondisi lingkungan yang ada (Smith, 1986) Menurut Selye (1956) dalam Tim Uncen (2000), adaptasi pada dasamya mengarah pada penyesuaian, daya tahan atau kemampuan merespon sesuatu oleh individu, kelompok ataupun masyarakat terhadap lingkungan atau sesuatu kondisi baru yang dialaminya. Ketidakmampuan adaptasi individu akan menycbabkan konflik, gangguan mental, persaingan diri, pengasingan diri, apatis, maupun pada tingkah laku normal . Masyarakat yang tidak cepat beradaptasi terhadap perubahan yang relatif cepat terjadi di lingkungannya maupun perubahan sosial budaya akan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti ; kesehatan mental yang terkait dengan kondisi ketegangan atau sfress, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap kemampuan untuk beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah. Dalam kaitannya dengan adaptasi maka masyarakat atau indidivu harus berupaya mengambil langkah-langkah bagaimana cara menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Upaya mengambil langkah-langkah tersebut yang dikenal dengan strategi adaptasi (Howard, 1986). Smith (1986) mengemukakan konsep strategi adaptasi mengarah pada rencana tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan manusia sebagai upaya atau langkah-langkah dengan kemmampuan yang ada di dalam dan di luar mereka. Strategi adaptasi mempunyai tingkatan pelaku pada suatu kondisi sosial. Pelaku-pelaku tersebut setidaknya harus mempunyai semacam pemyataan tentang apa yang akan dipikirkan, apa yang direncanakan dan apa yang akan dilakukan. Suatu individu atau masyarakat yang baru mendiami daerah baru, harus dapat cepat tanggap terhadap keadaan yang terjadi dan harus mampu menyusun strategi agar dapat dengan mudah meresponi berbagai kondisi yang terjadi di lingkungan yang baru ditempatinya. Bentuk-bentuk adaptasi dapat dilihat dari sisi : a) Ketegangan atau stress individu b) Keluarga atau dan masyarakat (migran terpaksa) yang terjadi akibat hilangnya komponen mata pencaharian hidup, hilangnya lahan usaha dan lahan pemukiman perumahan tempat serta, ¢) Pola hubungan sosial akibat suatu kegiatan, baik kegiatan yang direncanakan maupun kegiatan yang mendesak (Tim Uncen, 2000). Adaptasi olch individu atau suatu — masyarakat terhadap suatu program kegiatan, dalam hal ini program kegiatan resettlement dapat dilihat pada beberapa aspek, yaitu : 1. Adaptasi Ekologi Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat untuk hidup dan /ogos yang berarti ilmu. Schingga ckologi dapat didefinisikan ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup sebagai suatu kesatuan dengan lingkungannya, dimana terjadi interaksi berbagai faktor dalam lingkungan. Dengan dipahaminya ckologi, maka dapat diramalkan hal-hal yang mungkin timbul akibat suatu tindakan tertentu dalam lingkungan, sehingga dengan demikian memungkinkan diambilnya suatu keputusan yang disertai sepenuhnya pengetahuan tentang akibat- akibat yang mungkin timbul (Supardi, 1984). Sedangkan ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkunganya (Suemarwoto, 1997). Adaptasi ckologi yaitu kemampuan populasi atau individu untuk menyesuaikan diri dengan aspek-aspek ekologis. Aspek-aspek ckologi meliputi pengaruh sinar matahari, pengaruh iklim dan pengaruh panas dingin (Howard. 1986). Menurut Steward (1955) dalam Kessing (1992), mendalilkan bahwa ada bagian inti dari sistim sosial budaya, yang khususnya tanggap terhadap adaptasi ckologi. Berbagai penyesuaian terhadap tekanan ekologi secara langsung mempengaruhi unsur-unsur inti struktur sosial, yang berarti iklim yang bermusim, tersedianya air, atau kesuburan tanah akan menentukan beberapa banyak orang dapat tinggal di suatu pemukiman, berapa lama mercka bisa menctap, bagaimana penycbarannya dan bagaimana mengatur upaya produktif mereka. Ini berarti dengan sendirinya orang yang melakukan pemindahan, dituntut untuk bisa berperilaku sesuai dengan keadaan yang dialaminya ( Kessing, 1992) Manusia sebagai bagian dari ckologi, sclalu berusaha mengelola lingkungan dengan maksud untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Pengelolaan lingkungan alam sebenamya adalah meyederhanakan kompleksitas ekosistem dengan berbagai cara. Apabila pengelolaan tersebut tidak terarah akan berakibat kemampuan ckosistem untuk mempertahankan kestabilan akan meaurun. Apabila stabilitas terganggu akan terjadi apa yang disebut perubahan keseimbangan alami, Terganggunya stabilitas ckosistem ini kemudian dalam jangka panjang dan jangka pendek menimbulkan masalah-masalah lingkungan yang terjadi Karena tidak sesuainya interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Beratha, 1984) Menurut White, (1970) dafam Wilkinson (1971) mengatakan bahwa kesalahan manusia yang menimbulkan masalah lingkungan disetabkan cara pandangnya tethadap alam (man's concep! of nature), yang dianggap sebagai sesuatu yang di kuasai dan untuk dimanfaatkan, Hal ini merupakan dampak adanya perubahan sosial, gejata sosial, yang terkait dengan masalah kepcndudukan, keterbatasan sumber daya alam, dan masalah pencemaran, Aspek yang paling nyata pengaruhnya daripada perubahan sosial adalah perubahan gaya hidup (lifestyle), yang terjadi pada perubahan perilaku sosial, Pemnyataan tersebut didukung oleh Weisberg dalam Connel (1971) yang berpendapat bahwa prasyarat kelangsungan hidup kita adalah transformasi cara hidup yang kita anut (the way in which.we live). Transformasi cara hidup tersebut, berdampak munculnya masalah lingkungan akibat cara hidup yang merupakan perilaku sosial yang dianut. Masalah lingkungan merupakan perubahan lingkungan yang disebabkan olch suatu kegiatan, Masalah lingkungan meliputi masalah pencemaran lingkungan yang terkait fangsung dengan masalah keschatan lingkungan, terganggunya keseimbangan alam karena pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan tanpa memperhatikan Keberlanjutannya, dampak penggunaan teknologi yang berakibat terganggunya kesimbangan suatu ckosistem tertentu (Silalahi, 1992), - Kesehatan Lingkungan Setiap ekosistem senantiasa mengarah pada suatu keadaan yang scimbang, sehingga kesinambungannya terjamin. Apabila keadaan yang scimbang terscbut terganggu, maka ada kecenderungan terjadinya proses penycimbangan kembali Salah satu faktor yang menycbabkan terganggunya keseimbangan ekosistem adalah Pencemaran lingkungan akibat adanya kebocoran ataupun terbuangnya bahan-bahan kimia baik yang sifatnya padat, cair maupun gas serta pengaruh limbah rumah tangga dapat berakibat terjadinya gangguan keschatan lingkungan. Keschatan lingkungan pada dasamya menyangkut sanitas dan higicnitas masyarakat di suatu daerah (Supardi,1984), Masyarakat yang memiliki perilaku schat mencerminkan pola hidup yang sehat pula, Sebaliknya masyarakat yang memiliki perilaku hidup yang tidak schat, akan tercermin pada pola hidup yang tidak sehat dan cenderung mengalami gangguan-gangguan kesehatan baik secara batiniah, juga akan menerima akibat- akibat negatif dari pola hidup yang tidak schat terscbut Jika dilihat dari sisi pengembangan wilayah, jelas masalah keschatan lingkungan mengalami keterkaitan dengan fungsi penataan ruang suatu daerah atau kota. Hal ini terutama’ditujuhkan pada lokasi yang dianggap strategis sebagai kawasan penyangga di pesisir pantai juga sebagai kawasan yang memiliki nilai estetika. Bencana alam gelombang tsunami yang terjadi, telah memberi dampak positif terhadap perbaikan kualitas perairan laut teluk Sawabu yakni menurunnya tingkat pencemaran air oleh limbah rumah tangga dan adanya rencana memperindah kota Manokwari (Abdullah, Patiasina, Widyamurti, 1997), ~ Pengelolaan dan Pemanfaatan Pekarangan Pekarangan adalah sebidang lahan dengan batas tertentu, ada bangunan tempat tinggal diatasnya dan umumnya ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan Pekarangan umumnya mempunyai fungsi ganda yang merupakan integrasi antara fungsi alam hutan dengan fungsi untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi manusia yang meliputi fungsi hidrologi, efek iklim mikro, produksi dan fungsi estetis (Suemarwoto, 1997). Berdasarkan hasil penclitian yang dilakukan oleh Abdullah, Patiasina, Widyamurti (1997) ternyata ditemukan adanya areal pekarangan di sckitar rumah yang telah disiapkan oleh pihak pelaksana program. Namun pekarangan tersebut merupakan suatu hal baru yang dihadirkan kepada masyarakat, dimana pada lokasi pemukiman sebelumnya tidak terdapat pekarangan, schingga masyarakat mau tidak mau harus mengambil langkah dan tindakan terhadap hal baru tersebut. Dengan demikian pengelolaan dan pemanfataan pekarangan dapat dilihat untuk mengukur sejauhmana strategi adaptasi dari masyarakat tersebut 2, Aspek Sosial Ekonomi Upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat agar semakin adil dan merata saat ini terus ditingkatkan, Pertumbuhan ckonomi sebagai hasil pembangunan harus dapat dirasakan masyarakat melalui upaya pemerataan yang nyata dalam bentuk perbaikan pendapatan dan penyediaan akses pelayanan ekonomi serta pelayanan publik. Dengan tersedianya akses pelayanan ekonomi dan pelayanan publik diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi setiap rumah tangga untuk dapat melakukan aktifitas ekonomi dengan baik, schingga dapat memacu peningkatan taraf kehidupan ekonomi rumah tangga tersebut. Penyediaan akses bagi pelayanan publik juga perlu mendapat kemudahan sehingga rumah tangga masyarakat mampu untuk menerima kemudahan dalam pelayanan-pelayanan umum yang arahnya pada peningkatan kesejahteraan (Anon, 1993). Disamping itu program pemindahan masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan pola hubungan sosial, dalam hal ini interaksi sosial. Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut interaksi antar pribadi, kelompok dan antar pribadi dengan kelompok.(Soekanto, 1990). Interaksi sosial yang berlangsung terus menerus akan membentuk suatu pola-pola hubungan sosial baik antara masyarakat korban bencana alam itu sendiri maupun dengan masyarakat yang berada di sekitar daerah pemukiman tersebut. Program Resettlement Menurut Lee, (1976) dalam (Mantra 2000), suatu proses perpindahan penduduk terjadi di pengaruhi oleh empat faktor yaitu ; faktor individu, faktor yang terdapat di dacrah. asal, faktor yang terdapat di dacrah tujuan dan rintangan antara dacrah asal dan dacrah tujuan. Pendapat tersebut dilengkapi olch Norris (1972) dalam (Mantra 2000)yang menyatakan bahwa ada tiga determinasi perpindahan penduduk yaitu migrasi kembali, kesempatan antara dan migrasi paksaan. Migrasi terpaksa (involuntary migration) terjadi_ dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki yang berasal dari lingkungan alam fisik seperti gempa bumi , taufan dan banjir yang menyebabkan, masyarakat terpaksa harus meninggalkan daerah terscbut (Anon, 1986). Perpindatian terpaksa yang terjadi haruslah mendapat perhatian pemerintah untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi, schingga nampak adanya upaya mempertahankan bahkan memperbaiki kesejahateraan masyarakat ( Karafir, 1993). Dalam pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan bidang kescjahteraan d Irian Jaya telah dgariskan upaya mewujudkan tercapainya keadilan sosial serta dilanjutkan dengan usaha -usaha untuk memberi kesempatan yang lebih luas dan merata dalam meningkatkan kesejahteraan sosial bagi anggota masyarakat kurang beruntung termasuk yang hidupnya terasing dan terbelakang dan yang terkena bencana alam(Anon, 1993). Upaya atau usaha perbaikan pelayanan sosial tersebut, dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab serta kemampuan setiap warga negara untuk ikut serta dalam pembangunan. Pembangunan bidang kescjahteran sosial di Irian Jaya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, serta tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan bidang lainnya, khusus yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial seperti masalah masyarakat suku terasing, korban bencana alam, anak terlantar dan sebagainya. Sccara geografis pusat-pusat pemukiman penduduk di Irian Jaya terletak menycbar di daerah-daerah yang terpencil, daerah pesisir pantai sckitar kota yang berbentuk koloni yang padat penduduk, dan daerah terpencil yang relatif terisolir. Dengan melihat kondisi yang demikian, upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu dengan melaksanakan upaya pembinaan terhadap masyarakat suku terasing dan terbelakang dan masyarakat korban bencana alam Adapun upaya yang dilakukan dan dilaksanakan yaitu dengan pembentukan lokasi pemukiman baru untuk menghimpun kembali penduduk yang terpencar dan yang tidak memiliki tempat tinggal sama sckali menjadi suatu unit pemukiman yang lebih besar (Program Resettlement) guna penataan kembali sistem pemerintahan (Karafir, 1993). Dalam program resettlement, masyarakat diberi fasilitas rumah di dacrah pemukiman baru. Hal ini dimaksud untuk mempermudah pembinaan yang dilakukan dan juga bertujuan mengembangkan potensi sosial budaya yang positif agar dengan demikian peserta program dapat membebaskan diri dari kemiskinan ke arah kesejahteraan, Hipotesa Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Masyarakat yang dimukimkan di RW Angkasa Mulyono dapat melakukan adaptasi ekologi dan adaptasi sosial ckonomi dengan baik. Masyarakat RW Angkasa Mulyono memiliki adaptasi ckologi dan sosial ekonomi tertentu menurut latar belakang jenis pekerjaan Model Kerangka Hubungan Tcoritis Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka disusun kerangka pemikiran tcoritis sebagai berikut Kesobatsa legkasgan Biotest _|— Peagelotens tan pomantaatan em Pregram Strategt wou [| Resattioment hI Adapts! || Mata pencabarian Sezial ‘Mkzes ckonem! dan Bonemd pelayansn pusbitk Pola babengan sosial Keterangan ——> + Mempengaruhi + Terdiri dari Gambar 1. Bagan Kerangka Hubungan Teoritis METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari, berlangsung + | bulan yaitu pada tanggal 20 Mei sampai dengan tanggal 10 Juni 2001. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan tcknik survey terhadap rumah tangga masyarakat korban bencana alam tsunami, yang digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama rumah tangga masyarakat korban bencana alam tsunami yang ada di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari. letode Pengambilan Contoh Populasi RW Angkasa Mulyono adalah sebanyak 78 KK. Dalam pengambilan contoh dilakukan secara proporsive, dengan teknik acak berlapis, (stratified random sampling) sebanyak 16 respondent masing-masing 4 sampel pada sctiap jenis pekerjaan utama Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat korban bencana alam yang berada di RW Angkasa Mulyono. Metode Pengambilan Data Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan wawancara mendalam (indeph interview), dimana pengambilan datanya menggunakan_ teknik snowball berdasarkan matapencaharian tutama yaitu buruh bangunan, pegawai negeri, nelayan dan buruh pelabuhan. Sedangkan data sekunder diperolch dari instansi-instansi_ yang terkait dengan penilitan ini Konsep Opcrasional Penelitian 19 ‘Aspek yang, | ditetie Variabel | Ukuran yang dipakai - Indikator Ekologi, [1.1 Kesehatan lingkungan ~ Penanganan ~ Perilaku masyarakat limbah menangani limbah domestik(limbah domestik (limbah rumah rumah tangga) tangga) = Memiliki tempat pembuangan sampah : 1).tong sampah plastik 2) kantong plastik 3) Lubang pembuangan sampah = Perilaku membuang, sampah : 1) dibuang pada tempat pembuangan sampah 2) dibuang jauh dari lokasi pemukiman 3) di sebar/dibuang sembarang di lokasi pemukiman > Ketersediaan air > kemampuan masyarakat bersih dalam penyediaan air bersih bagi kebutuhan hidup ‘Sumber air bersih : 1) sumber air/sumur sendiri 2) Sumur umum/dari tetangga 3) Air hujan [1.2 Pengelolaan dai pemanfatan pekarangan -Fungsi___Tata | Kemampuan masyarakat untuk batas pekarangan | memanfaatkan —_pekarangan -Fungsi Apotik | sebagai fungsi tata batas, hidup fangsi apotik hidup dan fungsi ungsiestetika _| estetika Fungsi Pekarangan 1) Fungsi tata batas antar rumah tangga 2) fungsi apotik hidup 3)fungsi estetika osial__Ekonomi 2.1.1 Perubahan pola mata pencaharian Perubahan pola]- Perubahan pola mata mata_pencaharian pencaharian utama, utama_ Perubahan mata pencaharian utama_ dari buruh bangunan, pegawai negeri, nelayan dan buruh pelabuhan ke mata pencaharian utama lainnya, 20 I Pergeseran mata [= Apakah telah teqjadi Terjadinya pergeseran pencaharian pergeseran mata | matapencaharian tambahan tambahan pencaharian —tambahan | ke sektor pertanian pada rumah tanga masyarakat setelah berada di daerah —pemiukiman baru 22 Aksebilitas | -Aksesterhadap |- Melihat ——kemampuan ‘Akses ke pusat ckono tethadap —_pusat pasar rumah tangga masyarakat dan pelayanan publik : ekonomi dan | - —Akses _terhadap untuk ‘menjangkau 1)Mengeunakan pelayanan publik tempat bekerja sumber-sumber ekonomi | kendaraan sendiri dari = Akses terhadap seperti pasar serta tempat lokasi pemukiman pelayanan kerja 2)Menggunakan kesehatan = Kemampuan rumah kendarsan umum - Akses — terhadap tangga masyarakat untuk langsung dari lokasi. | sarana menjangkau sumber pernukiman | pendidikan pelayanan publik seperti 3) Mengeunakan | = Akses — terhadap rumah sakit, —sarana kendaraan umum dari sarana pendidikan dan lokasi pemukiman, transportasi kemudahan dalam setelah berjalan kaki pelayanan sarana keluar cari lokasi transportasi. pemukiman | 23 Pola > Pola hubungan Kemampuan _perilaku Kerjasama dengan a Hubungan sosial dengan masyarakat untuk masyarakat lokal : sosial masyarakat lokal di melakukan —_kerjasama 1) berjalan dengan baik | sekitar daerah dengan masyarakat lokal 2) Tidak berjalan | pemukiman baru di sekitar — daerah dengan baik | pemukiman baru tersebut dan masyarakat . | kaum kerbat di | | daerah \ pemukiman lama_| ____| Flubungan dengan kaum Kerjasama dengan kerbabavkaum familiar di masyarakat lokal lokasi pemukiman 1) berjalan dengan baik lamaPerilaku masyarakat 2) Tidak berjalan untuk melakukan dengan baik kerjasama dengan masyarakat Jokal | disekitar daerah | i |____pemukiman baru tersebut 21 Analisa Data Data yang diperoleh sclanjutnya dianalisa dengan menggunakan analisa tabulasi. KEADAAN UMUM DAERAH Letak, Luas Dan Batas Daerah Rukun Warga (RW) Angkasa Mulyono merupakan salah satu RW yang ada di Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari. Secara administratif wilayah RW. Angkasa Mulyono, berada pada kelurahan Amban yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Manokwari Timur Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Manokwari Barat Sebelah Barat _ : Berbatasan dengan Desa Pami Sebclah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Pasir Putih. Topografi Dan Keadaan Tanah RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban terletak pada ketinggian + 150 meter di atas permukasan laut, dengan topografi mulai dari daerah datar, bergelombang hingga berbukit. Jenis tanah yang terdapat di kelurahan Ainban adalah tanah Aluvial, regosol, rendzina, mediteran dan podsolik, dengan bahan bahan induk berupa batuan kapur atau tanah berkarang. PH tanah berkisar antara 5,5 - 5,6 (Anonim du/um Sagrim, 1995). Di daerah Manggoapi Amban, termasuk RW Angkasa Mulyono tanahnya adalah tanah rendzina dan mediteran. Keadaan Iklim Berdasarkan pembagian tipe iklim menurut Schmid dan Ferguson, Secara umum keseluruhan Amban tergolong daerah dengan tipe Iklim A atau iklim sangat 23 basah, dengan nilai Q sebesar 0,137. Berdasarkan zone agroklimat menurut Oldeman, maka daerah kelurahan Amban termasuk zone agroklimat C1, yaitu mempunyai periode bulan basah lebih besar dari 200 mm selama lima bulan berturut- turut dan mempunyai periode kering, kurang dari 100 mm dalam kurun waktu kurang dari dua bulan. Data iklim selama tahun analisis (1998) di Kelurahan Amban yang diperoleh dari unit Agronomi dan Klimatologi Faperta Uncen Manokwari, menunjukkan rata- rata curah hujan perbulan sebesar 275,5 mm dengan rata-rata hari hujan perbulan sebanyak 15,25 hari, Suhu udara perhari berkisar antara 27,81 °C sampai 28.25 °C, suhu udara maksimum perhari berkisar antara 29,28 °C sampai dengan 30,80 °C, dan suhu udara minimum perhari berkisar antara 24,00 °C sampai dengan 24,95 °C Kelembaban udara antara 90 sampai dengan 94 %, Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kelurahan Amban pada akhir Tahun 2000 adalah 5.047 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak 1.427 KK. Dari jumlah ini terbagi 2.433 jiwa (48,20%) laki-laki dan 2.614 jiwa (51,80 %) perempuan. Sedangkan di -R.W Angkasa Mulyono adalah sebanyak 78 KK. Penduduk yang berdomisili di RW. Angkasa Mulyono kelurahan Amban adalah suku Biak, Suku Wamesa, Suku Yapen Waropen, Suku Buton, Suku Ujung Pandang dan suku Arfak. Pekerjaan utama di RW Angkasa Mulyono adalah sebagai buruh bangunan, pegawai negeri, buruh pelabuhan, nelayan dan pedagang, Namun pedagang bukan merupakan peserta program resettlement mumi, tetapi mereka menyewah bahkan 24 membeli rumah di daerah pemukiman_ tersebut. Keadaan penduduk menurut pekerjaan utama tersaji pada tabel 1 Tabel. 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Utama Di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, Tahun 2001. Jenis Pekerjaan Jumlah (KK) Nisbah (%) Buruh Bangunan _ 25 32,05 Pegawai negeri 4 5,13 | ~~ Nelayan — [i923 SO ~“Buruh Pelabuhan | 30 ” 38,46 Pedagang | 4 5,13 | | Jumiah 8 100 Sumber: Data RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, Tahun 2001, Keadaan penduduk di RW. Angkasa Mulyono berdasarkan agama, dapat dijelaskan bahwa scbagian besar penduduk memeluk agama Kristen Protestan dan sisanya memeluk agama Islam, Sebaran penduduk di RW. Angkasa Mulyono berdasarkan agama tersaji pada tabel. 2. Tabel 2. Scbaran Penduduk Di R W Angkasa Mulyono Berdasarkan Agama ‘Agama Jumlah Gjiwa) Nisbah (%) Kristen Protestan 127 86,39 | Islam 20 wer | Jumlah a7 100 | Sumber: Data R W Angkasa Mulyono, 2001. 25 Keadaan Perta) Keadaan pertanian yang ada di RW Angkasa Mulyono terdiri dari tanaman pangan yaitu Ubi-ubian sepert ubi kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomea batatas), bete (Clocasia sp), jagung (Zea Mays), pisang (Musa sp), tanaman sayuran dan buah-buahan seperti sawi, bayam ( Amaranthus sp), cabe kecil (Capsicum frutecens) , nenas (Ananas comosus) jeruk (Citrus sp) durian (Durio zibithinus), mangga (Magnifera indica), pepaya (Carica Papaya) dan rambutan (Nephelivn Japaceum) yang saat ini baru diusahakan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Sedangkan ternak yang paling banyak diusahakan olch masyarakat di RW. Angkasa Mulyono adalah temak babi dan ayam dengan skala usaha yang masih sangat kecil. Keadaan pertanian di R W Angkasa Mulyono tersaji pada tabel 3 Tabel 3. Keadaan Pertanian di RW Angkasa Mulyono Berdasarkan Jenis ‘Tanaman Yang Diusahakan. Keadaan Pertanian Jenis Tanaman dan Ternek yang Diusahakan Tanaman Pan; Jagung, bete, Ubi Kayu, , ubi jalar, pisang, Buah-buahan gan Be (mangga, durian, nenas, pepaya dan rambutan dan Sayur- sayuran(Sawi, daun singkong, bayam, cabe dan jeruk) Peternakan “Ayam dan Babi ‘Sumber : Data R.W Angkasa Milyono, 2001. 26 Sarana dan Prasarana Transportasi Sarana dan prasarana transportasi yang digunakan olch masyarakat RW Angkasa Mulyono adalah perhubungan darat. Sarana perhubungan darat yang tersedia adalah angkutan umum. Jarak RW Angkasa Mulyono + 4 km ke pusat kola Manokwari dengan lama perjalanan + 30 menit. Jalanan khusus telah tersedia berupa jalan aspal namun hingga saat ini belum ada trayek khusus yang melayani penumpang di RW Angkasa Mulyono, sehingga warga masyarakat berjalan kaki + 600 meter ke daerah pemukiman setelah menumpang angkutan umum di daeruh tugu, Kelurahan Amban. Ekonomi Aktivitas ekonomi di RW Angkasa Mulyono berjalan dengan cukup baik, dimana warga masyarakat dapat menjangkau pusat kegiatan ekonomi seperti pasar untuk membeli keperluan pokok, sebulan sckali di kota, Sedangkan keperluan schari-hari, mereka hanya bergantung pada kios yang berada di RW Angkasa Mulyono, karena hingga saat ini belum ada koperasi yang, didirikan untuk melayani kebutuhan warga masyarakat. Penyuluhan Sarana dan prasarana penyuluhan yang ada RW Angkasa Mulyono masih belum tersedia tetapi hanya mendapat kunjungan yang sifatnya tidak kontinyu, dari Dinas 27 Kesehatan yaitu dari Puskesmas Amban dan kunjungan praktek kegiatan mahasisiwa Faperta Uncen Manokwari (Unipa). Penyuluhan yang dilakukan berupa penyuluhan masalah higinitas dan sanitasi serta Posyandu dengan frekuensi 1 kali tiap bulan, sedangkan penyuluhan pertanian dari dinas terkait belum pernah, hanya berupa penyuluhan yang tidak kontinyu oleh mahasiswa Faperta Uncen Manokwari yang melaksanakan praktek dan kegiatan pegabdian pada masyarakat di daerah pemukiman tersebut. 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Subyek dalam penelitian ini adalah rumah tanga masyarakat korban bencana alam tsunami, di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Kabupaten Manokwari. Identitas responden yang diamati meliputi umur responden, agama, tingkat pendidikan dan ctnis dan dibedakan menurut jenis pekerjaan yang meliputi buruh bangunan, pegawai negeri, nelayan dan buruh pelabuhan, disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Identitas Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana ‘Alam Tsunami di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, denis Peker Burah Pegawal | Nelayan bangunan negeri No: |: Uraian 1 Umur 20-30 tahun L - 3 [31-40 tahun 2 [41-50 tahun 1 2 ~ Total 2 [Agama Kristen 4 4 1 Protestan _ Islam = : 3 Total 3_| Pendidikan SD. 7 = SLTP I SLTA 2 4 Total 3 |r || ‘Buton Total = 29 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden scluruhnya berada pada usia 20 -50 tahun, Namun terjadi kecenderungan dimana kategori usia 41-50 thun memiliki persentase yang lebih besar yaitu 43,75 %. Hal ini berbanding terbalik dengan piramida pertumbuhan penduduk pada umumnya, dimana semakin keatas kecenderungannya semakin kecil (Mantra,2000). Hal ini disebabkan karena teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik snow ball (teknik bola salju), dimana terjadi kecenderungan informan kunci maupun informan lanjutan cenderung untuk memilih informan yang lebih dikenal, memiliki pandangan dan usin yang relatif sama untuk dijadikan sebagai sumber informasi atau sebagai subyek wawancara selanjutnya. Responden sebagian besar beragama Kristen Protestan yaitu sebanyak 13 responden ( 81,25 %) yang terdiri dari buruh bangunan 4 responden (25 %), pegawat negeri 4 responden (25 %), nelayan 1 responden (6, 25 %) dan buruh pelabuhan 4 responden (25 %). Sedangkan responden yang beragama Islam sebanyak 3 responden (18,75 %) semuanya bermata pencaharian sebagai nclayan Responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam umumnya telah menempuh pendidikan dari SD, SLTP dan SLTA. 56, 25 % atau 9 responden telah menempuh pendidikan lanjutan tingkat atas, Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden telah memiliki kesadaran dan pemaham’n akan pentingnya pendidikan untuk menunjang masa depannya. 30 Responden terdiri dari kaum migran yang berasal dari berbagai einis. Sebagian besar berasal dari suku Biak Numfor (50%), hal ini disebabkan karena jumlah populasi RW Angkasa Mulyono sebagian besar merupakan kaum migran permancn yang berasal dari Bink, juga hal ini disebabkan karena populasi di dacrah pemukiman Jama mayoritas adalah etnis Biak Numfor yang sebagian besar melakukan migrasi ke daerah pemukiman baru. Disamping itu, teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tcknik snow bull (teknik bola salju), dimana terjadi kecenderungan informan kunci mapun informan lanjutan cenderung untuk memilih informan yang lebih dikenal, memiliki pandangan yang sama dan berasal dari satu suku yang sama untuk dijadikan sebagai sumber informasi atau sebagi subyek wawancara selanjutnya. Adaptasi Ekologi Adaptasi ekologi adalah kemampuan mahkluk hidup untuk beradaptasi dengan aspek-aspek ekologi (Howard, 1986). Salah satu aspck ckologi penting adalah pengaruh lingkungan terhadap keschatan masyarakat. Aspek ckologi yang diamati meliputi kesehatan lingkungan yang terdiri dari sanitasi dan higinitas, Indikatornya adalah kemampuan responden dalam menyiapkan tempat pembuangan limbah rumah tangga, perilaku membuang limbah rumah tangga, perilaku dalam memperoteh air bersih, peritaku pemanfaatan pekarangan dan kepemilikan MCK. 4). Kemampuan menyiapkan Tempat Pembuangan Limbah Rumah Tangga Kemampuan manusia untuk menyediakan tempat pembuangan limbah rumah tangga merupakan salah satu ukuran yang mencerminkan tingkat_kesehatan sanitasinya, dengan didukung oleh tingkahlakunya dalam menangani limbah rumah tangga, dimana_—mencerminkan—_tingkat_—_Kesehatan higinitasnya (Abdullah,Patiasina, Widyamurti, 1997). Kepemilikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan perilaku membuang sampah responden di RW. Angkasa Mulyono, tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Kepemilikan Tempat Sampah Responden Rumah Tangpa Masyarakat Korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, _Kelurahan Amban. Jenis Pekerjaan 4 Uraian : | Kegiatan Jumlah | Nisbah No (%)_| 1 | Kepemifikan . 4 tempat sampah | 1. Tong - 4 - - 4 25 | sampah plastik — 2, Kantong, 4 4 > 3 i 68.75 | plastik = | 3. Lubang 3 = > 3 6 37.50 | pembuangan | _ lL 1 I Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkah aku responden untuk menyediakan tong sampah scbagian besar menggunakan kantong plastik scbagai tempat untuk menampung limbah rumah tangga. Hal ini disebabkan_ karena pada dacrah pemukiman sebelumnya di kawasan tcluk Sawabu, perilaku penanganan limbah rumah tangga yaitu dengan mcnampung sampah pada kantong plastik kemudian membuangnya ke laut, Perilaku tersebut masih dipertahankan di daerah pemukiman 32 baru terutama perilaku yang ditunjukkan oleh responden yang bermata pencaharian sebagai nelayan, Sedangkan tong sampah plastik hanya mampu disiapkan oleh responden yang bermata pencaharian scbagai pegawai negeri, Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap penyiapan tong sampah plastik oleh responden, dimana biaya untuk menyediakan tong sampah plastik cukup mahal sehingga hanya dapat disiapkan oleh responden yang bermatapencaharian sebagai pegawai negeri, dimana mereka memiliki tingkat pendapatan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp.700.000,-hingga Rp.1.000.000,- setiap bulan, schingga dapat menyisihkan sebagian biaya untuk _ pengadaan tong sampah plastik Untuk mengantisipasi tidak tersedianya tempat sampah, responden yang bermata pencaharian sebagai buruh bangunan, dan buruh pelabuhan memilih untuk membuang sampah pada lubang pembuangan sampah yang dibuat sendiri. Alasannya karena sulitnya menyediakan tong sampah plastik karena faktor biaya penyediaan, mengingat pendapatan mereka yang hanya berkisar antara Rp.200.000 hingga Rp.400.000,- untuk mengantisipasi kurangnya pendapatan yang diperolch tersebut, mereka rata-rata menggali lubang sebagai tempat pembuangan sampah 2). Perilaku Penanganan Limbah Rumah Tangga Pencemaran lingkungan akibat adanya kebocoran ataupun terbuangnya bahan- bahan kimia yang sifatnya padat, cair maupun gas pada skala yang lebih Iuas maupun pada skala rumah tangga dapat berakibat terjadinya ganggunan terhadap keschatan lingkungan. Kesehatan lingkungan terkait dengan sanitasi dan higinietas masyarakat 33 di suatu daerah, Masyarakat yang memiliki perilaku schat, mencerminkan pola hidup yang schat pula, Sebaliknya, masyarakat yang memiliki perilaku hidup yang tidak schat, akan tercermin pula pada pola hidup yang tidak schat akan mengalami gangguan-gangguan yang keschatan, juga akan menerima akibat-akibat negatif dari pola hidup yang tidak sehat tersebut (Supardi, 1984). Perilaku sehat masyarakat korban bencana alam tsunami di RW Angkasa Mulyono dilihat dari perilaku dalam pengelolaan limbah rumah tangga, tersaji pada tabel 6. Tabel 6. Perilaku penaganan Limbah Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban. Jenis Pekerjaan Uraian : Burub | Pegawai | Nelayan | Buruh : No| Kegiatan | Purok | Pee partehan | Jumilab | Nisbah - 3 6 (37.50 Di buang pada lubang pembuangan sampah | i = (%)_| Di buang 4 4 4 4 16 100 kkeluar jauh dari dacarah pernukiman Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa seluruh responden menangani limbah rumah tangga dengan membuangnya langsung jauh di luar dari daerah pemukiman. Hal ini berarti sudah timbul kesadaran akan pentingnya penanganan limbah rumah tangga, namun tempat yang menjadi sasaran pembuangan sampah ada pada sungai kecil (kali) yang dikuatirkan akan tertumpuk terutama bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan. Hal ini jelas akan menimbulkan masalah baru seperti terganggunya ckosistem di sckitar dacrah tersebut. Peritaku lain yang ditunjukkan 34 oleh responden yaitu mereka juga kadang mengumpulkan dalam kantong plastik dan membuangnya jauh dari daerah pemukiman, Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan perilaku membuang limbah rumah tangga setclah berada di dacrah pemukiman baru dengan perilaku di daerah pemukiman sebelumnya, yang berarti pula bahwa responden tersebut_mampu. melakukan adaptasi di _lingkungan pemukiman baru dengan baik Hasil wawancara dengan reponden yang bermatapencaharian sebagai nelayan menunjukkan bahwa mercka langsung membuang limbah rumah tangga di luar daerah pemukiman tanpa menampungnya terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku membuang limbah rumah tangga di daerah pemukiman lama masih terbawa di dacrah pemikiman baru namun sudah ada kesadaran untuk membuangnya pada tempat yang lebih jauh dari dacrah pemukiman dan tidak lagi disebar di sembarang tempat. 3). Sumber Air Bersih Dalam Kehidupan sehari-hari, manusia sangat membutuhkan tersedianya air yang cukup, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, untuk mandi, mencuci dan lain-lain (Supardi, 1984). Guna keperluan hidup tersebut maka rumah tangga setidaknya harus mampu untuk menycdidkan sumber air sendiri ataupun mengupayakan untuk dapat mencari sumber-sumber air lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sumber air bersih responden rumah tangga di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, tersaji_ pada Tabel 7. Tabel 7. Sumber Air Bersih Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban. _ [ Jenis Pekerjaan Uraian Kegiatan [Burak [Pegawai | Nelayan | Buruh Jumlah | Nisbah No bangunan | negeri pelabuban ry C | Sumber Air | Bersih __| — —. V Dari 2 [= 4 4 10 62,50 tetangga /sumur your _ | —__— a 2. Sumber 2 4 - 3 9 $6.25 air Isumur | | |Seaa_| |. +t | L Air hujan 4 L100} Tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh responden rumah tangga memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan hidup dengan alasan sulit_memperolch air di dacrah pemukiman sehingga mereka harus menyiapkan tempat penampung air hujan sebagai cadangan air. Sedangkan sumber air yang diperoleh dari sumur tetangga atau sumur umum adalah sebanyak 62,50 %, dimanfaatkan oleh sebagian besar responden Alasannya apabila sumur yang dimiliki kering maka mercka cenderung untuk memanfaatkan sumber sumur umum yang telah disiapkan oleh pelaksana program maupun memperolehnya melalui sumur tetangga yang memiliki keterscdiaan sumber air sumur yang cukup. : Responden yang memiliki sumber air/sumur sendiri adalah 56,25 % sebagian besardari kelompok yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri dan sebagian lagi dari responden yang bermata pencaharian sebagai buruh bangunan dan buruh pelabuhan. Alasannya pegawai negeri mampu menyediakan biaya untuk 36 mempekerjakan orang untuk mengali sumur sendiri. Sedangkan buruh bangunan dan buruh pelabuhan mengatakan mercka mampu untuk mengali sumur sendiri. Hal ini menurut mercka sudah pernah dilakukan di dacrah pemukiman scbelumnya dimana mereka dapat menggali sumur sendiri untuk keperluan hidup sehari-harinya. Responden yang bermata pencaharian sebagai nelayan masih tctap mempertahankan pola perilaku dalam hal memperoleh air bersih di dacrah pemukiman lama, dimana mereka sangat tergantung pada ketersediaan air hujan dan sumber air dari tetangga. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri, buruh bangunan dan buruh pelabuhan memiliki kemampuan yang baik dalam hal menyediakan air bersih yang berarti pula mereka mampu untuk menyesuaikan diri pada lingkungan pemukiman yang baru. Sedangkan Responden yang bermatapencaharian sebagai nelayan masih cenderung mempertahankan pola di daerah pemukiman lama dan diterapkan di daerah pemukiman baru. Hal ini menujukakan bahwa mercka memiliki kemampuan yang rendah dalam melakukan adaptasi di dacrah pemukiman baru. 4). Pemanfaatan Pekarangan Pekarangan adalah sebidang lahan dengan batas tertentu, ada bangunan tempat tinggal di atasnya dan umumnya ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan Pekarangan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi alam hutan, fungsi pemenuhan kebutuhan sosial budaya, dan fungsi hidro-orologi (Sumarwoto,1997). 37 Luasan Jahan pekarangan dan fungsi pekarangan responden di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, tersaji pada Tabel 8. Tabel 8. Luasan dan Fungsi Pemanfaatan Pekarangan Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban. Jenis Pekerjaan Uraian Buruh Pegawai Nelayan Buruh No Kegiatan bangunan | negeri pelabuhan | Jumlah 4 | a)Luasan 4 4 4 4 16 pekarangan (vas 10 X 20m) Ib) Fungsi | | Pekarangan 1. Fungsi tata 4 4 4 4 16 100 | batas antar rumah tangga Fungsi apotik 2 3 T hi _ 16 | 100 ‘Tabel 8 menunjukkan bahwa luas pekarangan yang dimiliki oleh masing-masing responden berdasarkan mata pencaharian adalah 10 X 20 meter. Menurut mereka luasan tersebut sudah merupakan Iuasan yang telah ditentukan untuk tiap rumah tangga dari pihak pelaksana program, dalam hal ini Dinas Sosial Kabupaten Manokwari. Dari hasil wawancara dengan responden, seluruhnya mengatakan Juasan yang sedemikian terlalu sempit karena sudah termasuk rumah tempat tinggal sehingga sulit dimanfaatkan untuk menanam tanaman pertanian jangka pendek sebagai sumber tambahan kebutuhan keluarga. Luasan pekarangan yang sangat sempit tersebut, menyebabkan sulitnya responden. dalam membudidayakan tanaman obat-obatan atau tanaman apotik hidup. 38 Dari 16 responden yang diwawancarai (100 %) berdasarkan matapencaharian masing-masing, mengatakan bahwa pekarangan tersebut hanya berfungsi sebagai tata batas pekarangan antar rumah tangga satu dengan rumah tangga lain dan scbagai tempat tumbuhnya tanaman bunga-bungaan yang memiliki nilai estetika pada halaman tiap rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa, responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam di R.W Angkasa Mulyono dapat memanfaatkan pekarangan dengan baik, meskipun hanya terbatas pada tanaman yang berfungsi scbagai tata batas antar rumah tangga dan fungsi estetika. Adaptasi Sosial Ekonomi Migrasi terpaksa (involuntary migration) merupakan perpindahan penduduk yang disebabkan karena adanya gejala alam yang tidak dapat dikendalikan, juga karena perpidahan yang disebabkan karena adanya upaya menjadikan suatu lokasi sebagai area konsensi, schingga masyarakat yang berada di daerah tersebut harus di pindahkan ( TIM Uncen,2000). Terjadinya perpidahan ke dacrah yang memiliki ckosistem yang berbeda akan menyebabkan kecenderungan terjadinya perubahan disegala aspek kchidupan masyarakat yang bermigrasi tersebut. Salah satu faktor yang sangat penting adalah terjadinya perubahan pola mata pencaharian masyarakat (Suekanto,1990) Perilaku Adaptasi Sosial ckonomi responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam di RW Angkasa Mulyono,yang diamati meliputi perubahan pola mata pencaharian utama dan pergeseran matapencaharian tambahan, aksesbilitas terhadap 39 sarana ekonomi dan pelayanan publik dan pola hubungan sosial dengan masyarakat Tokal dan kaum familiar. 1). Perubahan Pola matapencaharian Utama dan pergeseran Mata Pencaharian Tambahan Perubahan pola matapencaharian responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam dapat dilihat pada tabel 9. Tabel9. Perubahan Pola Mata Pencaharian Responden Rumah Tangga Masyarakat korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban, Jenis Pekerjaan Uraian - No Kegiatan buruh | Pegawai | Nelayan Jumlah | Nisbah bangunan Ch) 1 |e) Perubahan pola : > > 0 0 Mata pencaharian utama _ | eee ) Pergeseran mata 4 1 1 4 10 | 62,50 pencaharian 4 han ‘Tabel 9. memperlihatkan bahwa tidak terjadi perubahan mata pencaharian utama Hal ini disebabkan Karena seluruh responden masih mempertahankan mata pencaharian utamanya saat ini, dengan alasan bahwa mereka sudah terbiasa dan sudah menggantunvkan nafkahnya pada pekerjaan tersebut. Pergeseran mata pencaharian tambahan terjadi di daerah pemukiman baru, dimana responden yang bermata pencaharian sebagai buruh bangunan dan buruh pelabuhan mengatakan bahwa mereka cenderung meminjam lahan untuk berusaha tani, dimana pada dacrah sebelumnya mereka memiliki matapencahrian tambahan sebagai nelayan, meskipun coraknya masih subsisten. Hal ini menurut mereka 40, sebagai usaha sampingan pemenuhan kebutuhan keluarga dan jika berlebihan kadang dijual, Sedangkan responden yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri dan nelayan sebagian kecil atau 12,50 % yang mengatakan mercka mendapatkan mata pencaharian tambahan lewat usaha tani. Ini berarti sebagian besar dari mereka masih menggantungkan hidupnya pada matapencaharian utamanya. Alasanya mereka tidak sempat untuk melakukan aktifitas lain setelah melakukan aktifitas utamanya Hal ini menunjukkan bahwa, responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam di RW Angkasa Mulyono sebagian besar (62,50%) mengalami pergeseran mata pencaharian tambahan ke bidang usaha tani 2). Aksesbilitas terhadap Pusat Pelayanan Ekonomi Dan Pelayanan Publik Menurut Countinen, lokasi yang terletak dekat pusat ekonomi, akan mengalami kencenderungan pertumbuhan yang lebih cepat, dibandingkan dengan daerah yang jauh dari pusat ekonomi (Djojohadikusumo, 1977). Artinya bahwa semakin dekat suatu pemukiman dengan pusat kegiatan ekonomi seperti pasar maka kecenderungan terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat akan cepat pula. Disamping itu ketersediaan sarana penunjang seperti tempat pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana transportasi dan sarana penunjang lainnya sangat perlu discdiqkan oleh pemerintah dalam rangka menunjang pelayanan_ terhadapa masyarakat (Karafir, 1993) Indikatornya adalah sejauhmana dan seberapa besar aksesbilitas yang dilakukan oleh rumah tangga masyarakat korban bencana untuk menjangkau pusat ekonomi dan pelayanan umum tersebut, yang tersaji pada tabel 10. 41 Tabel 10. Akscsbilitas Terhadap Pusat Pelayanan Ekonomi Dan Pelayanan Publik Responden Rumah Rangga masyarakat korban Bencana Alam Di RW_Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban. aia i Jenis Pekerjaan Uraian No Kegiatan Buruh | Pegawai_| Nelayan "| Buruh Jumtab | Nisbab bangunan | negeri | pelabuhan ca 'a) Akses terhadap kendaraan sendiri 2. Menggunakan - : > : kendaraan umum angsung dari lokasi pemukiman 3. Menggunakan 4 4 4 a kendaraan umum setelah berjalan aki dari lokasi pemukiman 'b) Akses terhadap tempat ker} _kendaraan sendiri_ 2. Menggunakan kendaraan umum Jangsung dari Jokasi pemukiman 3.. Menggunakan kendaraan umum, setelah berjalan kaki dari lokasi pemukiman ©), Akses terhadap pelayan publik (puskesmas/rumah sakit, sekolah) 1. Memakai Kendaraan sendiri 2. Menggunakan kendaraan umum dari lokasi mukiman | 3. Menggunakan 4 4 a} 4 ef kendaraan umum | setelah berjalan | | kaki dari loka I L 42 ‘Akses terhadap pelayanan ekonomi responden dalam hal ini akses terhadap pasar rata-rata tinggi seperti ditunjukkan pada tabel 10. Alasannya di daerah pemukiman, belum terscdia sumber pelayan ckonomi, schingga untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka harus membelinya di pasar. Aksesbilitas terhadap pelayan ekonomi sangat sulit karena rata-rata responden harus. berjalan kaki sekitar 500 meter keluar dari lokasi dan menumpang kendaraan umum. Dari hasil wawancara_responden berdasarkan matapencaharian ternyata diperolch 16 responden (100 %) berjalan kaki keluar dari lokasi dan menumpang kendaraan umum. Sedangkan | responden (6.25 %) dapat menjangkau pasar dengan menggunakan kendaraan milik sendiri Hasil wawancara dengan 16 responden (100 %) berjalan kaki Keluar dari lokasi dant menumpang kendaraan umum untuk menjangkau tempat kerja masing-masing, Sedangkan | responden (6,25 %) menggunakan kendaraan milik sendiri Akses terhadap pelayanan umum seperti Puskesmas, rumah sakit, sarana pendidikan tidak berbeda jauh yaitu 16 responden (100 %} berjalan kaki keluar dari lokasi dan menumpang kendaraan umum. Scdangkan | responden (6,25 %) dapat menjangkau tempat pelayan umum dengan menggunakan kendaraan milik sendiri Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa khusus untuk warga masyarakat yang sakit dan perlu perawatan serius, terpaksa harus dirawat di rumah sakit dan untuk menjangkaunya terpaksa harus menyewa angkutan umum, Dengan demikian mercka harus mengeluarkan biaya yang cukup besar Hal ini membuktikan bahwa responden mengalami kesulitan dalam hal transportasi dari lokasi pemukiman dan harus mengeluarkan biaya, waktu dan tenapa 43 untuk menjangkau pusat pelayan ekonomi, tempat kerja dain sarana pelayanan publik. Alasan dari responden yaitu bahwa sampai saat ini belum ada trayek angkutan umum. yang melayani transportasi ke dacrah pemukiman. Rata-rata responden menginginkan agar ada trayck khusus yang melayani hingga ke daerah pemukiman. Alasannya karena letak lokasi yang tidak begitu jauh, telah tersedia sarana jalan raya yang sudah beraspal sehingga merekapun layak untuk menikmati pelayanan angkutan umum tanpa harus berjalan kaki agak jauh keluar dari lokasi pemukiman. 3). Pola hubungan sosial Menurut Soekanto(1990), interaksi sosial masyarakat dapat terjadi karena adanya komunikasi, kontak sosial serta bentuk kerjasama yang terjadi antara individu atau kclompok masyarakat. Pola hubungan sosial responden rumah tangga masyarakat korban bencana alam dapat dilihat pada tabel 11. 44 Tabel 11. Pola Hubungan Sosial Responden Rumah Rangga masyarakat korban Bencana Alam Di RW Angkasa Mulyono, Kelurahan Amban. denis Pekerjaan Uraian — No Kegiatan = | Buruh | Pegawai bangunan | negeri Buruh | pelabuban [3 Pota hubungan | sosial a). Kerjsama 4 4 4 ai yang baik dengan masyarakat lokal 'b). Hubungan 4 a | 4 4 dengan kaum { kerabat /kaum famitiar di pemukiman lama | Tabel 11 menunjukkan bahwa pola hubungan sosial antara responden dengan masyarakat lokal melalui kerjasama berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari 16 responden (100 %) berdasarkan pekerjaan masing-masing mengatakan bahwa tclah terjadi kerjasama yang baik dengan masyarakat lokal. Adapun bentuk kerjasama yaitu dalam hal peminjaman lahan untuk usaha sampingan dibidang pertanian, mencari dana untuk kegiatan kerohanian dan menjalankan sumbangan untuk kedukaan, Hal ini berarti telah terjadi kerjasama antara responden dengan masyarakat lokal dengan baik. Dari 16 reasponden yang diwawancarai (100 %) mengatakan bahwa mercka masih melakukan kontak dengan kaum kerabat atau masyarakat familiar yang berada di daerah pemukiman lama. Alasan mercka karena adanya keluarga dekat yang masih menetap di daerah pemukiman lama, adanya kegiaian ritual adat terutama 45 menyangkut perkawinan yang melibatkan mercka, dan adanya kedukaan oleh kaum kerabat yang mengharuskan mereka untuk melayat ke dacrah pemukiman sebelumnya, Namun semua responden mengatakan bahwa mercka kembali ke dacrah pemukiman setelah seluruh kegiatan yang melibatkan mereka di daerah pemukiman lama selesai. Hal ini berarti bahwa pola hubungan sosial dengan masyarakat familiar di daerah pemukiman lama cukup tinggi namun tidak mempengaruhi kepindahan mereka kembali ke daerah pemukiman sebelumnya. Dari hasil wawancara dengan 16 responden (100%) mengatakan bahwa mercka lebih senang tinggal di dacrah pemukiman baru daripada di dacrah pemukiman sebelumnya di kawasan teluk Sawabu. Alasannya karena di daerah pemukiman baru " mercka telah memiliki rumah sendiri yang bersertifikat, mercka juga tinggal sendiri dengan kelurga di daerah pemukiman baru hal ini jauh berbeda dimana pada daerah pemukiman lama mereka rata-rata tinggal di dalam satu rumah yang dihuni lebih dari 2 kepala keluarga, memiliki penerangan listrik dan bisa mengusahakan lahan pertanian yang dipinjam dari masyarakat lokal untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 46 Kesimpulan Rumah tangga masyarakat korban bencana alam tsunami di RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban, dapat melakukan strategi adaptasi ckologi dan sosial ekonomi menurut latar belakang jenis pekerjaan dengan baik dimana terlihat Kemampuan setiap rumah tangga untuk menyiapkan tempat pembuangan limbah rumah tangga, dengan perilaku penanganannya yang cukup baik © Sctiap rumah tangga mampu untuk memperolch sumber air bersih bagi kebutuhan hidup keluarga © Rumah tangga masyarakat mampu memanfaatkan pekarangan, meskipun hanya terbatas pada tanaman yang berfungsi sebagai tata batas antar rumah tangga dan tanaman yang memiliki nilai estetika, Tidak terjadi perubahan pola matapencaharian utama di daerah pemukiman baru, namun pada matapencaharian tambahan sebagian besar terjadi pergeseran yaitu dari nelayan ke pertanian dengan corak yang masih subsisten. © Umumnya setiap rumah tangga memiliki aksesbilitas yang cukup baik untuk menjangkau pusat pelayanan ekonomi dan pelayanan publik. © Adanya pola hubungan sosial_ melalui kerjasama dengan masyarakat lokal yang berjalan dengan baik, juga pola hubungan dengan kaum kerabat/kaum familiar di lokasi pemukiman lama yang berjalan dengan baik. 1 47 Saran Perlu dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjang oleh pihak pelaksana program dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan daya adaptasi masyarakat di daerah pemukiman RW Angkasa Mulyono Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari, Kabupaten Manokwari DA MTAR PUSTAKA. Abdullah, Y, Patiasina. J, Widyamurti, N,, 1997, Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Pemukiman Kembali Masyarakat yang ‘Terkena Bencana Gelombang Tsunami Di Kabupaten Manokwari Irian Jaya, PSL Uncen Manokwari, (tidak diterbitkan) Anonimous, 1986. Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Anonimous 1976. Pedoman Umum Pengelolaan Dan Pengembangan Wilayah Pesisir. (tidak Diterbitkan), Anonimous 1993. Garis-Garis Besar Haluan Negara Ketetapan MPR No IV/MPR/1993. BP-7 Pusat Jakarta. Beratha 1 Nyoman, 1991. Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan, Bumi Aksara Jakarta. Connel Joseph H, 1971. Man’s Effect On The Stability Of Oceanic Ecosistem Biology Univ. Of Calif, Santa Barbara USA. Djojohadikusumo Sumitro 1977. Indonesia Dalam Pembangunan Dunia. LP3 ES Jakarta, Drever James, 1952. Anthropology Dictionary. USA. Earl Babbie, 1991. The Practice Of Social Research, Wadwort Publishing Company Belmont, California USA. Howard Michael C, 1986. Contemporary Cultural Anthropology. The University Of South Pacific. Little Brown and Company Boston Toronto USA. Karafir J.P, 1993. Strategi Pembangunan Pertanian Di Irian Jaya Dalam Konteks Kebijaksanaan Makro Sektoral Dan Mikro Spasial, Makalah Seminar Dalam Rangka Seminar Nasional POPMASEPI di Kampus Faperta Uncen Manokwari (tidak diterbitkan), Kessing M Roger, 1992. Cultural Anthropology. Australian National University. CBS College Publishing Mantra Ida Bagoes, 2000, Demografi Umum: Pustaka Pelajar Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Y, Patiasina. J, Widyamurti. N., 1997. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Pemukiman Kembali Masyarakat yang ‘Terkena Bencana Gelombang Tsunami Di Kabupaten Manokwari Irian Jaya. PSL Uncen Manokwwari, (tidak diterbitkan). Anonimous, 1986. Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Anonimous 1976. Pedoman Umum Pengelolaan Dan Pengembangan Wilayah Pesisir. (tidak Diterbitkan) Anonimous 1993. Garis-Garis Besar Haluan Negara Ketetapan MPR No I/MPR/1993. BP-7 Pusat Jakarta. Beratha 1 Nyoman, 1991. Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan, Bumi Aksara Jakarta. Connel Joseph H, 1971, Man’s Effect On The Stability OF Oceanic Ecosistem Biology Univ. Of Calif. Santa Barbara USA, Djojohadikusumo Sumitro 1977, Indonesia Dalam Pembangunan Dunia. LP3 ES Jakarta, Drever James, 1952. Anthropology Dictionary. USA. Earl Babbie, 1991. The Practice Of Social Research. Wadwort Publishing Company Belmont, California USA. Howard Michael C, 1986. Contemporary Cultural Anthropology. The University Of South Pacific. Little Brown and Company Boston Toronto USA. Karafir J.P, 1993. Strategi Pembangunan Pertanian Di Irian Jaya Dalam Konteks Kebijaksanaan Makro Sektoral Dan Mikro Spasial, Makalah Seminar Dalam Rangka Seminar Nasional POPMASEPI di Kampus Faperta Uncen Manokwari (tidak diterbitkan), Kessing M Roger, 1992. Cultural Anthropology. Australian National University. CBS College Publishing Mantra Ida Bagoes, 2000, Demografi Umum: Pustaka Pelajar Yogyakarta Silalahi Daud 1992. ukum Lingkungan. Penerbit Alumni Bandung Smith S. Charlotte, 1986. Macmillan Dictionary Of Anthropology. London. Smith D.A, 1973, Concept Of Sosial Change. London Suemarwoto Ottow, 1997. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Penerbit Djambatan Jakarta. Suekanto Suerjono, 1990 Sosiologi Pedesaan. PT Raja gravindo Persada Jakarta. Suekanto Suerjono, 1993. Kamus Sosiologi. PT Raja gravindo Persada Jakarta. Supardi I, 1984, Lingkungan Hidup dan kelestariannya, Penerbit Alumni Bandung ‘Tim Uncen, 2000. Laporan Kegiatan Resettlement Masyarakat di Desa Senggi dan Tanah merah Kecamatan Babo Kabupaten Manokwari Wilkinson John, 1997. Ekology And Strategies Ecological Survival In The Technological Society Zaltman G, Kotler P, Kaufman Ira, 1972, Creating Social Change. University Of Penslivania USA. Lampiran 1. Identitas Responden Berdasarkan Umur No | Umur (tahun) Responden | : tI - 1 | Buruh bangunan | 8 — 2 ‘Buruh bangunan | 6 ~ | Buruh bangunan _! 7 5 _Buruh bangunan | 43 Pepawainegeri | 38 Peyawai negeri j 40 Pegawai negeri A5_ 1 _ 4B Nelayan | 21 Nelayan Buruh pelabuhan Buruh pelabuhan __Buruh pelabuhan | Buruh pelabuhan | Lampiran 2. Identitas Responden Berdasarkan Agama No ~~ denis Pekerjan Responden | in ~ Agama | __Buruh bangunan “Kristen Protestan | Buruh bangunan Kristen Protestan _|___Buruh bangunan I Kristen Protestan [Buruh bangunan _ Kristen Protestan Pepawai negeri_ | Kristen Protestan Pegawai negeri_—_ | Kristen Protestan _Pegawai negeri_ __KristenProtestan =~ Pegawainegeri | Kristen Protestan _ a Nel ca Islam [_ ‘Nelayan| Kristen Protestan I Nelayan islam - ——_Nelayan Islam Buruh pelabuhan | Kristen Protestan Buruh pelabuhan Kristen Protestan Buruh pelabuhan’ Kristen Protestan’ Buruh pelabuhan Kristen Protestan Lampiran 3. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan No | Responden oe —| 1 Buruh bangunan 2 Buruh bangunan 3 Buruh bangunan 4 Buruh bangunan_| SLTA 5 Pegawai negeri SLTA 6 Pegawai negeri SLTA 7 Pegawainegeri | “SLTA _ 8 Pegawainegeri | _ SLTA od ‘Nelayan T _ SLTA 10 Nelayan is SD U1 Nelayan _SLTA 12 Nelayan _ SD. __ 13, Buruh pelabuhan SD. 14 Buruh pelabuhan SLTP 15 Buruh pelabuhan _ SLTA 16 Buruh pelabuhan 7 SLTP a Lampiran 4. Identitas Responden Berdasarkan Etnis No Jenis Pekerjaan Etnis Responden _ _ 1 Buruh bangunan | _ _ 2 __Buruh bangunan | _| 3 Buruh bangunan _ 4 Buruh bangunan 3 Pepawai negeri 6 | Pegawai negeri__| ___Wamesa _ 7 Pegawai negeri i Biak 8 Pegawai negeri___| Z Meyah 9 ‘Nelayan T 7 Buton 10. Nelayan I Serui nu Nelayan | __. Buton| | Nelayan _| Buton CL Buruh pelabuhan _ Biak I ~ Biak _|Buruh pelabuhan Biak Buruh pelabuhan _ Biak Lampiran 6, Perilaku Penanganan Limbah Rumah Tangga Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono [No Perilaku Penaganan Limbah Responden ft 1 Buruh bangunan Di bunag pada libang pembuangan sampah, di buang jauh dari lokasi _| pemukiman 2 Buruh bangunan Di bunag pada libang pembuangan po ___| sampah, di buang jauh dari lokasi 3 | Buruh bangunan | Di bunag pada libang pembuangan I iL. | sampab, di buang jauh dari lokasi + Buruh bangunan Di buang jauh dari lokasi 5 Pegawai negeri Di buang jauh dari lokasi 6 Pegawai negeri Di buang jauh dari lokasi 7 Pegawai negeri Di buang jauh dari lokasi _| 8 Pegawai negeri Di buang jauh dari lokasi 9 Nelayan | Di buang jauh dari lokasi 10 Nelayan Di buang jauh dari lokasi TT Nelayan | Di buang jauh dari lokasi _ 1 | Nelayan Di buang jauh dari lokasi 13___|__Buruh pelabuhan [Di buang jauh dari lokasi 14 | ___Buruh pelabuhan | Di buang jauh dari lokasi 15 Buruh pelabuhan Di buang jauh dari lokasi 16 Buruh pelabuhan Di buang jauh dari lokasi Lampiran 7. Sumber Air Bersih Rumah ‘Tangga Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono No Jenis Pekerjaan Sumber Air Bersih Responden \ 1 Buruh bangunan | Sumber Air /sumur sendiri, air hujan 2 Buruh bangunan Sumber Air /sumur sendiri, air hujan [3 ~Buruh bangunan Dari tetangga/sumur umum, air hujan 4 Buruh bangunan | Dari tetangga/sumur umum, air hujan 5 ___|___ Pegawai negeri | Sumber Air /sumur sendiri, air hujan | Pegawai negeri_— "| Sumber Air/sumur sendiri, air hujan 7___|___ Pegawai negeri__|' Sumber Air /sumur sendiri, air hujan 8 T Pegawai negeri | Sumber Air /sumur senditi, air hujan 9 Nelayan | ‘Dari tetangga/Sumur Umum, air hujan 10 Nelayan__ Dari tetangga/Sumur Umum,air hujan u Nelayan { Dari tetangga/Sumur Umum,air hujan 12 | Nelayan Dari tetangga/Sumur Umum,air hujan 13 Buruh pelabuhan ‘Sumber Air /sumur sendiri, Dari _ tetangga/Sumur Umum air hujan Buruh pelabuhin | Sumber Air /sumur sendiri, Dari ee __| tetangga/Sumur Umumair hujan Buruh pelabuhan Sumber Air /sumur sendiri, Dari tetangga/Sumur Umum,air hujan Buruh pelabuban [Dari tetangga/Sumur Umum,air hujan Lampiran 8. Fungsi Pemanfaatan Peharangan Rumah ‘Tangga Responden Rumah ‘Tangga + Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyano No | denis Pekerjaan Fungsi Pemanfaatan Pekarangan Responden = 1 Buruh bangunan Fungsi Tata Batas, flingsi estetika, apotik |— a { hidup — 2} Buruh bangunan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika, apotik ___| hidup 3 Buruh bangunan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika 4 Buruh bangunan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika 5 Pegawai negeri Fungsi Tata Batas, fungsi estetika, apotik | hidup 6 Pegawai negeri Fungsi Tata Batas, fungsi estetika, apotik | _ hidup 7 [77 Pegawai negert Fungsi Tata Balas, fungsi estetika, apotik _ hidup _ 3 Pegawai negeri Fungsi Tata Batas, fungsi estetika 9 Nelayan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika, apotik hidup [ Nelayan_ Fungsi Tata Batas, fungsi estetika | _Nelayan Fungsi Tata Batas, fungsi gstetika _| | ‘Nelayan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika, apotik _ i : _| hidup. 13. |Buruh pelabukan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika i4 | Buruh pelabuhan___| Fungsi Tata Batas, fungsi estetika is Buruh pelabuhan | Fungsi Tata Batas, fungsi estetika 16 Buruh pelabuhan Fungsi Tata Batas, fungsi estetika Lampiran 9. Perubahan Pola Matapencaharian Utama Rumah Tangga Responden Rumah ‘Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono No Jenis Pekerjaan Perubahan Pola Matapencaharian | Responden | _ 7 1 Buruh bangunan Tidak berubah/tetap [| 2 | Buruh bangunan | Tidak berubab/tetap 3 Buruh bangunan ‘Tidak berubah/tetap 4 Buruh bangunan | Tidak berubab/tetap s_ Pegawai negeri Tidak berubah/tetap 6 | Pepawai negeri Tidak berubah/tetap 7___|__ Pepawai negeri Tidak berubah/tetap 8 Pegawainegeri___ | Tidak berubah/tetap 9 Nelayan Tidak berubah/tetap a0 Nelayan "Tidak berubah/tetap wot Nelayan | Tidak berubah/tetap mt Nelayan Tidak berubah/tetap 13 i Buruh pelabuhan | Tidak berubab/tetap ir Buruh pelabuhan | Tidak berubah/tetap 15 Buruh pelabs 16} Buruh pelabi Tidak berubah/tetap Tidak berubah/tetap tambahan Rumah Tangga Responden Rumah ‘Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono No | Jenis Pekerjaan Pergeseran Matapencahrian Tambahan Responden | __ _ 1 | Buruh bangunan Nelayan ke usaha tani 2 | Buruh bangunan ‘Nelayan ke usaha tani 3 Buruh bangunan | Nelayan ke usaha tani 4 Buruh bangunan Nelayan ke usaha tani 5 Pegawai negeri Nelayan ke usaha tani 6 Pegawai negeri ‘Nelayan ke usaha tani 7 Pegawai negeri___| “Nelayan ke usaha tani 8 Pegawainegeri__|_ ‘Nelayan ke usaha tani 9 | ‘Nelayan Nelayan ke usaha tani | Nelayan _t Nelayan ke usaha tani u Nelayan Nelayan ke usaha tani 12 Nelayan, Nelayan ke usaha tani 13, __Buruh pelabuhan _| Nelayan ke usaha tani 14 | Buruh pelabuhan Nelayan ke usaha tani | ES Nelayan ke usaha tani 16 | Buruh pelabuhan | “Nelayan ke usaha tani Lampiran 1] Aksesbilitas Terhadap Pusat Pelayanan Ekonomi Dan Pelayan Publik Rumah ‘Tangya Responden Rumah Tangga Masyarakat Korbao Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono [No | “Aksesbilitas terkadap pusat pelayan Responden | . |_ Ekonomi dan pelayan Publik 1 " Buruh bangunan | Menggunakan kendaraan umum setelah _ { berjalan kaki dari lokasi Buruh bangunan | Memakai kendaraan sendiri Buruh bangunan | Menggunakan kendaraan umum setelah i \ berjalan kaki dari tokasi q Buruh bangunan Menggunakan kendaraan umum setelah ake I berjalan kaki dari tokasi_—— | 3 Pegawai negeri 1” Menggunakan kendaraan umum seielah en _| berjalan kaki dari lokasi Pepawainegeri___| __ Memakai kendaraan sendiri Pegawai negeri Menggunakan kendaraan umum setelah | _ berjalan kaki dari tokasi_—__ Pegawai negen | Menggunakan kendaraan umum seiciah jo berjalan kaki dari lokasi 4 Nelayan Mengeunakan kendaraan umum setelan } berjalan kaki dari lokasi__ | Nelayan | Menggunakan kendaraan umum setelah — | berjalan kaki dari lokasi_— Nelayan Menggunakan kendaraan umum setelah berjalan kaki dari lokasi Nelayan Menggunakan kendaraan umum setelals _ LL berjalan kaki dari lokasi Buruh pelabuhan Menggunakan kendaraan umum setelah berjalan kaki dari lokasi _ Menggunakan kendaraan umum setelah _berjalan kaki dari lokasi | T | | Buruh pelabuhon Menggunakan kendaraan umum seielah _ |___berjalan kaki dari lokasi _| Buruh pelabuhan Menggunakan kendaraan umum setelah | berjalan kaki dari lokasi Lampiran 12. Pola Hubungan Sosial dengan Masyrakat lokal dan pola hubungan dengan kaum familiar di Daerah Pemukiman Lama Rumah Tangga Responden Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam di RW. Angkasa Mulyono No Jenis Pekerjaan Pola Hubungan Sosial yang tercermin Responden melalui kerjasama. 1 ‘Buruh bangunan Berjalan dengan baik 2 Buruh bangunan Berjalan dengan baik 3 Buruh bangunan Berjalan dengan baik 4 Buruh bangunan Berjalan dengan baik 3 Pegawai negeri Berjalan dengan baik ai 6 Pegawainegeri_ | Berjalan dengan baik 7 Pepawai negeri Berjalan dengan baik g [__Pegawai negeri__ Berjalan dengan baik 9 Nelayan Berjalan dengan baik 10 Nelayan Berjalan dengan baik i Nelayan Berjalan dengan baik 12 Nelayan Berjalan dengan baik 13 Buruh pelabukan Berjalan dengan baik 14 | __ Buruh pelabuhan Berjalan dengan baik 15 Buruh pelabuhan Berjalan dengan baik 16 Buruh pelabuban Berjalan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai