Anda di halaman 1dari 17

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak Geografis

Puskesmas Indrajaya terletak di Gampong Bluek Ulee Birah

Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie.

Secara geografis, batas wilayah kerja puskesmas adalah sebagai

berikut :

- Utara berbatasan dengan Desa Kubang

- Selatan Berbatasan dengan Desa Tampieng dan Caleue

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Gapui Bluek

- Barat berbatasan dengan Desa Meuleuweuk dan Lhok Kaju.

Wilayah kerja Puskesmas Indrajaya memiliki batas Wilayah

kemukiman Teupin Raya terdiri dari 8 desa yakni; Tampieng, Caleue,

Meuleuweuk, Gapui, Bluek, Kubang, Garot, dan Lhok Kaju

5.1.2 Karakteristik Perawat

Secara keseluruhan jumlah perawat yang bertugas di Puskesmas

Indrajaya Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie berjumlah 50 orang.

Pengelompokan perawat dapat dilakukan dalam beberapa kategori antara

lain berdasarkan jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan dan lama

bekerja.

47
48

1) Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengelompokan perawat berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis kelamin


Jenis Kelamin f %
Laki-laki 15 30
Perempuan 35 70
Jumlah 50 100
Sumber : Data penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

perawat yang bertugas di Puskesmas Indrajaya berjenis kelamin

perempuan sebanyak 35 orang (70%).

2) Berdasarkan umur

Pengelompokan perawat berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 5.2 Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur


Umur f %
20-29 tahun 35 70
30-39 tahun 10 20
> 40 tahun 5 10
Jumlah 50 100
Sumber : Data penelitian (diolah 2016)

Dari Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas perawat

yang bertugas di Puskesmas Indrajaya dengan rentang umur 20-29

tahun sebanyak 35 orang (70%).


49

3) Berdasarkan Jenjang pendidikan

Pengelompokan perawat berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3 Karakteristik Perawat Berdasarkan Pendidikan


Tingkat Pendidikan f %
S1 3 6
D3 37 74
SPK 10 20
Jumlah 50 100
Sumber : Data penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa mayoritas perawat

dengan jenjang pendidikan D3 sebanyak 37 orang (74%),

4) Berdasarkan Lama bekerja

Pengelompokan perawat berdasarkan lama bekerja dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 5.4 Karakteristik Perawat Berdasarkan Lama Bekerja


Lama Bekerja f %
< 3 tahun 10 20
3-6 tahun 25 50
> 6 tahun 15 30
Jumlah 50 100
Sumber : Data penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa mayoritas perawat

dengan lama bekerja 3-6 tahun sebanyak 25 orang (50%).


50

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Analisa Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 26 sampai

dengan 27 Agustus 2016 yang bertujuan untuk melihat gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan peran dan fungsi perawat di Puskesmas

Indrajaya Kabupaten Pidie, berdasarkan variabel peran perawat, perilaku,

sikap, dan motivasi dapat disajikan dalam tabel distribusi frekwensi di bawah

ini.

1) Pelaksanaan Peran Perawat

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Peran Perawat Di Puskesmas
Indrajaya Kabupaten Pidie n.37
Frekwensi Persentase
No Pelaksanaan Peran Perawat
(f) (%)
1 Baik 17 45,9
2 Cukup 19 51,4
3 Kurang 1 2,7
Jumlah 37 100
Sumber : Penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan peran

perawat di Puskesmas Indrajaya berada pada kategori cukup sebesar 19

responden (51,4%).
51

2) Perilaku Perawat

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Perilaku Perawat di Puskesmas Indrajaya
Kabupaten Pidie n.37
Frekwensi Persentase
No Perilaku Perawat
(f) (%)
1 Baik 14 37,8
2 Cukup 20 54,1
3 Kurang 3 8,1
Jumlah 37 100
Sumber : Penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa perilaku perawat berada

pada kategori cukup sebesar 20 responden (54,1).

3) Sikap Perawat

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Sikap Perawat di Puskesmas Indrajaya
Kabupaten Pidie n.37

Frekwensi Persentase
No Sikap Perawat
(f) (%)
1 Positif 11 29,7
2 Negatif 26 70,3
Jumlah 37 100
Sumber : Penelitian (diolah 2016)

Dari tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa mayoritas sikap

responden berada pada kategori negative sebesar 26 responden (70,3%).


52

4) Motivasi Perawat

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Motivasi Perawat di Puskesmas Indrajaya
Kabupaten Pidie n.37
Frekwensi Persentase
No Motivasi Perawat
(f) (%)
1 Tinggi 11 29,7
2 Rendah 26 70,3
Jumlah 36 100
Sumber : Penelitian (diolah tahun 2016)

Dari tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa mayoritas motivasi

responden berada pada kategori rendah sebesar 26 responden (70,3%).

5.2.2 Uji Prasyarat Regresi

5.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini diterapkan pada masing-

masing variabel penelitian, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil perhitungan (lihat lampiran 12), diperoleh harga

kolmogorov smirnov untuk variabel pelaksanaan peran perawat sebesar

0,333 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa data

variabel pelaksanaan peran perawat berdistribusi normal dan dapat

digunakan dalam analisa regresi. Untuk variabel perilaku diperoleh harga

kolmogorov smirnov sebesar 0,415 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian

data variabel perilaku berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam

analisa regresi.
53

Untuk variabel sikap diperoleh harga kolmogorov smirnov (uji

normalitas) sebesar 0,310 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data

variabel sikap berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam analisa

regresi. Dan untuk variabel motivasi diperoleh nilai kolmogorov smirnov

sebesar 0,314 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data variabel

motivasi berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam analisa regresi.

5.2.3 Pengujian Hipotesis

5.2.3.1 Analisis Regresi Linier Ganda

Sebagaimana dinyatakan dalam bab III hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh antara perilaku, sikap dan

motivasi terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di Puskesmas

Indrajaya.

Dalam rangka menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi

berganda. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda

dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS IBM Versi 23

diperoleh persamaan regresi = 4,260 +0,507X1+0, 141X2+0,613X3.

Tabel 5.9 Analisis Korelasi Ganda


R Adjusted R Std. Error of the
Model R
Square Square Estimate
a
1 0.672 0.452 0.402 1.419
Sumber : Penelitian (data diolah tahun 2016)

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukkan R 0,672. Sesuai dengan

interpretasi koofisien korelasi Sugiyono (2007), terjadi hubungan yang

kuat antara perilaku, sikap, dan motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat.
54

5.2.3.2 Analisis Determinasi

Analisis determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh

variabel perilaku, sikap, dan motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat yang didasarkan pada nilai R2 yang diperoleh dari analisa

regresi.

Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0,452. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadap

pelaksanaan peran dan fungsi perawat sebesar 45,2%. Sedangkan sisanya

54,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

5.2.3.3 Uji Koofisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut

digunakan analisis korelasi simultan atau secara bersama-sama.

Tabel. 5.10 Hasil Uji F


ANOVA
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 54.741 3 18.247 9.062 .000b
Residual 66.448 33 2.014
Total 121.189 36

Dari tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar

9,062 pada tingkat signifikansi 0.00.

Nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 0,005, dengan derajat

kebebasan (df) sebesar 1, jumlah variabel independen 3 dan jumlah sampel

sebesar 37 orang maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 5,141.


55

Dengan demikian diperoleh nilai Fhitung 9,062 > Ftabel 5,141. Hal ini

menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan sehingga

hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada pengaruh signifikan

perilaku, sikap, dan motivasi terhadap pelaksanaan peran dan fungsi

perawat di puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha)

yang berbunyi Ada pengaruh signifikan perilaku, sikap dan motivasi

terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Indrajaya

diterima.

5.2.3.4 Analisis Parsial (Uji t)

Analisis parsial dilakukan untuk memperoleh besarnya pengaruh

yang diberikan oleh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Dalam hal ini untuk besarnya pengaruh masing-masing variabel

independen (perilaku, sikap dan motivasi) terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan regresi berganda,

sehingga nilai uji t yang digunakan adalah uji t dua sisi (two side), dengan

demikian signifikansi () 0,005 : 2 = 0,0025.

Nilai ttabel pada tingkat signifikansi 0,0025, df=1, jumlah variabel

independen = 3 dan jumlah sampel 37, adalah sebesar 2,034.

1) Uji koofisien regresi variabel perilaku

Besarnya pengaruh variabel perilaku terhadap pelaksanaan

peran dan fungsi perawat dilakukan dengan membandingkan nilai ttabel

dan thitung. Besarnya t hitung dapat dilihat pada tabel berikut.


56

Tabel. 5.11 Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4.260 1.294 3.292 0.002
1
Perilaku 0.507 0.120 3.566 4.215 0.000

Dari tabel 5.11 diatas menunjukkan bahwa nilai thitung variabel

perilaku pada tingkat signifikansi 0,000 adalah sebesar 4,215. Dengan

demikian nilai thitung 4,215 > ttabel 2,034.

Perbandingan nilai thitung dan ttabel menunjukkan pengaruh yang

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada

pengaruh perilaku terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di

puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang

berbunyi Ada pengaruh perilaku terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.

2) Uji koofisien regresi variabel sikap

Besarnya pengaruh variabel sikap terhadap pelaksanaan peran

dan fungsi perawat dilakukan dengan membandingkan nilai ttabel dan

thitung. Besarnya t hitung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 5.12 Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4.260 1.294 3.292 .002
1
Sikap .141 .237 .081 2.596 .003

Dari tabel 5.12 diatas menunjukkan bahwa nilai thitung variabel

sikap pada tingkat signifikansi 0,003 adalah sebesar 2,596. Dengan

demikian nilai thitung 2,596 > ttabel 2,034.


57

Perbandingan nilai thitung dan ttabel menunjukkan pengaruh yang

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada

pengaruh sikap terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di

puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang

berbunyi Ada pengaruh sikap terhadap pelaksanaan peran dan fungsi

perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.

3) Uji koofisien regresi variabel motivasi

Besarnya pengaruh variabel motivasi terhadap pelaksanaan

peran dan fungsi perawat dilakukan dengan membandingkan nilai ttabel

dan thitung. Besarnya t hitung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 5.13 Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4.260 1.294 3.292 .002
1
Motivasi .613 .282 .295 2.173 .001

Dari tabel 5.13 diatas menunjukkan bahwa nilai thitung variabel

motivasi pada tingkat signifikansi 0,001adalah sebesar 2,173. Dengan

demikian nilai thitung 2,173 > ttabel 2,034.

Perbandingan nilai thitung dan ttabel menunjukkan pengaruh yang

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada

pengaruh motivasi terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di

puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang

berbunyi Ada pengaruh motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.


58

5.3 Pembahasan

5.3.1 Univariat

Berdasarkan hasil analisa deskriptif menunjukkan bahwa pelaksanaan

peran dan fungsi perawat di puskesmas Indrajaya berada pada kategori cukup

sebesar 19 responden (51,4%).

Pelaksanaan peran dan fungsi perawat tidak dapat dilepaskan dari

pengaruh faktor perilaku, sikap dan motivasi perawat. Pelaksanaan peran dan

fungsi perawat merupakan bentuk implementasi perilaku yang sangat

bergantung pada berbagai faktor baik predisposisi, faktor pemungkin dan

faktor penguat (Notoatmodjo, 2007).

Walaupun tiap peran memiliki tanggung jawab khusus, peran-peran

ini saling berhubungan satu dengan yang lain dan dapat ditemui pada

semua posisi keperawatan. Peran ini dirancang untuk memenuhi perawatan

kesehatan saat ini dan kebutuhan keperawatan dari pengunjung yang

merupakan penerima pelayanan keperawatan (Fauziah, 2012).

Pendapat peneliti terkait hasil penelitian bahwa pelaksanaan peran dan

fungsi perawat di puskesmas Indrajaya berada pada kategori cukup

disebabkan karena masih adanya peran dan fungsi perawat tidak berjalan

dengan baik. Dari hasil pengamatan lapangan diperoleh informasi bahwa tidak

semua perawat menjalankan semua peran dan fungsinya. Salah satu kegiatan

yang sangat jarang dilakukan adalah kunjungan ke rumah-rumah dan

lingkungan masyarakat. Dengan demikian puskesmas tidak dapat menjalankan

fungsi penceghan penyakit sebelum berkembang menjadi wabah, misalnya

penyakit DBD dan malaria.


59

Dari hasil analisa deskriptif diketahui bahwa perilaku perawat di

Puskesmas Indrajaya berada pada kategori cukup sebesar 20 responden

(54,1%).

Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang

merupakan hasil bersama atau resutante antara berbagai faktor internal

(tingkat kecerdasan, tingkat ekonomi, tingkat emosional, jenis kelamin, dan

sebagainya) dan faktor eksternal (lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial

budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni,

faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal mencakup kecerdasan,

pengetahuan, emosi, persepsi dan motivasi, sedangkan faktor eksternal

meliputi lingkungan sekitarnya seperti manusia, kebudayaan, sosial ekonomi

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

Pendapat peneliti terkait hasil penelitian bahwa perilaku perawat

berada pada kategori cukup disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Tingkat pendidikan perawat yang pada umum nya berada pada jenjang D-3

masih belum mampu menopang perilaku yang baik. Dari hasil pengamatan di

lapangan, perawat masih belum mampu melayani pasien yang datang ke

puskesmas dengan penuh hati. Pola komunikasi yang dibangun antara perawat

dan pasien juga masih kaku.

Ditinjau dari segi sikap, beradasarkan penelitian mayoritas sikap

perawat di puskesmas Indrajaya berada pada kategori negative sebesar 26

responden (70,3%).
60

Menurut Entjang (2011) sikap adalah kecenderungan, bertindak,

berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau

nilai mempunyai daya pendorong atau motivasi, lebih bersifat menetap

mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau

tidak menyenangkan. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir

tetapi merupakan hasil belajar, karena sikap dapat diperteguh atau diubah.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman orang lain yang paling dekat

atau pengalaman sendiri. Sikap membuat seseorang menjauhi orang lain atau

mendekati (Sarwono, 2010).

Pendapat peneliti terkait hasil penelitian bahwa sikap perawat di

puskesmas Indrajaya berada pada kategori negativ berhubungan dengan

kesigapan perawat dalam memberikan layanan kesehatan pada pasien yang

datang ke puskesmas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih ada perawat yang belum

mengetahui peran dan fungsinya. Sehingga tidak dapat memberikan layanan

yang paling baik pada masayarakat. Perawat juga tidak memahami bahwa

dengan sikap yang positif melalui pelaksanaan peran dan fungsi perawat akan

berdampak positif terhadap kinerja puskesmas.

Ditinjau dari sisi motivasi, berdasarkan penelitian diketahui bahwa

mayoritas motivasi perawat di puskesmas Indrajaya berada pada kategori

rendah sebesar 26 responden (70,3%).

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak

atau berperilaku. Motivasi juga diartikan sebagai suatu perangsang keinginan

dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Dalam konteks yang


61

berbeda, dapat disimpulkan bahwa motivasi pada dasarnya merupakan

interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya (Notoatmodjo,

2007).

Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat yang optimal, perawat

perlu motivasi baik itu dari keluarga, rekan kerja bahkan dari tenaga lainnya.

Maka dari itu motivasi sangat berhubungan perawat khususnya dalam

menjalankan pelaksanaan peran dan fungsi perawat (Irwanto, 2008).

Pendapat peneliti terkait hasil penelitian bahwa motivasi perawat di

puskesmas Indrajaya berada pada kategori rendah berhubungan dengan

dorongan dan motivasi yang diterima perawat baik dari keluarga, rekan kerja,

atasan, maupun lingkungan.

Dari hasil pengamatan lapangan diperoleh fakta bahwa tidak semua

perawat memperoleh dorongan untuk bekerja lebih baik dari keluarga, rekan

kerja maupun atasan. Perawat cenderung mengabaikan tugas dan fungsinya

karena tidak memperoleh penghargaan yang sepadan untuk sebuah prestasi

kerja. Dari sisi lingkungan, masyarakat belum bersinergi dengan petugas

kesehatan sehingga motivasi kerja perawat tidak dapat meningkat harus

bekerja sendiri.

5.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan

linier = 4,260 +0,507X1+0, 141X2+0,613X3. Persamaan ini dapat

diterjemahkan bahwa setiap kenaikan perilaku sebesar 1 poin, maka

pelaksanaan peran dan fungsi perawat akan meningkat sebesar 0,507 point
62

pada konstanta 4,260. Setiap kenaikan sikap sebesar 1 poin, maka pelaksanaan

peran dan fungsi perawat akan meningkat sebesar 0,141 point pada konstanta

4,260. Dan setiap kenaikan motivasi sebesar 1 poin, maka pelaksanaan peran

dan fungsi perawat akan meningkat sebesar 0,613 poin pada konstanta 4,260.

Dari hasil analisa juga diperoleh nilai R sebesar 0,672. Ini artinya

terdapat pengaruh yang kuat antara perilaku, sikap dan motivasi terhadap

pelaksanaan peran dan fungsi perawat di puskesmas Indrajaya.

Dari hasil analisis determinasi, diperoleh nilai R square sebesar 0,452.

Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadap

pelaksanaan peran dan fungsi perawat sebesar 45,2%. Sedangkan sisanya

54,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung 9,062 > Ftabel 5,141. Hal ini

menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan sehingga hipotesis

nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada pengaruh signifikan perilaku, sikap, dan

motivasi terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di puskesmas

Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi Ada

pengaruh signifikan perilaku, sikap dan motivasi terhadap pelaksanaan peran

dan fungsi perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.

Dari hasil analisis parsial dilakukan untuk memperoleh besarnya

pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen. Dalam hal ini untuk besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen (perilaku, sikap dan motivasi) terhadap pelaksanaan peran

dan fungsi perawat. Besarnya pengaruh variabel perilaku terhadap


63

pelaksanaan peran dan fungsi perawat tingkat signifikansi 0,000 adalah

sebesar 4,215. Dengan demikian nilai thitung 4,215 > ttabel 2,034.

Perbandingan nilai thitung dan ttabel menunjukkan pengaruh yang

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada pengaruh

perilaku terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di puskesmas

Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi Ada

pengaruh perilaku terhadap pelaksanaan peran dan fungsi perawat di

Puskesmas Indrajaya diterima.

Besarnya pengaruh variabel sikap terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat pada tingkat signifikansi 0,003 adalah sebesar 2,596. Dengan

demikian nilai thitung 2,596 > ttabel 2,034. Perbandingan nilai thitung dan ttabel

menunjukkan pengaruh yang signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang

berbunyi Tidak ada pengaruh sikap terhadap pelaksanaan peran dan fungsi

perawat di puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (Ha)

yang berbunyi Ada pengaruh sikap terhadap pelaksanaan peran dan fungsi

perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.

Besarnya pengaruh variabel motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat pada tingkat signifikansi 0,001adalah sebesar 2,173. Dengan

demikian nilai thitung 2,173 > ttabel 2,034. Perbandingan nilai thitung dan ttabel

menunjukkan pengaruh yang signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang

berbunyi Tidak ada pengaruh motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat di puskesmas Indrajaya ditolak. Sedangkan hipotesis kerja

(Ha) yang berbunyi Ada pengaruh motivasi terhadap pelaksanaan peran dan

fungsi perawat di Puskesmas Indrajaya diterima.

Anda mungkin juga menyukai