Anda di halaman 1dari 44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 Sampai 3
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya.
Kompetensi Dasar : - Menguasai konsep besaran dan satuannya.
- Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran
fisis
Indikator :
Besaran pokok dan besaran turunan dibandingkan.
Satuan besaran pokok diterapkan dalam Sistem Internasional.
Instrumen disiapkan secara tepat serta pengukuran dilakukan
dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa,
waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi),
kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian
(presisi) dan kepekaan (sensitivitas).
Nilai yang ditunjukkan alat ukur dibaca secara tepat, serta hasil
pengukuran ditulis sesuai aturan penulisan angka penting disertai
ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat.
Angka penting didefinisikan dan diterapkan dalam pengukuran.
Pengertian tentang kesalahan sistematik dan acak dijelaskan serta
diberikan contohnya.
Kesalahan sistematik dihitung dalam pengukuran.
Data hasil pengukuran diolah dan disajikan dalam bentuk grafik
dan dibuat kesimpulan tentang besaran fisis yang diukur
berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk grafik.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat :
1. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan.
2. Menerapkan satuan besaran pokok dalam Satuan Internasional.
3. Menerapkan konsep besaran dan satuan dalam perhitungan fisika.
4. Mendeskripsikan pengukuran dalam fisika.
5. Melakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran panjang, massa,
dan waktu.
6. Membaca alat ukur seacara tepat, serta menulis hasil pengukuran
berdasarkan angka penting.
7. Menganalisis ketidakpastian dalam suatu proses pengukuran.
8. Mendefinisikan dan menerapkan angka penting dalam pengukuran.
9. Membedakan kesalahan sistematik dan acak dalam pengukuran.
10. Menyajikan data hasil pengukuran dalam bentuk grafik
11. Membuat kesimpulan mengenai besaran berdasarkan data hasil pengukuran.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


Besaran pokok dan besaran turunan
Pengukuran dan alat ukur
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning

2. Metode : - Diskusi kelompok


- Eksperimen
- Ceramah

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Membandingkan Menerapkan konsep besaran Siswa dapat menyebutkan


besaran pokok dan dan satuan dalam perhitungan dimensi dari besaran pokok
besaran turunan fisika

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Apakah panjang tergolong besaran pokok atau besaran turunan?
- Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?

Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok?
- Apakah yang dimaksud dengan satuan Sistem Internasional (SI)?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian besaran.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan antara
besaran pokok dan besaran turunan.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh besaran pokok
dan besaran turunan.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian pengukuran.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai pentingnya
penggunaan satuan Sistem Internasional (SI) dalam pengukuran.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem
Internasional (SI) dari beberapa besaran pokok.
Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai nilai satuan standar untuk
besaran-besaran pokok yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan satuan Sistem Internasional
untuk besaran turunan.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem
Internasional (SI) dari beberapa besaran turunan.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan
dalam fisika yang disampaikan oleh guru.
Guru menjelaskan kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran fisika.
Peserta didik diminta untuk menuliskan lima contoh analisis dimensi dari besaran
turunan.
Guru memeriksa penulisan analisis dimensi dari besaran turunan yang dilakukan
peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada
peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar,
guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
Dapatkah kita megukur volume benda yang berbentuk tidak teratur?

Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan pengukuran?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengukuran secara langsung
dan pengukuran secara tidak lanngsung dalam fisika.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup.
Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup dan menunjukkannya kepada peserta didik.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti
yang ditunjukkan oleh guru, jika terdapat kesalahan langsung diberi umpan balik.
Guru mendemontrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran
suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai, dan membandingkan tingkat
ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
Guru juga melakukan hal yang sama terhadap stopwatch.
Guru menjelaskan pengukuran secara tidak langsung untuk besaran panjang,
massa, dan waktu.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengukuran besaran turunan.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai cara mengukur luas
dan volume benda yang berbentuk teratur dan tidak teratur.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Apa manfaat melakukan pengukuran berulang?
- Berapakah angka penting dari bilangan 0,00005006?

Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang harus dilakukan agar pengukuran memiliki kesalahan sekecil
mungkin?
- Bagaimana cara menentukan jumlah angka penting?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam pengukuran.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai cara mengurangi
kesalahan dalam pengukuran.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan jenis-jenis
ketidakpastian dalam pengukuran.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan cara menentukan jumlah
angka penting.
Guru memberikan contoh soal mengenai cara menentukan jumlah angka penting.
Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai
menentukan jumlah angka penting di depan kelas, sedangkan peserta didik yang
lain memperhatikannya.
Guru memberikan beberapa soal mengenai cara menentukan jumlah angka
penting untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat
langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan cara pengolahan data dari
hasil pengukuran.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh pengolahan data dari hasil pengukuran tebal
sehelai kertas dengan menggunakan mikrometer sekrup yang disampaikan oleh
guru.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Lembar kerja
c. Alat dan bahan praktikum

VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian

Menyetujui, Beringin, September 2013


Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003

Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI

Besaran Dan Satuan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya
panjang, luas, volume, dan kecepatan.
Besaran dibagi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Ada tujuh besaran pokok dalam Satuan Internasional (SI), seperti dalam tabel di bawah ini:
No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan Alat ukur
1. Panjang meter M Mistar
2. Massa kilogram Kg Neraca
3. Waktu sekon S Stopwatch
4. Suhu kelvin K Termometer
5. Kuat arus ampere A ampermeter
6. Jumlah molekul mole Mol
7. Intensitas cahaya candela Cd

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.

No. Besaran turunan Besaran pokok Satuan


1. Luas panjang x lebar m2
2. Volume panjang x lebar x tinggi m3
3. Kecepatan Jarak / waktu m/s

Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan.
1. Pengukuran Panjang
Ada tiga alat ukur panjang yang umum digunakan, mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.

No. Alat ukur Ketelitian Penggunaan


panjang
1. Mistar 0,1 cm Mengukur panjang, misalnya panjang meja atau
pensil
2. Jangka sorong 0,01 cm Mengukur diameter dalam dan luar, misalnya pada
cincin
3. Mikrometer 0,001 cm Mengukur diameter luar dan ketebalan yang sangat
sekrup tipis, misalnya tebal uang logam atau kertas

2. Pengukuran massa dan waktu


Massa diukur dengan neraca. Neraca yang biasa dipakai di laboratorium adalah neraca
tiga lengan. Selang waktu secara prinsip dapat diukur oleh kejadian yang berulang secara
teratur, misalnya detak jantung, getaran pegas, rotasi bumi, dan revolusi bumi. Selang waktu
singkat seperti catatan waktu lomba lari dengan stopwatch. Stopwatch analog memiliki
ketelitian 0,1 sekon dan stopwatch digital memiliki ketelitian 0,01 sekon.

3. Pengukuran luas dan volume


Pengukuran luas termasuk pengukuran tidak langsung. Luas benda dapat diukur dengan
menggunakan rumus. Misalnya, luas segitiga = x alas x tinggi, luas kubus = sisi x sisi, luas
lingkaran = r2. Satuan SI untuk luas adalah m2.
Pengukuran volume benda yang teratur dapat ditentukan secara tidak langsung dengan
menggunakan rumus. Misalnya, volume balok = panjang x lebar x tinggi, volume kubus =
sisi x sisi x sisi, volume silinder = r2t. Volume benda padat yang bentuknya tidak teratur
harus diukur secara langsung dengan menggunakan: sebuah gelas ukur atau pasangan gelas
ukur dan gelas berpancuran. Satuan SI untuk volume adalah m3, walau yang sering dijumpai
adalah cm3.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 Sampai 3
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Menerapkan hukum gerak dan gaya.
Kompetensi Dasar : - Menguasai konsep gerak dan gaya.
- Menguasai hukum Newton
Indikator :
Konsep gerak dianalisis.
Dibuat pola hubungan antara jarak dan perpindahan.
Antara kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat dibedakan.
Hukum I, II, III Newton dibuktikan melalui percobaan dan contoh
kasus di dalam kehidupan sehari-hari.
Penjumlahan gaya-gaya dihitung melalui persamaan matematis.
Konsep berat sebagai pengaruh dari medan gravitasi bumi
dianalisis.
Hukum-hukum Kepller untuk gerak planet dianalisis berdasarkan
hukum Newton

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Menganalisis konsep gerak.
2. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak
3. Membuat pola hubungan antara jarak dan kecepatan.
4. Membedakan kecepatan rata-rata dengan kecepatan sesaat.
5. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan
soal hitungan.
7. Menjumlahkan gaya-gaya dengan persamaan sistematis.
8. Menjelaskan aplikasi hukum Newton pada benda di atas bidang datar.
9. Menjelaskan aplikasi hukum Newton pada benda di atas bidang miring.
10. Menjelaskan aplikasi hukum Newton pada pesawat Atwood.
11. Menjelaskan aplikasi hukum Newton pada gerak vertikal
12. Menjelaskan hukum gravitasi umum Newton.
13. Menjelaskan hukum Kepler
14. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Kepler.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


Gerak
Hukum Newton dan Penerapannya

III. METODE PEMBELAJARAN


1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mendeskripsikan definisi Menerapkan hukum- Siswa dapat menyebutkan
dari beberapa besaran hukum Newton contoh penerapan hukum-
gerak untuk menyelesaikan hukum Newton dalam
soal analisis dan soal kehidupan sehari-hari
hitungan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Mengapa pada saat di dalam mobil tubuh kita akan bergerak ke depan ketika
mobil direm mendadak?
- Apakah fungsi melukis diagram gaya yang bekerja pada benda?

Prasyarat pengetahuan:
- Bagaimana bunyi hukum I Newton?
- Apakah yang dimaksud dengan diagram gaya?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan kinematika dan
dinamika.
Peserta didik memperhatikan analisis tentang semua persoalan gerak di alam
semesta yang dapat diterangkan dengan hukum Newton yang disampaikan oleh
guru.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan bunyi hukum-hukum
Newton tentang gerak.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai contoh penerapan
hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan penerapan hukum I Newton sampai hukum III
Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan
oleh guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum I Newton
sampai hukum III Newton yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum I Newton sampai
hukum III Newton.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Bagaimana cara menghitung percepatan jika ada beberapa gaya yang
bekerja pada benda?

Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan gaya total?
- Bagaimana mekanisme gaya yang bekerja pada sistem katrol?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 3-4 siswa laki-laki dan perempuan yang berbeda
kemampuannya.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan aplikasi hukum-hukum
Newton pada berbagai macam kasus.
Guru membagi tugas kelompok:
2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi hukum Newton
pada benda di atas bidang datar.
2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi hukum Newton
pada benda di atas bidang miring.
2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi hukum Newton
pada pesawat Atwood (sistem katrol).
2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi hukum Newton
pada gerak vertikal.

Tugas kelompok diberikan 1 minggu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.


Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya dalam bentuk karya tulis.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelompok yang lain.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai aplikasi hukum-hukum
Newton pada berbagai macam kasus yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai aplikasi hukum-hukum Newton pada
berbagai macam kasus.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Apa syarat yang harus dipenuhi agar saat menuju puncak lintasan roller
coaster tidak jatuh?
- Bagaimana cara menentukan percepatan gravitasi di permukaan bumi?

Prasyarat pengetahuan:
- Bagaimana mekanisme kerja roller coaster?
- Apakah yang dimaksud dengan percepatan gravitasi?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa laki-laki dan perempuan yang berbeda
kemampuannya.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan hukum gravitasi umum
Newton.
Peserta didik memperhatikan perumusan menentukan percepatan gravitasi di
permukaan bumi yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan gravitasi di permukaan
bumi.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan hukum Kepler.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan bunyi hukum-hukum
Kepler.
Peserta didik memperhatikan penjelasan dan penerapan hukuim-hukum Kepler
yang disampaikan oleh guru.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum

VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
- Tes unjuk kerja
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian

Menyetujui, Beringin, September 2013


Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003

Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI
GERAK

A. Pengertian Gerak
Definisi gerak adalah perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap acuan tertentu.
Gerak mempunyai pengertian relative atau nisbi, artinya sangat dipengaruhi oleh acuan tempat
pengamat memandang benda tadi. Contohnya sebagai berikut :
1. Dua orang A dan B dikatakan diam satu terhadap yang lain, jika keduanya duduk di
dalam kereta api yang sedang berjalan
2. Di lain pihak, A dan B dikatakan bergerak dengan kecepatan tertentu terhadap orang yang
berada di stasiun.
Atas dasar itulah, maka kecepatan benda juga bersifat relative. Albert Einstein menjabarkan
hal itu dalam teori relativitasnya sebagai berikut :
Teori relativitas umum
a. Semua gerak adalah relative, tergantung dari pengamat
b. Percepatan benda yang bergerak terhadap suatu system acuan mempunyai efek yang
sama terhadap gravitasi bumi.

Teori relativitas khusus


a. Tidak ada benda yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya
b. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa selalu sama, tidak tergantung pada gerak
pengamat.

Ada beberapa macam bentuk gerak yang digolongkan sebagai berikut :


a. Berdasarkan lintasannya, misalnya gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabola .
b. Berdasarkan kecepatannya, misalnya gerak beraturan (kecepatannya tetap) dan gerak
berubah beraturan (kecepatannya berubah secara teratu). Jika perubahan kecepatan
makin kecil, disebut gerak diperlambat beraturan, tetapi jika kecepatannya makin
besar disebut gerak dipercepat beraturan.
B. Jarak dan Perpindahan

Pada dasarnya perpindahan dan jarak merupakan dua pengertian yang berbeda. Dalam ilmu
fisika, perpindahanmerupakan besaran vektor, sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Untuk
dapat membedakan dengan jelas antara perpindahan dengan jarak, perhatikanlah ilustrasi berikut

Perpindahan dapat berharga positif maupun negatif bergantung pada titik acuan dan arah
gerak. Perhatikan gambar:

C. Kecepatan dan Kelajuan

Kecepatan dan kelajuan memiliki pengertian berbeda. Kecepatan merupakan besaran vektor,
sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Kelajuan sebuah benda ditentukan oleh jarak
tempuh benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut, tanpa
memperhatikan arah perpindahannya. Lain halnya dengan kelajuan, kecepatan ditentukan oleh
perpindahan benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dengan memperhatikan
arah perpindahan.
Kecepatan dan kelajuan ssecar mattematis dapat dituliskan sebagai berikut:

D. Kecepatan Sesaat dan Kelajuan Sesaat


Ketika anda mengendarai atau menaiki kendaraan bermotor, pernahkah anda memperhatikan
speedometer kendaraan tersebut? Selama perjalanan, speedometer yang berfungsi dengan baik
akan menunjukkan angka-angka yang berbeda. Seperti yang anda ketahui, bahwa speedometer
merupakan alat pengukur kelajuan.

Adapun besaran yang diukur oleh speedometer tersebut adalah kelajuan sesaat. Secara
matematis, kelajuan sesaat ini merupakan limit kelajuan rata-rata untuk selang waktu yang
sangat singkat (t 0).

Sehingga kecepatan sesaat dapat dirumuskan sebagai berikut:

HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA

Hukum 1 Newton

Hukum 1 Newton berbunyi: Benda yang dalam keadaan diam akan mempertahankan
keadaannya untuk tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan cenderung
mempertahankan keadaannya untuk bergerak lurus beraturan dalam arah yang sama selama
tidak ada gaya yang bekerja padanya.
Penjelasan hukum 1 Newton adalah sebagai berikut :
Sifat benda untuk mempertahankan keadaannya yang diam tetap diam, yang bergerak
lurus beraturan tetap bergerak lurus beraturan disebut inersia benda .

Secara matematis, hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan

Hukum 2 Newton

Hukum 2 Newton berbunyi Percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding
dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda
Secara matematis, Hukum II Newton dinyatakan dengan persamaan

Hukum 3 Newton

Hukum 3 Newton berbunyi Setiap ada gaya aksi, maka akan selalu ada gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.

Penjelasan hukum 3 Newton adalah sebagai berikut :


Hukum 3 Newton menjelaskan bahwa setiap ada gaya aksi akan timbul gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Ciri gaya aksi reaksi :
besarnya sama.
arah berlawanan.
bekerja pada benda yang berlainan.

Secara matematis,Hukum III Newton dinyatakan dengan persamaan

Faksi = Freaksi
Semakin besar gaya aksi yang anda berikanpada dinding, semakin besar pula gaya aksi yang
diberikan dinding tersebut pada anda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikandalam
membahas pengertian gaya aksi-reaksi. Adapun hal-hal yang dimaksud antara lain:

Gaya aksi-reaksi bekerja pada dua buah benda yang berbeda


Gaya aksi-reaksi memiliki besar yang sama, tetapi arahnya berlawanan.
Gaya aksi-reaksi timbul secara berpasangan (tidak ada gaya aksi tanpa gaya reaksi,
begitupula sebaliknya).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Menerapkan hukum gerak dan gaya.
Kompetensi Dasar : Menghitung gerak lurus
Indikator :
Arti fisis dari GLB, GLBB didemontrasikan.
Besaran-besaran Fisika dalam GLB dan GLBB disintesis dalam
bentuk persamaan dan digunakan dalam pemecahan masalah.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak.
2. Mensintesis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam bentuk persamaan.
3. Mensintesis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam bentuk
persamaan.
4. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB dan GLBB.
5. Menggambar grafik gerak lurus beraturan.
6. Menggambar grafik gerak lurus berubah beraturan.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


Gerak lurus

III. METODE PEMBELAJARAN


1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mendeskripsikan Mensintesis Gerak Lurus Siswa dapat menghitung
definisi dari beberapa Beraturan (GLB) dan besaran-besaran yang
besaran gerak Gerak Lurus Berubah berkaitan dengan GLB
Beraturan (GLBB) dalam dan GLBB
bentuk persamaan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Sebutkan beberapa contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari -hari?
- Mungkinkah perpindahan sebuah benda lebih besar dari pada jarak
tempuhnya?
Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan gerak lurus?
- Apakah pengertian jarak tempuh?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian posisi.
Peserta didik memperhatikan aturan dan contoh posisi dalam sumbu koordinat
yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan antara
perpindahan dan jarak tempuh.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan contoh perpindahan
dan jarak tempuh dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan antara kecepatan
rata-rata dan laju rata-rata.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan rata-rata dan laju
rata-rata yang disampaikan oleh guru.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjawab soal mengenai kecepatan
rata-rata dan laju rata-rata di depan kelas, sedangkan yang lain
memperhatikannya.
Guru menjelaskan konsep kecepatan sesaat sekaligus memberikan contoh soal.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan
percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh percepatan
rata-rata dan percepatan sesaat dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan rata-rata dan
percepatan sesaat yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan
sesaat.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Apakah tujuan lintasan rel kereta api harus dibuat lurus dan mendatar?
- Gerak jatuh peloncat indah tergolong GLB atau GLBB?

Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan?
- Apakah ciri dari gerak lurus berubah beraturan?
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak lurus
beraturan dan cirinya.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai contoh gerak lurus
beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak lurus
beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus beraturan yang
disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus beraturan.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak lurus
berubah beraturan dan cirinya.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh gerak lurus berubah
beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak lurus
berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus berubah beraturan
yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus berubah beraturan.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Buku referensi yang relevan

VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
- Tes unjuk kerja
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian

Menyetujui, Beringin, September 2013


Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003

Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI

GERAK LURUS
Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah
setiap saat terhadap titik asalnya ( titik acuan ).
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika lintasannya berbentuk garis lurus. Contoh : -
gerak jatuh bebas
- gerak mobil di jalan.
Gerak lurus yang kita bahas ada dua macam yaitu :
1. Gerak lurus beraturan (disingkat GLB)
2. Gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB)
Definisi yang perlu dipahami :
1. KINEMATIKA ialah ilmu yang mempelajari gerak tanpa mengindahkan penyebabnya.
2. DINAMIKA ialah ilmu yang mempelajari gerak dan gaya-gaya penyebabnya.

JARAK DAN PERPINDAHAN PADA GARIS LURUS .


- JARAK merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu materi (zat)
- PERPINDAHAN ialah perubahan posisi suatu benda yang dihitung dari posisi awal
(acuan)benda tersebut dan tergantung pada arah geraknya.
a. Perpindahan POSITIF jika arah gerak ke KANAN
b. Perpindahan NEGATIF jika arah gerak ke KIRI
contoh:

* Perpindahan dari x1 ke x2 = x2 - x1 = 7 - 2 = 5 ( positif )


* Perpindahan dari x1 ke X3 = x3 - x1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLB )


Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap.
KECEPATAN ( v ) ialah besaran vektor yang besarnya sesuai dengan perubahan
lintasan tiap satuan waktu.
KELAJUAN ialah besaran skalar yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan tiap
satuan waktu.

Pada Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) berlaku rumus : x = v . t


dimana : x = jarak yang ditempuh ( perubahan lintasan )
v = kecepatan
t = waktu
Grafik Gerak Lurus Beraturan ( GLB )
a. Grafik v terhadap t

Kita lihat grafik di samping : dari rumus x = v . t, maka :


t=1 det, x = 20 m
t=2 det, x = 40 m
t=3 det, x = 60 m
t=4 det, x = 80 m
Kesimpulan : Pada grafik v terhadap t, maka besarnya perubahan lingkaran benda
( jarak ) merupakan luas bidang yang diarsir.
b. Grafik x terhadap t.

x
Kelajuan rata-rata dirumuskan : v
t
Kesimpulan : Pada Gerak Lurus beraturan kelajuan rat-rata selalu tetap dalam
selang waktu sembarang.

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLBB )


Hal-hal yang perlu dipahami dalam GLBB :
1. Perubahan kecepatannya selalu tetap
2. Perubahan kecepatannya tiap satuan waktu disebut : PERCEPATAN. ( notasi = a )
3. Ada dua macam perubahan kecepatan :
a. Percepatan : positif bila a > 0
b. Percepatan : negatif bila a < 0
4. Percepatan maupun perlambatan selalu tetap.
v
a=
t
Bila kelajuan awal = vo dan kelajuan setelah selang waktu t = vt, maka :
vt vo
a=
t
at = vt -vo
vt = vo + at
Oleh karena perubahan kecepatan ada 2 macam ( lihat ad 3 ) , maka GLBB juga dibedakan
menjadi dua macam yaitu : GLBB dengan a > 0 dan GLBB < 0 , bila percepatan searah dengan
kecepatan benda maka pada benda mengalami percepatan, jika percepatan berlawanan arah
dengan kecepatan maka pada benda mengalami perlambatan.
Grafik v terhadap t dalam GLBB.

a>0 a>0 a<0


vo=0 vo 0 vo 0
vt = vo + at vt = vo + at vt = vo + at
vt = at
GRAFIKNYA BERUPA GARIS LURUS

JARAK YANG DITEMPUH = LUAS GRAFIK V TERHADAP T.


x = Luas trapesium
1
= ( vo + vt ) . 2 t
1
= ( vo + vo + at ) . 2 t
1
= ( 2vo + at ) . 2 t
1
x = vot + 2 at2

Grafik x terhadap t dalam GLBB

1 1
a > 0; x = vot + 2 at2 a < 0; x = vot + 2 at2
GRAFIKNYA BERUPA PARABOLA

GERAK VERTIKAL PENGARUH GRAFITASI BUMI .


a. Gerak jatuh bebas.
Gerak jatuh bebas ini merupakan gerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal
( vo ), dimana percepatannya disebabkan karena gaya tarik bumi dan disebut percepatan
grafitasi bumi ( g ).
Misal : Suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tertentu, maka :

Rumus GLBB : vt = g . t
1
y= 2 g t2

b. Gerak benda dilempar ke bawah.


Merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal vo.

Rumus GLBB : vt = vo + gt
1
y = vot + 2 gt2

c. Gerak benda dilempar ke atas.


Merupakan GLBB diperlambat dengan kecepatan awal vo.

Rumus GLBB : vt = vo - gt
1
y = vot - 2 gt2

y = jarak yang ditempuh setelah t detik.


Syarat - syarat gerak vertikal ke atas yaitu :
a. Benda mencapai ketinggian maksimum jika vt = 0
b. Benda sampai di tanah jika y = 0
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 Sampai 3
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Menerapkan hukum gerak dan gaya.
Kompetensi Dasar : - Menghitung gerak melingkar
- Menghitung gaya gesek
Indikator :
Gerak melingkar beraturan dirumuskan secara kuantitatif.
Pengertian percepatan Sentripetal dideskripsikan dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan
dideskripsikan dalam kehidupan sehari-hari.
Perumusan kuantitatif gerak melingkar berubah beraturan
disintesis
Adanya gaya gesekan yang terjadi di antara dua permukaan
dibuktikan melalui percobaan dengan tingkat kekasaran permukaan
yang berbeda.
Percobaan gerak benda pada bidang miring di bawah pengaruh
gaya gesekan dirancang.
Besarnya gaya gesek dirumuskan dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian gerak melingkar.
2. Menyebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar.
4. Merumuskan gerak melingkar secara kuantitatif.
5. Mendeskripsikan percepatan Sentripetal.
6. Mengaplikasikan percepatan Sentripetal dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mendeskripsikan contoh gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Menjelaskan pengertian gaya gesekan.
9. Menyebutkan macam-macam gaya gesekan.
10. Menyebutkan gaya gesekan yang bekerja pada benda.
11. Membuktikan adanya gaya gesek antara dua permukaan melalui percobaan
dengan tingkat kekasaran permukaan yang berbeda.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


- Gerak melingkar
- Gaya gesek

III. METODE PEMBELAJARAN


1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Eksperimen
- Observasi

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mendeskripsikan besaran- Merumuskan gerak Siswa dapat Mendeskripsikan
besaran dalam gerak melingkar secara contoh gerak melingkar
melingkar kuantitatif beraturan dan berubah
beraturan dalam kehidupan
sehari-hari

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Sebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.
- Sebutkan ciri-ciri gerak melingkar.

Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan gerak melingkar?
- Apa yang menjadi ciri khas gerak melingkar?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak melingkar.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai ciri-ciri gerak
melingkar.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak
melingkar dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan besaran-besaran fisika dalam
gerak melingkar.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai pengertian
frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan kecepatan sudut dan
hubungan antara laju benda dengan kecepatan sudut yang disampaikan oleh
guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan sudut dan
hubungan antara laju benda dengan kecepatan sudut yang disampaikan oleh
guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai kecepatan sudut dan hubungan antara
laju benda dengan kecepatan sudut.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Sebutkan contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengapa ketika kendaraan melewati jalanan yang melengkung, supir
harus hati-hati dan mengurangi kecepatan mobilnya?

Prasyarat pengetahuan:
- Apakah syarat terjadinya gerak melingkar beraturan?
- Berapakah batas kecepatan mobil ketika melewati jalanan yang
melengkung?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan gerak melingkar beraturan.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan karakteristik dan syarat
terjadinya gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak
melingkar beraturan dan berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan percepatan
sentripental yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan sentripental yang
disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan sentripental.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.
Peserta didik memperhatikan penerapan konsep gerak melingkar beraturan pada
laju satelit ketika mengitari bumi dan laju kendaraan di jalan yang melengkung
yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai laju satelit ketika mengitari
bumi dan laju kendaraan di jalan yang melengkung yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai laju satelit ketika mengitari bumi dan
laju kendaraan di jalan yang melengkung.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
Sebutkan contoh gaya gesekan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa ban mobil dibuat agak kasar?

Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan gaya gesekan?
Apakah manfaat mengontrol gaya gesekan yang terjadi pada benda?

Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gaya gesekan.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya
gesekan.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan gaya gesekan
statik dan gaya gesekan kinetik.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya
gesekan yang bekerja pada benda.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Guru mempresentasikan gaya gesek melalui dua buah benda yang memiliki
kekasaran yang berbeda. (peserta didik memperhatikan presentasi guru)
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan ulang percobaan yang telah
dipersentasikan dan membuat kesimpulan dari persentasi tersebut.
Perwakilan dari setiap kelompok mengumpulkan hasil dari percobaan yang telah
dilakukan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum
VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
- Tes unjuk kerja
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian

Menyetujui, Beringin, September 2013


Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003

Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI

GERAK MELINGKAR

A. GERAK MELINGKAR BERATUAN


Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut
gerak melingkar. Elektron dalam atom dimodelkan melakukan gerak melingkar
mengelilingi inti atom. Benda-benda angkasa seperti bulan juga melakukan gerak
melingkar mengelilingi bumi. Bumipun melakukan gerak melingkar mengelilingi
matahari. Pada salah satu rukun haji, yaitu thowaf, para jamaah haji melakukan gerak
melingkar mengelilingi kabah.
Ketika memahami gerak melingkar akan menemukan sudut yang dibentuk oleh
vektor jari-jari yang menghubungkan dua posisi benda yang berbeda dalam lintasan
melingkar itu.

s=r

r

Gambar 1. Menggambarkan gerak melingkar, sudut yang dibentuk oleh vektor jari-jari. Satu
radian adalah satuan sudut yang setara dengan 57,3o.

Dalam geometri berbagai satuan digunakan untuk menyatakan pengukuran sudut.


Misalnya derajad (), yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 360. Satuan lain
adalah radian, yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian.
Hubungan antara sudut tempuh dengan busur lingkaran yang ditempuh s
adalah jika sudut tempuh satu putaran 2 radian maka panjang busur yang ditempuh
adalah keliling lingkaran = 2 r (r = jari-jari lingkaran). Jika sudut tempuh satu putaran
radian maka panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.
Dengan demikian 2/ = 2 r/s atau 2 .s = 2 r.
sehingga s = r.
Satuan radian lebih banyak digunakan dalam pembahasan gerak melingkar.
1. Periode dan Frekuensi
Waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu kali putaran penuh
dinamakan periode dan dilambangkan dengan T.
t
Atau dinyatakan dengan T=
n
Satuan periode adalah sekon atau detik. Sedangkan jumlah putaran yang dilakukan
benda dalam satuan waktu disebut frekuensi, dan dilambangkan dengan f. Dengan
demikian dapat dirumuskan sebagai berikut.
n
f =
t
Satuan frekuensi adalah cyclus per second (cps) atau 1/s atau s -1,dan sering juga
menggunakan Hertz (Hz).
Periode dan frekuensi berhubungan satu sama lain. Hubungan antara periode dan
frekuensi sebagai berikut.
1 1
T= atau f=
f T
2. Kecepatan Anguler dan Kecepatan Tangensial
Benda yang bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s
dalam selang waktu tertentu t. Bila perubahan busur lingkaran yang ditempuh sama
tiap selang waktu yang sama, maka gerak melingkar semacam ini disebut gerak melingkar
beraturan.
Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) atau sering disebut dengan
kelajuan linier dirumuskan dengan :
s
v=
t
Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari
dengan arah gerak benda
Jika s adalah keliling lintasan yang ditempuh benda dalam satu periode waktu
maka s = 2 r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi :
2 .r
v=
T
1
Substitusikan T = ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan
f
sebagai berikut.
v = 2 r f
v

s v

Gambar 2. Gerak melingkar memiliki dua kecepatan yaitu kecepatan tangensial dan
kecepatan anguler.

Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan
anguler atau kecepatan sudut benda dan pada gerak melingkar beraturan selalu sama
dalam selang waktu yang sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

=
t
Apabila sudut yang ditempuh benda dalam satu periode waktu t = T adalah = 2
radian, maka kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;
2
=
T
1
Tempatkan T = ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh hubungan antara
f
kelajuan anguler dengan frekuensi sebagai berikut.
= 2 f
3. Percepatan Anguler dan Percepatan Tangensial
Dalam gerak melingkar beraturan selalu memiliki kelajuan anguler konstan.
Perubahan kecepatan anguler tiap satuan waktu dinamakan dengan percepatan anguler.

=
t
Karena gerak melingkar beraturan sama dengan nol maka = 0. Percepatan anguler
tidak nol melainkan konstan yaitu pada gerak melingkar berubah beraturan
Percepatan linier atau tangensial diperoleh dengan membagi perubahan kecepatan
linier dengan selang waktu.
v
a=
t
Pada gerak melingkar beraturan v = 0 sehingga diperoleh a = 0. Sedangkan pada gerak
melingkar beraturan nilai a = konstan
4. Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan
kecepatan tetap yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan
arah kecepatannya, sehingga lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan
mengarah ke arah pusat lingkaran dan disebut percepatan sentripetal. Menurut Sears dan
Zemansky, karena arahnya yang ke pusat inilah maka percepatan itu disebut percepatan
sentripetal atau percepatan radial yang berarti mencari pusat.

Y X
v
v2 v1

v = v2 - v1

Gambar 3. Benda mengalami gerak melingkar berpindah dari titik X ke titik Y

Benda yang bergerak dengan kecepatan v1 di titik X dan kecepatan v2 di titik Y pada
suatu lingkaran berjari-jari r, menempuh busur lingkaran sepanjang s = .r , maka
analog dengan itu besar selang kecepatannya sebesar v = .v, sehingga percepatan
sentripetalnya adalah
v .v
a= atau a=
t t

karena =
t
maka a = .v
v2
Substitusikan persamaan v = .r maka diperoleh a = 2. r atau a =
r
Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat dimanapun benda itu berada dan
selalu tegak lurus dengan vektor kecepatannyan

Gambar 4. Arah percepatan sentripetal selalu tegak


lurus vektor kecepatannya

B. GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN


Gerak melingkar beraturan biasanya berlangsung dengan didahului oleh gerak
melingkar berubah beraturan yang dipercepat dan diakhiri dengan gerak melingkar
berubah beraturan yang diperlambat. Pada keadaan awal benda yang mula-mula diam
mulai bergerak melingkar dipercepat beraturan hingga mencapai kelajuan sudut tertentu
yang dipertahankan selama terjadi gerak melingkar beraturan. Apabila benda akan
berhenti maka geraknya berubah menjadi gerak melingkar diperlambat beraturan.
Perhatikan grafik di bawah ini.

o t
Gambar 5. Benda dari keadaan diam bergerak melingkar dipercepat beraturan kemudian
mempertahankan kelajuan sudut pada konstan sebagai gerak melingkar
beraturan ditunjukkan dengan garis lurus mendatar dan bergerak melingkar
diperlambat beraturan hingga akhirnya berhenti.
Contoh benda yang mengalami gerak tersebut misalnya pada sebuah gergaji mesin
yang mulai dihidupkan, kemudian dipertahankan beberapa saat pada kelajuan sudut
tertentu dan dimatikan powernya hingga piringan gergaji berhenti.
Pada gerak melingkar beraturan (GMB) dijumpai sudut yang ditempuh tiap selang
waktu yang sama adalah sama besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () bernilai
konstan. Dengan demikian kelajuan liniernya (v) selalu bernilai sama pula. Sedangkan
pada gerak melingkar berubah beraturan (GMBB), sudut yang ditempuh tiap selang
waktu yang sama tidak sama besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () berubah-ubah.
Dengan demikian kelajuan liniernya (v) selalu berubah-ubah pula. Roda penggerak,
putaran mesin-mesin, poros mesin, adakalanya melakukan gerak melingkar berubah
beraturan.
Perubahan kecepatan sudut tiap satuan waktu disebut percepatan sudut (),
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

=
t
Jika bernilai positif maka terjadi gerak melingkar dipercepat beraturan, dan bila
bernilai negatif maka terjadi gerak melingkar diperlambat beraturan, Perubahan kelajuan
linier atau tangensial tiap selang waktu dinamakan percepatan linie dan dirumuskan
sebagai berikut.
v
a=
t
Karena v = r maka akan diperoleh hubungan antara percepatan sudut dan
percepatan linier yaitu;
.r
a=
t
a = .r
1 v
atau dapat ditulis dengan =
r t
a
=
r
Kecepatan sudut awal (o) pada t = 0, tidak sama dengan kecepatan sudut akhir (t) pada
saat t, hubungan antara keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut.
t = o + .t
Sedangkan sudut akhir () yang ditempuh dengan asumsi sudut awal o = 0 dapat
dirumuskan dengan;
= o . t + .t2
o
Sekarang substitusikan persamaan t = t ke dalam persamaan

= o . t + .t2 untuk mendapatkan persamaan tanpa variabel waktu.
o o 2
= o . t + . t

Persamaan akhir yang didapat adalah;
t2 = o2 + 2 .
C. HUBUNGAN ANTARA GERAK LURUS BERATURAN (GLB) Dan GERAK
MELINGKAR BERATURAN (GMB)
Antara Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Melingkar Beraturan
(GMB) memiliki hubungan kesetaraan besaran-besaran geraknya.
Perhatikan tabel berikut ini.

GLB GMB Hubungannya


Pergeseran linier S Pergeseran sudut s=.r
Kecepatan linier
v
s Kecepatan sudut

v=.r
t t
Percepatan Linier
a
v Percepatan sudut

a=.r
t t
GAYA GESEK
Misalkan anda ingin memindahkan sebuah meja dari tempat a yang lantainya agak kasar
ke tempat b yang lantainya lebih halus dengan cara mendorongnya. Setelah mendorong meja,
anda merasakan bahwa untuk mendorong meja di lantai yang kasar, dibutuhkan tenaga yang
lebih besar dibandingkan mendorong meja di lantai yang halus (licin). Hal ini terjadi karena
adanya gaya yang bekerja pada dua permukaan yang bersentuhan denan arah gaya melawan arah
gerak benda. Gaya ini dinamakan dengan gaya gesekan. Gaya gesek hanya akan bekerja pada
benda jika ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.

Rumus gaya gesek adalah sebagai berikut :

1. Gaya Gesek :

f=m.N

2. Gaya Gesek Statis :

fs = m s . N

3. Gaya Gesek Kinetik :

fk = mk . N

keterangan :
fs = gaya gesek statis
ms = koefisien gesek statis
fk = gaya gesek kinetis
mk = koefisien gesek kinetis
N = gaya normal

Nilai fs antara nol sampai maksimum (nilai fs = 0 jika tidak ada gaya luar F yang bekerja
pada benda, dan nilai fs mencapai maksimum pada saat benda akan bergerak).
fs maksimum ini tergantung pada sifat permukaan benda dan lantai yang bersinggungan serta
tergantung pada gaya normal.

Gaya Gesek yang Merugikan


Pada mesin mobil atau sepeda mter tersebut terdapat piston yang bergerak terus menerus
saat mesin mobil berada dalam keadaan hidup. Untu mengurangi gesekan antar bagian-bagian
mesin yang bergerak dengan bagian yang diam di dalam mesin, dibutuhkan bahan pelumas
seperti oli.
Tanpa adanya bahan pelumas ini (Oli), gaya gesek yang terjadi antar komponen mesin
bergerak dengan komponen mesin diam akan menyebabkan mesin cepat aus dan rusak.

Gaya Gesek yang Menguntungkan


Meskipun terkadang merugikan, gesekan antara bankendaraan dengan jalan raya
merupakan gesekan yang menguntungkan.Adanya gesekan antara ban kendaraan dengan jalan
raya ini, menyebabkankendaraan dapat melaju. Oleh karena itu, jalan raya tidak boleh
dibuatterlalu licin agar kendaraan yang melewatinya tidak slip. Selain itu,gaya gesekan yang
menguntungkan juga dapat kita lihat pada gesekanantara rem kendaraan dengan
peleknya/cakramnya.

Gaya Gesekan di Bidang Miring


Secara kualitatif persamaan gaya gesekan pada bidang miring dapat diuraikan sebagai
berikut.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Ada dua kemungkinan gerak yang dialami balok di bidang miring tersebut, yaitu:
pertama, balok meluncur turun ke bawah dan kedua, balok naik ke atas jika terdapat gaya dorong
F yang mendorong balok naik ke atas.

Sekarang marilah kita bahas dua kemungkinan tersebut.

a. Balok turun kebawah

Persamaan gaya yang bekerja pada balok yang turun ke bawah di bidang miring dapat Anda
uraikan sebagai berikut.

Untuk benda yang bergerak turun, maka pada benda berlaku hukum II Newton. Perhatikan
persamaan di bawah ini.

Pada sumbu x

Pada sumbu y :

b. Balon Naik ke Atas


Untuk benda yang bergerak naik, karena adanya gaya dorong pada benda maka persamaannya
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pada sumbu x

Pada sumbu y :
Keterangan:
f = gaya gesekan (N)
F = gaya dorong (N)
N = gaya normal (N)
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)

a = percepatan benda (10 )

g = percepatan gravitasi (10 )


(dibaca alfa) = sudut kemiringan bidang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan kesetimbangan benda tegar.
Kompetensi Dasar : - Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi
- Menghitung gerak translasi dan rotasi
Indikator :
Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan secara kuantitatif.
Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus pengaruh torsi pada
benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut.
Dibuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak
rotasi.
Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi.
Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Memahami rumus gerak translasi dan gerak rotasi secara kuantitatif.
2. Memiliki kemampuan memformulasikan pengaruh torsi pada kasus pengaruh
torsi pada benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut.
3. Mengenal analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan rotasi.
4. Menganalisis dinamika rotasi benda tegar dalam berbagai kondisi.
5. Menganalisis gerak menggelinding tanpa slip.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


Gerak translasi dan rotasi

III. METODE PEMBELAJARAN


1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mengenal analogi Memahami rumus Siswa dapat memiliki kemampuan


hukum II Newton gerak translasi dan memformulasikan pengaruh torsi
tentang gerak gerak rotasi secara pada kasus pengaruh torsi pada
translasi dan rotasi kuantitatif benda dalam kaitannya dengan
gerak rotasi benda tersebut

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Sebutkan beberapa contoh gerak translasi dan rotasi dalam kehidupan
sehari -hari?
Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan gerak translasi dan rotasi?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak translas dan
gerak rotasi.
Peserta didik memperhatikan rumus gerak translasi dan gerak rotasi yang
disampaikan oleh guru.
Peserta didik mendiskusikan momen gaya penyebab gerak rotasi.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan momen gaya penyebab
gerak rotasi.
Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
Guru menjelaskan aplikasi hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi
benda tegar.
Peserta didik mendiskusikan contoh aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh aplikasi
hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai momen gaya yang
disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal momen inersia, kecepatan sudut dan percepatan
sudut
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Buku referensi yang relevan

VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
- Tes unjuk kerja
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian

Menyetujui, Beringin, September 2013


Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003
Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI

GERAK TRANSLASI DAN GERAK ROTASI


Momen Gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-
jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan
dengan beban.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik
tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang t (baca: tau).
t=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam
disebut momen gaya negatif.
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah t1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah t2 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
t=0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
t=0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
F=0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.

Perbandingan dinamika translasi dan rotasi


Translasi Rotasi

Momentum linier p = mv Momentum sudut* L = I

Gaya F = dp/dt Torsi = dL/dt

Benda massa Benda momen


F = m(dv/dt) = I (d/dt)
Konstan inersia konstan*

Gaya tegak lurus Torsi tegak lurus


F=xp =L
terhadap momentum momentum sudut

Energi kinetik Ek = mv2 Energi kinetik Ek = I2

Daya P=F.v Daya P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi


Konsep Translasi Rotasi Catatan
Perubahan sudut S s = r.

Kecepatan v = ds/dt = d/dt v = r.

Percepatan a = dv/dt = d/dt a = r.

Gaya resultan, momen F = F.r

Keseimbangan F=0 =0

v = v0 + at = 0 + t

Percepatan konstan s = v0t = at2 = 0t + t2

v2 = + 2as 2 = + 2

Massa, momen
M I I = miri2
kelembaman

Hukum kedua Newton F = ma = I

Usaha W = F ds W = d

Daya P = F.v P=I

Energi potensial Ep = mgy

Energi kinetik Ek = mv2 Ek = I2

Impuls F dt dt

Momentum P = mv L = I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Diklat : FISIKA


Tingkat / Semester : X (sepuluh) / Semester I
Pertemuan Ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi : Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan kesetimbangan benda tegar.
Kompetensi Dasar : - Menguasai konsep kesetimbangan benda tegar
- Menghitung kesetimbangan benda tegar
Indikator :
Momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar diformulasikan.
Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
diformulasikan dan diterapkan.
Jenis-jenis keseimbangan benda tegar dideskripsikan.
Berbagai bentuk susunan benda tegar dirumuskan keseimbangannya

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Memahami momen inersi untuk berbagai benda tegar.
2. Menerapkan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
3. Mendeskripsikan jenis-jenis kesetimbangan benda tegar
4. Merumuskan berbagai bentuk susunan benda tegar.

Karakter siswa yang diharapkan :


Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Tanggung Jawab.

II. MATERI PEMBELAJARAN


Keseimbangan benda tegar

III. METODE PEMBELAJARAN


1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mendeskripsikan jenis- Merumuskan berbagai Siswa dapat Menerapkan


jenis kesetimbangan bentuk susunan benda hukum kekekalan momentum
benda tegar tegar sudut pada gerak rotasi

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA
A. Kegiatan Awal
Motivasi dan Apersepsi:
- Sebutkan beberapa contoh benda tegar dalam kehidupan sehari-hari!

Prasyarat pengetahuan:
- Apa yang dimaksud dengan momen inersia?

B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan contoh benda tegar
dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan jenis jenis kesetimbangan
benda tegar.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Guru menjelaskan konsep momen inersia sekaligus memberikan contoh soal.
Peserta didik mendiskusikan mengenai titik berat dan pusat massa.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil diskusinya
mengenai titik berat dan pusat massa.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Guru menjelaskan berbagai bentuk susunan benda tegar.
Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kesetimbangan benda tegar
yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal mengenai kesetimbangan benda tegar.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Buku Fisika SMK
b. Buku referensi yang relevan

VI. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Isian
Menyetujui, Beringin, September 2013
Waka Kurikulum Guru Mata Diklat FISIKA

SUHARTO, S.Pd KHAIRI HAYATI, S.Pd


NIP. 19721110 200604 1 003

Mengetahui,
Ka.Sekolah SMK Negeri 1 Beringin

ILYAS, M.Pd
NIP. 19660213 199103 1 018
LEMBAR INFORMASI

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT


Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik
tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa
suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit
dengan letak titik beratnya.
1. PUSAT MASSA
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M 1,
M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
X = (| | Mi . Xi)/(Mi)
Y = (| | Mi . Yi)/(Mi)
2. TITIK BERAT (X,Y)
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2, .........,
Wi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
X = (| | Wi . Xi)/(Wi)
Y = (| | Wi . Yi)/(Wi)
LETAK/POSISI TITIK BERAT
1. Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
2. Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
3. Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.

TITIK BERAT BEBERAPA BENDA


Gambar Nama Letak Titik Berat Keterangan
z = di tengah-
Garis lurus yo = 1/2 AB
tengah AB
AB = tali busur
Busur AB = busur AB
yo = AB/AB . R
lingkaran R = jari-jari
lingkaran
Busur
R = jari-jari
setengah yo = 2.R/p
lingkaran
lingkaran
AB = tali busur
Juring yo = AB = busur AB
lingkaran AB/AB.2/3.R R = jari-jari
lingkaran

Setengah R = jari-jari
yo = 4.R/3
lingkaran lingkaran

Selimut R = jari-jari
yo = 1/2 R
setengah bola lingkaran

Selimut limas yo = 1/3 t t = tinggi limas


Selimut
yo = 1/3 t t = tinggi kerucut
kerucut

Setengah
yo = 3/8 R R = jari-jari bola
bola

Limas yo = 1/4 t t = tinggi limas

Kerucut yo = 1/4 t t = tinggi kerucut

Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu bendanya dibagi-bagi
sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah diketahui letak titik beratnya, kemudian baru
diselesaikan dengan rumusan yang ada.

MOMEN INERSIA BEBERAPA BENDA


No Gambar Nama Momen Inersia
1.
Batang silinder,
poros melalui I = M.l2/12
pusat

2.
Batang silinder,
poros melalui I = M.l2/3
ujung

3.
Pelat segi empat,
poros melalui I = M.(a2 + b2)/2
pusat

4.
Pelat segi empat
tipis, poros I = M.a/3
sepanjang tepi

5.
Silinder berongga I = M (R12 + R22)/2

6.

Silinder pejal I = M.R2/2


7.
Silinder tipis
I = M.R2
berongga

8.

Bola pejal I = 2 M.R2/5

9.
Bola tipis
I = 2 M.R2/3
berongga

Kesetimbangan
Benda dikatakan mencapai kesetimbangan jika benda tersebut dalam keadaan diam/statis
atau dalam keadaan bergerak beraturan/dinamis.
Ditinjau dari keadaannya, kesetimbangan terbagi dua, yaitu:
1. Kesetimbangan Translasi (a = 0)
| |F=0
| | Fx = 0 ;| | Fy = 0
v = 0 (statis)
v = konstan (dinamis)
2. Kesetimbangan Rotasi (alpha = 0)
w = 0 (statis)
w = konstan (dinamis)
| | t = 0 | | pilih pada suatu titik dimana gaya-gaya yang bekerja terbanyak

Macam-macam Kesetimbangan
Dibedakan menjadi 3:
1. Kesetimbangan labil/goyah
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang
diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi keseimbangan
semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.

Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
2. Kesetimbangan stabil/mantap
Adalah keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.

Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki


benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
3. Kesetimbangan indeferen/netral
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan
tidak mengubah posisi benda.

Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki


benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik
beratnya (energi potensialnya).

Anda mungkin juga menyukai