Anda di halaman 1dari 4

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Sutisna (Mulyasa, 2002:107) merumuskan kepemimpinan
sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke
arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Soepardi (Mulyasa, 2002:107)
mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta
membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
B. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (Mulyasa, 2002:108) gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin
yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh
pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi
anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Ada tiga pendekatan
dalam gaya kepemimpinan, antara lain :
a. Pendekatan Sifat
Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lebih banyak
unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu. Pendekatan ini menyarankan
beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu: 1) kekuatan fisik dan
susunan syaraf, 2) penghayatan terhadap arah dan tujuan, 3) antusiasme, 4)
keramah-tamahan, 5) integritas, 6) keahlian teknis, 7) kemampuan mengambil
keputusan, 8) inteligensi, 9) keterampilan memimpin, dan 10) kepercayaan.
b. Pendekatan Perilaku
Studi ini memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari
pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (pengikut). Pendekatan
perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh pemimpin.
c. Pendekatan Situasional
Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada
kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi

orang-orang dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menitikberatkan pada berbagai


gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Ada
beberapa studi kepemimpinan yang menggunakan pendekatan ini.
a. Teori Kepemimpian Kontingensi
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers, berdasarkan hasil
penelitiannya tahun 1950, disimpulkan bahwa seseorang menjadi pemimpin
bukan saja karena faktor kepribadian yang dimiliki, tetapi juga berbagai faktor
situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi. Ada tiga faktor yang
perlu dipertimbangkan, yaitu 1) hubungan antara pemimpin dan bawahan, 2)
struktur tugas, 3) kekuasaan yang berasal dari organisasi. Ketiga faktor tersebut
merupakan tiga dimensi dalam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.
b. Teori Kepemimpinan Tiga Dimensi
Teori ini dikemukakan oleh Reddin, gaya kepemimpinan tersebut
dikelompokkan ke dalam gaya efektif dan tidak efektif sebagai berikut.
1) Gaya efektif
- Executif; gaya ini menunjukkan adanya perhatian baik kepada tugas
-

maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok.


Developer; gaya ini memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap
hubungan kerja dalam kelompok dan perhatian minimum terhadap tugas

pekerjaan.
Benevolent Authocrat; gaya ini memberikan perhatian yang tinggi

terhadap tugas dan rendah dalam hubungan kerja.


Birokrat; gaya ini memberikan perhatian yang rendah terhadap tugas

maupun terhadap hubungan.


2) Gaya yang tidak efektif
- Compromiser; gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas maupun
-

pada hubungan kerja.


Missionary; gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada hubungan kerja

dan rendah pada tugas.


Autocraft; gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas dan rendah

pada hubungan.
Deserter; gaya ini memberi perhatian yang rendah pada tugas dan

hubungan kerja.
c. Teori Kepemimpinan Situasional
Menurut teori ini gaya kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan
tingkat kematangan anak buah. Gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan
dalam keempat tingkat kematangan anak buah dan kombinasi yang tepat antara
perilaku tugas dan perilaku hubungan adalah sebagai berikut

1) Gaya Mendikte (Telling)


Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah, dan
memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas.
2) Gaya Menjual (Selling)
Gaya ini diterapkan apabila kondisi anak buah dalam taraf rendah sampai
moderat.
3) Gaya Melibatkan Diri (Participating)
Gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf
kematangan moderat sampai tinggi.
4) Gaya Mendelegasikan (Delegating)
Gaya ini diterapkan jika kemampuan dan kemauan anak buah terlalu tinggi.
C. Kepemimpinan dalam Peningkatan Kinerja
Dalam rangka melaksanakan manajemen berbasis sekolah, kepala
sekolah sebagai pemimpin harus memiliki berbagai kemampuan diantaranya yang
berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan motivasi.
1) Pembinaan Disiplin
Peningkatan kinerja pegawai dalam manajemen berbasis sekolah perlu
dimulai dengan sikap demokratis. Oleh karena itu, dalam membina disiplin perlu
berpedoman pada sikap tersebut, yakni pemimpin tut wuri handayani.
2) Pembangkitan Motivasi
Setiap pegawai memiliki karakteristik khusus yang satu sama lain
berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari
pemimpinnya agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan
kinerjanya. Perbedaan pegawai tidak hanya fisik tetapi juga psikisnya yaitu
motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja perlu diupayakan untuk
membangkitkan

motivasi

para

pegawai

dan

faktor-faktor

lain

yang

mempengaruhinya.
3) Penghargaan
Penghargaan (rewards) sangat penting untuk meningkatkan kegiatan yang
produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan penghargaan,
pegawai akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif.
D. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah

dalam

kaitannya

dengan

manajemen berbasis sekolah adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang
dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen
berbasis sekolah di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang

efektif dalam manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan kriteria


berikut :
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik, lancar, dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan
pendidikan
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah
5. Bekerja dengan tim manajemen
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan

DAFTAR PUSTKA
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai