Anda di halaman 1dari 20

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria

hasil (kriteria yang digunakan untuk memperbaiki status klien ) yang dibuat pada

tahap perencanaan ( tahap yang berorientasi pada masa mendatang ) dan

merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dalam evaluasi ini

diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi ( ilmu yang mempelajari

gangguan fungsi yang meliputi asal permulaan dan akibat ) strategi evaluasi

( tahap akhir dalam manajemen strategis yang meliputi 3 aktifitas dasar). Ada 3

tipe evaluasi yang menjelaskan apa yang perlu dievaluasi : struktur, proses, dan

hasil. Setiap tipe memiliki fokus dan kriteria yang berbeda sebagaimana

didefinisikan berikut ini.

1) Struktur, meliputi fasilitas, fisik, perlengkapan, pelayanan, dan kualifikasi

pegawai.
2) Proses, meliputi tindakan keperawatan dalam setiap komponen

keperawatan, yang mencakup :


Adekuasi meliputi jumlah dan kualitas
Kesesuaian meliputi relevan dengan setiap komponen dan situasi

klien.
Efektifitas meliputi kemampuan untuk memfasilitasi kriteria hasil

klien.
Efisiensi meliputi konservasi waktu, energi, dan sumber daya

pelayanan, tim kesehatan, dan lembaga.

3) hasil, meliputi perubahan perilaku klien, yang mencakup :


Respons fisiologi meliputi suhu, penyembuhan luka, respon

neurologis.
Respons psikologis meliputi afek yang sesuai, perilaku verbal dan

nonverbal sesuai.
Keterampilan psikomotor, meliputi perawatan bayi, penggantian

balutan, irigasi kolustumi, berjalan dengan kruk.


Pengetahuan meliputi mengenai penyakit, termasuk obat-obatan,

terapi, diet, dan pencegahan.


Kemampuan, untuk mengatasi berduka, melaksanakan aktivitas

sehari-hari , olah raga.

Evaluasi Pada proses keperawatan dilakukan oleh perawat tetapi klien,

orang terdekat dan pemberi layanan kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi

jika dibutuhkan namun perawat sendirilah yang bertaggung jawab terhadap

penulisan data evaluasi dalam bagan klien

Evaluasi keperawatan dapat terjadi kapan saja ketika perawat

berhubungan dengan klien dan penekanannya adalah pada hasil klien.

Beradasarkan kapan evaluasi terjadi terdiri dari dua yaitu yang pertama Evaluasi

terjadi pada saat bersamaan, maksudnya peninjauan proses dan hasil asuhan

pelayan yang dilaksanakan pada saat klien berada di rumah sakit. Evaluasi

bersamaan merefleksikan peninjauan terhadap tindakan (proses) keperawatan saat

ini yang berkelanjutan atau prilaku (hasil) klien pada saat terjadi. Yang kedua

retrospektif peninjauan dan hasil asuhan yang dilakukan setelah pasien pulang

(JCAHO, 1990) ini adalah evaluasi tindakan keperawatan atau perilaku klien

setelah pelayanan kepada klien dihentikan.


Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang

diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian

laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan.

Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara,

evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian

lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari

lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, tergantung perawat

meberikan asuhan keperawatannya. Dapat di kamar operasi, ruang ICU, rumah

pasien ataupun klinik-klinik kesehatan dengan syarat ada proses keperawatannya.

Evaluasi dilakukan diakhir proses keperawatan.

Evaluasi dilakukan untuk memutuskan atau menilai sejauh mana tujuan

atau kriteria hasil yang telah ditetapkan itu tercapai.

Ada 3 kemungkinan hasil evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan tercapai jika pasien mampu menunjukan perilaku pada waktu atau

tanggal yang telah ditentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan.

2. Tujuan sebagian tercapai jika pasien telah mampu menunjukkan perilaku,

tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah

ditentukan.

3. Tujuan tidak tercapai jika pasien tidak mampu atau tidak mau sama sekali

menunjukkan perilaku yang diharapkan, sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukkan.

Beriku langka-langkah dalam melakukan evaluasi.


1. mengumpulkan data perkembangan pasien
2. menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. membandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan,

dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan


4. mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar

normal yang berlaku.


5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

Metode evaluasi

Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain:

Observasi langsung

Wawancara

Memeriksa laporan

Latihan stimulasi

1. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam

keluarga.

2. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah

menjalankan anjuran yang diberikan perawat

3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat

dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

4. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan

melaksanakan asuhan keperawatan.

Tahap evaluasi

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif

(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan

evaluasi akhir).
Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jeni ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh

keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP.

2. Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan

yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin

semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar

didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

Jika masalah pasien telah dipecahkan, perawat memberi tanda pada rencana

keperawatan bahwa tujuan telah tercapai, dan dicatat pada kolom evaluasi serta

ditandatangani oleh perawat yang bersangkutan. Bila tujuan hanya sebagian atau

sama sekali tidak tercapai, maka harus dilakukan pengkajian ulang.

Contoh :

Lembar Rencana Keperawatan Pasien Ny. S


Tujuan Evaluasi

1. Mengerti kebutuhan untuk merawat

dirinya sendiri sehubungan dengan

penyakit DM, sebagai bukti

perubahan perilaku sebelum pasien

dipulangkan :
a. Jangkan pendek pasien akan dapat
a. Jangka pendek : tujuan tercapai
merencanakan menu tiga hari sesuai
tanggal 13 november. Ahli dien
dengan diet DM
Jangka panjang akan dapat melaporkan bahwa pasien dapat

mencegah terjadinya hiperglikemi merencanakan menu diet DM untuk

berat (urine+4) sesudah pasien 3hari.


Jangka panjang : tujuan tidak dapat
pulang dari Rumah sakit.
b. Akan dapat mencatat tanda-tanda dievaluasi. Pasien dirujuk

dan gejala hiperglikemi dan keperawatan kesehatan masyarakat

hipoglikemi. untuk kunjungan tindak lanjut.


Akan dapat menerangkan tindakan b. Tujuan sebagai tercapai pada tanggal

untuk mengatasi hiper dan 15 november. Pasien, dapat menulis

hipoglikemi. tanda-tanda dan gejala hiperglikemi,

tetapi pasien masih bingung terhadap

c. Agar dapat melakukan pemeriksaan hiperglikemi.


Tujuan tercapai pasien telah dapat
urine dengan benar
menerangkan tindakan untuk

mengatasi hiper dan hipoglikemi.


d. Akan dapat merawat kaki dengan c. Tujuan tercapai. Pasien

benar. dapatmemeriksa urine 4x sehari


e. Tidak akan terjadiinfeksi kulit
selama dirawat dan sesudahpulang . selama 2hari,yaitu pada tanggal 13
Dapat mendemontrasikan cara
november. 14 november.
merawat kulit dengan benar. d. Tujuan tercapai. Perawatan kaki telah

di kerjakan dengan benar selama


f. Mampu mendemonstrasikan
2hari.
pemberian obat hipogliserin per oral e. Tujuan tercapai sebagian. Tidak

secara mandiri. terjadinya infeksi pada kulit selama


g. Dapat mernyelenggarakan
dirawat . dirujuk keperawatan
bagaimana cara mengatasi penyakit
kesehatan masyarakat untuk
diabetes serta komplikasinya yang
kunjungan lanjutan .dapat
ringan dalam waktu singkat
h. Pasien menggunakan tanda khusus mendemonstrasikan cara perawatan

sebagai pasien diabet. kulit dengan benar.


f. Tujuan tercapai. Pasien mampu

minum sendiri obat diabenase


2. Pasien waspada terhadap
4x250mg selama 3hari, yakni pada
komplikasi diabet pada tanggal 10
tanggal 15 november.
november. g. Tujuan tercapai. Pasien mengatakan

3. Mengutarakan perasaanya bahwa ia jarang sakit dan tidak

sehubungan dengan penyakit merasa adamasalah pada tanggal 15

diabetes sebagai indikasi positif november.


h. Tujuan tercapai. Pasien telah
dalam perwujudan dirinya pada
memakai tanda khusus diabet pada
tanggal 12 november
tanggal 131 vovember.

2. Tujuan tercapai. Pasien menggunakan

beberapa komplikasi dan cara


pencegahaannya akibat penyakit diabet.

3. Tujuan tidak tercapai. Pasien marah

terhadap diagnosis penyakit diabet. Pasien

telah berusaha melakukan pencegahan

dengan mengendalikan berat badannya.

Pengkajian Ulang Rencana Keperawatan

Pengkajian ulang adalah suatu proses mengubah atau menghilangkan

diagnosis keperawatan, tujuan, dan tindakan yang terdahulu, berdasarkan data-

data yang baru dari pasien.

Proses pengkajian ulang didasarkan dari hasil evaluasi tujuan. Pengkajian

data ulang tersebut berasal dari berbagai macam sumber. Sambil memberikan

asuhan keperawatan secara langsung, perawat dapat mengumpulkan data yang

baru. Data yang baru ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi

pencapaian tujuan, dan untuk memperbaiki rencana keperawatan yang ada.

Evaluasi dan pengkajian ulang akan menolong perawat dalam

mengembangkan keterampilan menulis rencana keperawatan yang efektif dan

realistis untuk menangani masalah pasien. Evaluasi pencapaian tujuan

memberikan umpan balik yang penting bagi perawat dalam menentukan apakah
rencana keperawatan sudah efektif dalam mengurangi atau menghilangkan dan

mencegah masalah yang dihadapi oleh pasien.

Kartu SOAP mungkin dapat dipakai untuk mendokumentasikan kemajuan

pencapaian tujuan, atau mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang. Kartu

SOAPIER mungkin sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai penulisan

diagnosis keperawatan dan penyelesaiannya. Pengkajian ulang dari rencana

keperawatan tercantum di dalam kartu SOAPIER. Termasuk di dalamnya adalah

catatan yang baru mengenai data, diagnosis, tujuan dan tindakan.

TUJUAN EVALUASI

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai

tujuan.

Tujuan umum :

1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal

2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Tujuan khusus :

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum

3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan

4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum

tercapai

MANFAAT EVALUASI

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien


2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan

yang diberikan

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru

dalamproses keperawatan

5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan

keperawatan

KARAKTERISTIK EVALUASI

Kriteria evaluasi standar praktik klinik (ANA, 1991 ) mensyaratkan

klien,orang terdekat,dan tenaga kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi ,jika

dibutuhkankriteria ini mengidentifikasi siapa saja yang dapat berpartisipasi

dalam mengevaluasi respons dan kemajuan klien guna mencapai kriteria hasil.
KRITERIA EVALUASI :

Kriteria Proses (evaluasi proses) : menilai jalannya pelaksanaan proses

keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi proses

harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk

membantu keefektifan terhadap tindakan.

Kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan

eperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini

dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna

MENGUKUR PENCAPAIAN TUJUAN :

Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala,

pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi, gejala yang harus

dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya.


Interview : recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan informasi

dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta (menanyakan tindakan apa yang

akan klien ambil terkait dengan status kesehatannya)

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

KOMPONEN MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Kegiatan konsep pendokumentasian meliputi :

1. Komunikasi

Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk

mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang

sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh perawat.

2. Dokumentasi proses keperawatan

Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk

pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut.

Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah,

perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi

respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan mengkomunikasikan

informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.

3. Standar dokumentasi

Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar

dokumentasi. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitasn dan

kwantitas dokumentasi yang dipertimnbangklan secara adekuat dalam suatu


situasi tertentu. Standar dokumentasi berguna untuk memperkuat pola pencatatan

dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan

tindakan keperawatan.

TUJUAN UTAMA DOKUMENTASI

Tujuan utama dari pendokumentasian adalah :

1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat

kebutuhan klien, merencanakan, melaksananak tindakan keperawatan, dan

mengevaluasi tindakan.

2. dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.

MANFAAT DAN PENTINGNYA DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari

berbagai aspek :

1. Hukum

Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kepoerawatan,

dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka

dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.

2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan)


Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberikan

kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan

untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh

masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat.

Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankep.

3. Komunikasi

Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam terhadap masalah

yang berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa

melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Keuangan

Semua tindakan keperawatann yang belum, sedang, dan telah diberikan

dicatat dengan lengkap dan dapat digumakan sebagai acuan atau pertimbangan

dalam biaya keperawatan.

5. Pendidikan

Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan

keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi

pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.

6. Penelitian

Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan mengandung

informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan

pengembangan profesi keperawatan.

7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana peran dan

fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada klien. Dengan demikian

dapat diambil kesimoulan tingkat keberhasilan pemeberian askep yang

diberikan, guna pembinaan lebih lanjut.

DOKUMENTASI EVALUASI PERAWATAN

Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi

dalam rencana perawatan atau dimasukkan dalam ringkasan khusus dan dalam

pelaksanaan dan perencanaan.

Pedoman untuk pendokumentasian evaluasi

1) Sebelum kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung penilaian

perawat. Contoh data pendukung (untuk klien dengan myocar infark) :

tidak ada dispnea. Penilaian perawatannya : toleransi aktifitas meningkat.

2) Mengikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan pernyataan

evaluasi formatif yang menjelaskan respon cepat klien terhadap intervensi

keperawatan atau prosedur. Contohnya mengantuk setelah minum obat

3) Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindahkan ke

vasilitas lain atau dipulangkan

4) Catatn evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan

diidentifikasikan pada perencanaan keperawatan klien, bisa berjalan 500

kaki dan menaiki 12 tangga tanpa bantuan. Evaluasi sumatif : dapat


berjalan 200 kaki tanpa alat bantu dan dapat naik turun 6 tangga tanpa

bantuan.

5) Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkemangan

klien terhadap tujuan, pemasukan yang sesuai dicatat sebagai berikut :

kontrol sakit yang tidak efektif setelah medikasi, terus tanpa henti,

penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30 menit.

6) Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali dan

mendokumentasikan respon perawat untuk mengubah kondisi klien.

Contoh : kesehatan klien memburuk, : jam 09.00 mengeluh salit di pusat

seperti ditikam.

Contoh berikut ini menggambarkan cara mendokumentasikan diagnosis

keperawatan sampai evaluasi tentang kelebihan berat badan.

Diagnosis keperawatan : kelebihan berat badan 38kg bila dibandingkan

dengan tinggi badan.

Tujuan keperawatan : jangka panjang :

Berat badan 65kg pada tanggal 30 september.

Jangka pendek :

Berat badan 99,5kg pada tanggal 14 januari.

Berat badan b4,5kg pada tanggal 21 januari.


Berat badan 98,5kg pada tanggal 28 januari.

Berat badan turun rata-rata 1kg/minggu.

Evaluasi tujuan jangka : - tujuan tercapai, berat badan 100,5kg pada

Pendek tanggal 14 januari.

- tujuan tercapai, berat badan 98,5kg pada

Tanggal 21 januari.

-tujuan tercapai, berat badan 98,5kg pada tanggal

28 januari.

-tujuan tercapai, berat badan 97,5kg pada tanggal

30 februari.

Evaluasi tujuan jangka : tujuan tercapai, berat badan 64kg pada tanggal

Panjang 4 februari.

Pengkajian ulang : setelah tujuan jangka pendek tercapai,

Perencanaan dilanjutkan. Terjadi penurunan

Berat badan pasien, kemudian lanjutkan

Untuk program minggu yang akan datang

Dengan masalah yang sama, namun kelebihan

Berat badan masih ada.

Pengkajian ulang : setelah tujuan jangka panjang tercapai, pasien

Ternyata mencapai berat badan yang diinginkan

Sehingga masalah kelebihan berat badan tidak

Ada lagi.

Diagnose baru : potensial terjadinya penambahan berat badan


Dan sehubungan dengan adanya riwayat

Kelebihan berat badan.

Tujuan baru : untuk saat ini pertahankan berat badan sekitar

1 kg dalam satu tahun.

Rencana keperawatan yang baru :

2. Ukur berat badan setiap minggu dalam dua bulan pertama,

kemudian setiap 6 bulan, selanjutnya setiap 6 bulan.


3. Dengan perlahan-lahan diet makanan ditambah, sehingga

pemasukan menjadi 1200-1500 kalori/hari.


4. Usahakan mengawasi berat badan di rumah, sesuai dengan diet

sehingga berat badan dapat dipertahankan.


5. Bahas tentang kelanjutan program latihan jalan sepanjang 5 km

setiap hari.

Dokumentasi : pencapaian jangka pendek ke dalam bentu format SOAP

Subjek (S) : saya merasa sehat, badan saya mulai mengecl. Terlihat

Minggu ini baju yang saya pakai no. 14

Objek (O) : berat badan pada tanggal 29 April : 85,5kg, tekanan

Darah 110/70, nadi 83/mt, pernapasan 16/mt

Assessment (A) : pada tanggal 29 April, tujuan tercapai dengan

Penurunan diet 900 kal. Berat badan pasien akan

Menurun. Pasien ternyata masih kelebihan berat 5kg dari

Berat badan yang diharapkan.

Planning (P) : dihentikannya pemberian diet 900kal untuk mengurangi


Berat badan. Kemudian secara perlahan-lahan diberikan

Diet makanan, sehingga mencapai 1200-1500 kal.

Implementasi (I) : pasien ini dapat mempertahankan program latihan

\ berjalan sejauh 5 km/hari dengan diet 900kal dalam

Memopertahankan berat badannya. Setiap minggu

Dilakukan pengecekkan penurunan berat badan dan

Pemeriksaan fisik. Pengawasan HB selama 1 bulan yang

Dilakukan pada setiap minggu, ternyata hasilnya normal.

Evaluasi (E) : mungkin pasien cenderung mengalami kenaikan berat

Badan yang cepat; oleh karena itu penghentian program

Penurunan berat badan perlu dikendalikan. Selanjutnya

Setiap dua minggu dilakukan kotrol berat badan selama

6 bulan, dan setiap bulan selama 6 bulan. Dianjurkan

Kepada pasien untuk olah raga dan mengawasi berat

Badannya setiap hari dengan diet 1200-1500 kal. Jika

Terjadi kenaikan berat badan 1 kg atau lebih, maka

Diet kembali menjadi 900 kal.


CONTOH DOKUMENTASI EVALUASI

Catatan Keperawatan

Identitas

Nama : Nn. Ida

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : perempuan

No tanggal Diagnosis Perkembangan Tanda

. Keperawata (no.) SOAP tangan


1 2-11-2015 1 S : pasien mengatakan nyeri

berkurang

O : pasien kooperatif, nadi :

80x/menit, suhu :37C,

tekanan darah : 110/70

mmHg

A : masalah teratasi

B : stop
Daftar Pustaka

H. Lismidar, dkk, 1990, Proses Keperawatan, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-

Press))

J. Christensen, Paula, W. Kenney, janet 1996,, Proses Keperawatan : Aplikasi

Model Konseptual, (Jakarta :Buku Kedokteran EGC)

S.Suarli, Bahtiar Yanyan, 2010, Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan

Praktis, (Jakarta : Erlangga)

http://www.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-

health/2015587-patofisiologi-penyakit/#ixzz2N7p3wHGj

http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi

http://merawatdansehat.blogspot.com/2011/03/operasi-plastik.html

http://lhiezainternisti.blogspot.com/2010/05/evaluasi-asuhan-keperawatan-

keluarga.html

http://yenibeth.wordpress.com/2008/06/19/evaluasi-keperawatan/

http://DOKUMENTASIKEPERAWATAN/..WELCOME/TO/HARNA'S/W

Anda mungkin juga menyukai