Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepadua, dan kelogisan.
a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah adanya kesepadanan
atau keseimbangan antara pikiran, gagasan, dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan
gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum
dibawah ini:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat sebuah kalimat dapat
dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi
Ijazah SLTA..
seharusnya
Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah
SLTA.
Contoh:
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang
menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan pengetikan
naskah asing.
b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit
ulang, dan pengetikan.
Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan
penegtikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cra menyejajarkan
kedua bentuk itu.
a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang
menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan mengetik
naskah asing.
d. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Kareana ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti
perlombaan renang.
b. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah
mereka mendengar aba-aba dari panitia.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
c. Kareana sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan
renang.
d. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah
mendengar aba-aba dari panitia.
e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
Istri lurah yang cerewet itu.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau
istri lurah.
Kalimat b- memiliki makna ganda yaitu berapa jumlah uang seratus
ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut:
Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi
informasi dan kenakalan remaja. Kalimat ini salah pilihan katanya
karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan adalah pengaruh teknologi informasi dan
kenakalan remaja.
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:
Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan
manusia berpindah tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke
desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu sebagai lembaga
yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda.
g. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal. Kalimat yang logis
sebagai berikut:
Rektor Unikom kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Bentuk yang Salah Bentuk yang Benar
1. Kepada yang terhormat Rektor Yang terhormat Rektor Unikom atau kepada
Unikom Rektor Unikom
2. Atas perhatiannya, kami ucapkan Atas perhtian Bapak, kamu ucapkan terima
terima kasih. kasih.
3. Pendapat itu saya kurang cocok. Pendapat itu bagi saya kurang cocok.
5. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakusa.
Kuasa
PERTEMUAN III
LAFAL SINGKATAN, AKRONIM, DAN KATA
Kadang-kadang kita merasa ragu-ragu bagaimana melafalkan suatu singkatan atau suatu
kata dalam bahasa Indonesia. Keraguan itu mungkin disebabkan pengaruh lafal bahasa
daerah atau lafal bahasa asing. Padahal, semua singkatan atau kata yang terdapat dalam
bahasa Indonesia termasuk singkatan yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan
secara lafal Indonesia.
AC
BBC
LNG
IUD
TVRI
MTQ
IGGI
Makin
Memuaskan
Pendidikan
Memiliki
Bahu-membahu
Pascasarjana
Logis
Sosiologi
Ke mana
beberapa
a se
Be be se/bi bi si
El en je
Ay yu di
Ti vi er i
Em te kyu
Ay ji ji ay
Mangkin
Memuasken
Pendidi,an
Memili,i
Bau-membau
Paskarsajana
Lohis
Sosiolohi
Ke mana
beberapa
Lafal Baku
A ce
Be be ce
El en ge
I u de
Te ve er i
Em te ki
L ge ge i
Makin
Memuaskan
Pendidikan
Memiliki
Bahu-membahu
Pascarjana
Logis
Sosiologi
Ke mana
Beberapa
Ada pendapat yang menyatakan bahwa singkatan yang berasal dari bahasa
Inggris, misalnya Aslinya. BBC, dan IGGI harus dilafalkan seperti bahasa aslinya.
Kalau begitu, kita akan mengalami kesulitan melafalkan singkatan yang berasal dari
bahas Rusia, bahasa Jerman, atau bahas Aztec karena nama-nama huruf dalam
bahasa tersebut pasti berbeda dengan nama-nama huruf dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi, akronim bahasa asing-singkatan yang dieja seperti kata-yang bersifat
internasional tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan itu tetap
dilafalkan seperti lafal aslinya.
Misalnya
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
Unesco u nes tjo yu nes ko
Unicef u ni tjef yu ni syef
Sea Games se a ga mes si ge ims
PERTEMUAN IV
Cara-cara Mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung-kutipan isi- akan
membawa akibat yang berlainan saat memasukannya dlam teks. Abaegitu juiga cara
membuat kutipan langsung akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan
itu. Agar tipa-tiap kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah cara-
pcara berikut:
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam
hal ini daat ditempuh dua cara:
Mempergunakan tanda kutip ganda |..........| bagi kutipan asli dan tada kutip
tunggal |.....| bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya;
Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam
kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
Untuk jelasnya, perhatiakanlah ketiga contoh berikut! Masing-masing
memperlihatkan kutipan langsung yang menggunakan atanda kutip, yang
tidak menggunakan tanda kutip, dan yang mempergunakan dua jenis tanda
kutip.
...........................................................................................................................
Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak
memuaskan karean para penterjemah tidak terlatih dalam ilmu
penterjemahan-suatu aspek linguistik terapan yang telah menjadi disiplin
ilmu tersendiri-.
Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer
diparakatai dengan:
Suatu fikiran yang telah tersebar luas seali di kalangan orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak
efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam
kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan
universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang
jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini. Asrul Sani 1957:7-
Buku aslinya berbunyi
.............................................................................................................................
.....
.............................................................................................................................
....
Masih ada penadapt lain tentang konflik itu. Untuk tidak dalah tanggap,
pembiacar kutip disini sepenggal tanggapan Mh. Rustandi Kartakusuma
tentang apa itu sebenarnya yang disebut Dramatik, dalam prakata dramanya:
merah semua putih semua:
Dramatik oleh pertentangan-konflik-: Pertentangan dengan Alam
atau Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia sesama, dengan lingkungan.
Pertentangan menimbulkan lakon, menimbulkan plot alur- atau intrigue.
Akan tetapi pertentangan sendiri dimungkinkan oleh apa? Apa sumber
pertentangan?
Syahdan sumber pertentangan taiadalah alain selain jiwa manusai.
Jiwa manusia seagai benda logam yang bermuatan listrik. Bila bertemu
dengan benda lain yang berlistrik maka timbullah dramatik:#Sebelum kutarik
handle ini dan elektron berloncatandari kutub ke kutub ungu gelora panas-
bangis ...?
Jadi, dasar dramatik yang paling dalam adalah kejiwaan manusia ,
benda bermuatan listrik, yang voltasenya lebih dari seribu.
.............................................................................................................................
...
Seperti halnya dengan contoh b, maka contoh diatas pun dapat ditempatkan
dalam cara lain, yaitu tidak mempergunakan tanda kutip. Daalm hal ini kutipandalam
kutipan itu dapat ditempatkan dalam tanda kutip ganda.
Contoh
.............................................................................................................................
..
Pertama-tama harus dibedakan dahulu antara kata aksen dan tekanan.
Dalam tata istilah ilmu bahasa aksen tidak sama dengan tekanan. Tata aksen
dalam suatu bahasa memperbedakan suku-suku kata yang sama bentuk
fonetik-segmentalnya- dengan jlan titinada, kontur lagu, jangka bunyi, dan
tekanan. Dengan perkataan lain, tekanan itu hanya satu bagian dari tata aksen,
disamping unsur titinada, kontur dan jangka.
...........................................................................................................................
Pada cacatan kaki dengan nomor urut penunjuk 21 kita dapat membaca
penjelasan sebagai berikut:
PETEMUAN IX
Pembatasan Topik
Pengalaman-penglaman menunjukan bahwa pada saat pertama kali seorang mulai
menulis, ia selalu dihadapkan pada persoala-persoalan apa yang kan ditulis. Berapa
panjang atau besarnya tulisan itu. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan
ditulisnya tetapipengetahuannya tentang topik itu saja belum mencukupi. Ia harus
membatasi subjek tadi agar ia tidak hanyut dalm suatu persoalan yang tidak akan
habis-habisnya, serta menulis tanpa suatu tujuan yang khusus.
Setiap penulis harus betul-betul ykain bahwa tipik yang dipilihnya harus cukup
sempitdan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Kecendrungan tiap penulis
baru dalah mengungkapkan sesuatu dalam uraian yang terlalu umum, akibatanya
uaraian itu akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat
dan cermat. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam
beberapa hal. Pertama, pembatasan itu memungkinkan penulis menulis dengan penuh
keyakinan, karean pokok itu benar-benar diketahuinya.
Pemabatasan dan penyempitan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang intensif mengenai masalah-masalah. Dengan pembatasan itu penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan. Pokok yang paling
khususdan yang paling baik untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari
observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis, atau gagasan-gagasan dan nilai-
nilai dari hal-hal yang dialami sendiri. Karena observasi dari pengalaman itu tidak
lain daripada peristiwa yang khusus amakatidak ada sama sekali bahaya untuk
menjangkau terlalu luas dan umum.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara berikut.
Pertama, tetapkanlah topikyang dingin digarap dalam suatu sentral. Kedua, ajukanlah
pertanyaan apa topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci
lebih lanjut. Bila dapat, tempatkanlah perinciannya disekitar lingkaran topik pertama
tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tersebut tadi yang akan dipilih.
Keermpat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih
lanjut# Demikian dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh sebuah topik yang
sangat khusus yang akan digarap lebih lanjut. Perhatikan contoh berikut ini:
Jadi topik yang khusus yang dipilih berdasarkan perincian diatas adalajh arus
informasi pada Direktorat Perguruan Tinggi Swasta yang berada dibawah naungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. Topik yang
khusus ini merupakan perincian dari topik besar masalah komunikasi.
PERTEMUAN V
Kata Asing dan Kata Serapan
Dalam proses perkembangan bahasa mana pun selalu terjadi peminjaman dan
penyerapan unsur-unsur bahasa asing. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan antar
bangsa dan kemajuan teknologi, terutama biadang transportasi dan komunikasi.
Yang dimaksud dengan kata asing disini ialah unsur-unsur yang berasal dari bahas
asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karean belum menyatu dengan
bahasa Indonesia. Contohnya kata-kata seperti option dan stem. Sedangkan kata-kata
atau unsur-unsur serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan
dengan wujud/struktur bahasa Indonesia. Kata-kata semacam ini dalam proses
morfologi diperlakukan sebagai kata asli. Banyak diantara kata-kata serapan ini
yang sudah tidak terasa lagi keasingannya. Kata-kata seperti pelopor, dongkrak, dan
sakelar adalah contoh-contoh kata semacam itu.
1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau topik. Fungsi
paragraf ialah mengemabangkan topik tersebut. Oleh sebab itu dalam
pengemabangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan
menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu
gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan
gagasan pokok tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf
itu tidak terlepas topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat
terfokus pada topik yang mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Penulis yang masih dalam tahap belajar/tahap pemula sering mendapat kesulitan
dalam memelihara kesatuan ini.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Contoh:
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiridari
kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap
wilayah kondisisnya memungkinkan posisisnya menguntungkan, atau
mempunyai potensi yang cukup baik untuk memberikan kesejahteraan kepada
rakyat yang bermukim di wilayah itu, sehingga harus mencukupinya dari tempat
lain yang hampir selalu menyangkut kepentgingan negara lain. Untuk itu
dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi
setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalaui jalan
damai. Namun, untuk mencukupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh
jalan kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara sealain
meningaktakn kesejahteraan negaranya, juga mempertahankan eksistensinya
yang meliputi kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan
wilayahnya.
Gagasan pokok atau tema paragraf di atas adalah masalah utama setiap negara-
meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya-. Gagasan
pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa penunjang berikut:
Setiap negara seharusanya mampu menghidupi dirinya sendiri
Tidak semua negara kondisisnya memungkinkan
Diperlukan hubungan dengan negara lain
Perincian atas penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.
Sebaliknya cobalah bandingkan contoh paragraf diatas dengan paragraf
dibawah ini:
Contoh:
Kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi.
Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat
menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat
beribadah atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat-tempat ibadah memang
perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun
secara gotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan.
Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin.
2. Kepaduan
Syarat kedua yang dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Satu paragraf bukanlah satu kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-
masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti
atau memahami jalan pikiran penulis tanpa hambatan karean adanya loncatan
pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan
memperlihatkan adanya keterpaduan . Jadi kepaduan atau koherensi
ditikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan
1) Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan:
a. Repetisi atau pengulangan kata kunci
b. Kata ganti
c. Kata transisi atau ungkapan penghubung dan
d. paralelisme
2) Pemerincian dan urutan isi paragraf
Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf
dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran
penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian ini dapat
diurutkan secara kronologis menurut urutan waktu- secara logis sebab-
akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus-, menurut urutan ruang
spasial-, menurut proses dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke
sudut pandang yang lain.
Perhatikanlah contoh berikut:
Contoh
Dalam mengajarkan sesuatu langkah pertama yang harus kita lakukan
ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan
yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita
gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan
manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran kita dapat menentukan materi yang
akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk
evaluasinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
-perhatikan kata yang dicetak miring-
Dalamparagraf diatas kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci
yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang
mula-mula timbul pada awal paragraf kemudian diulang-ulang dalam
kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan
semua kalimat.
Contoh
Contoh
Menurut jadwal kerja, Pingkan bertugas sampai pukul 19.12. Artinya
kios itu tutup pukul 19.00, dan Pingkan diberi waktu menghitung uang,
mengisi buku penjualan, mengunci safe, serta memasang alarm sebelum
meninggalkan kios itu. Tetapi kereta api bawah tanah ke Hogdalen, tempat
tinggal Pingkan, berangkat pukul tujuh lewat tujuh menit, dan tak seorang
manusia pun sanggup melakukan semua tugas diatas dalam waktu
sesingkat itu.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka
berselisih atau bersengketa.
Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan
pengulangan. Kita lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama hanya
diulangi dengan sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.
Perhatikan lagi contoh berikut!
Contoh
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya
peminat jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggeamar penghuni
darat atau burung-burung yang indah.
Dapat dilihat dari contoh paragraf di atas hanya terdiri dari satu
kalimat yaitu kalimat topik. Tidak ada kalimat-kalimat penjelas yang
berfungsi menunjang kejelasan kalimat topik. Dengan kata lain, kalimat
topik tidak dikembangkan.
Cobalah bandingkan dengan contoh paragraf berikut, yang dikembangkan
secara lengkap.
Contoh:
Masalah kelautan yang diohadapi dewasa ini ialah tidak hanya
peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar
penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak da penyediaan dana
untuk melindungi ketam kenari kima atau tiram mutiara sebagai halnya untuk
panda dan harimau. Jenis makhluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum
manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian
barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar untuk menemukan tiram hidup
dewasa padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian
juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar
di pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh. Kini hanya dijumpai
di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi
semua ini#
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Contoh
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling
dasar dalam kemampua berbahasa, khusus dalam karang mengarang.
Jumlah kosa kata yang dimiliki oleh sseeorang akan menjadi petunjuk tentang
pengetahuan seseorang. Di samping itu jumlah kosa kata yang dikuasai
seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian
banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi
pula pengetahuan seseorang. Dengan demikian seorang penulis akan mudah
memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang
ada dalam pikirannya.
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Gagasan Penunjang
Contoh
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan pengajran bahasa
Indonesia secara metodologis dan sistematisbukanlah merupakan halangan
baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelal anak
didik meninggalkan kelas ia kemabli menggunakan bahasa dearah, baik
dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia
merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung beberapa
jam. Baik waktu istirahat maupun pada jam-jam pelajaran unsur-unsur bahasa
daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah tersebut bersifat
homogen dan gurunya pun penutur bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah
yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan
melaju terus dengan cepat.
Ada juga paragraf yang tidak mempunyai kalimat topik. Topik paragraf tau
gagasan pokok tersebar diseluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
Bentuk ini biasanya kita jumpai dalam karangan narasi-yang berbentuk
cerita- atau deskripsi berbetuk lukisan-. Pikiran utama didukung oleh semua
kalimat penunjang.
Contoh
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutanmengendur. Kian lama
kian berkurang. Akhirany tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke
ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali
menggiula seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api
bergema-gema menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan. Sayup-
sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan
menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.
Paragraf diatas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar dalam kalimat-kalimat yang
membangun paragraf tersebut. Karya fiksi umumnya mengunakan bentuk ini.
PERTEMUAN X
Pengembangan Paragraf
Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasan-
gagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah paragraf hanya akan jelas
jika diperinci dengan gagasan-gasasan penunjang. Setiap gagasan penunjang
hanya dapat dituangkan ke dalam satu gagasan penunjang atau lebih.
Maalahan ada juga kemungkinan beberapa gagasan penunjang dijadikan satu
kalimat penunjang.
Untuk jelasnya cobalah perhatikan contoh dibawah ini.
Contoh:
Kerangka paragraf
Gagasan pokok : Keindahan alam di Batu Malang
Gagasan penunjang : - manusia telah mengubah segala-galanya
- hutan, sawah, dan ladang tergusur
- pohon tidak ada
- pagar bunga sudah diganti
- gedung-gedung mewah dibangun
Kerangka paragraf di atas berisi satu gagasan poko dan beberapa gagasan
penunjang dapat dikembangkan menjadi satu paragraf. Perhatikanlah cara
pengembangan kerangka di atas.
Untuk memudahkan pencacatan data mengenai sumber data yang dipakai berulang-
ulang, sudah menjadi suatu kelaziman dalam dunia penulisan karangan ilmiah
dipakai singkatan-singkatan khusus dari kata-kata Latin sebagai pengganti data
lengkap mengenai data lengkap sumber yang telah disebut lebih dulu. Pemakaian
singkatan tersebut sebagai berikut:
a) Ibid dari ibidem, artinya sama. Diapakai untuk menyatakan bahwa kutipan itu
diambil dari sumber dan halaman yang sama yang datanya telah dicantumkan
dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Jadi, antara kutipan itu dengan
kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya saja yang
berbeda maka dipakai: Ibid.,hlm ...
b) Loc. Cit dari loco citato, artinya pada tempat yang telah disebut. Dipakai
untuk menyatakan bahwa sumber itu sama dengan sumber yang telah
mendahuluinya. Begitu pula halamannya, hanya telah diselingi sumber lain.
c) Op. Cit. dari opere citato, yang dimaksudnya karya yang telah dikutip terlebih
dahulu. Singkatan ini digunakan jika sumber sumber kutipan sama dengan
kutipan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain. Disamping itu,
halaman yang dikutip berbeda dengan kutipan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh pemakaian ketiga singkatan itu sebagai
berikut:
2
Gustav Bergman, Philoshopy of Science Madison University of Wisconsin
Press. 1952-, hlm. 87.
3
Rudolf Flesch, How to Test Reliability New York: Harper and Brother ,
1951-, hlm. 46.
4
Ibid
5
Bregman, Loc It.
6
Flesch, Op. Cit., hlm. 37.
Jadi nama pengarang yang diikuti Loc. It. Dan Op. Cit. itu hanya nama akhirnya
saja
PERTEMUAN XIII
Penyusunan Daftar Pustaka
Contoh:
Alexander, Carter. How to Locate Education and Data. New York, Bureau of
Publications, 1950.
Bales, R.E. Interactions Prosses Analysis. Cambridge, Addison Wesley Publishing
Company, 1954.
Cambell. What is Science#. New York. Dover Publication, 1952.
Demming, William E. Some Theory of Sampling. New York, Jhon Wiley and Sons.
1952.
Flesch, Rudolf. How to Test Reliability. New York, Harper and Brother, 1951.
Grey, W.S. What a Make Book Readabl. Chicago, Chicago University Press, 1935.
Effendi, Usman.1968 Sedikit Caatan tentang Sketsa Pelukis Nashar: Budaya Jaya,
2 Juli I-
Jassin, H.B. 1959. Tifa Penyair dan Daerahnya Jakarta: Gunung Agung.
_______ 1956. Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta: Gunung Agung.
Richards, I.A.1964. Practical Criticu. London: Roneldge and Keagen Paul.
Welek, Rene and Austin Waren. 1956. Theory of iterature. New York: Harcourt Brace
and World.
Cara I
Daradjat, Zakiah. 1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Cara II
Daradjat, Zakiah. 1950.
Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Cara III
Dardjat, Zakiah.
1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
PETEMUAN
Menyusun Kerangka Organisasi Karangan
Lazimnya, untuk menususn sebuah karangan terlebih dahulu dibuat
kerangkanya. Yang dimaksud dengan kerangka karangan ialah rencana karangan
secara garis besar, baik organisasinya maupiun isinya. Kerangka karangan disebut
juga ragangan. Adapun fungsi kerangka karangan/ragangan bagi penulis adalah
untuk membantu penulis agar ia dapat mengungkapkan ide-idenya secara terinci dan
sistematis baik menurut urutan maupun tingkatan idenya. Kerangka karangan ini
berfungsi juga bagi seorang peneliti sebagai pedoman untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan .................. maupun dan lapangan dan laboratorium.
Agar diperoleh kerangka karangan yang baik dapat digunakan dua cara yaitu
secara klangsung dan secara bertingkat. Yang dimaksud dengan secara langsung ialah
ide-ide utama yang kan dikemukakan dalam karangan langsung disususn menurut
urutan dan tingkatannya pada bab-bab karangan. Penyusunan kerangka krangan
secara bertingkat dalam proses penyusunannya melalaui beberapa thap yaitu:
(1) Curah ide-brain storming- disebut juga ............ ide
Dengan berpedoman pada judul dan tujuan penulisan karangan maka semua
ide yang berkaitan dengan judul dn tujuan tersebut ............ cermat
(2) Pengkoreksian dan Penyempurnaan Ide
Ide-ide yang telah terdaftar dikoreksi, kalau-kalau ada ide yang menyimpang
dari judul dan tujuan. Jika dianggap masih ada ide-ide yang perlu
ditambahkan maka daftar ide tadi dilengkapi dengan ide-ide yang baru
muncul.
(3) Pengelompokan Ide
Ide-ide terebut dikelompokkan menurut jenis dan tingkatannya dan disususn
menurut bab dab anak bab. Setiap bab dan anak abab diberi judul sesuai
dengan jenis ide yang dikemukakan dalam bab dan anak bab tersebut.
PERTEMUAN XIV, XV
I e -al -il
Hakikat hakekat Formal Formil
Kaidah kaedah Konsepsional Konsepsionil
Nasihat nasehat Operasional operasionil
Penasehat penasihat Personalia Personil
Rasional Rasionil
Ie i Spiritual Spirituil
Hierarki hirarki Tradisional Tradisionil
Karier karir
Spesies spesis F P
Varietas varitas Aktif Aktip
Februari Pebruari
E a Intensif Intensip
Frase frasa Konferensi Konperensi
Metode metoda Positif Positip
Sintesis sintesa Tafsiran Tapsiran
Tarif Tarip
F Ph Eks Ek
Filologi Philologi Kompleks Komplek
Fisik Phisik Teleks Telek
Foto Photo Tripleks Triplek
Or Ort
V P Ekspor Eksport
Advis Adpis Ekstrover Ekstroverst
Advokat Adpokat Impor Import
November Nopember Introver Introvert
Motivasi Motipasi Paspor Pasport
Kreativitas Kreatipitas
Produktivitas Produktipitas Isi isa
Analisis Analisa
J Y Menganalisis Menganalisa
Objek Obyek Penganalisisan Penganalisaan
Objektif Obyektif Hipotesis Hipotesa
Subjek Subyek Katalisis Katalisa
Sintesis Sintesa; sintese
Catatan:
Proyek Projek Sya Sa
Masyarakat Masarakat
K H Syakwasangka Sakwasangka
Teknik Tehnik Syukur Sukur
Keteknikan Ketehnikan Mensyukuri Menyukuri
Teknisi Tehnisi
Teknologi Tehnologi S Sy
Insaf Insyaf
K Kh Sah Syah
Arkais Arkhais Sahih Syahih
Arkeologi Arkheologi Saraf Syaraf
Psikis psikhis
Psikologi Phisikologi S Z
Asas Azas
Kh H Asasi Azasi
Akhir Ahir
Akhlak Ahlak Z J
Ikhlas Ihlas Izin Ijin
Ikhtiar Ihtiar Lazim Lajim
Zaman Jaman
Ng Ngg
Kongres Konggres Z S
Linguistik Lingguistik Ijazah Ijasah
Ans An Era Ra
Ambulans Ambulan Jenderal Jendral
Balans Balan Sutera Sutra
Resistans Resistan Terampil Trampil
Ons On Terap Trap
Penerapan Penetrapan;
pengetrapan;
penetrapan
Sumber: Panitia Bulan Bahasa Tahun 1984, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa