Anda di halaman 1dari 10

Cara Menghitung

dan Membulatkan
Angka pada
Pelaporan Jumlah
Koloni

SMK Negeri 1
Bontang

M. Hasbi Ashidiqqie (K.4)


M. Rizky Saputra Salam
(K.4)
X-AKA/R2

Tugas
Mikrobiologi
X-AK-A R2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan,
karena makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia.
Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan
demikian penanganan makana harus mendapat perhatian yang cukup. Untuk itu,
produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII /1976 Bab II Pasal 2. Peraturan ini
menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah
Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar
mutu,atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi
orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan
pengolahan makanan dan proses pengolahannya. Ada beberap faktor yang
mempengarugi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui populasi kuman atau
jumlah bakteri dalam suatu bahan, misalnya air, makanan dan minuman.
Cara

perhitungan

ini

didasarkan

pada

anggapan

bahwa

sel

mikroorganisme yang terdapat dalam sampel atau bahan jika dicampur atau
dibiakkan masing-masing akan membentuk koloni yang nampak dan terpisah.
Jadi yang terhitung adalah kuman yang hidup (viable) dan dapat tumbuh
membentuk koloni dalam suasana yang disediakan. Populasi kuman yang
ditentukan (dihitung) per-ml untuk bahan cair dan per-gram untuk bahan padat/
Dalam menghitung koloni yang terdapat pada sampel ada aturan-aturan
yang harus diperhatikan dan masing-masing berlaku terjadi dalam beberapa
kejadian-kejadian tertentu dan juga dalam melaporkan jumlah koloni yang

terdapat dalam koloni juga harus diperhatikan. Khususnya dalam momen-momen


tertenu yang berlaku peraturan yang lain dari yang biasanya terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja poin-poin yang harus diperhatikan saat melaporkan jumlah koloni
tersebut? Jelaskan masing-masing poin tersebut!
2. Bagaimana cara melaporkan suatu hasil perhitungan jumlah koloni dengan
baik dan benar?
3. Apa yang terjadi jika salah dalam melaporkan jumlah koloni?
C. Tujuan
1. Mengetahui indikator-indikator yang harus diperhatikan dalam melaporkan
jumlah koloni dan dapat menjelaskan masing-masing poin.
2. Mengetahui cara melaporkan jumlah koloni dengan baik dan benar.
3. Mengetahui akibat kesalahan dalam melaporkan jumlah koloni dan mampu
mencari dan menginterpretasi kesalahan tersebut agar dapat dengan mudah
memperbaikinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelaporan Jumlah Koloni


Dalam melaporkan jumlah koloni ada dua macam indikator yang
harus diperhatikan yaitu pembulatan angka dan notasi ilmiah. Pembulatan angka
adalah suatu proses menaikkan atau menurunkan suatu bilangan yang panjang.
Sedangkan notasi ilmiah adalah suatu pemberian tanda penempatan yang
mewakili ratusan, ribuan, atau jutaan yang dinyatakan dalam pangkat sepuluh
dari bilangan tersebut. Tujuan dari penyederhanaan ini agar memendekkan
laporan dan memudahkan pembacaan. Proses ini sangat sederhana, namun sangat
berpengaruh pada hasil jumlah koloni, karena jika salah dalam membulatkan dan
memberikan notasinya akan memberikan hasil yang sangat berbeda dari yang
dihasilkan serta dapat menyalahi standar baku mutu dan memanipulasi hasil
sebenarnya. Jumlah koloni dapat menentukan layak atau tidaknya suatu makanan
atau minuman yang dikonsumsi, maka jika salah dalam melaporkan maka akan
menjatuhkan pihak lain yang sebenarnya salah maupun benar. Misalnya dalam
pengecekkan bahan-bahan pangan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan,
termasuk juga didalamnya ada uji TPC (Total Plate Count), jika bagian
laboratorium tidak menyadari bahwa hasil laporan yang dibuat salah, maka akan
mengakibatkan kerugian materi yang seharusnya tidak terjadi .
B. Aturan dalam Pembulatan Angka
Dalam membulatkan angka, pada dasarnya yang harus dikenali adalah
penentuan batas pembulatan angka, biasanya dinyatakan seperti ini : Bilangan
adalah hasil pembulatan hingga satu angka dibelakang koma atau Pembulatan
hingga angka pada bagian sepersepuluh. Ada 4 aturan dalam membulatkan
angka hingga sekian desimal dibelakang koma, yaitu:
1. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka bilangan tersebut
dibulatkan keatas.
2. Jika angka ketiga lebih kecil dari 5 maka bilangan tersebut
dibulatkan kebawah.
3. Jika angka ketiga sama dengan lima namun angka didepannya ganjil
maka bilangan ketiga dibulatkan keatas.
4. Jika angka ketiga sama dengan lima namun angka didepannya genap
maka bilangan ketiga dibulatkan kebawah.

Contoh:
0,53442 (jika dibulatkan hingga dua angka dibelakang koma) maka menjadi 0,53
0,35539 (jika dibulatkan hingga dua angka dibelakang koma) maka menjadi 0,36
3,87653 (jika dibulatkan hingga dua angka dibelakang koma) maka menjadi 3,88
5,65241 (jika dibulatkan hingga dua angka dibelakang koma) maka menjadi 5,65
C. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah merupaka penyederhanaan angka yang sangat panjang,
khususnya yang memiliki angka setelah angka penting selain nol adalah nol
dengan menggunakan notasi pangkat sepuluh dari n bilangan setelah angka
penting. Contohnya, untuk melihat atom silikon yang saling berdempetan
dibutuhkan

pembesaran

hingga

1.000.000.000.000.000.000

kali

dengan

menggunakan mikroskop elektron. Bilangan yang terdiri dari banyak nol tersebut
bisa diubah menjadi bilangan yang bernotasi ilmiah, menjadi 1 x 10 18 kali. Jadi
hanya perlu menuliskan 5 angka saja, tidak harus menuliskan sebanyak itu (19
angka) seperti yang ditulis diatas.
Contoh:
0,000000000000319, bilangan ini bisa disederhanakan menjadi
3,19 x 10-13.
213.000.000.000, bilangan ini bisa disederhanakan menjadi
2,13 x 1011.
Notasi ilmiah juga bisa dihubungkan dengan angka penting dan
pembulatan untuk lebih memudahkan dalam menyederhanakan bilangan tersebut.
Contoh:
153.301.119.310 bisa dibulatkan menjadi 1,53 x 1011
0,000000201923 bisa dibulatkan menjadi 2,08 x 10-8
153,491394 (4 angka penting) bisa dibulatkan menjadi 1,535
0,00031245 (3 angka penting) bisa dibulatkan menjadi 3,124 x 10-4
Dan lain-lain
D.

Cara Melaporkan Jumlah Koloni yang Baik


Dengan mengaitkan poin B dan C dan angka penting, anda sudah bisa
melaporkan bilangannya dengan benar, hanya yang perlu diperhatikan adalah
biasanya hanya dua angka penting saja yang digunakan dalam melaporkan.
Walaupun memnungkinkan untuk menulis lebih dari dua angka pentig. Satuan
harus diperhatikan juga, contohnya bedakan antara cfu/ml dengan cfu/L. Dalam

pelaporannya, memberikan step-by-step perhitungan jumlah koloni juga membuat


laporan lebih lengkap, rapi, dan baik.
E.

Menginterpretasi (Menemukan) Kesalahan yang terdapat pada pelaporan Jumlah Koloni


dan Cara Memperbaikinya.
Cara ini mudah dilakukan, namun perlu ketelitian yang sangat tinggi
dalam mengaplikasikannya. Jika terjadi kesalahan dalam laporan, maka gunakan
cara dibawah ini, disarankan untuk mengecek kembali laporan setelah selesai
sebelum melaporkannya agar tidak terjadi kesalahan di poin manapun. Metoda ini
dilakukan dari bawah ke atas, maksudnya pengecekan kesalahan dimulai dari
hasil, perhitungan, dan data pengamatan.
1. Periksa pembulatan, pangkat dari notasi ilmiah, angka penting yang
tertera pada hasil dan satuan yang dibubuhkan.
2. Periksa perhitungan, apakah perhitungan itu applicable atau cocok
digunakan saat menganalisa hasil pengamatan dan sesuai dengan
aturan perhitungan seuai momennya atau tidak, jika tidak maka
jangan lanjutkan dan segera ganti dengan yang lain.
3. Periksa data pengamatan.
Di

poin

pertama,

lakukan

pengecekan

sedetail

mungkin

agar

meminimalisir kesalahan yang terjadi. Di poin kedua, lakukan dengen cermat dan
teliti karena bagian ini berhubungan langsung dengan data pengamatan dan hasil
perhitungan. Di poin terakhir atau poin ketiga perhatikan juga tentang penulisan
tabel, angka yang tertera dalam tabel, dan merata-ratakan hasilnya
Contoh :
Jumlah Sektor : 4 (Jumlah pembagian cawan petri, untuk memudahkan dalam
perhitungan.)
Pengenceran

Cawan I

Cawan II

Jumlah Koloni Rata-rata

10-2

Jumlah koloni
100 x 4 =400

Jumlah koloni
150 x 4 = 600

5 x 102

10-3

Jumlah koloni
175 x 4 = 700

Jumlah koloni
200 x 4 = 800

7,5 x 103

Perhitungan Total Plate Count adalah:


(500 x 1/10-2) + (750 x 1/10-3)

2
(500 x 10 ) + (750 x 103)
2

=
2
= (50.000 + 750.000)/2
= 800.000/2
= 400.000
= 40 x 105
Maka, jumlah koloni dalam 1 mL adalah 40 x 105 cfu/mL
Maka sayang sekali anda telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Mengapa?
Terlihat benar semua laporan tersebut. Namun kesalahan terletak pada hasil akhir
yang tidak mengutamakan ketelitian dalam memberikan notasi ilmiah. Memang jika
dengan jeli melihat, bilangan ini sangat besar. Sudah pasti kuman yang tekandung
dalam sampel tersebut sangat banyak, jadi jika sampel itu berasal dari makanan atau
minuman yang kita konsumsi sehari-hari, maka akan sangat berbahaya bagi tubuh.
Ternyata jika ditinjau lebih jauh (tidak sejauh yang anda pikirkan) bilangan 400.000
bisa diubah menjadi 4 x 10 5 atau 40 x 105 jadi yang bisa anda lakukan adalaah
mencoret angka 0 setelah 4 atau mengubah pangkat sepuluhnya dari pangkat 5
menjadi pangkat 4.

BAB III
KESIMPULAN
Poin-poin yang harus diperhatikan dalam melakukan pelaporan jumlah koloni ada
tiga yaitu yang pertama adalah memperhatikan tentang pembulatan angka karena sangat
sederhana dan mudah dilakukan namun sangat krusial jika diperhatikan lebih mendalam
karena sangat menentukan hasil dari jumlah koloni tersebut, yang kedua adalah notasi
ilmiah dan notasi ini juga sangat diperlukan dalam melaporkan namun tidak menjadi
penting jika mendapat angka yang tidak banyak angka nolnya karena tidak dapat
dibubuhi atau tidak terlihat baik. Dan juga notasi ilmiah juga mudah diaplikasikan dengan
poin-poin yang lain karena penggunaannya harus bersamaan dengan pembulatan angka
dan angka penting. Dan poin terakhir yang harus diperhatikan dalam melaporkan uji ini
adalah memperhatikan angka penting, karena angka penting membuat bilangan tersebut
lebih rapi dengan alasan kerapian pelaporan jumlah laporan tersebut. Meski tidak sulit
untuk mengaplikasikannya namun butuh ketelitian yang tinggi dalam menggunakannya
agar tidak salah dalam melaporkan situasinya.
Berhubung dengan melaporkan jumlah koloni dalan uji TPC yang baik, ada
beberapa hal yang bisa disimpulkan yaitu tentang kerapian dalam membuat laporan,
termasuk memberikan step-by-step perhitungan yang benar dan tepat sesuai dengan
momennya (koloni tumbuh seperti apa atau apa yang terjadi antar cawan dan metode
perhitungan yang berbeda sesuai jumlah tumbuh koloninya) dan ketepatan dalam
menghitung menggunakan rumus.
Dalam

menginterpretasi

atau

menemukan

kesalahan

yang

terjadi

dan

memperbaikinya dalam melaporkan jumlah koloni, diberikan tiga langkah yang mudah
namun membutuhkan ketelitian tinggi, yaitu memeriksa hasil, rumus, dan data
pengamatan. Dalam memeriksa hasil, poin yang diperhatikan berasal dari angka penting,
notasi ilmiah, dan pembulatan. Dalam memeriksa langkah perhitungan, yang harus
diperhatikan adalah kesesuaian antara data pengamatan dengan hasil hitung yang didapat.
Serta dalam memeriksa data pengamatan, perhatikan pangkat pengenceran, penghitungan
pada koloni yang terdapat pada cawan petri, atau pun mengalikan dengan jumlah sektor
dan merata-ratakan hasilnya. Jika sudah temukan kesalahan, benarkan atau sesuaikan
dengan kejadian yang sebenarnya.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Alex, Pepsega Indra Putra. 2013. Perhitungan Jumlah Koloni Mikroorganisme
dengan Metode Cawan.
http://alexschemistry/blogspot/co/id/2013/10/perhitungan-jumlahkoloni.html?m=0
Ardiansyah.

2013.

Laporan

Perhitungan

Koloni

Bakteri.

http://addhy-

ardhy.blogspot.co.id/2013/07/laporan-perhitungan-koloni-bakteri.html?m=0
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, Mikrobiologi
Kelas X Semester 2. P.21

Anda mungkin juga menyukai